KEPEMIMPINAN BIROKRASI
DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK 2)
MUHAMMAD ARIF AL-AMIN
ROBY ADETIA NOORIS
SAMSUL BAHRI
SITI FATIMAH
WENNY WIDYASARI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
jualah kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini
berjudul “Kepemimpinan Birokrasi” Makalah ini disusun guna memenuhi
persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak DR. Drs. Akhmad Murjani, M.Kes., SH., MH selaku Ketua Yayasan
Cahaya Bangsa Banjarmasin.
2. Ibu Dra. Hj. Sri Erliani, MM., M.MKes selaku Ketua STIKES Cahaya
Bangsa Banjarmasin.
3. Bapak Doni Wibowo, Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin.
4. Ibu Rusmegawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Bapak Adi Surya Saputra,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Manajemen Keperawatan
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi dunia kesehatan dan masyarakat umumnya.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat yang
kehadirannya tak mungkin terelakan. Birokrasi adalah sebuah konsekuensi
logis dari diterimanya hipotesis bahwa negara memiliki misi suci yaitu untuk
mensejahterakan rakyatnya melalui media birokrasi karena itu negar aharus
terlibat langsung dalam memproduksi barang dan jasa publik yang diperlukan
oleh rakyatnya. Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya
bahkan jika perlu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya.
Untuk itu negara membangun sistem administrasi yang bertujuan untuk
melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi.
Berkenaan dengan upaya pelayanan dan mewujudkan kesejahteraan
rakyat, birokrasi publik memberikan andil yang relatif besar. Semua yang
terdapat dalam skup penyelenggaraan negara tidak terlepas dari kontekspublis
services dan public affairs. Barang dan jasa publik hendaknya dapat dikelola
secara efisien dan efektif. Sedangkan konsekuensi pengelolaan tersebut
menjadi tanggung jawab birokrasi. Peran pemerintah yang strategis, akan
banyak ditopang oleh bagaimana birokrasi mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi birokrasi publik adalah
bagaimana mereka mampu melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien,
karena selama ini birokrasi diidentikkan dengan kinerja yang berbelit-belit,
struktur yang tambun, penuh dengan kolusi, korupsi dan nepotisme, serta tak
ada standar yang pasti. Sejumlah patologi birokrasi tersebut menjadi
hambatan luar biasa untuk dapat mewujudkan sebah pelayanan yang
memuaskan masyarakat, birokrasi Indonesia sangat jauh dari apa yang
disebut dengan Good Governance.
1
2
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Birokrasi?
2. Untuk Mengetahui Model-Model Birokrasi?
3. Untuk Mengetahui Ciri Ciri Birokrasi?
4. Untuk Mengetahui Fungsi Birokrasi?
5. Untuk Mengetahui Peran Birokrasi?
6. Untuk Mengetahui Kelebihan Birokrasi?
7. Untuk Mengetahui Karakteristik Birokrasi?
8. Untuk Mengetahui Implementasi Karakteristik Birokrasi?
9. Untuk Mengetahui Faktor Penghambat/Kekurangan Birokrasi?
10. Untuk Mengetahui Kritik Konsepsi Birokrasi?
11. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Patalogi Birokrasi?
12. Untuk Mengetahui Bagaimana Birokrasi Di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Birokrasi
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli
adalah suatu sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan
aturan-aturan yang rasional dan sistematis, dan bertujuan untuk
mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja individu dalam
rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar (berdasarkan dari
Blau & Meyer, 1971; Coser & Rosenberg, 1976; Mouzelis, dalam
Setiwan,1998)
Secara umum, pengertian birokrasi adalah rantai komando berbentuk
piramida dalam suatu organisasi dimana posisi di tingkat bawah lebih banyak
daripada tingkat atas. Ada juga yang menjelaskan arti birokrasi adalah suatu
struktur organisasi yang memiliki tata prosedur, pembagian kerja, adanya
hirarki, dan adanya hubungan yang bersifat impersonal. Organisasi yang
menjalankan sistem birokrasi biasanya memiliki prosedur dan aturan yang
ketat sehingga dalam proses operasionalnya cenderung kurang fleksibel dan
kurang efisien.
Birokrasi banyak ditemukan dalam organisasi pemerintahan, rumah
sakit, perusahaan, sekolah, dan militer. Meskipun ada anggapan bahwa
birokrasi identik dengan inefisiensi, pemborosan, dan kemalasan, faktanya
sistem birokrasi diperlukan agar proses operasional berjalan sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan.
B. Model-Model Birokrasi
1. Weberian
Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh
jabatannya manakala ia menjalankan tugas-tugas atau bebas
menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan pribadinya
termasuk keluarganya.
4
5
2. Birokrasi Marxis
Marx berpendapat negara itu bukan mewakili kepentingan umum. Tidak
ada kepentingan umum (general) itu, yang ada ialah kepentingan
particular lainnya. Kepentingan particular yang memenangkan
perjuangan klas sehingga menjadi klas yang dominan itulah yang
berkuasa. Birokrasi menurut Karl Marx merupakan suatu kelompok
particular yang sangat spesifik. Birokrasi bukanlah klas masyarakat,
walaupun eksistensinya berkaitan dengan pembagian masyarakatb ke
dalam klas-klas tertentu. Lebih tepatnya, menurut Karl Marx birokrasi
adalah negara atau pemerintah itu sendiri. Birokrasi merupakan
instrumen yang dipergunakan oleh kelas yang dominan untuk
melaksanakan kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial lainnya.
Dengan kata lain birokrasi memihak kepada kelas partikular yang
mendominasi tersebut.
3. Birokrasi Parkinsonian
Birokrasi Parkinsonian merupakan model birokrasi dengan memperbesar
sosok kuantitatif birokrasi. Parkinsonian dilakukan dengan
mengembangkan jumlah anggota birokrasi untuk meningkatkan
kapabilitasnya sebagai alat pembangunan. Di satu sisi, Parkinsonian
dibutuhkan untuk mengakomodasikan perkembangan masyarakat yang
semakin maju, di sisi lain Parkinsonian dibutuhkan untuk mengatasi
persoalan-persoalan pembangunan yang semakin menumpuk.
C. Ciri-ciri Birokrasi
Sistem birokrasi memiliki ciri tersendiri sehingga mudah dikenali. Menurut
Max Weber, adapun ciri-ciri birokrasi adalah sebagai berikut:
1. Jabatan administrasi tersusun secara hirarkis
2. Setipa jabatan diisi oleh orang yang memiliki kompetensi tertentu
3. Pegawai negeri ditentukan berdasarkan kualifikasi teknik yang
ditunjukan dengan ijazah atau ujian
6
D. Fungsi Birokrasi
Menurut Michael G. Roskin, et al, setidaknya ada empat fungsi birokrasi di
dalam suatu pemerintahan. Mengacu pada pengertian birokrasi, adapun
beberapa fungsi birokrasi adalah sebagai berikut:
1. Administrasi
Fungsi administrasi bertujuan untuk mengimplementasikan undang-
undang yang telah disusun dan ditetapkan oleh legislatif serta penafsiran
atas undang-undang tersebut oleh eksekutif. Artinya, fungsi administrasi
adalah menjalankan kebijakan umum suatu negara yang telah dirancang
dan ditetapkan untuk mencapai tujuan negara secara keseluruhan.
2. Pelayanan
Pada dasarnya birokrasi bertujuan untuk melayani masyarakat atau
kelompok-kelompok tertentu. Salah satu contohnya adalah birokrasi di
korporasi negara seperti PJKA yang bertujuan untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik.
3. Regulasi
Fungsi regulasi suatu pemerintahan umumnya dirancang dan ditetapkan
untuk mengamankan kesejahteraan masyarakat umum. Pada
pelaksanaannya, badan birokrasi akan dihadapkan pada dua pilihan;
kepentingan individu versu kepentingan masyarakat umum.
7
4. Pengumpul Informasi
Badan birokrasi sebagai pelaksana kebijakan negara tentu memiliki
informasi dan data mengenai efisiensi/ efektivitas pelaksanaan berbagai
kebijakan pemerintah di masyarakat. Misalnya terdapat pungli saat
pembuatan SIM dan STNK, maka pemerintah akan merancang prosedur
baru dalam pembuatan SIM dan STNK untuk menghindari pungli.
