Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KELUARGA BERENCANA (KB)


“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keluarga Berencana”

OLEH:

MARIA YUNITA DHIU


(181111025)

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana
telah memberikan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “KELUARGA BERENCANA (KB)” dengan baik. Makalah ini di susun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah KELUARGA BERENCANA.
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun.
Namun, hanya lebih pendekatan pada studi dan pemahaman terhadap keperawatan sebagai suatu
profesi.
Saya sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik dari pembaca sanagat di harapkan, agar penulis dapat memperbaiki
kesalahan dan kekurangan penulis dikemudian hari. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kupang, 13 Agustus 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1...........................................................................................................Latar Belakang
.................................................................................................................................4
1.2.Tujuan........................................................................................................................................5
1.2.1. Tujuan Umum......................................................................................................................5
1.2.2. Tujuan Khusus.....................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................6
2.1.Pengertian Keluarga Berencana (KB).......................................................................................6
2.2.Tujuan Keluarga Berencana (KB).............................................................................................7
2.3.Manfaat Keluarga Berencana (KB)...........................................................................................7
2.4.Jenis-jenis Kontrasepsi untuk KB.............................................................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health
Organization) adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur jarak kelahiran, dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial ekonomi (Rismawati, 2012).
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur jarak
kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode kontrasepsi
hormonal atau non hormonal.
Upaya ini dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun masing-
masing jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir sama
(Gustikawati, 2014).
Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama antara pria dan
wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang akan dipilih sesuai
dengan kebutuhan serta keinginan bersama.
Dalam hal ini bisa saja pria yang memakai kontrasepsi seperti kondom, coitus
interuptus (senggama terputus) dan vasektomi.
Sementara itu apabila istri yang menggunakan kontrasepsi suami mempunyai
peranan penting dalam mendukung istri dan menjamin efektivitas pemakaian
kontrasepsi (Saifuddin, 2010).

4
1.2. Tujuan
1.2.1.Tujuan Umum
Untuk memahami konsep teori pada keluarga berencna (KB).
1.2.2.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari keluarga berenana (KB)
2. Untuk mengetahui tujuan keluarga berencana (KB)
3. Untuk mengetahui manfaat dari keluarga berencana (KB)
4. Untuk mengetahui jeni-jenis kontrasepsi untuk KB

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Keluarga Berencana (KB)


Menurut WHO (dalam Hartono, 2003), Keluarga Berencana adalah program
yang bertujuan membantu pasangan suami isteri untuk menghindari kelahiran yang
dinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
(dalam hubungan dengan suami isteri), dan menentukkan jumlah anak dalam keluarga.
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana aadalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, namun mengaatur
kehamilan melalui promosi, perlindungan, serta bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Keluarga Berncana adalah suatu usaha untuk merencanakan jumlah kelahiran
dan jarak kelahiran dengan memakai kontrasepsi, (Mochtar, 2007).
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
di inginkan, (Harnawati, 2008).
Keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk mengukur jumlah anak
dan jarak kelahiran yang dinginkan. Maka dari itu pemerintah mencenangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan, (Sulystiawati, 2013).
Di Indonesia bayi kelahiran 5.000.000/tahun. Hal ini dapat menimbulkan
masalah baik dalam maupun kualitas SDM. Untuk itu pemerintahan merencanakan
program keluarga berencana untuk menuju norma keluarga kecil bahagia sejahtera
sehingga dapat mencetak SDM yang berkualitas. Membantu pasangan dalam
mengambil keputusan tentang usia ideal untuk melahirkan, jumlah ideal anak, dan
jarak ideal kelahiran anak pertama dan kelahiran anak berikutnya

6
2.2.Tujuan Keluarga Berencana (KB)
1. Merencanakan Kelengkapan Keluarga
2. Menghentikan Kehamilan
3. Menghilangkan Kehamilan
4. Mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang
menjadi dasa terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai


dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan).
Maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak
akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan
pada usia tua (Hartanto, 2002).
2.3. Manfaat Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan. Salah
satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya
kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan kehamilan yang aman, sehat
dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal. Ini berarti program tersebut dapat memberikan keuntungan
ekonomi dan kesehatan.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata,
salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan
ovarium, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit menular seksual,
seperti HIV. Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi mempunyai efek samping

7
dan risiko yang kadang-kadang merugikan kesehatan, namun demikian benefit
penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut akan lebih besar dibanding tidak
menggunakan kontrasepsi yang memberikan risiko kesakitan dan kematian maternal.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu
terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran
mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan
suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu remaja mangambil
keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih balk dengan merencanakan proses
reproduksinya.
Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab dalam
kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya. Ini merupakan keuntungan seseorang
mengikuti program KB.
2.4.Jenis-jenis Kontrasepsi untuk KB
2.4.1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Tauhan
Nugroho, 2014).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya ini bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan salah
satu variable yang mempengaruhi fertilita.
2.4.2.Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi
Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi
dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:
1. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness),
Yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya
kehamilan yang tidak 11 diinginkan, apabila kontrasepsi tersebut digunakan
dengan mengikuti aturan yang benar.

8
2. Daya guna pemakaian (use effectiveness),
Yaitu kemampuan kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana
pemakaiannya dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti pemakaian yang tidak hati-
hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan sebagainya.
2.4.3. Jenis Kontrasepsi
1. Kondom
a. Pengertian
Kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet
dan pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin ketika
bersenggama.
b. Mekanisme kerja
Menampung sperma sehingga tidak masuk ke kanalis serviks, sehingga
pembuahan dapat dicegah.
c. Kerugian :
1.) Kenikmatan terganggu
2.) Alergi
3.) Sulit dipasarkan pada yang berpendidikan
d. Keuntungan :
1.) Murah
2.) Mudah didapat
3.) Tidak perlu pengawasan medis
4.) Berfungsi ganda
e. Cara pemakaian :
1.) Tahap 1 :
Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan
badan.
2.) Tahap 2 :
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke
arah tengah.

9
Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
3.) Tahap 3 :
Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara
masuk ke dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi
luar.
4.) Tahap 4 :
Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil
menekan ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama
coitus, jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal
penis.
5.) Tahap 5 :
Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak
penis dan kondom dari pasangan Anda.
6.) Tahap 6 :
Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.

2. Metode Kalender
a. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode
kontrasepsi sederhana yang yang dilakukan oleh pasangan suami isteri
dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
subur atau ovulasi.
b. Kelebihan:
1.) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana
2.) Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat
3.) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dealam
penerapannya
4.) Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual
5.) Tidak memerlukan biaya

10
6.) Tidak membutuhkan tempat pelayanan kontrasepsi.
c. Kekurangan:
1.) Memerlukan kerjasama yangb baik antara suami-isteri
2.) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannnya
3.) Pasangan suami-isteri tidak dapat melakukan hubungna seksual
setiap saat
4.) Pasangan suami isteri harus tahu masa subur dan masa tidak subur
5.) Harus mengamati siklus menstruasi minimal enaam kali siklus
6.) Siklus menstruasi yang tidak teratur menjadi penghambat
d. System suhu basal penurunan suhu basal setiap ½-1 derajat celcius,
pada hari 12-13 menstruasi. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih
dari suhu basal sehingga siklus menstruasi yang disertai ovulasi
terdapat temperature bifasi

3. Senggama terputus
a. Pengertian
Konsep senggama terputus adalah metode KB tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum menjelang
terjadinya ejakulasi.
b. Kelebihan :
1.) Penerapan metode ini bebas hormone dan praktis
2.) Tidak membutuhkan biaya
3.) Metode ini akan efektif apabila ada komitmen bersama dari kedua
pihak.
c. Kekurangan :
1.) Mengganggu kepuasan
2.) Kegagalan sekitar 30-35%

11
4. Pil
a. Pengertian
Kontrasepsi pil adalah alat kontrasepsi yang berbentuk tablet yang
mengandung hormone estrogen dan progesteron untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
b. Mekanisme kerja
Komponen progesterone menghambat ovulasi, mengubah
endometrium, mengentalkan lender serviks, menghambat peristaltic
tuba, menghindari implantasi.
c. Keuntungan:
1.) Bila sesuai dan teratur keberhasilan 100%.
2.) Dapat dipakai untuk pengobatan
3.) Dapat meningkatkan libido
d. Kerugian:
1.) Harus minum secara teratur
2.) Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
3.) Penyulit ringan : BB bertambah, rambut rontok, tumbuh acne, mual
muntah.
4.) Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal
e. Macam pil :
1.) Pil kombinasi : progesterone dan estrogen
2.) Pil sekuensial :
Mengandung komponen yang di sesuaikan dengan system
hormonal tubuh.
a.) 12 pil pertama hanya mengandung estrogen
b.) Pil ke- 13 dan seterusnya merupakan kombinasi.
f. Sistem kemasan pil :
1.) Sistem 28: diminum terus tanpa berhenti

