Tugas ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi
Dosen Pengampu Endang Irawan Supriyadi,S.SoS.,M.AP
Disusun oleh:
Aryani Dewi
200211009
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, tidak lupa shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang
bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
Atas izin dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Adminisrtasi Kepegawaian Negara tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengantar Ilmu Administrasi. Selain itu makalah yang saya selesaikan ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Administrasi Kepegawaian Negara.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca/ Bapak Dosen untuk penyempurnaan makalah ini.
Bandung, 18 Januari
2021
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
II. PEMBAHASAN..................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
buruknya suatu birokrasi negara sangat dipengaruhi oleh kualitas PNS. Di Indonesia,
sektor kepegawaian negara yang merupakan sub sistem dari birokrasi secara
keseluruhan, belum dijadikan sebagai fokus reformasi birokrasi. Sebagai
konsekuensinya, kualitas dan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik
masih jauh dari harapan. Konsekuensi lainnya adalah masih belum terciptanya
budaya pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan/customer (service
delivery culture).
Pengarahan pegawai ialah suatu teori dan keyakinan untuk dapat memotivasi
pegawai dengan secara keseluruhan akan tetapi tidak ada kesepakatan mengenai apa
2
yang bisa dimotivasi. Oleh karena itu menjadi sangat sulit bagi perusahaan ataupun
organisasi supaya sampai kepada kebijakan dan juga pendekatan yang dapat
memuaskan para pegawainya. Selain hal itu bagi setiap perusahaan ataupun
organisasi dengan skala apa saja membuat nalisis dengan mendalam tentang apa
yang bisa memotivasi dari setiap tenaga kerjanya merupakan hal yang tidak praktis
akan tetapi terdapat sebuah aturan-aturan yang praktis yang dapat diikuti untuk
bisa membantu memotivasi para pegawai dan juga meningkatkan kinerja dari para
pegawai. Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi negara yang
kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya
tergantung pada bentuk negara yang dianut suatu negara, apakah federal ataukah
kesatuan.
Berdasar latar belakang yang telah dikemukakan di atas, muncul beberapa rumusan
masalah yang menarik untuk dikaji :
Rekrutmen Pegawai serta Perencanaan Kebutuhan Pegawai
Manfaat Perencanaan Pegawai
Analisa Pekerjaan
3
Formasi Pegawai
Uraian Pekerjaan
Pengangkatan CPNS menjadi PNS
Pemberhentian CPNS dan PNS
Dari rumusan masalah yang muncul di atas dapat diketahui bahwa tujuan penulisan
makalah ini adalah :
Mengetahui Rekrutmen Pegawai Negara serta Perencanaan Kebutuhan Pegawai
Mengetahui Rektrutmen Pegawai serta Perencanaan Kebutuhan Pegawai
Mengetahui Manfaat Perencanaan Pegawai
Mengetahui Analisa Pekerjaan Pegawai
Mengetahui Formasi Pegawai
Mengetahui Uraian Pekerjaan
Mengetahui Sistem Pengangkatan CPNS menjadi PNS
Mengetahui Sistem Pemberhentian CPNS dan PNS
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian atau definisi perencanaan pegawai dapat kita temui pada banyak
buku manajemen, administrasi maupun kepemimpinan. Hadari Nawawi dalam buku
Perencanaan SDM mendefinisikan perencanaan sebagai berikut: “Perencanaan
adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, metode, anggaran, dan standar (tolok
ukur) keberhasilan suatu kegiatan”. Pengertian ini menunjukkan bahwa perencanaan
merupakan proses atau rangkaian beberapa kegiatan yang saling berhubungan dalam
memilih salah satu diantara beberapa alternatif tentang tujuan yang ingin dicapai oleh
sebuah organisasi/perusahaan. Kemudian memilih strategi dan metode untuk
mencapai tujuan tersebut. Dilanjutkan pula dengan menetapkan anggaran untuk
melaksanakan strategi dan metode tersebut, diiringi dengan memilih dan menetapkan
kriteria tolok ukur untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi/perusahaan dalam
pencapaian tujuannya dengan mengimplementasikan strategi dan metode yang telah
dipilih sebelumnya.