E. Peran Birokrasi
Dalam pelaksanaannya, peran birokrasi sangat diperlukan dalam menjalankan
aturan dan pelayanan di masyarakat. Adapun beberapa peran birokrasi adalah
sebagai berikut:
1. Menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan pemerintah.
2. Melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka mencapai visi dan
misi pemerintah dan negara.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat serta melaksanakan
pembangunan yang profesional dan merata.
4. Melaksanakan manajemen pemerintah, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasa, koordinasi, evaluasi, sinkronisasi, dan lainnya.
5. Berperan sebagai penghubung antara pemerintah/ negara dengan
masyarakat umum.
F. Kelebihan Birokrasi
Birokrasi seperti yang digambarkan oleh Weber itu memiliki banyak
kelebihan, diantaranya:
1. Pembagian kerja akan menghasilkan efisiensi.
2. Hierarki wewenang memungkinkan pengendalian atas berbagai ragam
jabatan dan memudahkan koordinasi yang efektif.
3. Aturan main akan menjamin kesinambungan dalam pelaksanaan tugas-
tugas pemerintah, walaupun para pejabatnya berganti-ganti, dan dengan
demikian bisa menumbuhkan keajegan perilaku.
8
G. Karakteristik Birokrasi
Dalam model yang diajukan Weber, birokrasi memiliki karakteristik ideal
sebagai berikut (dalam Islamy, 2003):
1. Pembagian Kerja/Spesialisasi
Dalam menjalankan berbagai tugasnya, birokrasi membagi
kegiatan-kegiatan pemerintahan menjadi bagian-bagian yang masing-
masing terpisah dan memiliki fungsi yang khas. Pembagian kerja seperti
ini memungkinkan terjadinya spesialisasi fungsi. Dengan cara seperti ini,
penugasan spesialis untuk tugas-tugas khusus bisa dilakukan dan setiap
mereka bertanggung jawab atas keberesan pekerjaannya masing-masing.
Aktivitas yang reguler mensyaratkan tujuan organisasi
didistribusikan dengan cara yang tetap dengan tugas-tugas kantor
(official duties). Pemisahan tugas secara tegas memungkinkan untuk
memperkerjakan ahli yang terspesialisasi pada setiap posisi dan
menyebabkan setiap orang bertanggungjawab terhadap kinerja yang
efektif atas tugas-tugasnya. Karena itu tugas-tugas birokrasi hendaknya
dilakukan oleh masing-masing pegawai yang benar-benar memiliki
keahlian khusus dan bertanggung jawab demi tercapainya tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.
2. Adanya Prinsip Hierarki Wewenang
Ciri khas birokrasi adalah adanya wewenang yang disusun secara
hierarkis atau berjenjang. Hierarki itu berbentuk piramid yang memiliki
konsekuensi semakin tinggi suatu jenjang berarti pula semakin besar
9
K. Patalogi Birokrasi
1. Pengertian
Patologi birokrasi adalah penyakit dalam birokrasi Negara yang muncul
akibat perilaku para birokrat dan kondisi yang membuka kesempatan
untuk itu, baik yang menyangkut politis, ekonomis, social cultural dan
teknologikal.
2. Jenis-Jenis Patologi Birokrasi
Terdapat lima jenis patologi birokarasi yang dikenal, yaitu :
a. Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para
birokrat. Diantara patologi jenis ini antara lain, penyalahgunaan
wewenag dan jabatan, menerima suap, arogansi dan intimidasi,
kredibilitas rendah, dan nepotisme.
14
A. Kesimpulan
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli
adalah suatu sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan
aturan-aturan yang rasional dan sistematis, dan bertujuan untuk
mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja individu dalam
rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar (disarikan dari
Blau & Meyer, 1971; Coser & Rosenberg, 1976; Mouzelis, dalam
Setiwan,1998).
B. Saran
Seluruh mahasiswa perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap
Kepemimpinan Birokrasi di Indonesia sehingga dapat dikembangkan dalam
kepemimpinan manajemen .
16
DAFTAR PUSTAKA