12
2.) Sistem 22/21 : berhenti minum pil selama 7-8 hari dengan mendapat
menstruasi.
g. Cara pemakaian :
1.) Minumlah pil dengan teratur
2.) Bila lupa, maka pil harus diminum menjadi 2 buah
3.) Bila pendarahan, tidak memerlukan perhatian belum beradaptasi.
4.) Gangguan ringan (mual muntah atasi)
h. Waktu mulai penggunaan pil :
1.) Pada post partum mulai dengan expluton yang mengandung
komponen progesterone
2.) Post abortus atau hari ke 5 menstruasi
3.) Ganti cara pemakaian kontrasepsi
Segera dapat mulai minum pil, dapat kombinasi / sekuensial
i. Waktu pemberhentihan minum pil :
1.) Bila ada pembekuan darah
2.) Kemungkinan degenerasu ganas
3.) Romboplebitis
4.) Kehamilan.

5. Suntikan
a. Macam
1.) Depoprovera : medroxyprogestero aceta 50 mgr.
2.) Cyclofem : medroxyprigestero acetat 50 mgr dan komponen
estrogen.
3.) Norigest 200 mgr : derivate testosterone
b. Mekanisme kerja
1.) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH
2.) Mengentalkan lender serviks
3.) Perubahan peristaltic tuba falopii

13
4.) Perubahan suasana endometrium
c. Keuntungan :
1.) Pemberiannya sederhana
2.) Tingkat efektifitasnya tinggi
3.) Hubungan seks bebas
4.) Pengawasan medis ringan
5.) Dapat di pakai diberikan pasca persalinan, pasca keguguran, pasca
menstruasi.
6.) Tidak menggangu laktasi dan tumbang bayi
7.) Suntikan KB syclon diberikan setiap bulan dan mengalami menstruasi
d. Kerugian :
1.) Pendarahan yang tidak menentu
2.) Amenore berkepanjangan
3.) Masih terjadi kemungkinan hamil
e. Waktu pemberian suntikan :
1.) Pasca persalunan : segera ketika masih di RS, jadwal suntikan
berikutnya
2.) Pasca abortus : segera setelah perawatan, jadwal waktu suntikan
diperhitungkan
3.) Interval : hari kelima menstruasi, jadwal waktu diperhitungkan.
6. Susuk KB (norplant)
a. Pengertian
Norplant merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa
susuk yang yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormone,
dipasang pada lengan atas, (Handayani, 2010).
b. Mekanisme kerja
Setiap kapsul susuk KB 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan
setiap harinya sebanyak 80 mgr. konsep mekanisme kerja sebagai
progesterone yang dapat mengurangi pengeluaran LH sehingga tidak

14
terjadi ovulasi, mengentalkan lender serviks, menghalangi migrasi
spermatozoa, perubahan suasana endometrium.
c. Keuntungan :
1.) Dipasang selama 5 tahun
2.) Control medis ringan
3.) Dapat dilayani didaerah pedesaan
4.) Penyulit medis tidak terlalu tinggi
5.) Biaya ringan
d. Kerugian :
1.) Menimbulkan gangguan menstruasi
2.) Berat badan bertambah
3.) Menimbulkan acne, keregangan payudara
4.) Liang senggama terasa kerin
e. Pencabut susuk KB
1.) Metode standar
2.) Tehnik U
3.) Tehnik tusuk (Ma) pencabutan susuk
7. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
a. Pengertian
Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim (suratun, 2008).
b. Mekanisme kerja
1.) AKDR merupakan benda asing dalam Rahim sehinggga
menimbulkan reaksi benda asing dengan timbuna leukosit,
makrofag, limfosit.
2.) Menimbulakn perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa.
3.) Pemadatan endometrium
4.) Gangguan gerak spermatozoa

