Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ADMINISTRASI NEGARA

“SISTEM BIROKRASI PEMERINTAH DI INDONESIA”

OLEH

NAMA : KLAUDIUS AMA DAS BALAWANGA

NIM : 2003040112

JURUSAN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

i
KATA PENGHANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas karunia dan berkat bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul “Sistem Birokrasi Pemerintah di Indonesia”. Makalah ini berisi
tentang Pengertian sistem birokrasi yang ada di Indonesia sehingga diharapkan dapat
membantu mahasiswa lebih memahami tentang Sistem Birokrasi yang ada.
Penulis menyadari sepenuhnya akan kemampuan dan keterbatasan sehingga makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dilihat dari segi mutu penulisan maupun segi
pembahasannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulis pada masa yang akan datang.

Kupang, Desember 2020


Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1. Pengertian Birokrasi Pemerintah..................................................................................4
2.2. Tujuan Birokrasi Pemerintah........................................................................................5
2.3. Fungsi Dari Birokrasi Pemerintah................................................................................6
2.4. Ciri-Ciri dan Jenis Birokrasi.........................................................................................7
2.5. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah di Indonesia..................................................8
2.6. Penampilan Birokrasi Pemerintah di Indonesia............................................................9
2.7. Kelemahan Birokrasi Pemerintahan di Indonesia........................................................10
2.8. Harapan Birokrasi Model Kedepan..............................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................12
3.2. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Perkembangan kehidupan masyarakat semakin hari semakin bertambah. Hal ini sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia sebagai salah satu
anggota dan komponen yang amat berpengaruh dalam suatu gugusan masyarakat
tertentu. Kebutuhan yang bertambah itu akan membawa persoalan pemenuhannya.
Kalau sumber-sumber itu tersedia tidak banyak menimbulkan masalah akan tetapi jika
sumber itu mulai langka mulai timbul masalah bagi manusia dan masyarakat. Jika
persoalan itu manusia mengakumulasi menumpuk terus menerus dan menjadi persoalan
masyarakat dan kemudian jika mengkristal menjadi persoalan Negara atau pemerintah
mulailah manusia menyadari ketertiban birokrasi dan administrasi Negara.
Etziomi Amitai (1964) pernah berujur manusia hidup ini selalu membutuhkan organisasi atau
birokrasi pemerintah. Begitu manusia lahir dia membubuhkan catatan keorganisasi
pemerintah tentang akte kelahiran, masuk sekolah mendaftar keorganisasi pemerintah
dibidang pendidikan, mau nikah butuh pekerjaan urusan agama, meninggal dunia pun
masih membutuhkan upaya kantor pemerintah. Betapa hebat dan menyeluruhnya
urusan organisasi pemerintah itu mengintervensi kehidupan dan kematian seseorang.
Gerald Caiden (1982) pernah juga menyatakan bahwa pekerjaan organisasi pemerintah itu
tidak bisa dihindari oleh manusia ini. Ciri khas kegiatan organisasi atau birokrasi
pemerintah itu menelusup melalui relung-relung kehidupan manusia. Ciri ini yang
membedakan antara organisasi birokrasi pemerintah dengan organisasi non pemerintah
termasuk organisasi perusahaan. Hanya saja ciri yang khas ini sekaligus menunjukan
sifat monopoli yang menjadikan mau tidak mau orang harus puas dengan pelayanan
birokrasi pemerintah. Tidak peduli apakah pelayanan cepat atau lambat, memuaskan
atau menjengkelkan, menghargai manusia atau tidak peduli kepada manusia yang
dilayani. Perilaku system birokrasi itu memang sangat memperdulikan sifat-sifat
impersonal.
Max Weber (1947) system birokrasi itu tidak mengenal perilaku personal, sangat formal dan
sesuai dengan orde-prosedural. Perilaku birokrasi Webrian itu selalu berorientasi
etatisme legalistic. Karena pendekatan birokrasi yang dianut oleh banyak pemerintah
itu orde-prosedural yang didasarkan pada aturan atau peraturan menjadi sifat yang tidak
bisa ditinggalkan.