5
perencanaan berarti kegiatan memprediksi SDM yang memiliki kemampuan yang
besar dalam melaksanakan program – program bisnis yang telah dirumuskan di
dalam rencana bisnis organisasi yang bersangkutan. Disamping itu perencanaan
pegawai harus dilakukan juga untuk mempertahankan pegawai yang dimiliki
organisasi yang telah menunjukkan kemampuannya dalam memberikan kontribusi
terbaik untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Untuk itu perencanaan
harus dilakukan sebagai kegiatan keberhasilan organisasi dalam memprediksi
kualifikasi pegawai yang tepat guna setelah bekerja dibidangnya masing-masing.
6
tahun berikutnya dihitung atas dasar jumlah pegawai yang ada dikurangi dengan
jumlah pegawai yang mencapai Batas Usia Pensiun dalam tahun yang bersangkutan.
Pengurangan pegawai di luar Batas Usia Pensiun antara lain seperti halnya mutasi,
berhenti, dan meninggal dunia sulit diramalkan, sehingga pengurangan tersebut tidak
perlu dimasukan dalam perkiraan, kecuali direncanakan dengan pasti.
Persediaan pegawai disusun dalam daftar susunan jabatan berdasarkan
kualifikasi, dengan tahapan sebagai berikut :
A. Menyusun daftar susunan jabatan yang meliputi nama jabatan, ikhtisar
jabatan, syarat jabatan. Adapun syarat jabatan meliputi pendidikan,
pendidikan dan pelatihan jabatan, pengalaman, keahlian, dan keterampilan.
Penyusunan daftar susunan jabatan sebagai langkah untuk menentukan
persyaratan bagi calon pemangku atau pemangku jabatan yang terkait dengan
nilai kompetensinya. Calon pemangku atau pemangku jabatan yang telah
memenuhi kompetensi jabatan diharapkan akan mampu melaksanakan tugas
jabatan secara profesional, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan
pegawai dalam suatu organisasi. Bagi calon pemangku atau pemangku
jabatan yang belum memenuhi persyaratan jabatan yang dibutuhkan maka
tugas organisasi atau instansi untuk melaksanakan peningkatan kompetensi
jabatan melalui pembinaan pegawai.
B. Menyusun daftar susunan pegawai menurut jabatan terdiri atas nama jabatan
dan data pegawai. Adapun data pegawai terdiri dari nama pegawai, tahun
pengangkatan, tahun pensiun, pendidikan, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman jabatan, keahlian, dan keterampilan pegawai yang bersangkutan.
C. Membuat perkiraan perubahan komposisi pegawai yang akan pensiun dan
rencana promosi serta mutasi untuk mengetahui kemungkinan perubahan
posisi pegawai dalam jabatan.
D. Membuat perkiraan persediaan pegawai dalam waktu 2 - 5 tahun yang
ditentukan tanpa mencantumkan lagi pegawai yang pensiun.
2.3 Analisa Pekerjaan Pegawai
Penyusunan kebutuhan pegawai atau yang sering disebut sebagai prediksi
permintaan (demand) dilingkungan organisasi baik itu organisasi pemerintah, swasta
atau organisasi profit, pada dasarnya disebabkan oleh berbagai alasan atau
7
sebabsebab tertentu. Prediksi kebutuhan pegawai yang dilakukan dengan alasan yang
kuat, jelas dan rasional tentunya akan menghasilkan SDM yang mampu bekerja
secara efektif dan efisien, dalam memberikan kontribusi pada usaha organisasi dalam
mencapai tujuan strategik untuk mewujudkan visi dan misinya. Oleh karena itu
prediksi kebutuhan pegawai harus didasari alasan yang kuat untuk memastikan
bahwa permintaan pegawai merupakan kebutuhan obyektif atau bukan disebabkan
oleh ketidakmampuan mengefektif dan efisien pegawai yang ada.
Menurut Nawawi (2008) pada suatu organisasi profit alasan atau sebab yang
paling penting dalam prediksi kebutuhan pegawai adalah kekurangan pegawai dalam
melaksanakan perencanaan bisnis, sehingga banyak kegiatan bisnis seharihari
tertunda atau tidak terselesaikan, yang berakibat banyak konsumen direbut oleh
organisasi/perusahaan kompetitor. Alasan yang tidak kuat sebaiknya diatasi dengan
kegiatan manajemen SDM lainnya, seperti pelatihan, pengembangan karier, mutasi
(re-placement/re-traffing), dan lain-lain. Hal ini organisasi tidak perlu menyelesaikan
masalah bisnis yang dihadapi dengan mengangkat pegawai baru. Lebih lanjut
Nawawi mengatakan bahwa berdasarkan kondisi tersebut, berarti dalam memberikan
persetujuan terhadap perencanaan pegawai yang sudah dibuat, seorang manajer
puncak harus diyakinkan bahwa prediksi kuantitatif dan kualitatif yang telah
dilakukan memiliki alasan yang kuat untuk dilaksanakan. Dengan kata lain manajer
puncak harus meyakini bahwa perencanaan pegawai jika dilaksanakan tidak akan
menjadi pemborosan, tetapi sebaliknya akan dapat mempertahankan dan
meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas kerja.
