Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS & BAYI


DOSEN PENGAMPU : NI LUH MADE DIAH PUTRI A, S.ST.,M.KES

“KONSEP DASAR NEONATUS DAN BAYI”

DISUSUN OLEH :
YASINTA ADI INA GALLA
PO530324019496
TINGKAT 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG
PROGAM STUDI DIII-KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah mengenai “ Konsep Dasar
Neonatus dan Bayi “ dengan baik.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pengampuh mata kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus dan BBL untuk pengembangan makalah ini kedepannya.

Kupang, 07 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
A. Pengertian Neonatus (Bayi Baru Lahir).........................................................................5
B. Penampilan Fisik Bayi Baru Lahir..................................................................................5
Tabel APGAR............................................................................................................................6
C. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir (BBL)...................................................................7
1. Sistem Pernapasan..............................................................................................................7
2. Peredaran Darah..................................................................................................................7
3. Suhu Tubuh.........................................................................................................................8
4. Metabolisme........................................................................................................................9
5. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal.................................................................................9
6. Imunoglobin........................................................................................................................9
D. Termoregulasi, Pencegahan Infeksi, dan Rawat Gabung................................................9
1. Termoregulasi.....................................................................................................................9
2. Pencegahan Infeksi...........................................................................................................10
3. Rawat Gabung...................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian menunjukan bahwa 50% kematian bayi terjadi padaperiode neonatal yaitu
di bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat
akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian.

Pencegahan merupakan hal baik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal
sehingga neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin depat bertahan dengan baik, karena periode neonatal
merupakan fase paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh
karena itu sangat penting bagi para tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk
memahami adaptasi perubahan fisiologis neonatus.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang neonatus.
2. Untuk mengetahui penampilan fisik BBL.
3. Untuk mengetahui adaptasi fisiologis BBL.
4. Untuk mengetahui termoregulasi, pencegahan infeksi pada BBL, dan rawat
gabung.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Neonatus (Bayi Baru Lahir)


Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (Ibrahim Kristiana S. 1984. Perawatan
Kebidanan Jilid II, Bandung).

B. Penampilan Fisik Bayi Baru Lahir


1. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
2. Berat badan 2.500-4000 gram.
3. Panjang badan 48-52 cm.
4. Lingkar dada 30-38 cm.
5. Lingkar kepala 33-35 cm.
6. Lingkar lengan 11-12 cm.

5
7. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.
8. Pernapasan ± 40-60 x/menit.
9. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
11. Kuku agak panjang dan lemas.
12. Nilai APGAR >7
13. Gerak aktif.
14. Bayi lahir langsung menangis kuat.
15. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktilpada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik.
18. Refleks grasping (menggenggam) sudah baik.
19. Genitalia.
 Pada laki-lakikematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotumdan penis yang berlubang.
 Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
20. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
dan berwarna hitam kecoklatan

Tabel APGAR
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearance Pucat/biru seluruh Tubuh merah Seluruh tubuh
(warna kulit) tubuh ekstremitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada < 100 >100
(denyut jantung)
Grimance Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif
(tonus otot) fleksi
Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung menangis
(aktivitas)
Respiration Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis
(pernapasan)

6
Interpretasi:
1. nilai 1-3 afiksia berat;
2. nilai 4-6 afiksia sedang;
3. nilai 7-10 afiksia ringan (normal).

C. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir (BBL)


Adaptasi fisiologi BBL adalah periode adaptasi terhadap kehidupan diluar
rahim. Periode ini dapat berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran
untuk beberapa sistem tubuh bayi. Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada sistem
pernapasan dan sirkulasi, sistem kemampuan mengatur suhu, dan dalam kemampuan
mengambil dan menggunakan glukosa.

1. Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen ddari pertukaran gas melalui
plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.

Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut.

1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
2) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang komoreseptor yang
terletak disinus karotikus (simulasi kimiawi).
3) Rangsangan dingin di daerah muka an perubahan suhu didalam uterus
(simulasi sensorik).
4) Refleks deflasi Hering Breur.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit


pertamasesudah lahir.

2. Peredaran Darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis
lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung,
kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta ke
seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru
dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.

7
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang mengakibatkan tekanan
arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada
jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanna jantung kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, hal tersebut membuat foramen
ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah
kelahiran.

3. Suhu Tubuh
Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan BBL kehilangan panas
tubuhnya.

1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
kontak langsung).
2) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara).
3) Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin
(pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).
4) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada kecepatan dan
kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi
uap).
Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukan hal
berikut.
a. Keringkan bayi secara saksama.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan BBL.
f. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.

8
4. Metabolisme
Pada jam-jam pertama kehidupan, energi berasal dari perubahan karbohidrat.
Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu,
sekitar dihari keenam energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-
masing sebesar 60 dan 40%.

5. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal


Tubuh BBL mengandung relatif banyak air. Kadar natrium juga relatif lebih besar
dibandingkan kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karena:

a. jumlah nefron masih belum sbanyak orang dewasa;


b. ketidakseimbanganluas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal;
c. renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

6. Imunoglobin
BBL tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang, juga tidak memiliki lamina
propia ilium dan apendiks. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi 
Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih sangat lemah dan tidak memadai.
Pencegahan pajanan mikroba seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini
dan pengenalan serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

D. Termoregulasi, Pencegahan Infeksi, dan Rawat Gabung

1. Termoregulasi
Termoregulasi adalah kemampuan atau adaptasi tubuh bayi baru lahir untuk
menjaga keseimbangan antara pembentukan panas dan kehilangan panas agar dapat
mempertahankan suhu tubuhnya di dalam batas normal.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan termoregulasi:

a) Berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan

b) Berhubungan dengan benda-benda yang basah dan dingin (pakaian, tempat tidur)

9
c) Berhubungan dengan permukaan tubuh yang basah

d) Berhubungan dengan pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca

Mekanisme hilangnya panas tubuh BBL:

1) Radiasi yaitu panas yang hilang dari obyek yang hangat (bayi) ke obyek yang
dingin.
2) Konduksi yaitu hilangnya panas langsung dari obyek yang panas ke obyek yang
dingin.
3) Konveksi yaitu hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya.
4) Evaporasi yaitu hilangnya panas akibat evaporasi air dari kulit tubuh bayi (misal
cairan amnion pada BBL). (Indarso, F, 2001).

Etiologi terjadinya hipotermi pada BBL:

- Jaringan lemak subkutan tipis.


- Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
- Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
- BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada
-reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001).
- Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi
mengalami hipotermi. ( Klaus, M.H et al, 1998).

Cara mecegah hipotermi pada BBL:


- Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan bersih.
- Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir.
- Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi di dada ibu.
- Memberi ASI sedini mungkin.
- Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu
rujukan.
- Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. Menunda
memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh normal.

2. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi

10
baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi karena sistem
imunitasnya yang masih belum sempurna.
Tindakan pencegahan pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan
bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap,
pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap
untuk lebih dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop, dan
bendabendalainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan)
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi
setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang
yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.

3. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta
bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama dan tidak
dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya.

Tujuan dari rawat gabung adalah:

1) Ibu dapat menyusui bayinya kapan saja saat dibutuhkan.


2) Ibu dapa melihat dan belajar cara perawatan bayi yang benar seperti yang
dilakukan oleh petugas.
3) Suami & keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu
ibu dalam menyusui dan merawat bayi.
4) Ibu dan bayi mendapatan kehangatan emosional.

Manfaat rawat gabung diantaranya:

11
1) Bagi Ibu
a. Aspek psikologi
- Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant
mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara
ibu dan bayi
- Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat
bayinya.
- Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya.
Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan,
sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat
dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang
lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.
b. Aspek fisik
- Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui
akan terjadi kontraksi rahim yang baik.
- Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat
mobilisasi.
2) Bagi Bayi
a. Aspek psikologis
- Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap
perkembangan psikologi bayi selanjutnya, karena kehangatan
tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan
oleh bayi.
- Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya pada diri anak.
b. Aspek fisik
- Bayi segera mendapatkan colostrom atau ASI jolong yang
dapatmemberikan kekebalan/antibody
- Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya
- Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil
- Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang
- Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi
- Alergi terhadap susu buatan berkurang
3) Bagi Keluarga
a. Aspek Psikologi
- Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk
memberikan support pada ibu untuk member ASI pada bayi.
b. Aspek Ekonomi
- Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan
bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit.
4) Bagi Petugas
a. Aspek Psikologis

12
- Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan
tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
b. Aspek Fisik
- Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar
tugasnya diambil oleh
- ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu
buatan.

Syarat rawat gabung yaitu:

1) Bayi lahir spontan, baik presentasi kepala atau bokong.


2) Jika lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah
bayi cukup sehat, reflek hisap baik dan tidak ada tanda infeksi.
3) Bayi yang lahir dengan anestesi umum, rawat gabung dilakukan setelah
ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)
4) Bayi tidak asfiksia 5 menit pertama (Nilai Apgar minimal 7)
5) Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
6) Berat badan 2000-2500 gram atau lebih
7) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intra partum
8) Bayi dan ibu sehat.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu
dan berat badannya 2.500-4000 gram (Ibrahim Kristiana S. 1984. Perawatan
Kebidanan Jilid II, Bandung).
2. Sistem tubuh yang mengalami adaptasi fisiologi pada saat bayi baru lahir adalah
adaptasi sistem pernapasan, suhu tubuh, metabolisme, peredaran darah,
keseimbangan air dan fungsi ginjal, imunoglobin.
3. Termoregulasi adalah kemampuan atau adaptasi tubuh bayi baru lahir untuk
menjaga keseimbangan antara pembentukan panas dan kehilangan panas agar
dapat mempertahankan suhu tubuhnya di dalam batas normal.
4. Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada
bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi karena sistem
imunitasnya yang masih belum sempurna.
5. Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta bayinya
dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama dan tidak
dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya.

B. Saran
Penting bagi para calon bidan untuk mengetahui tentang konsep dasar neonatus,
adaptasi fisiologis BBL, yang mana nantinya akan memberikan pelayanan kesehatan
bagi ibu dan anak.

14
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Nanny Lia V. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan BalitaI. Jakarta: Salemba
Medika

Sudarti, dkk. 2010. AsuhannKebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta:
Nuha Medika

15

Anda mungkin juga menyukai