MASYARAKAT ISLAM
Sering sekali kita mendengarkan ucapan “ Anak perempuan gak usah sekolah
tinggi-tinggi nanti ujung-ujungnya di dapur” hingga melahirkan stigma jika
perempuan terpasung dalam ruang domestik yang dalam istilah gender berkaitan
dengan rumah tangga. Selama ini perempuan diidentikkan dengan karier domestic,
bahkan literature-literatur Islam Klasik, seolah mewajibkan perempuan mengurusi
dunia domestic.
Kesetaraan gender sendiri merujuk kepada suatu keadaan setara antara laki-
laki dengan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Perempuan dan anak
perempuan menanggung beban berat akibat ketidak setaraan yang terjadi, padahal
ketidak setaraan itulah yang akan merugikan banyak orang.
Di era sekarang peran perempuan sudah tidak lagi aneh, bahka sekarang
perempuan banyak yang telah menduduki jabatan penting yang dulu hanya
diperuntukkan untuk kaum laki-laki. Contohnya saja menjadi ketua di dalam sebuah
organisasi, menjadi menteri, hakim, jaksa, dan bahkan presiden sekalipun.
Perempuan bisa belajar dari berorganisasi untuk membentuk karakter dan agar
bisa mengeluarkan gagasan dan menerapkannya di masyarakat. Sekarang sudah
semakin banyak perempuan yang terjun ke jalan dan melakukan aksi-aksi
kemahasiswaan guna menyuarakan aspirasi dari masyarakat kecil, pemimpin suatu
organisasi perempuan, dan masih banyak lagi.