8
PNS harus juga mempertimbangkan beberapa kompetensi yang mendukung tugas
pelayanan tersebut. Hal lain yang sering dilupakan dalam memprediksi kebutuhan
pegawai ini adalah tingkat efektif dan efisien dari pendayagunaan PNS itu sendiri,
karena itu harus dipertimbangkan apakah PNS yang dibutuhkan itu harus bersifat
permanen atau tidak, sehingga perlu mengidentifikasi apakah kebutuhan PNS
merupakan pegawai tetap, pegawai tidak tetap (pegawai kontrak) dan atau
outshorsing.
Sehubungan dengan berbagai hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam
membuat perencanaan kebutuhan pegawai baik pada organisasi pemerintah ataupun
pada organisasi profit harus didasarkan pada analis kebutuhan pegawai untuk
kondisi saat ini dan kebutuhan yang akan datang baik dalam jangka waktu menengah
ataupun jangka waktu panjang. Kita sadari bahwa dalam membuat prediksi
kebutuhan pegawai sering dipengaruhi oleh faktor ekternal maupun internal
organisasi. Menurut Nawawi (2008) faktor internal organisasi adalah kondisi
persiapan dan kesiapan SDM sebuah organisasi/perusahaan dalam melaksanakan
operasional bisnis pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya
di masa depan. Alasan atau sebab ini harus dilihat dari segi ketersediaan SDM, baik
jumlah maupun kualitasnya yang relevan dengan bidang bisnis sebagai pilihan
organisasi/perusahaan. Dengan kata lain faktor internal adalah alasan permintaan
SDM, yang bersumber dari kekurangan SDM di dalam organisasi untuk
melaksanakan bisnisnya, yang menyebabkan diperlukan penambahan jumlah SDM.
Dari uraian penulisan ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa perencanaan
pegawai yang merupakan dasar penyusunan program kerja organisasi itu mutlak
dilaksanakan guna lebih menjamin kehidupan organisasi dimasa depan (Bab I). Hal
tersebut ditindak lanjuti dengan uraian pada bab II, dimana perencanaan pergawai itu
harus mempertimbangkan prediksi kebutuhan pegawai kedepan dan harus
berdasarkan alasan yang kuat, jelas dan rasional sehingga dapat menghasilkan SDM
yang mampu bekerja secara efektif dan efisien, dalam memberikan kontribusi pada
usaha organisasi dalam mencapai tujuan strategik untuk mewujudkan visi dan
misinya. Oleh karena itu prediksi kebutuhan pegawai harus didasari alasan yang kuat
untuk memastikan bahwa permintaan pegawai merupakan kebutuhan obyektif atau
bukan disebabkan oleh ketidak mampuan mendayagunakan secara efektif dan efisien
9
pegawai yang sudah ada pada organisasi pemerintah ataupun pada organisasi profit
harus didasarkan pada analis kebutuhan pegawai untuk kondisi saat ini dan
kebutuhan yang akan datang baik dalam jangka waktu menengah ataupun jangka
waktu panjang.
2. 4 Formasi Pegawai
Pengertian Formasi
Formasi adalah Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang
diperlukan suatu satuan organisasi ditetapkan dalam suatu formasi untuk jangka
waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan,
dengan tujuan agar unit organisasi itu mampu melaksanakan tugasnya secara berdaya
guna, berhasil guna dan berkelangsungan. Formasi adalah Susunan (pegawai,
pengurus, kabinet, pesawat terbang, dan sebagainya).
Formasi Pegawai adalah penentuan jumlah dan susunan pangkat Pegawai yang
diperlukan untuk mampu melaksanakan tugas pokok yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
Penetapan Formasi
Formasi ditetapkan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan
beban kerja yang harus dilaksanakan. Tujuan penetapan formasi adalah agar satuan-
satuan organisasi Negara mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang memadai
sesuai beban kerja dan tanggung jawab masing-masing satuan organisasi. Formasi
ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu tertentu dengan
mempertimbangkan macam-macam pekerjaan, rutinitas pekerjaan, keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi jumlah
dan sumber daya manusia yang diperlukan.