1
Orde-prosedural merupakan yang mengatur masyarakat ini untuk patuh terhadap ketentuan-
ketentuan dan perilaku kerja para birokrat dalam hubungan dengan masyarakat. Di sini
masnusia yang ada didalam masyarakat kota maupun desa tidak bisa mengajukan
alternative yang memihak kepadanya. Sehingga tatanan orde ini yang bersifat mengatur
dan menentukan struktur social yang tidak imbang, atau tidak sinergik dengan
keinginan dan aspirasi masyarakat yang diatur.
Lembaga dan system birokrasi pemerintah orde baru ini terkenal dengan system yang
mempunyai monopoli kekuasaan yang besar diperkuat dengan mempunyai deskresi
atau kebebasan untuk memutus yang luar biasa. Akan tetapi tidak diikuti oleh adanya
rasa akontabilitas public dan diperkuat dengan tidak adanya sarana control yang
dilaksanakan masyarakat.
Birokrasi seperti ini menurut Kliitgaart (1988) jelas akan menyubutkan korupsi. Selain itu
selama pemerintah orde baru birokrasi kita sangat besar dan mudah memperoleh dana
anggaran. Ketika itu setiap tahunnya, anggaran belanja Negara untuk masing-masing
departemen naik paling sedikit 10% dari dana tahun yang lalu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa para birokratnya “keceh duwit”. Lembaga birokrasi semacam itu perlu
diperbaharui, jika kita ingin mengurangi atau memberantas korupsi.
Kasus yang menimpa Komisi Pemilihan Umum (KPU), suap di Komisi Yudisial dan
Kejasaan Agung semakin menguatkan upaya untuk melakukan reformasi birokrasi
pemerintah secara mendasar dan menyeluruh. Setelah kita memasuki era reformasi
upaya melakukan perbaikan birokrasi kita belum bisa dikatakan mendasar masih
bersifat parsialistik. Lembaga birokrasi pemerintah semenjak pemerintahan Presiden
Suharto berakhir, kondisi dan system yang dipakai belum berubah. Kejadian yang
menimpa KPU yang dipimpin Prof. Nazaruddin Samsuddin walau organisasi ini baru
saja dibentuk di jaman reformasi, namun karena organisasi birokrasi pemerintah secara
mendasar dan keseluruhan belum direformasi, maka seperti organisasi baru seperti
KPU ini terkontiminasi patologi birokrasi orde baru. Kalau KPK mau jujur dan adil
bukan hanya di KPU yang menjadi sasaran utama dan dibombardir, melainkan semua
lembaga birokrasi pemerintah melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh KPU.
Sekarang masalah pengembalian dana yang dikemplang oleh konglomerat dengan model
korupsi, korupsi dipemerintahan daerah yang hampir melanda bupati-bupati dan
gubernur baru kurang pengetahuan dan pengalaman. Maka KPK jangan berhenti
ditempat yang kecil-kecil melainkan harus membongkar seluruh borok korupsi di
departemen. Barang kali pejabat yang sekarang memimpin KPK pernah juga merasakan

2
bagaimana lembaga birokrasi pemerintah tempat mereka bekerja dahulu juga bertindak
seperti ditempat yang sekarang dilanda korupsi.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu  birokrasi pemerintahan?


2. Bagaimana gambaran umum birokrasi pemerintah di Indonesia?
3. Bagaimana penampilann birokrasi pemerintah di Indonesia?
4.  Kelemahan birokrasi pemerintah di Indonesia !
5. Harapan birokrasi model kedepan !
1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Administrasi Negara
2. Untuk memberikan wawasan terhadap mahasiswa maupun masyarakat awan
tentang Birokrasi Pemerintahan yan ada di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Birokrasi Pemerintah

Birokrasi merupakan organisasi modern yang secara baku memiliki


seperangkat aturan yang mempola jalannya kegiatan kerja. Segala sesuatu
berkaitan dengan aktivitas kerja diatur secara legal formal. Setiap tindakan
personil diformat oleh aturan organisasi. Personil dalam bertindak tidak bisa
’seenaknya’ atau menggunakan caranya sendiri, tatapi harus bertindak mengikuti
peraturan organisasiMenurut Hegel Birokrasi adalah medium yang mempertemukan
kepentingan rakyat dan pemerintah, birokrasi mengemban tugas yang besar berupa
harmonisasi hubungan antara rakyat dan pemerintah.

