a. Mengalami kontraksi yang datar hampir secara beriringan, merasa lebih intens dan nyeri (karena pengaruh reseptor regangan dan efek oksitosin). b. Merasa sensasi ingin mengejan, meskipun serviks tidak cukup terdilatasi secara penuh-tidak ada rasional untuk mencegah wanita mengejan jika mereka mengiginkannya. c. Wanita memiliki sensasi ingin buang air besar selama kontraksi. d. Wanita dapat merintih dipuncak kontraksi dan menunjukkan kongesti pada wajahnya selama ia melakukan upaya mengejan e. Anus menonjol kemudian mendatar karena adanya kontraksi f. Desakan untuk mengejan memungkinkan bagian presentasi janin untuk menekan jaringan didasar panggul. g. Sekitar 1 cm diatas spina iskiadika, tekanan dari bagian presentasi janin menstimulasi reseptor saraf didasar panggul (reflex ferguson) dan ibu mengalami desakan yang tidak dapat tergelincir turun. h. Pada peristiwa kelahiran, saat dianjurkan untuk mengejan segera diawal kontraksi, mekanisme penarikan dapat menghilang atau dicegah, menyebabkan kekurangan atau kerusakan. Perubahan – perubahan pada Uterus a. segmen atas rahim aktif, berkontraksi, dinding bertambah tebal b. Segmen bawah rahim atau SBR pasif, makin tipis c. Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda. Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan berlangsung. Bagian bawah, relative pasif dibanding dengan segmen atas, dan bagian ini berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis. d. Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan konsistensi segmen bawah uterus jauh kurang kencang. e. Segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi, dan mendorong janin keluar; sebagai respons terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas; sedangkan segmen bawah uterus dan serviks akan semakin lunak berdilatasi dan dengan demikian membentuk suatu saluran muscular dan fibromuskular yang menipis sehingga janin dapat menonjol keluar Perubahan- perubahan pada serviks (Perubahan pada vagina dan dasar panggul) a. Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama membentuk dasar panggul. Struktur yang paling penting adalah m.levator ani dan fasia yang membungkus permukaan atas dan bawahnya, yang demi praktisnya dapat dianggap sebagai dasar panggul. Kelompok otot ini menutup ujung bawah rongga panggul sebagai sebuah diafragma sehingga memperlihatkan permukaan atas yang cekung dan bagian bawah yang cembung. b. Pada pemeriksaan pervaginam tepi dalam otot ini dapat diraba sebagai tepi tali tebal yang membentang kebelakang dari pubis dan melingkar vagina sekitar 2 cm diatas hymen. c. Sewaktu kontraksi, m.levator in menarik rectum dan vagina ketas sesuai arah simfisis pubis sehingga bekerja menutup vagina. d. Pada kala satu persalinan selaput ketuban dan bagian terbawah janin memainkan peran penting untuk membuka bagian atas vagina. Namun setelah ketuban pecah, perubahan-perubahan dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh bagian terbawah janin. . e. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut- serabut m.levatores ani dan penipisan bagian tengah perineum, yang berubah bentuk dari massa jaringan berbentuk baji setebal 5 cm menjadi ( kalau tidak dilakukan episiotomy) struktur membrane tipis yang hampir transparan dengan tebal kurang dari 1 cm. f. Ketika perineum teregang maksimal, anus menjadi jelas terbuka dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2 sampai 3 cm dan disini dinding anterior rectum menonjol.