Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda - tanda yang mengindikasikan adanya

bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak

dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi

dalam keadaan bahaya.( Uswhaaja, 2009, p.3).

Angka kematian yang tinggi setelah abad yang lalu umumnya mempunyai 3

sebab pokok : masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab musabab dan

penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta

nifas, kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, dan

kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu

hamil.(Winkjosastro, 2008, p.8).

Menurut Kusmiyati dkk, 2008, p.1, kehamilan merupakan hal yang fisiologis.

Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu

melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi

selama hamil muda.

Kematian ibu menjadi perhatian dunia internasional. Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap

tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang

meninggal.
B. MASALAH
1. Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah tanda-tanda

bahaya kehamilan dan cara melekukan pemeriksan penunjang ?

C. TUJUAN

1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk

mendikusikan dari tanda-tanda bahaya kehamilan dan pemeriksan penunjang.

D. MANFAAT

Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang tanda-tanda

bahaya kehamilan dan pemeriksan penunjang

2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tanda-tanda bahaya

kehamilan dan pemeriksan penunjang.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya

bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak

dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan


khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.

B. MACAM-MACAM TANDA BAHAYA KEHAMILAN


Macam tanda bahaya kehamilan yaitu terdiri dari:

1. Mual muntah berlebih

Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual

dan kadang-kadang muntah.Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya

pada kehamilan lebih dari 3 bulan.

Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus-menerus sampai ibu lemah dan

tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadaan jani dan kesehatan ibu.

a) Penanganan Umum

Mual muntah dapat diatasi dengan:

1) Makan sedikit tapi sering


2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak

3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada

makanan padat.

4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan

kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu

berikutnya.

5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama

sayuran serta makanan lain.

6) Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual

7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi

8) Istirahat cukup

9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang

dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)

b) Komplikasi

Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya

adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah

ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)

2. Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala

yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang

mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri

kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.

Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah


perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,

melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.

Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda

yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini

disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks

cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja,

2009: 5)

a) Penanganan Umum

1) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga

yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.

2) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda–tanda

vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien

atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)

b) Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan eklamsia

3. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa

awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar

waktu terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal,

perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel cervik”.

Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.

Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada

ibu. Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik. Pada
akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-

kadang tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.

Perdarahan ini dapat dibagi menjadi beberapa macam,yakni:

1) Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan dapat

disebabkan oleh keguguran atau keguguran yang mengancam. Ibu harus

segera meminta pertolongan bidan atau dokter. Janin mungkin masih dapat

diselamatkan. Bila janin tak dapat diselamatkan, ibu perlu mendapat

pertolongan agar kesehatannya terjaga.

2) Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat, pada ibu

yang terlambat haid 1-2 bulan, meupakan keadaan sangat berbahaya.

Kehidupan ibu terancam, ia harus langsung di bawa ke rumah sakit untuk

diselamatkan jiwanya.

3) Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, merupakan

ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan di rumah

sakit.

4) Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat

berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini

dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera

ditolong untuk penyelamatan jiwanya.


5) Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang

berlangsung terus-menerus, disertai bau tak sedap dan demam, juga

merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera di bawa ke rumah sakit.

a) Penanganan Umum

Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat

keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan

temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–

tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi

ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera

memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan

restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2002 : 18-19).

4. Bengkak pada muka dan tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki

yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau

meletakkan lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan

keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau

pre eklamsia.

Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi

system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah

kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini

dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang

setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum
mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar

pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak

membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang dan

sangat tidak nyaman.

Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan

dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan cina

menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah dan ginjal.

Perawatan diri untuk ibu hamil yang mengalami kram kaki:

1) Selama akhir masa kehamilan, berbaringlah dengan kaki lebih tinggi dari

badan sesering mungkin, ini tidak hanya membuat libu hamil beristirahat lebih

nyaman, tetapi juga meningkatkan aliran energi pada saluran ginjal.

2) Hindari pemakaian jenis sepatu tertentu pada akhir kehamilan, terutama yang

terbuat dari kulit akan melar dan longgar saat libu hamil ingin memakainya

saat melahirkan.

3) Jika bengkak terjadi pada tangan dan jari, pastikan untuk melepaskan cincin

sebelum terlalu sempit. Jika ibu hamil lupa dan tetap memakainya cincin itu

perlu dipotong agar tidak terjadi penyumbatan.

4) Jika ibu hamil menderita kram jangan menambahkan garam pada makanan

karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penumpukan cairan. Ketika kram

terjadi ulurkan sejauh mungkin untuk mencegah kontraksi otot.


5) Kompreskan daun kubis (lebih baik yang berwarna hijau tua) di sekeliling

kaki ibu hamil kemudian dibasuh, tetapi jangan cuci daun tersebut, lalu

dinginkanj di lemari es kemudian dibalutkan di kaki. Biarkan sampai lembab

dan layu kemudian ganti dengan yang baru sampai bengkak membaik.

a) Penanganan Umum

1) Istirahat cukup

2) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung

protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.

3) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan

mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan

bayi.(Hendrayani, 2009:3)

b) Komplikasi

Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan

dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan

muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada

pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)

5. Gerak Janin Berkurang atau Tidak Ada

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa

ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan

melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan

bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan

minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini

merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat
dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu

maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.

a) Penanganan Umum

1) Memberikan dukungan emosional pada ibu

2) Menilai denyut jantung janin (DJJ):

a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat,

kemudian nilai ulang;

b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan

menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)

b) Komplikasi

Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress

6. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)

Biasanya ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada tanda awal

persalinan seperti mulas dan keluarnya lendir, bercampu rsedikit darah.Cairan

ketuban biasanya berwarna jernih kekuningan.

Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu mengalami

tanda-tanda persalinan, janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini berbahaya bagi

ibu maupun janin.Ibu perlu segera mendapat pertolongan bidan terdekat untuk di

bawa ke rumah sakit.


a) Penanganan Umum

1) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG

2) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai

cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.

3) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan

lakukan pemeriksaan dalam secara digital.

4) Mengobservasi tidak ada infeksi

5) Mengobservasi tanda–tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)

b) Komplikasi

1) Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta

2) Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)

3) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm

(Saifuddin, 2002: 114)

7. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah

tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam

keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi

plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

a) Penanganan Umum

1) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi,

respirasi, suhu)

2) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas,

waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.

3) Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)

b) Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain:

kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus;

ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)

8. Sakit Kepala Hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan

suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang

dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya men jadi kabur atau berbayang. Sakit

kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes,

2003).

a) Penanganan Umum

1) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada

dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.


2) Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi,

tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan

terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)

b) Komplikasi

Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu

penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat

menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)

9. Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan

terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila

semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.

Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002).

a) Penanganan

1) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk

mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah

2) Bebaskan jalan nafas

3) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur

4) Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)

b) Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi,

proteinuria (Saifuddin, 2002:34)

10. Selaput Kelopak Mata Pucat

Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil.

Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel–sel ini tidak
memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.

Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50%

selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya

meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini

dapat mengakibatkan anemia.

a) Penanganan

Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.

(Curtis, 2000: 47)

b) Komplikasi

Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap

janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat

menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran.

(Ayurai, 2009: 4).

11. Demam tinggi

Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi

dalam kehamilan.

a) Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak,

kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)

b) Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain:

sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas).

(Saifuddin, 2002:86)

C. PEMERIKSAN PENUJANG.

1. Hemoglobin sahli
Pada praktikum pengukuran kadar hemoglobin dalam darah digunakan
metode Sahli. Keuntungan metode Sahli jika dibandingakan dengan
metode cyanomethemoglobin adalah metode Sahli lebih mudah dan murah, alat
yang digunakan sederhana, dan masih dapat digunakan di sarana kesehatan yang
belum terdapat fotokalorimeter. Namun, hasil yang diperoleh jika menggunakan
metode cyanomethemoglobin akan lebih teliti daripada menggunakan metode
Sahli.

Menurut Poedjiadi (1994), kadar Hb normal pada manusia dewasa laki-


laki 13,5 sampai 18,0 g/dl, perempuan 11,5 sampai 16,5 g/dl (pada ibu hamil 11,0
sampai 16,5 g/dl), bayi 13,6 sampai 19,6 g/dl, bayi 3 bulan 9,5 sampai 12,5 g/dl,
balita satu tahun 11,0 sampai 13,8 g/dl, anak 10 sampai 12 tahun 11,5 sampai 14,8
g/dl. Pada darah mamaliahaemoglobin bertanggung jawab terhadap semua proses
pengangkutan oksigen dalam darah dengan presentasi sel darah merah meningkat
sekitar 20 ml oksigen per 100 ml darah.
Tujuannya yaitu :
 Hemoglobin (Hb) bertujuan untuk mendeteksi anemia - Hb kurang dari
11 g/dl.
 Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dapat menggambarkan ukuran
dan warna sel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia
apakah karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat.
 Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi dan penyebabnya yang
disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh
serta potensi alergi. Kadar abnormal leukosit jika lebih dari 15.000/ul.
 Retikulosit dapat memberi informasi lebih dini sebagai prediksi anemia
dan respons sumsum tulang terhadap suplementasi besi.
 Golongan darah A-B-O diperlukan untuk dibandingkan dengan
golongan darah bayi saat lahir apakah ada kemungkinan
inkompatibilitas gol darah A-B-O yang memerlukan tindakan pada
bayi. Golongan darah juga perlu diketahui bila diperlukan transfusi
pada ibu. Dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
 Faktor rhesus (positif atau negatif ). Perlu perhatian khusus bila rhesus
istri negatif sedangkan rhesus suami positif. Terdapat kemungkinan
rhesus janin positif, sehingga dapat terjadi sensitisasi pada darah ibu
yang akan menimbulkan antibodi terhadap rhesus positif. Hal ini dapat
membahayakan janin pada kehamilan berikutnya. Untuk itu ibu
hamil dengan rhesus negatif harus diberi suntikan pada kehamilan 28
minggu untuk mengikat antibodi terhadap rhesus positif, serta dalam
72 jam setelah melahirkan apabila bayinya rhesus positif.
 Tes penunjang hematologi lengkap lainnya adalah ferritin yang dapat
menggambarkan cadangan zat besi sebagai salah satu penyebab
anemia. Ferritin dilakukan pada trimester pertama.

2. Protein urine
Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan
laboratorium. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Jenis pengambilan sampel urine :
a. Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan
secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin
mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis
sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
b. Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum
makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa
asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami
pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta
tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam
urine.
c. Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-
menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan
untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium,
dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya
dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

 Hal-hal yang perlu di infeksi dalam pemeriksaan urine:


 Volume urine

Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung dalam gelas
ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang
bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara /
penguapan.

 Bau

Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian
oleh asam-asam organik yang mudah menguap.

 Buih

Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan
bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang
berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine.

 Warna urine

Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda
warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning tua.
Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin. Jika
didapat warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan normal pun ada,
tetapi sekarang ada dalam jumlah besar.

Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil metabolism abnormal, tetapi
mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna
urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.

 Kejernihan

Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh, keruh
atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan
menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan terjadi
dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.

3. Glukosa urine

Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil
penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (mis. urea), elektrolit (mis.
natrium, kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke
tubulus ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat yang diperlukan
(termasuk glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang tidak diperlukan kembali
diekskresikan ke dalam urin.
Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat dalam
urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi
karena nilai ambang ginjal terlampaui (kadar glukosa darah melebihi 160-180
mg/dl atau 8,9-10 mmol/l), atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun.

o Tujuan :
Untuk mengetahui kadar gula dalam urine.
o Cara pemeriksaannya :
a). Masukkan 2,5cc reagen benedict ke dalam tabung reaksi

b). Tambahkan urine 4 tetes

c). Panaskan dalam air mendidih selama 5 menit atau dengan api spiritus
selama 2 menit, jaga jangan sampai mendidih

d). Angkat tabung dan baca hasilnya.


- Warna tetap biru atau hijau : negatif
- Warna hijau kekuningan keruh : positif 1
- Warna kuning keruh : positif 2
Warna jingga atau lumpur keruh : positif 3
Warna merah bata keruh : positif 4
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya

bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak

dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan


khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.

B. SARAN
Sebagai seorang bidan, dalam melakukan pelayanan kebidanan sebaiknya kita

harus memberikan informasi yang jelas kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan

agar mereka dapat bertindak sedini mungkin jika mengetahui adanya tanda bahaya

tersebut.dan bidan jga harus bisa melakukan pemeriksan laboratorium agar dapat

mengetahui keada ibu hamil.mukin itu saran dari kelompok kami.semoga bermanfaat

bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA

Ananta. 2009. Permasalah Pada Kehamilan Muda. Jakarta : Rineka Cipta

Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.


Yayasan Bina Pustaka

http://putryayyu.blogspot.co.id/2013/09/asuhan-kebidanan-i-kehamilan-
tanda.html

Anda mungkin juga menyukai