BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat
kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik
(electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation).
Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu
panas, kimia, elektrik, radiasi dan thermal. (Djohansjah, M, dkk, 1991: 365)
Luka bakar adalah luka yang terjadi bila sumber panas bersentuhan
dengan tubuh atau jaringan dan besarnya luka ditentukan oleh tingkat panas
atau suhu dan lamanya terkena. (Doengoes, Marilynn E.2000 )
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh karena kontak lansung
atau bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan panas, kimia dan
sumber lain yang menyebabkan terbakar. (Hudak & Gallo, 1996 : 927)
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Luka bakar adaalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam ataau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (buku Ilmu Ajar bedah Syamsu
hidayat)
2.2 ETIOLOGI
1. Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh melalui
konduksi atau radiasi elektromagnetik.
a. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)
b. Seperti Gas,cairan, bahan padat (solid)
c. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
d. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
e. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
3
4
3. Derajat III
a. Mengenai seluruh lapisan kulit
b. Warna merah tua, hitam, putih atau cokelat
c. Permukaan kering dan edema
d. Kerusakan jaringan lemak terlihat
4. Derajat IV
a. Mengenai seluruh jaringan dibawah kulit
b. Kerusakan jaringan seluruh lapisan kulit
c. Mengenai muskulus dan tulang (Hudak & Gallo : 1996)
2.4 PATOFISIOLOGI
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah
sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan
menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan
hemokonsentrasi. Burn shock (Shock Hipovolemik) merupakan komplikasi
yang sering terjadi, manisfestasi sistemik tubuh trhadap kondisi ini adalah :
a. Respon kardiovaskuler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melelui kebocoran
kapiler mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema
jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung Hemokonsentrasi
sel darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
b. Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR
menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal
ginjal.
c. Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas
gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon
hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya
perlukaan luas. Pemasangan NGT mencegah terjadinya distensi abdomen,
muntah dan aspirasi.
6
d. Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari
organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan
memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam luka.
2.5 KLASIFIKASI
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga
kategori, yaitu:
1. Luka bakar mayor
a. Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih
dari 20% pada anak-anak.
b. Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
c. Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
d. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
derajat dan luasnya luka.
e. Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
2. Luka bakar moderat
a. Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada
anak-anak.
b. Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
c. Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
3. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan
Griglak (1992) adalah :
a. Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan
kurang dari 10 % pada anak-anak.
b. Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
c. Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
d. Luka tidak sirkumfer.
7
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Umur
b. Penyebab
c. Lamanya kontak
d. Ada tidaknya asap, gangguan jalan nafas
e. Lokasi terjadi : tertutup ® keracunan CO
f. Pengobatan yang diberikan
g. Riwayat penyakit yang diderita (DM, Jantung, Epilepsi, dll)
2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
b. Luas luka bakar
c. Kedalaman luka bakar
d. Kotoran
e. Daerah yang terbakar
f. Gejala hypovolemik syok
8
9
1.4 IMPLEMENTASI
DX Implementasi
Dx1 - Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif .
- Mengatur posisi tidur senyaman mungkin
- Membantu Pasien untuk berfokus pada aktivitas, bukan pada
nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan
melalui televise, radio dan interaksi dengan pengunjung.
- Mengajarkan Pasien tentang Relaksasi untuk mengatasi nyeri.
- Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri.
Dx2 - Membuka jalan nafas, gunakan tekhnik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
13
Dx5
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas.
- Memfasilitasi latihan otot resistif secara rutin untuk untuk
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot
- Membantu dan arahkan pasien untuk mengenali aktivitas
kehidupan sehari – hari yang dapat dilakukan.
Dx6
- Menganjurkan Pasien untuk memakai pakaian yang longgar
- Menghindari kerutan pada tempat tidur.
- Mengumpulkan dan analisa data pasien untuk mempertahankan
integritas kulit dan membrane mukosa.
- Melakukan perawatan luka atau perawatan kulit secara rutin.
- Mengubah dan atur posisi pasien sesering mungkin.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh
pertama terhadap kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit yang
melindungi tubuh dari infeksi, mencegah kehilangan cairan tubuh, membantu
mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori,
membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh.
Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera
kulit yang sebagian besar dapat dicegah.
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi.
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi.
4.2 SARAN
Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Luka bakar, tingkat
luka bakar, tindakan pada luka bakar agar dapat bermanfaat serta berguna
bagi pembaca dan masyarakat umum.
14