Secara etimologi kata birokrasi berasal bahasa prancis ‘bureau’ yang


berarti ‘meja tulis’. Istilah ini selalu diartikan sebagai tempat para pejabat bekerja.
Tambahan sisipan ‘cracy’ yang bersumber dari bahasa Yunani ‘kratien’ yang
berarti mengatur (to rule) gabungan keta itu melahirkan istilah yang memiliki
kekuatan sangat dasyat. (Martin Albrow 2004;4)
Menurut blau Birokrasi merupakan suatu lembaga yang sangat kuat dengan
kemampuan  untuk meningkatkan kapasitas-kapasitas potensial terhadap hal-hal yang baik
maupun buruk karena birokrasi merupakan instrumen administrasi rasionalisme yang netral
pada skala besar.
Menurut Ali Mufiz Birokrasi adalah intisari dari otorita legal nasional adalah birokrasi,
jantung dari birokrasi dalam system hubungan yang di rumuskan secara rasional oleh aturan-
aturan. Jadi, birokrasi pemerintah adalah sekumpulan tugas dan jabatan yang terorganisasi
secara formal, berkaitan dengan jenjang yang komplek dan tunduk pada pembuat peran
formal.
Makna birokrasi di klasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
1) Birokrasi di pandang sebagai bentuk organisasi yang bengkak dan jumlah
pegawai yang besar.
2) Birokrasi di pandang sebagai perluasan kekuasaan pemerintah dengan maksud
mengontrol  kegiatan masyarakat.

4
3) Birokrasi di pandang sebagai rasionalisme prosedur pemerintahan dan aparat
administrasi public.
Dalam kamus bahasa jerman arti kata birokrasi adalah kekuasaan dari berbagai
departemen pemerintahan dalam menentukan kebijakan system administrasi sipil dalam
kewarganegaraan. Dalam kamus besar bahasa Italia adalah kekuasaan pejabat dalam
administrasi pemerintah.
Blau dan Meyer bapak ahli sosiologi mendefinisikan birokrasi adalah satu system
control dalam sebuah organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan rasional dan
sistematis yang bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja
individu dalam rangka menyelesaikan tugas administrasi
Birokrasi pemerintah merupakan system pemerintah yang dilaksanakan oleh petugas
pemerintah karena telah berlandaskan hierarki dan jenjang jabatan. Birokrasi juga dapat
diartikan sebagai susunan cara kerja yang sangat lambat, dan menurut pada tata aturan yang
banyak likunya.
2.2. Tujuan Birokrasi

Birokrasi sejatinya bertujuan untuk melaksanakan administrasi, pelayanan publik serta


kerjasama antar lembaga maupun Negara. Birokrasi dikatakan setiap organisasi yang berskala
besar yang terdiri atas para pejabat yang diangkat, di mana fungsi utamanya adalah untuk
melaksanakan (to implement) kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh para pengambil
keputusan (decision makers).
Idealnya, birokrasi merupakan suatu sistem rasional atau struktur yang terorganisir
yang dirancang sedemikian rupa guna memungkinkan adanya pelaksanaan kebijakan publik
yang efektif dan efisien.
Berikut adalah beberapa tujuan birokrasi.
1) Menjalankan program atau kegiatan agar tercapainya visi dan misi
pemerintahan
2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melakukan pembangunan
secara netral serta profesional.
3) Mengaplikasikan seluruh aspek manajemen pemerintahan. Mulai dari aspek
perencanaan, koordinasi, pengawasan, prefentif, represif, evaluasi, dan lain
lain.
4) Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses setiap layanan dan
perlindungan.

