KETAHANAN KELUARGA”
Disusun Oleh
NIM : PO530324019496
Kelas :1B
A. LATAR BELAKANG
Pemberdayaan perempuan dan gender menjadi issue yang menghangat akhir-akhir ini. Namun
konsep pemberdayaan perempuan bukanlah suatu konsep yang baru. Konsep pemberdayaan
perempuan ini merupakan suatu upaya untuk memberikan peranan yang lebih luas dan beragam,
tidak hanya pada kegiatan-kegiatan internal keluarga tapi juga adanya partisipasi perempuan dalam
wilayah publik dan pembangunan. Upaya pemberdayaan perempuan juga merupakan upaya untuk
mengikis budaya patriarkis yang menyebabkan dominannya peran laki-laki segala bidang sehingga
membuat perempuan tersingkir dan hanya mendapat peran untuk mengurus rumah tangga.
Pembangunan pemberdayaan perempuan dilakukan untuk menunjang dan mempercepat
tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran laki-laki dan perempuan yang dilaksanakan melalui
kegiatan sosialisasi/advokasi pendidikan dan latihan bagi kaum perempuan yang bergerak dalam
seluruh bidang atau sektor.
Akan tetapi pengenalan konsep pemberdayaan perempuan ini telah mengalami pergeseran nilai dan
arti. Perempuan modern memahami konsep ini sebagai bentuk kebebasan beraktifitas dan
berkreatifitas di luar rumah. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan peran di dalam keluarga.
Tidak sedikit akhirnya perempuan yang banyak berperan aktif di luar rumah, sementara laki-laki
bertukar peran menempati tanggung jawab perempuan.
Realita ini tentu telah menyalahi konsep pemberdayaan perempuan yang diperkenalkan oleh Islam.
Maka, akibat yang didapat dari penyalahgunaan peran ini adalah ketidakharmonisan rumah tangga,
kerusakan moral dan mental anak-anak, kemerosotan nilai-nilai, dan lain-lain.
Dari permasalahan yang timbul inilah, maka kita perlu mengetahui konsep sesungguhnya mengenai
pemberdayaan perempuan yang sesuai dengan aturan Islam untuk mencapai keridhoan Allah SWT.
Yang harus kita pahami adalah bahwa pemberdayaan perempuan bukanlah suatu refleksi dari
gugatan apalagi pemberontakan kaum perempuan terhadap laki-laki. Sehingga membuat
perempuan menjadi male clone (tiruan laki-laki) bahkan bertukar peran dan fungsi dengan laki-laki.
Namun, pemberdayaan perempuan merupakan suatu refleksi terhadap fitrah manusia yang
diciptakan untuk saling melengkapi antara laki-laki dan perempuan dengan saling memberi
kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan potensinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan perempuan?
2. Bagaimana konsep pemberdayaan perempuan dan gender dalam Islam?
3. Bagaimana realita pemberdayaan perempuan di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep pemberdayaan perempuan.
2. Untuk mengetahui pandangan Islam mengenai pemberdayaan perempuan.
3. Untuk mengetahui realita pemberdayaan perempuan di Indonesia.
4. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah TPKI semester 3.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pemberdayaan adalah upaya untuk mengoptimalisasi potensi dalam diri dengan turut aktif dalam
aktifitas sosial. Adapun pemberdayaan perempuan merupakan upaya optimalisasi potensi
perempuan secara umum dengan memberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
masyarakat.
Islam menempatkan perempuan di posisi yang tinggi dan mulia, tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan. Islam tidak membedakan kedudukan laki-laki dan perempuan, akan tetapi Islam
membagi peran dan fungsi keduanya berdasarkan potensi masing-masing agar saling melengkapi di
dalam kehidupan.
Di Indonesia, dengan diratifikasinya Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan ( Covention On The Elimination of All Form of Diskrimination Againts Women-
CEDAW) pada UU No.7 tahun 1984 yang telah menjadi dasar untuk pembentukan produk-produk
hukum (UU) yang memperhatikan kepentingan perempuan namun untuk membentuk kesadaran
perempuan untuk ikut secara partisipatif dalam pembangunan tidak cukup dengan produk UU saja,
diperlukan juga kerja keras semua pihak (terutama perempuan sendiri) untuk mensosialisasikan dan
memperjuangkan hak-hak perempuan untuk dapat ikut serta dalam pembangunan tanpa adanya
diskriminasi dan pembatasan terhadap akses-akses sumber daya ekonomi dan modal kerja.
B. SARAN
Marilah kita optimalkan potensi dalam diri melalui konsep pemberdayaan perempuan sebagaimana
yang telah diuraikan di atas.
Penulis selaku makhluk yang tidak sempurna mengharapkan saran dan kritik dari rekan pembaca
demi perbaikan pada penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA