PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
2. Kelebihan KB
Kelebihan dari program KB disini antara lain sebagai berikut :
Mengatur angka kelahiran dan jumlah anak dalam keluarga serta membantu pemerintah
mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boomer
Menjaga kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran dan juga menghindarkan
kehamilan dalam waktu yang singkat.
Ini berarti program tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan
Keluarga Berencana memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri,
keluarga dan masyarakat Dengan demikian, program KB menjadi salah satu program
pokok dalam meningkatkan status kesehatan dan kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan
kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah
kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian
bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan
masyarakat, KB juga membantu remaja mangambil keputusan untuk memilih kehidupan
yang lebih balk dengan merencanakan proses reproduksinya.
2. Peran masyarakat
3. Ketiga menyadari bahwa pemerintah, dalam hal ini tempat-tempat pelayanan pemerintah
tidak mungkin bisa memberikan pelayanan secara optimal akan pemenuhan pelayanan
KB. Di sisi lain, ada potensi lain yang perlu digali, maka sekali lagi dilakukan gotong
royong atau bermitra dengan pihak swasta.
4. Keempat, sejak pertengahan 1990-an, pola penggarapan KB tidak hanya terfokus pada
kuantitas, tetapi juga sudah diarahkan ke kualitas layanan.
Selain itu terdapat juga lima faktor di balik keberhasilan KB di Indonesia, yaitu
kemauan politik (political will) termasuk dukungan anggaran, pembentukan Badan
Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 1970 yang independen dari
Departemen Kesehatan, pengelolaan program yang efektif dari tingkat nasional hingga
akar rumput, data dan sistem pelaporan, dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan
(stakeholder). Dalam sesi paralel London Summit on Family Planning Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief memaparkan tentang
desentralisasi program KB di Indonesia, kepala BKKBN menjelaskan berbagai tantangan
yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan program KB di era desentralisasi
dan strategi yang dikembangkan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
London Summit on Family Planning diselenggarakan di London pada 11 Juli
2012 oleh Bill and Melinda Gates Foundation bekerja sama dengan pemerintah Inggris
melalui Department for International Development. Pertemuan ini diadakan untuk
meminta komitmen komunitas global (pemerintah, swasta, donor, dan masyarakat
madani) untuk memperluas ketersediaan informasi, pelayanan, dan pasokan alat KB agar
dapat menambah sebanyak 120 juta perempuan dan anak perempuan di negara-negara
termiskin di dunia yang memakai alat kontrasepsi tanpa paksaan atau diskriminasi pada
tahun 2020. Pertemuan ini mendukung hak dan alat bagi perempuan dan anak perempuan
untuk dapat merencanakan hidup mereka sendiri, termasuk memutuskan, secara bebas
dan untuk kepentingan mereka sendiri, apakah mereka akan punya anak, serta kapan dan
berapa anak yang akan mereka miliki. Selain itu, pertemuan ini juga mendukung
pelaksanaan dan dibangun dengan memanfaatkan momentum yang diciptakan oleh
Strategi Global untuk Kesehatan Perempuan dan Anak (Global Strategy for Women’s
and Children’s Health) – Setiap Perempuan, Setiap Anak (Every Woman, Every Child) –
Sekretaris Jenderal PBB dan kemitraan pemerintah-swasta dan masyarakat madani yang
inovatif melalui Koalisi Pasokan Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health Supplies
Coalition) dan kampanye Bergandeng Tangan (Hand to Hand) mereka, yang diluncurkan
di Majelis Umum PBB pada September 2010. Pertemuan ini diikuti oleh berbagai negara,
negara dan organisasi donor, LSM, dan organisasi pendukung. Ada 4 kepala negara dan
28 menteri yang hadir termasuk dari Indonesia.
2. Sasaran program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan
Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah
pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera. Ada beberapa sasaran keluarga berencana. Sasaran program
keluarga berencana (KB) nasional lima tahun kedepan seperti tercantum dalam RPP JM
2004-2009 adalah sebagai berikut:
Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi satu,
14% per-tahun.
Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluaga sejahtera 1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
3. Pelaksanaan Program KB
Salah satu cara untuk mewujudkan keluarga yang sakinah adalah mengikuti program
Keluarga Berencana (KB). KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan
maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang
tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi
umatnya, KB merupakan salah satu upaya pemerintah yang dikoordinir oleh Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), dengan program untuk
membangun keluarga-keluarga bahagia dan sejahtera serta menjadikan keluarga yang
berkualitas. KB dapat dipahami juga sebagai suatu program nasional yang dijalankan pemerintah
untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk
tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. Pelaksanaan program tersebut salah
satunya adalah dengan cara menganjurkan. setiap keluarga agar mengatur dan merencanakan
kelahiran anak, dengan menggunakan alat kontrasepsi modern. Sebab, dengan mengatur
kelahiran anak, keluarga biasanya akan lebih mudah menyeimbangkan antara keadaan dan
kebutuhan, pendapatan dan pengeluaran. Dan pada akhirnya dapat lebih mudah membentuk
sebuah keluarga bahagia dan sejahtera. Bila pertumbuhan penduduk dapat ditekan,
maka masalah yang dihadapi tidak seberat menghadapi pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendali.