Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

DI SUSUN OLEH:

1. NUR FADIA (2102363201014)


2. SLAMET RIYADI (2102363201013)
3. REZKY HIDAYAT SAHID (2102363201022)
4. ASVEYMA MAMPU (2102363201002)

UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penghimpun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik. Tugas makalah ini disusun agar dapat memberikan wawasan kepada  pembaca mengenai
“Administrasi Kepegawaian”. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan dan dorongan dari teman serta dosen pengajar
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini sengaja dipilih karena sebagai bahan tugas
yang telah dosen pengajar berikan kepada saya. Penghimpun  juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampuh Administrasi Pembangunan Syamjaya SM,S.Sos.,M.Si yang telah banyak
membantu penghimpun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.
 

                                                                                        Rabu, 11 Mei  2022
                       

                                                                                     Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN...........................................................................................5
2.2 KEPEGAWAIAN BAGI PEMBANGUNAN..............................................................................8
2.3 MACAM DAN KLASIFIKASI KEPEGAWAIAN.....................................................................8
2.4 FORMASIH DAN PENGADAAN PEGAWAI........................................................................10
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................14
3.2 SARAN.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dasar sistem administrasi kepegawaian di negara Indonesia mengacu pada Undang- Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka usaha
mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, adil, dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur
aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil
dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.1 Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) sering mendapat sorotan dari
berbagai kalangan. Bahkan, berbagai media massa hampir setiap hari memberitakan tentang buruknya
kinerja PNS. Alasan mendasar adalah para PNS dinilai kurang produktif, menghamburkan uang
Negara, kurang disiplin serta rendahnya etos kerja.
Stigma buruk itu umumnya ditujukan kepada para PNS di hampir seluruh instansi pemerintah.
Tingkat kinerja pegawai pemerintah secara umum belum mencapai standar profesionalisme. Banyak
pegawai pemerintah datang ke kantor, mengisi absen, ngobrol dan pulang tanpa adanya kerja yang
dapat memberikan masukan bagi tercapainya tujuan pelayanan publik yang ditetapkan.
Berdasarkan pengamatan penulis bahwa kinerja pegawai masih dianggap rendah, hal ini
dibuktikan dengan masih rendahnya tingkat kehadiran pegawai ketika pimpinan tidak berada di
tempat, sirkulasi surat keluar masuk yang kurang dan pelayanan terhadap publik yang masih sering
mendapat keluhan. Pelayanan publik (public services) dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan
fungsi dari berbagai faktor. Salah satu di antaranya adalah faktor sumber daya manusia, yakni
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dapat dikatakan bahwa baik buruknya suatu birokrasi negara sangat
dipengaruhi oleh kualitas PNS. Di Indonesia, sektor kepegawaian negara yang merupakan sub sistem
dari birokrasi secara keseluruhan, belum dijadikan sebagai fokus reformasi birokrasi. Sebagai
konsekuensinya, kualitas dan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik masih jauh dari
harapan. Konsekuensi lainnya adalah masih belum terciptanya budaya pelayanan yang berorientasi
kepada kebutuhan pelanggan/customer (service delivery culture).
Peningkatan mutu dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publilk yang efektif, efisien dan
memuaskan dari pegawai pemerintah sebagai pelayan publik sangat popular. Hal ini terkait dengan
perkembangan kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat yang semakin meningkat. Masyarakat
sebagai subjek pelayanan tidak ingin lagi dengan pelayanan yang berbelit-belit, lama dan beresiko
akibat rantai birokrasi yang berbelit-belit.
1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian administrasi kepegawaian ?


2.Apa fungsi dari administrasi kepegawaian ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

A. Pengertian Administrasi Kepegawaian


Kata Administrasi berasal dari kata Ad, yang berarti “ke” atau “kepada”
dan ministrare yang berarti “melayani, membantu, atau mengarahkan”. Sedangkan
kata pegawai berasal dari kata personil atau personal yang berarti pegawai.  Pegawai merupakan
tenaga kerja manusia, jasmaniah maupun rohaniah (mental dan fikiran), yang senantiasa
dibutuhkan dan menjadi salah satu modal pokok dalam badan usaha kerja sama untuk mencapai
tujuan organisasi tertentu. Pada umumnya yang dimaksud dengan kepegawaian adalah segala hal
mengenai kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan pegawai.
Pengertian Administrasi Kepegawaian secara umum adalah seluruh aktivitas atau kegiatan
yang berkaitan dengan masalah penggunaan pegawai (tenaga kerja) berupa tata cara atau prosedur
tentang cara-cara mengorganisasi dan memperlakukan orang yang bekerja sedemikian rupa untuk
memperoleh hasil yang maksimum. Sedangkan tujuan dari administrator adalah untuk menyusun
dan mengontrol semua kegiatan untuk memelihara, mengembangkan, mendapatkan ataupun
menggunakan seluruh tenaga kerja sesuai dengan beban kerja sehingga tujuan dari organisasi atau
perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai.

B. Fungsi Adminisrasi Kepegwaian


Fungsi administrasi kepegawaian dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a.      Fungsi manajerial
Yaitu suatu fungsi yang berhubungan dengan penggunaan pikiran, seperti: perencanaan,
penegosiasian, pengarahan, dan pengendalian.
b.      Fungsi teknis
Yaitu suatu fungsi yang berkaitan tentang teknis atau berbagai macam aktivitas yang
berhubungan dengan penggunaan fisik, misalnya: pengadaan, konpensasi, pengembangan,
integrasi, pemeliharaan, maupun pemensiunan.

Fungsi umum administrasi kepegawaian


a. Perencanaan Pegawai
Merupakan suatu proses untuk menentukan segala macam kebutuhan yang diperlukan oleh
pegawai dimasa depan atas dasar dari perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang
telah ada. Perencanaan pegawai adalah hal yang sangat penting, karena bisa membantu sebuah
perusahaan atau organisasi dalam memilih sumber yang diperlukan dan bisa membantu untuk
menentukan hal apa saja yang dapat dicapai dari sumber yang telah ada.
b.      Pengorganisasian Kepegawaian
Merupakan penggolongan, penetapan, dan pengaturan segala macam kegiatan yang dianggap
sangat penting, contohnya seperti: menetapkan tugas seseorang, menetapkan wewenang
seseorang dan lain-lain ke dalam sebuah pola khusus yang sedemikian rupa sehingga tenaga
kerja atau pegawai yang bekerja didalamnya bisa saling bekerja sama dan tentu saja agar bisa
mempermudah suatu perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya.
Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi dan dalam
struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lain.
c.      Pengarahan pegawai
Pengarahan pegawai ialah suatu teori dan keyakinan untuk dapat memotivasi pegawai secara
keseluruhan akan tetapi tdak ada kesepakatan mengenai apa yang bisa dimotivasi.

C. Tujuan Administrasi Kepegawaian


Berikut tujuan administrasi kepegawaian :
a.      Untuk memperkuat sistem perencanaan dan pengembangan pegawai serta rekrutmen sesuai
dengan tingat kebutuhan yang tersedia.
b.      Untuk mengembangkan sistem manajemen informasi kepegawaian.
c.      Untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur untuk meningkatkan kompetensi sesuai
tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan melalui pendidikan dan latihan. Selain itu juga
untuk meningkatkan pendidikan formal dan keterampilan teknik serta aparatur pemerintah.
d. Menujudkan penataan pegawai sesuai dengan kompetensi jabatan dan syarat jabatan serta
memperhatikan pola karir.
e. Meningkatkan pembinaan pada pegawai yang beruguna untuk meningkatkan akuntabilitas dan
kesejahteraan pegawai.
f. Meningkatkan kinerja pelayanan kepegawaian dalam rangka meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah yang bertujuan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik “good
governance”.

D.  Regulasi Kepegawaian
Regulasi dapat diartikan sebagai suatu peraturan yang mengikat dan peraturan tersebut dijadikan
standar perilaku atau sebagai pegangan dalam bertindak maupun bekerja. Regulasi kepegawaian
mengatur seorang pegawai, mulai dari pekerjaan hingga peraturan yang mengatur hak dan kewajiban
seorang pegawai.
Berikut ini peraturan kepegawaian di Indonesia :
a)  UNDANG-UNDANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
APARATUR SIPIL NEGARA
b)  PERATURAN PEMERINTAH
1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO 53 TAHUN 2010 TENTANG
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
3. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO 46 TAHUN 2011 TENTANG
PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
c)  PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN BIROKRASI REFORMASI
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI NO 26 TAHUN 2015 TENTANG NOMENKLATUR JABATAN PELAKSANA BAGI
PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
d)  PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
1. PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2017
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
2. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN
2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGUBAHAN PENAMBAHAN
NOMENKLATUR JABATAN PELAKSANA PNS DI LINGKUNGAN INSTANSI
PEMERINTAH
3. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46
TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

E. Sistem Administrasi Kepegawaian


Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi Negara yang kebijaksanaannya
ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya tergantung pada bentuk Negara yang
dianut suatu Negara, apakah federal atau kesatuan.
Sistem kepegawaian memiliki pengertian lebih luas bukan hanya berkaitan dengan sistem
pengangkatan pegawai tetapi juga meliputi perencanaan, pembinaan karier, pengendalian dan
sebagainya. Secara umum kita mengenal beberapa sistem kepegawaian sebagai berikut:
a. Integratet system: suatu sistem kepegawaian, dimana manajamen kepegawaian mulai dari
rekutmen, penempatan, pengembangan, penilaian sampai dengan penggajian dan pensiun
ditentukan oleh pusat.
b. Separated system: suatu sistem kepegawaian dimana manajamen mulai dari rekruktmen
sampai penggajian dan pensiunan  dilakukan oleh masing-masing daerah.
c. Unified System: suatu sistem kepegawaian dimana manajamen kepegawaian dilakukan oleh
suatu lembaga tingkat nasional yang khusus dibentuk untuk keperluan itu.

Sedangkan sistem pengangkatan pegawai secara umum dapat dibedakan menjadi:


a. Spolis System
Sistem ini pengangkatan pegawai didasarkan atas keanggotaan partai. Sistem ini yang
paling tua dan sudah banyak negara yang tidak menggunakan sistem ini, karena kurang
memperhatikan faktor kecakapan yang sangat penting bagi tercapainya efesiensi kerja.
b. Nepotism System
Dalam sistem ini pengangkatan pegawai lebih didasarkan pada keluarga, saudara dan
teman dekat.
c. Patronage System
Pengangkatan pegawai atas sistem ini didasarkan atas keinginan untuk membantu pegawai
tersebut.
d. Merit System
Pengangkatan pegawai atas sistem ini didasarkan atas kecakapan. Sistem ini beranggapan
bahwa Negara akan maju apabila pegawai-pegawainya terdiri atas orang-orang yang cakap.
e. Career  system
Sistem ini menekankan bahwa dalam pengangkatan pertama pegawai didasarkan atas
kecakapan, sedangkan dalam pengembangan lebih lanjut masa kerja pegawai
diperhitungkan dan ikut menentukan.

2.2 KEPEGAWAIAN BAGI PEMBANGUNAN

Administrasi pembangunan mengehndaki peranan elite administratif yang bersifat menunjang bagi
pembangunan.Demikian pula seluruh birokrasi pemerintahan dan terutama segi kepegawaian-nya
karena elemen ini pada akhirnya yang menjadi pelaksana kegiatan usaha pemerintahan.Apalagi tugas
pemerintah dan pelaksanaan pemerintahannya hendak ditujukan untuk mendukung usaha berencana di
bidang ekonomi dan sosial.

2.3 MACAM DAN KLASIFIKASI KEPEGAWAIAN

1. Jenis Sistem Klasifikasi Jabatan

Pada umumnya ada 2 macam sistem klasifikasi. Di Amerika Serikat dan Negara-negara seperti
Kanada, Puerto Rico, Panama dan Costa Rica, jabatan-jabatan digolongkan menurut tugas-tugas dan
tanggung jawab-tanggung jawabnya. Klasifikasi seperti ini disebut klasifikasi tugas (duties
classification). Di Eropa Barat, terutama di Inggris, Perancis dan Jerman dianut klasifikasi menurut
tingkat atau derajat (Rank Classification). Hal ini berarti bahwa jabatan-jabatan digolongkan dalam
kelas-kelas yang luas menurut syarat-syaratnya dan pada umumnya menurut mutu perseorangan yang
memangku jabatan-jabatan itu.

2. Klasifikasi Menurut Tugas

Dalam sistem ini tindakan pertama kali ialah menganalisis unsur-unsur jabatan yang
diperlukan untuk jabatan perseorangan. Jabatan-jabatan itu dapat berjumlah ratusan, ribuan, bahkan
dapat juga berjumlah jutaan.

Kelas jabatan terdiri dari semua jabatan yang hamper sama dalam tugas-tugas dan tanggung
jawab-tanggung jawab, yang memerlukan syarat-syarat ujian untuk mengisi lowongan dalam kelas
itu, dan mempergunakan satu skala gaji untuk semua jabatan yang termasuk didalamnya.
Kelas merupakan inti proses klasifikasi jabatan, yang menentukan jabatan-jabatan mana yang
sebaiknya dapat dianggap “kira-kira” sama dalam tugas-tugas dan tanggung jawab-tanggung jawab.
Disini dipergunakan istilah “kira-kira”, karena sebenarnya tidak ada 2 jabatan yang persis sama.
Seri kelas jabatan menunjukan perbedaan dalam tingkat tanggung jawab dan kesulitan jabatan dalam
garis pekerjaan yang sama. Misalnya junior, senior dan principal clerk (bila awalan “junior”, “Senior”
dan “principle”) dipergunakan untuk menunjukkan tingkatan dalam kesulitan dan tanggung jawab.
Seri kelas jabatan itu kadang-kadang menunjukkan rumpun kelas jabatan, karena hubungannya yang
erat dan juga menunjukkan garis promosi.
Konsepsi lainnya yang penting ialah tingkat atau derajat (grade). Sebenarnya lebih tepat
apabila dikatakan, bahwa tingkat itu merupakan bagian kompensasi daripada proses klasifikasi.
Tingkat/derajat itu memuat semua kelas jabatan, tidak pandang macamnya pekerjaan yang dilakukan,
yang dibayar menurut skala gaji yang sama.
Misalnya kelas analis anggaran dan kelas perencana kepegawaian dapat ditempatkan dalam
derajat yang sama. Ini berarti bahwa skala pembayaran yang sama akan digunakan. Akan tetapi,
meskipun demikian, masing-masing kelas itu mempunyai identitas sendiri dalam recruitment dan
dalam tindakan-tindakan kepegawaian lainnya. Syarat-syarat untuk mengisi jabata-jabatan ini dan
tugas-tugasnya jelas sangat berlainan, sehingga analis anggaran dan perencana kepegawaian tidak
dapat disamaratakan (Secara adil) dalam kelas yang sama. Meskipun demikian, setelah membanding-
bandingkan tanggung jawab pekerjaan dalam tiap-tiap hal dan syarat-syarat yang diperlukan,
misalnya dalam menyelidiki persoalan penarikan tenaga bebas, keputusan untuk menempatkan kedua
kelas itu pada derajat yang sama, yang berarti menempatkan pada skala gaji yang sama, dapat
dipandang adil.
Derajat umumnya ditunjukkan dengan angka-angka dari atas kebawah dari angka 1 sampai 20, 30,
atau 40, yakni jumlah yang diperlukan untuk menunjukkan perbedaan pekerjaan yang penting, yang
berarti juga perbedaan pekerjaan dalam gaji yang dibayarkan.
Pertanyaan yang mungkin timbul ialah; Berapa banyak jabatan yang ada dalam satu kelas dan
berapa dalam 1 derajat. Hal ini tergantung pada keadaan. Mungkin ada ratusan pegawai/pekerja dalam
kelas yang sama, seperti halnya pada : pesuruh. Beberapa kelas mungkin hanya memuat satu jabatan
misalnya Dirut Kepegawaian, Dirut Keuangan, Kepala Kesehatan, Kotapraja, apabila masing-masing
jabatan itu hanya dipegang oleh seorang pegawai. Demikian pula, satu derajat dapat memuat banyak
kelas atau hanya 1 kelas. Dengan demikian analisis anggaran dan perencanaan kepegawaian dapat
ditaruh dalam derajat yang sama.
Pentingnya duties classification ini ialah bahwa jabatan0jabatan diperuntukkan bagi kelas-
kelas menurut tugas dan tanggung jawab. Hal ini berarti bahwa nilai atau mutu perseorangan dari
pemegang jabatan sama sekali tidak penting.

3. Klasifikasi Menurut Tingkat


Klasifikasi atau penggolongan ini didasarkan atas kualifikasi (mutu) atau pendidikan orang-
orangnya. Misalnya advokat-advokat, dokter-dokter, atau guru-guru. Sulit dalam menggolongkan
jabatan sekretaris. Penggolongan sekretaris tergantung kepada kepalanya. Apabila kepalanya
menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam organisasi, maka ia juga ingin ditempatkan dalam
klasifikasi (penggolongan) yang tinggi dalam jabatannya. Dalam kenyataan (Praktek) jabatan
sekretaris disesuaikan dengan tingkat jabatan kepalanya.

2.4 FORMASIH DAN PENGADAAN PEGAWAI

Formasi Pegawai merupakan penentuan jumlah dari setiap susunan pangkat Pegawai yang
dibutuhkan agar mampu untuk melakukan tugas pokok yang diresmikan oleh pejabat yang berwenang
pada instansi pemerintahan .
Secara universal, pengertian formasi pegawai merupakan jumlah ataupun lapisan pangkat dari
pegawai yang dibutuhkan dalam satuan organisasi yang digunakan dalam kurun masa waktu tertentu.
Formasi ini nantinya hendak disusun berlandaskan kepada tipe, watak, serta beban kerja yang
nantinya hendak ditanggung oleh tiap- tiap pegawai pada sebuah instansi pemerintahan.

1. Dasar Hukum Formasi Pegawai


Secara umum terdapat 3 dasar hukum formasi pegawai , yaitu :
a. UU No. 8 Th 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diganti dengan
UUNo. 43 Th 1999.
b. PP No. 97 Th 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil diubah dengan PPemerintah No.
54 Th 2003 .
c. Keputusan Kepala BKN No. 09 Th 2001 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PPemerintah No. 97
Th 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

2. Unsur-Unsur Formasi Pegawai


Secara umum terdapat 4 unsur-unsur hukum formasi pegawai , yaitu :
a. Formasi pengadaan pegawai negeri sipil merupakan jumlah dan susunan pangkat Pegawai
Negeri Sipil.
b. Formasi Pegawai Negeri Sipil diperlukan oleh satuan organisasi Negara.

c. Formasi Pegawai negeri Sipul harus mampu melaksanakan tugas pokok yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.

d. Formasi Pegawai Negeri Sipil berlaku untuk jangka waktu / masa tertentu, umumnya ditinjau
setiap lima tahun karena dalam jangka waktu tersebut kemungkinan terjadi perkembangan
tugas pokok.

e. Formasi Pegawai Negeri Sipil harus ditetapkan oleh menteri Penertiban dan Penyempurnaan
Aparatur Negara.

3. Prinsip – Prinsip Penyusunan Formasi Pegawai 


Secara umum terdapat 3 prinsip dalam penyusunan formasi pegawai , yaitu :

a. Setiap jenjang jabatan jumlah pegawainya harus sesuai dengan beban kerjanya 
b. Setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena adanya mutasi ataupun sebuah
promosi dapat dilakukan apabila tersedia posisi yang kosong atau lowong

c. Selain berlandaskan beban kerja organisai baik berubah komposisi jumlah pegawai juga tidak
akan berubah 

4. Analisa Kebutuhan Formasi Pegawai


Berikut ini analisa kebutuhan formasi pegawai dilakukan berdasarkan , yaitu :
a. Jenis pekerjaan
Maksudnya setiap macam – macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu organisasi
dalam melaksanakan tugas pokoknya .
b. Sifat pekerjaan
Maksudnya sifat yang berpengaruh dalam penetapan formasi ppegawai yaitu sifat pekerjaan
yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu .
c. Perkiraan beban kerja
Maksunya frekuensi rata – rata dari masing – masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu
d. Perkiraan kapasitas pegawai 
Merupakan kemampuan rata – rata seorang pegawai untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu
e. Jenjang dan jumlah jabatan serta pangkat
Maksudnya penentuan susunan pangkat merupakan 1 syarat untuk dipelihara dengan baik
dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah
f. Analisa jabatan
Merupakan sebuah kegiatan mengumpulkan , menilai dan mengorganisasikan informasi
tentang jabatan 
g. Prinsip pelaksanaan pekerjaaan
Merupakan proses dalam sebuah perusahaan harus memiliki prinsip untuk melaksanakan
sebuah pekerjaan
h. Peralatan yang tersedia
Merupakan semakin tinggi mutu peralatan yang telah disediakan dengan kuantitas yang
memadai akan mengurangi jumlah pegawai yang diperlukan
i. Kemampuan keuangan daerah , negara atau perusahaan .
Merupakan keadaan apabila kemampuan keuangan negara masih terbatas maka penyusunan
formasi tetap harus didasarkan kepada kemampuan keuangan negara yang telah tersedia

5. Pengadaan Pegawai
Pengadaan pegawai merupakan sebuah kegiatan untuk mengisi jabatan yang lowong atau kosong 
seperti kegiatan rekruitmen pada perusahaan .
Terdapat beberap tahapan dalam melakukan pengadaan pegawai yaitu :
1. Perencanaan
2. Pengumuman 

3. Pelamaran

4. Penyaringan / seleksi

5. Pengangkatan calon pegawai

6. Pengangkatan menjadi seorang pegawai 

6. Tujuan Penetapan Formasi Pegawai 


Terdapat beberapa tujuan dalam melakukan analisa jabatan dalam penetapan formasi pegawai ,
yaitu :
1. Pembinaan dan penataan kelembagaan , kepegawaian dan ketata usahaan .
2. Perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan para pegawai
3. Evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan sebuah kelembagaan , kepegawaian dan
ketatalaksanaan dan perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan para pegawai .
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dasar sistem administrasi kepegawaian di negara Indonesia mengacu pada Undang- Undang Nomor
43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan
nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
adil, dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang
bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.

3.2 SARAN

System pendidikan dan keadaan pendidikan di suatu negara dapat pula mempengaruhi pola pikir
seseorang dan pastinya sangat berpengaruh bagi pembangunan di negara tersebut. Pegawai negeri
yang mempunyai wawasan yang luas tentunya ia dapat membawa dan mengayomi masyarakat kearah
yang lebih baik dan dapat melayani kebutuhan masyarakat dengan optimal sehingga masyarakat tidak
lagi kebingungan di dalam masalah yang menyangkut administrasi kepegawaian.
DAFTAR PUSTAKA
http://macam-makalah.blogspot.com/2015/08/makalah-administrasi-kepegawaian.html
https://www.coursehero.com/file/54258511/MAKALAH-ADMINISTRASI-
KEPEGAWAIANdocx/

Anda mungkin juga menyukai