10
organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, berhasil
guna dan berkelanjutan Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan:
Jenis pekerjaan
Sifat Pekerjaan
Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas pegawai dalam jangka waktu
tertentu
Prinsip pelaksanaan pekerjaan
Peralatan yang tersedia.
Jenjang dan Jumlah Jabatan serta Pangkat
Analisis Jabatan
Kemampuan Keuangan Negara dan Daerah
Sistem penyusunan formasi dapat digunakan system sama dan system ruang
lingkup. Sistem sama merupakan system yang menentukan jumlah dan kualitas
pegawai yang sama bagi semua satuan organisasi tanpa membedakan besar kecilnya
beban kerja. Sedangkan system ruang lingkup merupakan suatu system yang
menetukan jumlah dan kualitas pegawai berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang
dibebankan kepada suatu organisasi.
Metode
11
Dalam menghitung formasi, banyak metode yang dapat dipergunakan. Namun
demikian, dalam pedoman ini disajikan metoda yang sederhana yang memungkinkan
dapat memberi kemudahan bagi instasi menggunakannya. Metode yang dipilih
adalah metode beban kerja yang diidentifikasi dari :
Ø Hasil kerja
Ø Objek kerja
Ø Peralatan kerja
Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional setiap tahun anggaran ditetapkan oleh
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, setelah
memperhatikan pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Formasi Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
Pengadaan Pegawai
12
Apabila suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja baru, maka akan diusahakan
untuk menarik atau mencari tenaga yang di hararapkan dapat melaksanakan tugas
dengan baik. Langkah ini sebenarnya merupakn langkah kedua, sedangkan langkah
pertama ialah menentukan keadaan dan sifat pekerjaan yang lowong serta keadaan
dan sifat atau kecakapan orang/tenaga kerja yang diharapkan sanggup melakukan
pekerjaan itu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya pencarian
atau penarikan tenaga kerja dilakukan setelah diketahui kualifikasi yang harus
dimiliki tenaga kerja yang akan dicari, antara lain menyangkut pengetahuan,
pengalaman, kepribadiannya dan sebagainya.
2. 5 Uraian Pekerjaan
10. Melakukan koreksi dan penilaian terhadap laporan hasil kerja bawahan.
13
2. Menghimpun dan mengkaji peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian
3. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data mutasi, pengembangan dan
pemberhentian dosen
4. Mempersiapkan bahan penyusunan peraturan dan ketentuan di bidang
kepegawaian
5. Menyiapkan administrasi peningkatan kemampuan pegawai
6. Melakukan urusan pemberian izin dan usul tunjangan tugas belajar
7. Mempersiapkan pemberian cuti dengan alasan penting
8. Mempersiapkan bahan pelaksanaan sumpah/ janji jabatan dan serah terima
jabatan
9. Melakukan pengurusan SKP, Kartu Karpeg, Kartu Induk (Karin), Kartu Isteri
(Karis), Kartu Suami (Karsu), Asuransi Kesehatan (Askes), Tabungan
Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), Surat Keterangan Untuk Mendapatkan
Pembayaran Tunjangan Keluarga (KP4), dan lain-lain
10. Mempersiapkan bahan pelaksanaan latihan prajabatan
11. Mempersiapkan bahan pelaksanaan pemilihan pegawai dan dosen teladan
12. Menghimpun dan mengolah data kehadiran pegawai dan dosen
13. Mendata dosen yang telah menyelesaikan atau sedang mengikuti program S2
dan S3
14. Melakukan penyusunan statistik Bagain
Kepala Subbagian Pendataan, Pengembangan dan Mutasi Pegawai (Subbagian
II)
14
5. Mempersiapkan bahan pelaksanaan mutasi pegawai
Sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) harus menjalani masa percobaan minimal 1 (satu) tahun dan paling
15
lama 2 (dua) tahun sejak diangkat menjadi CPNS.CPNS yang telah menjalankan
masa percobaan dapat diangkat menjadi PNS dalam jabatan dan pangkat tertentu
dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian (Gubernur).CPNS yang telah
menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun dan telah memenuhi syarat
untuk diangkat menjadi PNS, tetapi karena sesuatu sebab belum diangkat menjadi
PNS, maka hanya diangkat menjadi PNS apabila bukan karena kesalahan yang
bersangkutan. Pengangkatan CPNS yang menjalani masa percobaan lebih dari 2
(dua) tahun ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian
Negara.Pengangkatan CPNS menjadi PNS ditetapkan, apabila telah memenuhi syarat
sbb:
A. Masa Percobaan
16
Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan dapat
diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan dan pangkat tertentu dengan
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil
menjadi Pegawai Negeri Sipil ditetapkan, apabila telah memenuhi syarat :
Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil Darah bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Daerah yang menjalai masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.