15
c. Keuntungan :
1.) Dapat diterima masyarakat dengan baik
2.) Pemasangan tidak sulit
3.) Control medis ringan
4.) Penyulit tidak terlalu berat
5.) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik
d. Kerugian :
1.) Masih dapat terjadi kehamilan dengan AKDR insitu
2.) Terdapat perdarahan
3.) Leokorea
4.) Infeksi
5.) Kemandulan primer, sekunder, KET
6.) Tali AKDR dapat menimbulakn perlukaan porsio uteri dan
menggangu hubungan seksual
e. Waktu pemasangan :
1.) Bersamaan dengan menstruasi
2.) Segera setelah bersih menstruasi
3.) Akhir purperium
4.) Tiga bulan pasca persalinan
5.) Bersamaan dengan SC
6.) Hari ke 2-3 pasca persalinan
f. Kontraindikasi pemasangan :
1.) Terdapat infeksi genetalia
2.) Dugaan keganasan serviks
3.) Perdarahan dengan sebab tidak jelas
4.) Pada kehamilan terjadi abortus, mudah perforasi
g. Jenis AKDR
1.) Lippes loop
2.) Cupper T

16
3.) Multi load
h. Waktu pelepasan AKDR
1.) Ingin hamil kembali
2.) Leokorea
3.) Infeksi
4.) Perdarahan
5.) Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR
8. Kontrasepsi Mantap (kontap)
1) Tubektomi atau kontap wanita adalah suatu kontrasepsi permanen
untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau
memotong pada kedua saluran tuba (Suratun, 2008).
2) Vasektomi atau kontap untuk pria adalah operasi kecil yang dilakukan
untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan
memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel sperma tidak
keluar pada saat senggama (Suratun, 2008).

a. Ciri-ciri kontap
1.) Relative permanen
2.) Perlu konseling yang mantap
3.) Dalam jangka panjang relative murah, aman tanpa komplikasi
b. Waktu dilakukan kontap
1.) Vasektomi : puskesmas, dokter bedah
2.) Tubektomi : RS layanan bedah.
c. Teknik pelaksanaan :
Pada prinsipnya melakkaninsisi dan membuka formic posterior dan
melalui tempat tersebut dilakukan sterilisasi tuba dengan cara pomeroy,
fibriektom, pemasangan cincin falope, atau termakauter.

17
9. Kontrasepsi darurat
a. Pengertian
Kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seks yang tidak
terlindungi dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat
menghindari kehamilan.
b. Metode :
1.) Hormonal
2.) Insersi IUCD
c. Cara kerja :
1.) Hormonal
a.) Menghindari konsepsi
b.) Menghindari nidasi
c.) Menghentikan lender serviks
2.) Insersi IUCD
a.) Insersi benda asing ˃ migrasi leukosit, limfosit, makrofag
b.) Pemadatan endometrium
d. Keuntungan :
1.) Menggunakan metode ini dapat dikontrol oleh perempuan karena
mudah dibawa dan memilki efek samping yang kecil.
2.) Kontrasepsi darurat hormonal progestin dapat digunakan sebnyak
yang di[perlukan perempuan kapan saja
e. Kerugian :
1.) Kontrasepsi darurat hoirmonal dapat memicu menstruasi yang
lambat
2.) Kontrasepsi darurat IUCD dapat menyebabkan kram dan mudaah
mengalami infeksi.

18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Menurut WHO (dalam Hartono, 2003), Keluarga Berencana adalah program


yang bertujuan membantu pasangan suami isteri untuk menghindari kelahiran yang
dinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
(dalam hubungan dengan suami isteri), dan menentukkan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan).
Dalam program KB terdapat beberapa macam-macam kontarasepsi atau jenis-
jenis kontarasepsi seperti kondom, pil KB, suntikan, metode kalender, senggama
terputus, dan lain sebagainya.

3.2. Saran

Diharapkan bagi ibu-ibu hendaknya melakukan program keluarga berencana


(KB) agar bisa terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Melalui makalah ini diharapkan mahasiswa keperawatan dapat memberikan
informasi atau pengetahuan yang tepat dan baik karena telah mengetahui penyebabnya
serta cara mencegah maupun pengobatannya terhadap klien keluarga berencana (KB).

19
DAFTAR PUSTAKA

Sari, H. F. (2015). Hubungan Penggunaan dan lama penggunaan jenis kontrasepsi


hormonal dengan kejadian keputihan pada akseptor keluarga berencana di wilayah
kerja puskesmas kartasura sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Sulystiawati, Ari. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika


Mocthar Rustam. (2007). Keluarga Berncana dan Kontrasepsi. Jakarta :RGC
Purwaningsih Wahyu, dkk. (2010).Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :
Nuha medika
Prijatni Ida,dkk. (2016).Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta
Selatan : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
PP No.61 Tahun 2014. Tentang kesehatan Reproduksi

20

Anda mungkin juga menyukai