KESEHATAN MASYARAKAT
“RENDAHNYA PEMANFAATAN FASILITAS DAN
KETERJANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN”
DOSEN PENGAMPU : JANE L. MANGI, S.Kep.Ns.M.Kep
KELOMPOK V
SOFIA SOSE BERE
VERONIKA ABI
WASTI A. BOIMAU
WILFRIDA BRIA
YOSEFINA UN FOUK
YUSTINA BRIA
YUSTINA HOAR KLAU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang rendahnya pemanfaatan fasilitas
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar dapat memberikan kita informasi tentang rendahnya pemanfaatan
fasilitas dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang lebih luas lagi dalam kehidupan
sehari-hari ataupun lingkungan sekitar.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1. Pengertian Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan................................................3
2.1.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan...................4
2.2. Pos Kesehatan Desa.........................................................................................7
2.2.1. Pengertian Pos Kesehatan Desa...........................................................7
2.2.2. Poskesdes Tenaga masyarakat.............................................................8
2.2.3. Tujuan Poskesdes.................................................................................8
2.2.4. Sumber Daya yang Terdapat dalam Poskesdes...................................9
2.2.5. Ruang Lingkup Kegiatan Poskesdes...................................................9
2.2.6. Fungsi Poskesdes................................................................................10
2.2.7. Prioritas Pengembangan Poskesdes....................................................10
2.2.8. Manfaat Poskesdes.............................................................................10
2.2.9. Kedudukan dan Hubungan Kerja.......................................................11
2.3. Potensi Desa...................................................................................................13
2.4. Partisipasi Masyarakat....................................................................................16
BAB II PENUTUP................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................18
3.2. Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
memanfaatkan pelayanan puskesmas disebabkan oleh perilaku petugas kesehatan dan
perilaku masyarakat yang lebih memilih ke balai pengobatan bidan atau praktek dokter yang
ada di desa tersebut.
2.1.1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
2. Jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia Jenis dan kualitas pelayanan
yang kurang memadai menyebabkan rendahnya akses ibu hamil dan ibu
balita terhadap pelayanan kesehatan,
4
4. (permintaan) adalah pernyataan dari kebutuhan yang dirasakan yang
dinyatakan melalui keinginan dan kemampuan membayar (Depkes,
1999). Masyarakat saat ini sudah semakin selektif dalam memilih
pelayanan kesehatan. Banyaknya pelayanan kesehatan mengharuskan
masyarakat melihat kualitas dari pelayanan kesehatan tersebut. Pelayanan
yang bekualitas adalah pelayanan kesehatan harus memiliki persyaratan
pokok yaitu, tersedia dan berkesinambungan, mudah dicapai, mudah
dijangkau, dapat diterima dan wajar, serta bermutu (Azwar, 1996).
Pelayanan yang berkualitas memungkin- kan masyarakat untuk
menggunakan pelayanan tersebut, sehingga pemanfaatannya menjadi
tinggi.
4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (faktor budaya) (Depkes RI, 2002b).
Konsumen akan memutuskan menggunakan atau memanfaatkan saranan
pelayanan kesehatan berdasarkan perilaku faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Proses pengunaan atau pemanfaatan sarana kesehatan oleh
masyarakat atau konsumen, dijelaskan oleh Anderson (1974) dalam
Notoadmodjo (2010) sebagai berikut:
1) Karakteristik Predisposisi (Predisposing Characteristcs)
5
c) Manfaat-manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa pelayanan
kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit.
6
hasil penelitian Yuliah (2001) yang menunjukkan bahwa faktor
pendidikan, persepsi sakit dan sikap petugas, penyandang dana, jarak,
biaya transportasi berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan (puskesmas). Dari beberapa faktor diatas ternyata persepsi
sakit yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
Persepsi sehat dan sakit terbagi atas dua bagian, yaitu sehat
optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah
kematian maka kita berada dalam area sakit (Illness area), dan apabila
status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area
sehat (Wllness are). Jadi, status kesehatan selalu dinamis dan berubah
setiap saat.
Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disingkat dengan Poskesdes adalah upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Pengertian “Desa” dapat berarti desa atau kelurahan atau nagari atau sebutan lainnya
bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
8
4) Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan.
2. Bagi Kader
3. Bagi Puskesmas
10
a) Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan
segala sumber daya secara efektif dan efisien.
Kedudukan dan hubungan kerja antara Poskesdes dengan unit-unit serta masyarakat,
dapat digambarkan sebagai berikut:
PUSKESMAS
PUSTU PUSTU
POSKESDES
Keluarga/Masyarakat
11
1. Dinkes Kabupaten/ Kota, sebagai penyedia dan Pembina Puskesmas
serta yang menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian
desa siaga.
2. RSUD Kabupaten/ Kota, rujukan pasien yang tidak dapat ditangani oleh
puskesmas, termasuk pelayanan Obstetric dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK).
3. Puskesmas, rujukan pasien yang tidak dapat ditangani oleh Poskesdes dan
memfasilitasi pengembangan desa siaga khususnya Poskesdes.
b) Ambulan Siaga
12
membutuhkan pertolongan untuk pergi ketempat pelayanan
kesehatan dengan segera, dapat menggunakan alat transportasi yang
dimilikinya sebagai ambulan Desa.
Potensi Desa adalah kemampuan (potensi) yang dimiliki oleh masyarakat di dalam
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat untuk menyelesaikan masalah, agar dapat diatasi
oleh masyarakat itu sendiri dengan menggunakan sumber daya (poternsi) yang dimiliki oleh
masyarakat di desanya (Depkes, 2006).
Potensi desa ada yang berupa fisik terdiri dari tanah, air, iklim, manusia dan hutan, serta
yang non fisik antara lain gotong royong, kekeluargaan, dan lembaga sosial (Elfindri, 2003).