5
5) Memberikan jaminan atas keberlangsungan sistem pemerintahan pada suatu
negara.
6) Mendukung, mempermudah, mempercepat, meningkatkan efektifitas, serta
efisiensi pencapaian dari beragam tujuan pemerintah.
2.3. Fungsi Dari Birokrasi Pemerintah

Selain tujuan, birokrasi juga memiliki beberapa fungsi. Berikut adalah fungsi birokrasi
menurut Andrew Heywood.
Sebagai Pelaksanaan Administrasi
1. Fungsi utama birokrasi adalah mengimplementasikan atau mengeksekusi
undang-undang dan kebijakan negara. Pertama, peran pembuatan kebijakan
dalam mana peran ini ada di tangan politisi. Kedua, peran pelaksanaan
kebijakan dalam mana peran ini ada di tangan birokrat. Sebab itu, kerap disebut
bahwa suatu rezim pemerintahan disebut dengan “administrasi.” Misalnya
administrasi Gus Dur, administrasi Sukarno, administrasi SBY.
2. Sebagai Nasehat Kebijakan (Policy Advice)
Birokrasi menempati peran sentral dalam pemberian nasehat kebijakan kepada
pemerintah. Ini akibat birokrasi merupakan lini terdepan dalam implementasi
suatu kebijakan, mereka adalah pelaksananya. Sebab itu, masalah dalam suatu
kebijakan informasinya secara otomatis akan terkumpul di birokrasi-birokrasi.
3. Sebagai Artikulasi Kepentingan
Dalam tindak keseharian mereka, birokrasi banyak melakukan kontak dengan
kelompok-kelompok kepentingan di suatu negara. Ini membangkitkan
kecenderungan “korporatis” dalam mana terjadi kekaburan antara kepentingan-
kepentingan yang terorganisir dengan kantor-kantor pemerintah (birokrasi).
Kelompok-kelompok kepentingan seperti perkumpulan dokter, guru, petani, dan
bisnis kemudian menjadi “kelompok klien” yang dilayani oleh birokrasi negara.
Pada satu ini “klientelisme” ini positif dalam arti birokrasi secara dekat mampu
mengartikulasikan kepentingan kelompok-kelompok tersebut yang notabene
adalah “rakyat” yang harus dilayani.
Namun, pada sisi lain “klientelisme” ini berefek negatif, utamanya ketika
birokrasi berhadapan dengan kepentingan-kepentingan bisnis besar seperti Bakri
Group (ingat kasus Lapindo), kelompok-kelompok percetakan dalam kasus

6
Ujian Nasional di Indonesia, dalam mana keputusan pemerintah “berbias”
kepentingan kelompok-kelompok tersebut.
4. Stabilitas Politik
Birokrasi berperan sebagai stabilitator politik dalam arti fokus kerja mereka
adalah stabilitas dan kontinuitas sistem politik. Peran ini utamanya kentara di
negara-negara berkembang dalam mana pelembagaan politik demokrasi mereka
masih kurang handal.

2.4. Ciri-Ciri Dan Jenis Birokrasi

Max Weber menerangkan bahwa ciri-ciri birokrasi antara lain yakni:


1) Jabatan administrasi yang diorganisir atau tersusun secara hierarkis.
2) Masing-masing jabatan mempunyai area kompetensi sendiri-sendiri.
3) Pegawai negeri ditetapkan, tidak dipilih menurut pada kualitas teknik yang
ditunjukan dengan ijazah atau ujian.
4) Pegawai negeri mendapatkan gaji tetap sesuai dengan pangkat atau
kedudukannya.
5) Pekerjaan adalah karier yang terbatas, atau pada intinya, pekerjaannya sebagai
pegawai negeri.
6) Para pejabat tidak mempunyai kantor sendiri
7) Para pejabat sebagai subjek untuk melakukan pengontrolan dan pendisiplinan
8) Promosi didasarkan dari pertimbangan kemampuan yang melebihi rata-rata.