17
Pas foto hitam putih ukuran 3 x 4 cm 1 (satu) lembar untuk penetapan KARPEG
bagi Pegawai Negeri
Sipil Pusat.
C. Berkas Persyaratan
b. Fotokopi SK CPNS.
f. Asli dan fotokopi Surat Ket. Sehat dari Dokter Penguji Tersendiri / Tim
Penguji Kesehatan.
g. Asli dan Fotokopi Penetapan Angka Kredit / PAK Dasar ( khusus bagi
guru )
18
undangan yang berlaku antara lain hak atas pensiun. Pemberhentian dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil meliputi :
Permintaan berhenti sebagai Pegawai Negeri dapat ditunda untuk paling lama 1
(satu) tahun, apabila ada kepentingan dinas yang mendesak. Permintaan berhenti
dapat ditolak apabila Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan masih terikat dalam
keharusan bekerja pada Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1969, pensiun adalah jaminan hari tua
dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri Sipil yang telah bertahun-
tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 adalah 56(lima puluh
enam) tahun. Adapun batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil yang dapat
diperpanjang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2011) adalah sebagai berikut :
65 (enam puluh lima) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku:
jabatan Peneliti Madya dan Peneliti Utama yang ditugaskan secara penuh di
bidang penelitian; atau
jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden
62 (enam puluh dua) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan
Wakil Menteri;
60 (enam puluh) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku:
jabatan struktural Eselon I;
jabatan struktural Eselon II;
jabatan Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan kesehatan
negeri;
jabatan Pengawas Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Dasar, Taman
KanakKanak atau jabatan lain yang sederaja
19
jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden.
58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku:
jabatan Hakim pada Mahkamah Pelayaran; atau
jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden.
• Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya ;
• Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
lingkungan kerjanya;
20
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada pimpinan
instansi induknya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan Negara,
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kepada pimpinan instansi induknya
setelah habis masa
menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, tidak dapat dipekerjakan kembali
karena tidak ada lowongan, diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang beraku.
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil, kehilangan hak-hak kepegawaiannya antara lain hak atas pensiun.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
kompensasi, dan mengelola pemberhentian kerja. Didalam merencanakan SDM yang
kita kenal dengan perencanaan pegawai, merupakan suatu fungsi manajemen yang
sangat perlu untuk diperhatikan karena perencanaan pegawai merupakan dasar bagi
penyusunan program kerja, bahkan dinyatakan perencanaan pegawai mutlak perlu
guna lebih menjamin agar setiap organisasi semakin mampu memperhitungkan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisasi di masa depan.
Dari uraian tersebut dapat kita tarik suatu benang merah yaitu suatu organisasi
yang memiliki prospek maju kemasa depan tidak boleh mengabaikan kegiatan
perencanan. Perencanaan SDM guna untuk mencapai penyusunan program kerja
yang realistik, dan mengisi kebutuhan pegawai organisasi secara tetap dan tepat,
sehingga pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan tercapai secara efektif
dan efisien. Melihat pentingnya atau pengaruh perencanaan pegawai terhadap
pencapaian tujuan organisasi yang demikian siqnifikan bagi penyelenggara
organisasi swasta maupun pemerintah khususnya pengelola pegawai dan pemangku
jabatan dalam bidang kepegawaian, maka materi atau pembelajaran perencanaan
pegawai diperlukan sebagai salah satu mata ajar dalam diklat Fungsional Analis
Kepegawaian.
23
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://rezkyamalia01.blogspot.com/2017/08/formasi-pegawai.html?m=1
http://kepeg.ar-raniry.ac.id/2015/12/uraian-tugas-bagian-organisasi-dan.html?m=1
https://www.gurupendidikan.co.id/administrasi-kepegawaian/
https://www.academia.edu/15717108/PEMBERHENTIAN_PEGAWAI_NEGERI
_SIPIL
24