Maju mundurnya desa akan tergantung pada beberapa faktor yaitu potensi desa, interaksi
desa dengan kota tau antara desa dengan desa dan lokasi desa terhadat daerah sekitarnya
yang lebih maju.
2. Kader
Menurut Pemerintah Dalam Negeri No.7 tahun 2007 tentang kader pemberdayaan
masyarakat adalah anggota masyarakat Desa/Kelurahan yang memiliki pengetahuan
dan kemauan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan
masyarakat dan pemanfaatan hasil pembangunan di desanya
3. Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyrakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat di bawah
atap dalam keadaan saling ketergantungan yang berada di Desa, baik yang aktif
berpartisipasi dan mau memanfaatkan fasilitas yang ada di Poskesdes maupun yang
tidak mau berpartisipasi dan tidak mau memanfaatkan fasilitas yang ada di Poskesdes
(Depkes, 2006).
6. Sarana dan Material yang Dimiliki Masyarakat Identifikasi sarana dan material yang
dimiliki oleh masyarakat seperti peralatan, batu kali, bambu, kayu dan lain sebagainya
untuk pembangunan kesehatan akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan ikut
memiliki dari masyarakat (Seminar Nasional, 2008).
14
7. Teknologi yang Dimiliki Masyarakat Masyarakat juga telah memiliki teknologi
tersendiri dalam memecahkan masalah yang dialaminya, teknologi ini biasanya
bersifat sederhana tapi tepat guna untuk pembangunan fasilitas kesehatan di
wilayahnya misal penyaluran air menggunakan bambu dll. Untuk itu pemerintah
sebaiknya memanfaatkan teknologi yang dimiliki masyarakat tersebut dan apabila
memungkinkan dapat memberikan saran teknis guna meningkatkan hasil gunanya.
Partisipasi yang berarti keturut-sertaan setiap orang di dalam setiap perencanaan dan
pelaksanaan, pengawasan dalam menguasai dan memelihara alam, bukan sekedar
melaksanakan apa yang telah orang (kelompok) lain rencanakan dan putuskan (Sihombing,
1980).
15
1. Dapat menjadi saluran yang meningkatkan arus komunikasi dua arah
Hasil Studi Kasus Henri Soekirdi, dkk (2009), Partisipasi Masyarakat Terhadap
Praktek Kebidanan Komunitas dengan memanfaatkan Poskesdes, di Desa Timbulharjo
Kecamatan Sewon Bantul, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dilakukan sejak dari
penyusunan rencana, pembekalan mahasiswa, pelaksanaan program, hingga evaluasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Abe (2005), bahwa partisipasi masyarakat dilakukan atas dasar
kesadaran sendiri untuk membantu keberhasilan program pemanfaatan pelayanan kesehatan
masyarakat (Poskesdes), tidak mengharapkan besarnya sumbangan yang akan diterima dan
partisipasi tersebut dilakukan sejak perencanaan, implementasi, pengendalian dan evaluasi
program.
WHO dalam Deklarasi Alma Ata, memberi batasan mengenai pengertian partisipasi
masyarakat pada program pembangunan kesehatan masyarakat sebagai proses individu dan
keluarga merupakan bagian dari masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap
pengembangan kapasitas masyarakat melalui kontribusinya (WHO, 1978).
Dari batasan tersebut, jelas bahwa yang dimaksud sebagai partisipasi masyarakat
dalam program kesehatan adalah merupakan :
1. Suatu proses yang dinamis yang anggota masyarakatnya baik secara individu
maupun kelompok,
2. Ikut aktif bertanggung jawab pada kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri
dan masyarakat pada umumnya, dan
16
Beberapa pengertian tentang partisipasi masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud partisipasi masyarakat dalam program kesehatan adalah: “Suatu proses
keterlibatan yang bertanggung jawab dalam suatu kegiatan dari suatu individu yang
merupakan suatu kegiatan (unit of actiaon) pada proses pengambilan keputusan,kontribusi
dalm pelaksanaan dan pemanfaatan hasil kegiatan, sehingga terjadi peningkatan kemampuan
kelompok dalam mmempertahankan perkembang-an yang telah tercapai serta
mengembangkan derajat kesehatan dan kesejahteran secara mandiri”.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu sasaranya adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas adalah
suatu unit fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya Pelayanan kesehatan berkualitas hanya bisa
17
direalisasikan jika didukung dengan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai serta
sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Semua pelayanan kesehatan dan
pengobatan sebaiknya dikelola dengan baik sesuai sistem islam, faktor ihsan dalam pelayanan
kesehatan, wajib memenuhi 3 prinsip baku yang berlaku umum untuk setiap pelayanan
masyarakat dalam sistem Islam: Pertama, sederhana dalam peraturan (tidak berbelit-belit).
Kedua, cepat dalam pelayanan. Ketiga, profesional dalam pelayanan, yakni dikerjakan oleh
orang yang kompeten dan amanah
3.2. Saran
1. Petugas puskesmas perlu mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang
peran dan fungsi puskesmas.
2. Petugas puskesmas perlu memberikan informasi kepada masyarakat tentang
pelayanan kesehatan gratis di puskesmas.
3. Puskesmas perlu memperluas jaringannya untuk menjangkau masyarakat yang
memiliki jarak tempat tinggal jauh dari puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2005 Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid I, II, III, IV: Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 1987 Upaya Kesehatan Puskesmas dan keterpaduan Topik
Kesehatan : Jakarta
18
Eliana, SKM., MPH. dan Sri Sumiat, S.Pd., M.Kes. 2016. Modul bahan Ajar Cetak
Kebidanan Kesehatan Masyaraka t: Jakarta
Notoatmojo. 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
19