Ideal typhus Amerika Serikat menyatakan bahda bisa diketahui tipe-tipe birokrasi
negara yang dapat digunakan untuk memisahkan tipe birokrasi. Dengan mengetahui Ideal
typhus ini dapat membandingkan dengan birokrasi yang ada di Indonesia. Di Amerika Serikat
ata empat jenis birokrasi antara lain yaitu:
1. Departemen-Departemen di Dalam Kabinet (The Cabinet Departements)
Dalam birokrasi tersusun atas beberapa lembaga birokrasi yang dibagi berdasar
dari tugasnya. Seperti departemen pertahanan, departemen pendidikan,
departemen kesehatan dan departemen lain yang mempunyai tugas untuk
melaksanakan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh lembaga eksekutif dan
yudikatif.
2. Agen-Agen Federal (Federal Agencies)

7
Agen-agen federal adalah ungkapan lain dari tangan kanan dari lembaga
keprisidenan. Agen ini terbentuk dengan dasar dari pilihan presiden yang
sedang memerintah ketika itu. Contohnya NASA dan FBI (Federal Bereau
Investigation). Sedang untuk di Indonesia contohnya seperti LAPAN (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional) dan BATAN (Badan Tenaga Atom
Nasional)
3. Perusahaan-Perusahaan Federal Milik Federal (Federal Corporation)
Adapun jenis birokrasi ini adalah birokrasi yang menyatukan antara lembaga
pemerintah dengan lembaga bisnis. Contoh di Indonesia adalah BUMN (Bada
Usaha Milik Negara). Garuda Indonesia Airways (GIA). Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA). Bank Mandiri dan Perusahaan Listrik Negara (PLN)
4. Agen-Agen Pengaturan Independen (Independent Regulatory Agencies)
Agen-Agen pengaturan independe adalah birokrasi yang dibuat untuk keperluan
dalam menyelengggarakan regulasi ekonomi atas dunia bisnis. Contoh birokrasi
seperti ini di Indonesia adalah BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional),
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), KPPU (Komisi Pengawasan Persaingan
Usaha), KPU (Komisi Pemilihan Umum), KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)
dan lain sebagainya.
2.5. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah di Indonesia

Dalam makalah ini kami mencoba untuk memaparkan secara jelas kondisi birokrasi di
Indonesia. Di Negara-negara berkembang, tipe birokrasi yang diidealkan oleh Max
Weber Nampak belum dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Sebagai salah satu
Negara yang berkembang Indonesia tidak terlepas dari realita di atas. Meski sudah
mengenal birokrasi yang modern, namun jauh sebelum itu, masyarakat Indonesia sudah
mengenal dan menerapkan sejenis birokrasi kerajaan, sehingga dalam upaya penerapan
birokrasi yang modern, yang terjadi hanya bentuk luarnya saja, belum tata nilainya.
Sebagaimana yang telah ditetapkan di Indonesia lebih mendekati pengertian Weber
mengenai dominasi patrimonial, dimana jabatan dan perilaku di dalam hirarki lebih
didasarkan pada hubungan pribadi. Dalam model Weber , tentang dominasi birokrasi
patrimonial individu-individu dan golongan yang berkuasa dan mengontrol kekuasaaan
dan otoritas jabatan untuk kepentingan ekonomi politik mereka.
Ciri-ciri dominasi birokrasi patrimonial menurut Weber yang hampir secara keseluruhan
terjadi di Indonesia antara lain:

8
1.    Pejabat-pejabat disaring atas kinerja pribadi
2.    Jabatan dipandang sebagai sumber kekuasaan atau kekayaaan
3.    Pejabat-pejabat mengontrol, baik fungsi politik atau pun administrative
4.    Setiap tindakan diarahkan oleh hubungan pribadi dan politik.
2.6. Penampilan Birokrasi Pemerinta di Indonesia

Tidak mudah mengidentifikasi penampilan birokrasi pemerintah di Indonesia. Namun, perlu


dikemukakan lagi, bahwa organisasi pada prinsipnya berintikan rasionalitas dengan
criteria-kriteria umum seperti efektifitas, efesiensi, dan pelayanan yang sama kepada
masyarakat.
Ada beberapa aspek pada penampilan birokrasi di Indonesia yakni:

1. Sentralisasi yang cukup kuat.


Sentralisasi sebenarnya merupakan salah satu ciri umum yang melekat pada
birokrasi yang rasional. Di Indonesia, kecenderungan sentralisasi yang amat
kuat merupakan slah satu aspek yang menonjol dalam penampilan birokrasi
pemerintahan. Hal ini disebabkan karena birokrasi pemerintah bekerja dan
berkembang dalam lingkungan yang kondusif terhadap hidup dan
berkembangnya nilai-nilai sentralisrik terssebut.

2. Menilai tinggi keseragaman dan struktur birokrasi


Sama seperti sentralisasi, keseragaman dalam struktur juga merupakan salah
satu cirri umum yang sering melekat pada setiap organisasi birokrasi. Di
Indonesia, keseragaman atau kesamaan benetuk susunan, jumlah unit, dan nama
tiap unit birokrasi demikian menonjol dalam struktur birokrasi pemerintah.

3. Pendelegasian wewenang yang kabur


Dalam birokrasi Indonesia, nampaknya pendelegasian wewenang masih
menjadi masalah. Meskipun struktur birokrasi pada pemerintah di Indonesian
sudah hirarkis, dalam praktek perincian wewenang menurut jenjang sangat sulit
dilaksanakan. Dalam kenyataannya, segala keputusan sangat bergantung pada
pimpinan tertinggi dalam birokrasi. Sementara hubungan antar jenjang dalam
birokrasi diwarnai oleh pola hubungan pribadi.

9
4. Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis jabatan
Meskipun perumusan uraian tugas dalam birokrasi merupakan kebutuhan yang
sangat nyata, jarang sekali birokrasi kita memilikinya secara lengkap. Kalaupun
ada sering tidak dijalankan secara konsisten. Disamping hambatan yang
berkaitan dengan keterampilan teknis dalam penyusunannya, hambatan yang
dirasakan adalah adanya keengganan merumuskannya dengan tuntas. Kesulitan
lain yang dihadapi birokrasi di Indonesia adalah kesulitan dalam merumuskan
jabatan fungsional. Secara mendasar, jabatan fungsional akan berkembang
dengan baik jika didukung oleh rumusan tugas yang jelas serta spesialisasi
dalam tugas dan pekerjaan  yang telah dirumuskan secara jelas pula. Selai itu
masih banyak aspek-aspek lain yang menonjol dalam birokrasi di Indonesia, 
diantarannya adalah perimbangan dalam pembagian penghasilan, yaitu selisih
yang amat besar antara penghasilan pegawai pada jenjang tertinggi dan
terendah.

Hal lain yang cukup menarik dan dapat dijumpai dalam penampilan birokrasi pemerintah di
Indonesia adanya upacara-upacara yang bersifat formalitas dan hubungan yang bersifat
pribadi.hubungan yang bersifat pribadi sangat mendapat tempat dalam budaya birokrasi
di Indonesia, karena dengan adanya hubungan pribadi dengan para key person banyak
persoalan yang  sulit menjadi mudah atau sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa birokrasi
di Negara kita belum baik dan masih banyak yang perlu diperbaiki.
2.7. Kelemahan Birokrasi Pemerintah di Indonesia

Indonesia umumnya bermuara pada penilaian bahwa birokrasi di Indonesia tidak netral.
Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri, apalagi melihat praktek sehari-hari dimana
birokrasi terkait dengan lembaga lainnya. Oleh karena itu, birokrasi pemerintah tidak
mungkin dipandang sebagai lembaga yang berdiri sendiri, terlepas dari lembaga-
lembaga lainnya. Dalam realitanya, yang menggejala di Indonesia saat ini adalah
praktek buruk yang menyimpang dari teori idealismenya Weber. Dalam prakteknya,
muncul kesan yang menunjukan seakan-akan para pejabat dibiarkan menggunakan
kedudukannya dibirokrasi untuk kepentingan diri dan kelompok. Ini dapat dibuktikan
dengan hadirnya bentuk praktek birokrasi yang tidak efesien dan bertele-tele.

10
2.8. Harapan Birokrasi Model Kedepan

Kebutuhan yang nyata saat ini dalam praktek birokrasi adalah bagaimana memenuhi
kebutuhan konkret dari masyarakat. Kebutuhan akan peningkatan kualitas kehidupan
politik menjadi suatu tuntutan yang tak terhindarkan. Kondisi birokrasi Indonesia yang
masih mencorak patrimonial, adalah merupakan benang sejarah yang perlu diperhatikan
dengan seksama. Dalam perkembangan kearah modernisasi menuntut adanya
peningkatan kualitas administrasi dan manajemen. Selain itu, dalam mengahadapi
kondisi saat ini dan menjawab tantangan masa sekarang, birokrasi Indonesia diharapkan
mempunyai kharakteristik yang mampu bersifat netral, berorientasi pada masyarakat,
dan mengurangi budaya patrimonial dalam birokrasi tersebut sehingga dapat
menjadikan suatu birokrasi yang berpihak dan mementingkan pelayanan dan kebutuhan
masyarakat.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Birokrasi adalah kekuasaan yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan dan prinsip
ideal bekerjanya suatu organinisasi. Pada umumnya birokrasi ini bersifat rigid dan
kaku. Namun, birokrasi memiliki fungsi dan peran yang amat penting didalam
masyarakat salah satunya adalah melaksanakan pelayanan public. Pelaksanaan birokrasi
dalam hal pelayanan public disetiap Negara tentunya berbeda, begitu juga diantara
Negara berkembang dengan Negara maju. Di Negara berkembang yaitu Indonesia,
pelayanan public yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sepertinya belum bisa
dikatakan baik atau maksimal karena tidak sesui lapisan masyarakat yang belum
menikmati pelayanan yang ada birokrasinya sangat berbelit-belit.
Dilihat dari pelayanan transportasi public, Indonesia bias dikatakan kurang memadai, seperti
yang kita ketahui dalam penyediaan transportasi umum masih banyak angkutan umum
seperti bus atau angkutan perkotaan yang sebenarnya sudah tidak layak untuk
digunakan namau tetap digunakan karena alas an kekurangan biaya, maka yang terjadi
adalah banyak angkutan umum yang memaksakan muatan untuk mengangkut
penumpang sementara keselamatan keselamatan mereka cenderung diabaikan. Contoh
lain dari buruknya pelayanan transportasi adalah pelayanan kereta api, meskipun
sekarang sudah tidak seluruhnya milik pemerintah tetap saja pelayanan kereta api kelas
ekonomi masih kurang memadai karena banyak masyarakat yang naik keatap kereta
api  agar tetap bisa menggunakan kereta api sebagai transportasi umum. Padahal sudah
jelas, hal itu sangat membahayakan keselamatan para penumpang. Mereka nekat
melakukan ini karena harga karcis ekonomi sangat murah dibandingkan dengan kereta
jenis lain dan angkutan umum lain seperti bus.
3.2. Saran

Saya sebagai penulis sangat mengharapkan saran, kritik, masukan dari rekan-rekan, Dosen
maupun yang membaca isi makalah ini, yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Albrow, Martin. (1989). Birokrasi. alih bahasa M Rusli Karim dan Totok
Daryanto. Yogyakarta: Tiara Wacana
Castles, L., Nurhadiantomo, & Suyatno. (1986). Birokrasi: Kepemimpinan
dan Perubahan Sosial di Indonesia. Surakarta: Hapsara
https://pelayananpublik.id/2020/02/03/apa-itu-birokrasi-pengertian-tujuan-
ciri/#:~:text=Fungsi%20utama%20birokrasi%20adalah%20mengimplementasikan,ini
%20ada%20di%20tangan%20birokrat diakses pada tanggal 07/12/2020 15:28
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/08/pengertian-birokrasi-ciri-ciri-jenis-
karakteristik-peran-terlengkap.html diakses pada tanggal 07/12/2020 16:21

13

Anda mungkin juga menyukai