Anda di halaman 1dari 30

Pendarahan Tali Pusat dan Kejang

Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah

Disusun Oleh :
Nur Afni
(00219018)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS
BATAM
2019
Pendarahan Tali Pusat dan Kejang

A. Pendarahan Tali Pusat


 Pengertian pendarahan tali pusat
 Penyebab pendarahan tali pusat
 Gejala pendarahan tali pusat
 Faktor resiko pendarahan tali pusat
 Penatalaksanaan /penanganan pendarahan tali pusat

B. Kejang pada neonatus


 Pengertian kejang pada neonatus
 Penyebab kejang pada neonatus
 Gejala kejang pada neonatus
 Jenis kejang pada neonatus
 Penatalaksanaan/penanganan kejang pada neonatus
“Pendarahan Pada Tali Pusat”
Pengertian Pendarahan Tali Pusat

 Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali


pusat, bisa timbul sebagai akibat dari pengikatan tali pusat yang 
kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain
itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk 
adanya penyakit pada bayi.

 Dalam istilah medis ini disebut dengan Hemorhagic Disease of


the Newborn (HDN). Tetapi merupakan hal yang normal apabila
pendarahanyang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang
sedikit.Dimana, pendarahan tidak melebihi luasan uang logam 
dan akan berhenti melalui penekanan yang halus selama 5 menit.
Penyebab Pendarahan Tali Pusat

1. Robekan umbilikus normal


a. Partus presipitatus 
b. Adanya trauma atau lilitan tali pusat
c. Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan
pada saat persalianan.
d. Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding
umbilikus atau plasenta sewaktu SC

2. Robekan umbilikus abnormal


  a. Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematoma tersebut pecah
b.Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varises tersebut pecah
c. Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus.
Penyebab Pendarahan Tali Pusat

3. Robekan pembuluh darah abnormal


a. Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak
ada perlindungan jely wharton.
b. Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluh darah pada percabangan
tali pusat sampai ke membrane tempat masuknya plasenta.
c. multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan
masing – masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat
rapuh dan mudah pecah.

4.Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta


Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan
bayi. Plasenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus
abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat
terjadi anoreksia
Gejala Pendarahan Tali Pusat

 a. Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masihmenempel
pada tali pusat. 

 b. Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.

 c. Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarnakuning,
hijau, atau darah.

 d. Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.


Faktor resiko pendarahan tali pusat

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya perdarahan tali pusatantara


lain ibu yang selama kehamilan mengkonsumsi obat-obatan
yangmengganggu metabolisme vitamin K seperti, obat antikoagulan
oral(warfarin), obat-obat antikonvulsan (fenobarbital,
fenitoin,karbamazepin), obat-obat antituberkulosis (INH, rifampicin),
sintesisvitamin K yang kurang oleh bakteri usus (pemakaian
antibiotik,khususnya pada bayi kurang bulan), gangguan fungsi hati
(kolestasis),kurangnya asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang
mendapat ASIeksklusif, karena ASI memiliki kandungan vitamin K yang
rendah yaitu<20 ug/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki
kandunganvitamin K 3 kali lipat lebih banyak (60 ug/L).
Penatalaksanaan /penanganan pendarahan tali pusat

1. Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi.

2. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali


pusat.
a. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat. 
b. Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
c. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok.
Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek.
d. Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal
 tali pusat dan tubuh.
e. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi.Tali pusat akan
terlepas, dimana seharusnya tali pusat akaterlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi,
yang perlu diingatadalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah
terlepassetengah bagian
f. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
Penatalaksanaan /penanganan pendarahan tali pusat

3. Segera lakukan inform consent pada keluarga pasien untuk dilakukan


rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a. Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu. 
b. Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c. Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d. Bayi menderita demam.
e. Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f. Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g. Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h. Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat.Pendarahan melebihi
ukuran luasan uang logam.
i. Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah ditekan
“Kejang Pada Neonatus”
Pengertian kejang pada neonatus
………………………………………..
 Secara umum kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan
sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan
pelepasan listrik serebral yang berlebihan.
………………………………………..
………………………………………..
 Kejang adalah depolarisasi berlebihan selsel neuron otak, yang
mengakibatkan perubahan yang bersifat paroksismal fungsi neuron
(perilaku, fungsi motorik dan otonom) dengan atau tanpa perubahan
kesadaran.
………………………………………..
Penyebab kejang pada neonatus

1. Metabolik
a) Hipoglikemia Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup
bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
Hipoglikemia dapat dengan/tanpa gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea,
kejang sianosis, minum lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir
rendah, bayi kembar yang kecil, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia.
b) Hipokalsemia Yaitu: keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml
atau kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 4 MEq/L Gejala: tangis dengan
nada tinggi, tonus berkurang, kejang dan diantara dua serangan bayi dalam
keadaan baik.
c) Hipomagnesemia Yaitu kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,2 mEg/l.
biasanya terdapat bersama-sama dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.
d) Hiponatremia dan hipernatremia Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum
kurang dari 130 mEq/l. gejalanya adalah kejang, tremor. Hipertremia, kadar Na
dalam darah lebih dari 145 mEq/l.
Penyebab kejang pada neonatus

e) Defisiensi piridoksin dan dependensi piridoksin Merupakan akibat kekurangan


vitamin B6. gejalanya adalah kejang yang hebat dan tidak hilang dengan
pemberian obat anti kejang, kalsium, glukosa, dan lain-lain. Pengobatan dengan
memberikan 50 mg pirodiksin
f) Asfiksia Suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan transfer O2 dari
ibu ke janin

2) Perdarahan intrakranial Dapat disebabkan oleh trauma lahir seperti asfiksia atau
hipoksia, defisiensi vitamin K, trombositopenia. Perdarahan dapat terjadi sub dural,
sub aroknoid, intraventrikulus dan intraserebral. Biasanya disertai hipoglikemia,
hipokalsemia.Diagnosis yang tepat sukar ditetapkan, fungsi lumbal dan
offalmoskopi mungkin dapat membantu diagnosis. Terapi : pemberian obat anti
kejang dan perbaikan gangguan metabolism bila ada

3) Infeksi dapat menyebabkan kejang, seperti : tetanus dan meningitis


Penyebab kejang pada neonatus

4) Genetik/kelainan bawaan Faktor genetic atau keturunan dimana harus diketahui


riwayat keluarga adalah penting untuk menentukan apakah ada sindrom epilepsi
yang spesifik atau kelainan neurologi yang ada kaitannya dengan factor genetik
dimana manifestasinya adalah serangan kejang. Sebagai contoh Juvenile Myoclonic
Epilepsy(JME),Familial Neonatal Convulsion,benign rolandic epilepsy dan sindrom
serangan kejang umum tonik klonik disertai kejang demam plus.

5) Penyebab lain.
a) Poliiskemia Biasanya terdapat pada bayi berat lahir rendah, infufisiensi placenta,
transfuse dari bayi kembar yang satunya ke bayi kembar yang lain dengan kadar
hemoktrokit di atas 65%.
b) Kejang idiopatik Kejang idiopatik adalah kejang non demam berulang yang tidak
diketahui penyebabnya Kejang ini terjadi pada penderita epilepsy idiopatik
( epilepsi primer ).
c) Toksin estrogen Tingginya kadar estrogen bias memicu terjadinya disfungsi tiroid.
Pasalnya kadar estogen yang tinggi menyebabkan produksi globulin yang
mengakibatkan tejadinya pengikatan tiroid berlebihan oleh hati.
Gejala kejang pada neonatus

1) Tremor

2)
2) Hiperaktif
Hiperaktif

3)3)Kejang-kejang
Kejang-kejang

4)4)Tiba-tiba
Tiba-tibamenangis
menangis melengking
melengking

5) 5)
Gerakan
Gerakanseperti
seperti mengunyah danmenelan
mengunyah dan menelan

6) 6)
Nistagmus
Nistagmusatau
ataumata
mata mengedip-edip proksismal
mengedip-edip proksismal

7) Gerakan yang
7) Gerakan yangtidak
tidakmenentu (involuntarymovements)
menentu (involuntary movements)

8)Tonus otototot
8)Tonus hilang disertai
hilang disertaiatau
atau tidak dengankehilangan
tidak dengan kehilangan kesadaran.
kesadaran.
Jenis kejang pada neonatus

1. Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di
sadari sebagai kejang. Terbanyak di dapat pada neonatus berupa :
a) Deviasi horizontal bola mata
b) Getaran dari kelopak mata (berkedip-kedip)
c) Gerakan pipi dan mulut seperti menghisap, mengunyah, mengecap,dan
menguap
d) Opnu berulang
e) Gerakan tonik tungkai

2) Kejang klonik multifokal (miogratory). Gerakan klonik berpindah-pindah


dari satu anggota gerak ke yang lain secara tidak teratur, kadang-kadang
kejang yang satu dengan yang lain dapat menyerupai kejang umum.

3) Kejang tonik. Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi kedua


lengan menyerupai dekortikasi.
Jenis kejang pada neonatus

4) Kejang miokolik. Berupa gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang


terlihat pada neonatus

5) Kejang umum. Kejang seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun


6) Kejang fokal Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang dimulai dari salah
satu kaki, tangan atau muka (gerakan mata yang berputarputar, menguap,
mata berkedip-kedip, nistagmus, tangis dengan nada tinggi)
Penatalaksanaan/penanganan kejang pada neonatus
1. Prinsip dasar tindakan mengatasi kejang pada bayi baru
lahirsebagaiberikut :
a) Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan resusitasi ( Perhatikan ABC
resusitasi ).
b) Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang kejang/Drug.
(Misal:diazepam,fenobarbitalfenotin/definihidantoin).
c) Mencari dan mengobati faktor penyebab kejang. (Perhatikan riwayat
kehamilan,persalinan dan kelahiran,kelainan fisik ditemukan,bentuk
kejang,dan hasil laboratorium).

2) Penanganan awal kejang pada neonatus. Langkah a sampai dengan langkah


d disebut sebagai langkah ABC resusitasi.
a) Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi
tidakkedinginan. Suhu dipertahankan 36,5oC - 37oC.
Penatalaksanaan/penanganan kejang pada neonatus

b) Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisap lendirdiseputar


mulut, hidung sampai nasofaring.

c) Bila bayi apnea dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagidengan


alatbantu balon dan sungkup, diberikan oksigen dengankecepatan 2
liter/menit.

d) Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer


ditangan,kaki, atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh
ibuberpenyakit diabetesmiletus dilakukan pemasangan infus melaluivena
umbilikostis,dengan larutan Dextrose 10% (2cc/kg IV ).
DAFTAR PUSTAKA

 Paradila, Novita. Pembahasan Neonatus.


https://www.academia.edu/40343042/PEMBAHASAN_NEONATUS
 Nurmalitasari, Atika. Kejang Pada Neonatus.
http://eprints.undip.ac.id/44481/3/Atika_Nurmalitasari_22010110130162_
Bab2KTI.pdf
 P, Sari. Kejang Bayi Baru Lahir. Semarang.
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/3.%20KEJANG%20NEONA
TUS.pdf
 Handryastuti, Setyo. 2007. Kejang Pada Neonatus, Permasalahan Dalam
Diagnosis Dan Tata Laksana. Vol. 9, No. 2. Jakarta.
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/751/686
 Pranata, Inge. Kejang Neonatorium.
https://adoc.pub/kejang-neonatorum-a-definisi-b-etiologi.html
PERTANYAAN

1. Jika bayi mengalami kejang apakah menyebabkan perkembangan yang tidak normal ?

 Jawaban :
Bayi yang kejang dapat mempengaruhi beberapa kondisi pasien seperti :
1. Gangguan kognitif, anak menjadi lebih lambat dalam menerima pelajaran dibanding
usia sebayanya.
2. Gangguan psikiatri, misalnya ada gangguan perasaan, kecemasan, hingga ADHD.
3. Gangguan perilaku dan sosial, misalnya sulit bersosialisasi.

2. gejala – gejala pendarahan tali pusat yang harus diketahui yang menyebabkan bayi
harus dirujuk !

 Jawaban :
a) Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
b) Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
c) Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu. 

Email : nurafni4321@gmail.com
PERTANYAAN MAHASISWA

 1. Putri Ayu Z.A.W.


 Pertanyaan : sebutkan akibat dari tiap-tiap jenis kejang!
 Jawaban :
 a. kejang subtle : mengakibatkan kejang dengan serangan apnea dan terkadang
kejang berupa hiperapnea atau pernapasan seperti mengorok.
 b. kejang klonik : mengakibatkan kejang dari salah satu atau lebih anggota gerak
yang berpindah-pindah atau terpisah secara teratur.
 c. kejang tonik : mengakibatkan pergerakan tungkai yang menyerupai sikap
desrberasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk
dekortikasi.
 d. kejang mioklonik : mengakibatkan gerakan ekstensi atau fleksi dari lengan
atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadi dengan cepat.

 Sumber :
http://eprints.undip.ac.id/44481/3/Atika_Nurmalitasari_22010110130162_Bab2KTI
.pdf
PERTANYAAN MAHASISWA

 2. Siti Kartika
 Pertanyaan : jelaskan kenapa bayi yang kejang gejalanya seperti mengunyah!
 Jawaban : itu adalah kinerja saat kejang maka terjadilah gejala seperti mengunyah
 Sumber :
https://www.researchgate.net/publication/312175601_Kejang_pada_Neonatus_Perm
asalahan_dalam_Diagnosis_dan_Tata_laksana

 3. Khotijah Putri
 Pertanyaan : apakah pendarahan tali pusat termasuk normal ?
 Jawaban : pendarahan tali pusat tidak termasuk dalam kondisi normal pada bayi
bahkan ini termasuk dalam resiko tinggi pada bayi. Tetapi jika tali pusat berdarah
namun hanya sedikit itu tidak termasuk dalam perdarahan tali pusat, dalam arti
masih termasuk normal.
 Sumber : https://www.academia.edu/40343042/PEMBAHASAN_NEONATUS
PERTANYAAN MAHASISWA

 4. Ayu Mutia Lestari


 Pertanyaan : apakah kejang pada neonatus dapat menyebabkan kematian jika telat
dalam penanganannya ?
 Jawaban : apabila penanganan kejang pada bayi terlambat dapat mengakibatkan
kematian dan jika hidup dapat menderita gejala sisa atau sakuele.
 Sumber :
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/NEO06_Kejang-N
eonatus-Q.doc

 5. Dinda Aprilia P.
 Pertanyaan : apa penyebab kejang yang paling sering terjadi ?
 Jawban : afiksia adalah penyebab kejang pada neonatus. Hal ini disebabkan
karena asfiksia akan menyebabkan ensefalopati hipoksik-iskemik dan merupakan
masalah neurologis yang penting pada masa neonatal dan menimbulkan gejala sisa
neurologis di kemudian hari.
 Sumber :
http://eprints.undip.ac.id/44481/3/Atika_Nurmalitasari_22010110130162_Bab2K
TI.pdf
PERTANYAAN MAHASISWA

 6. Alda Laras Terda


 Pertanyaan : apakah ada obat alami atau herbal yang bisa dijadikan sebagai
pengobatan pendarahan tali pusat, mengingat di daerah plosok tidak banyak tersedia
obat-obatan ?
 Jawban : tidak ada obat alami atau herbal yang dapat menjadi pengobatan pendarahan
tali pusat dan sebaiknya jangan coba-coba untuk memberikan karena itu bisa
mengiritasi tali pusat sehingga dapat terjadi infeksi.
 Sumber : https://www.alodokter.com/cara-mencegah-pusar-bayi-berdarah

 7. Hariyanda
 Pertanyaan : apakah sama obat anti kejang untuk kejang pada neonatus dengan
epilepsi ?
 Jawaban : obat anti kejang yang diberikan berbeda untuk neonatus diberikan obat anti
kejang seperti diazepam dan untuk epilepsi meminum obat antiepilepsi secara rutin
setiap hari.
 Sumber :
https://www.alodokter.com/mengenal-perbedaan-kejang-demam-dan-epilepsi
PERTANYAAN MAHASISWA

 8. Risma Ikha Paramitha


 Pertanyaan : tadi dijelaskan penanganan awal pendarahan tali pusat kan
pembersihan area sekitar tali pusat dengan menggunakan alkohol 70 %. Apakah
boleh memakai alkohol ?
 Jawaban : pemakaian alkohol di perbolehkan karena tidak mengandung zat-zat
beracun yang dapat diserap oleh tubuh bayi. Selain itu, alkohol dapat membunuh
kuman dan mengeringkan pangkal tali pusat, sehingga pangkal tali pusat menyusut
dan akhirnya linggis atau rusak.
 Sumber :
https://www.kompasiana.com/rizanatalia/perawatan-untuk-tubuh-bayi_5519bdaea33
311731ab65987
PERTANYAAN MAHASISWA

 9. Dermonika Purba
 Pertanyaan : bagaimana ciri-ciri perdarahan tali pusat yang paling berbahaya dan
butuh ditangani lebih serius?
 Jawaban : beberapa gejala yang bahaya dan membutuhkan rujukan untuk
penanganan yang lebih serius yaitu :
 a. Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu. 
 b. Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
 c. Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
 d. Bayi menderita demam.
 e. Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
 f. Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
 g. Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
 h. Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat.Pendarahan melebihi
ukuran luasan uang logam.
 i. Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah ditekan
 Sumber : https://www.academia.edu/40343042/PEMBAHASAN_NEONATUS
PERTANYAAN MAHASISWA

 10. Desi Rahmadhaniati


 Pertanyaan : Apakah ada hubungannya kejang dengan kelainan saraf pada bayi baru
lahir ?
 Jawaban : Peneliti dari Inggris mengungkapkan bahwa keterlambatan
perkembangan terjadi pada bayi yang pernah mengalami kejang yang berlangsung
selama lebih dari 30 menit (SE). Dalam studi di sebuah jurnal yang diterbitkan oleh
Wiley atas nama League Against Epilepsy (ILAE), menunjukkan bawa gangguan
perkembangan saraf serius berlanjut satu tahun setelah SE. Jadi kejang pada bayi
berhubungan dengan kelainan saraf.
 Sumber :
https://parenting.orami.co.id/magazine/kejang-pada-bayi-apa-benar-pengaruhi-kecer
dasan-otaknya/
THANK YOU

Email : nurafni4321@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai