1.
Kekuasaan Eksekutif.
Pasal 2 ayat 1 : Kekuasaan Eksekutif oleh Presiden dan Wakil Presiden untuk
selama 4 tahun dengan syarat tidak boleh nlebih 2 x masa jabatan ( Usia Presiden
tidak boleh kurang dari 35 tahun ).
Apabila Presiden tidak dapat menjalankan tugasnya karena meninggal, sakit atau
lainnya, maka jabatan Presiden dipangku oleh Wakil Presiden.
Dalam hal juga Wakil Presiden berhalangan, maka Congres menentukan Pejabat
Presiden sampai Presiden terpilih.
Sebelum memangku jabatan Presiden / Wakil Presiden bersumpah / berjanji sebagai
berikut : Saya bersumpah / berjanji bahwa saya akan melaksanakan tugas-tugas
Presiden Amerika Serikat dengan penuh kesetiaan dan menggunakan seluruh
kemampuan saya yang tgerbaik dalam menjalankan / melindungi dan
mempertahankan UU Amerika Serikat.
Ayat 2 : Presiden merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Perang dan Milisi.
Presiden dengan disetujui 2/3 anggota Senatnya yang hadir mengangkat Duta Besar,
Konsul, Jaksa Agung dan Menteri-Menteri.
Ayat 4 : Presiden dan Wakil Presiden serta semua pejabat sipil yang ternyata
terbukti melakukan penghianatan, disuap atau kejahatan besar lainnya, akan dipecat
dengan jalan impeachment.
Kekuasaan Judikatif.
Pasal 3 ayat 1 : Kekuasaan Judikatif Amerika Serikat dipegang oleh Mahkamah Agung;
dan dalam pengadilan rendah dari waktu ketentuannya ditetapkan oleh Congres. Para
Jaksa baik Agung, Jaksa Tinggi atau Jaksa yang rendah akan memangku jabatannya
selama berkelakuan baik.
Ayat 2 : Kekuasaan Judikatid meluas kepada semua perkara dalam jangkauan UU
dengan semangat atau azas persamaan.
Semua pengadilan terhadap kejahatan kecuali dalam impeachment akan dilakukan
oleh hakim ditempat mana kejahatan itu dilakukan.
Ayat 3 : Penghianatan terhadap Amerika Serikat akan terdiri dari tindakan
membantu musuh yang memerangi Amerika Serikat atau menjadi mata-mata. Tidak
seorangpun dijatuhi hukuman sebelum 2 orang saksi membuktikannya.
Congres mempunyai kekuasaan untuk mengumumkan tentang penghianatan.
Dari pasal dan ayat-ayat di atas jelas bahwa dalam organizing di Negara Amerika
Serikat terbagi atas 3 Badan : Badan Legislatif, Eksekutif dan Judikatif.
Hanya saja tidak menganut teori Trias-politica Montesquieu secara murni dan
konsekuen melainkan dewngan perubahan, karena di situ terlihat sekali peranan
Congres sangat kuat, sehingga ada ikut serta baik dalam eksekutif maupun dalam
judikatif.
Jadi fungsi-fungsi administrasi sebagai mesin administrasi Negara, dirancang
dan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas job-diskriptionnya.
Pengawasan
Agar supaya Administrasi Negara berhasil baik, maka pengawasan sangat diperlukan
mengingat menurut Leonard D. White dalam bukunya an Introduction to the Study
of Public Administration pengawasan mempunyasi tujuan :
1.
Agar supaya jalannya Pemerintahan sesuai dengan UU.
2.
Untuk melindungi hak azasi manusia.
Pengawasan terhadap aministrasi Negara di Amerika Serikat dilakukan oleh
Congress, Mahkamah agung dan Media Perts yang melakukan Social Control.
Pengawasan oleh Congres yang bersifat Preventif :
1. Kebijaksanaan Negara ditetapkan dalam UU.
2. Pengangkatan Menteri-Menteri sebagai aparat administrasi Negara tk.tinggi
memerlukan persetujuan 2/3 anggota Senat/Congres sesuai dengan pasal 2 ayat 1
konstitusi Amaqerika Serikat.
3. APBN setiap tahun harus diajukan oleh pemerintah kepada Congres untuk
memperoleh persetujuannya.
Pengawasan oleh Congres yang bersifat Represif ialah melalui Impeachm,ent
(menuntutan dan pemecatan) sesuai dengan bunyi pasal 2 ayat 4 yaitu bahwa
Presiden atau wakilnya dan semua sipil yang ternyata terbukti penghianatan, ke3na
suap atau kejahatan besar lainnya akan dipecat dengan jalan impeachment.
Pengawasan oleh Mahkamah Agung terhadap tindakan administrative sesuai
derngan pasal 3 ayat 3 sebagai berikut :
Kekuasaan Judikatif meluas kepada semua perkara dalam cakupan UU dan dengan
semangat azas persamaan.
Semua pengadilan terhadap kejahatan kecuali dalam hal impeachment akan
dilakukan oleh Hakim dimana kejahatan itu dilakukan.
Sedangkan pengawasan via Media Pers didasarkan bahwa Pemerintahan Amerika Serikat
sesuai dengan pendapat Abraham Loncoln ialah : Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat
.
Mengingat pemerintahan berasal dsari rakyat dan mempunyai fungsi untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki atau disetujui oleh rakyat sudah barang tentu pers berfungsi sebagai
social control agar supaya pemerintahan berjalan lurus.
Judicial
Review
Control finance
Recommanded
Presiden
Veto
Congres
Senat House
Of Repre
sentatif
appoint
Supreme
Court
Responsible
Cabinet
Elect
Elect
Electors
Elect
Voters
Dari diagram diatas terlihat bahwa administrasi Negara Amerika Serikat menganut
azas demokrasi dengan sistim check and balance.
1. Para pemilih memilih Presiden yang akan memimpin pemerintashsan atau
administrasi Negara yang akan mernjalankan public policy, juga memilih anggota
congress (badan perwakilan politik) yang akan mengawasi tindakan-tindakan Presiden
dan membuat public policy ( UU ).
2. Dalam Congress terdapat 2 kamar yaitu : DPR dipilih oleh rakyat secara nasional
menurut sistim distrik dan Senat dipilih oleh DPR Negara Bagian sehingga setiap
keputusan yang diambil oleh Congress harus memperoleh persetujuan dari 2 kamar
Tadi ( disini terjadi check and balance antara Senat dan DPR ).
3. Presiden dalam mengangkat para Menteri atau anggota cabinet harus mendapat
persetujuan dari 2/3 anggota Senate, pada hal cabinet Amaerika Serikat bukan cabinet
parlementer tetapi cabinet presidential ( terjadi check and balance ).
4. UU yang dibuat oleh Congress harus mendapat persetujuan dari pada Presiden, Hal
ini menunjukkan Presiden ikut serta dalam urusan legislative. UU yang tidak disetujui
atau ditolak Presiden tidak dapat diundangkan, sehingga terjadi veto Presiden. Dalam
hal keadaan demikian Presiden harus memberikan alasannya ( disinipun terjadi check
and balance ).
5. Walaupun Presiden dipilih langsung oleh yakyat, tetapi apabila Presiden melanggar
UU dan hak-hak azasi manusia seperti tercantum dalam Declaration of Independence
atau melakukan kejahatan besar lainnya, maka Congress berhak memecat Presiden.
( Inipun merupakan sistim check and balance )
6. Presiden dengan persetujuan dari pada 2/3 anggota Senate mengangkat Jaksa Agung. (
disini terjadi check and balance antara Presiden, congress daN Mahkamah Agung ).
7. Mahkamah Agung mempunyai kewajiban meneliti UU yang dibuat oleh Congress.
( Ini merupakan check and balance antara Congress dan Mahkamah Agung ).
Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
MPR
DPR
BPK
DPRD I
PRESIDEN
DPA
MA
KABINET
DPRD II
GOLONGAN
PEMILIH
MPR
DPR
BPK
PRESIDEN
MK
MA
KABINET
DPRD I
GUBERNUR
DPD
DPRD II
BUPATI/WALIKOTA
PEMILIH
Pengorganisasian.
Pengorganisasian dalam Badan eksekutif dapat dilihat dalam susunan Kabinet
Pembangunan I, II dan III ( dulu) atau Kabinet Indonesia Bersatu (sekarang). Yang
jumlahnya cukup besar yaitu mencapai 30 Menteri, kalau dibandingkan dengan
Negara-negara yang sudah berkembang/maju seperti Amerika Serikat, Jepang yang
masing masing hanya mempunyai 11 anggota cabinet.
Adapun yang menjadi pimpinan Kabinet ialah Presiden dan Wakil Presiden.
Tentu saja dengan banyaknya anggota cabinet ini rentangan koordinasi, komunikasi
dan jangkauaqn pengawasan Presiden dan Wakil Presiden makin meluas, sehingga
membutuhkan energi dan waktu yang lebih banyak lagi.
Oleh karena itu tugas Presiden dan Wakil Presiden sebagai Administrator
Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan semakin bertambah.
The Dynamic of Management.
Commanding dalam Badan Eksekutif dipegang oleh Presiden, Karena
Presidenlah yang mengangkat dan memberhentikan Menteri-Menteri. Tetapi
walaupun Presiden memegang kunci komando/perintah, Negara Indonesia bukanlah
Negara Komando atau Kediktatoran, sebab Negara Indonesia sesuai dengan UUD
45 adalah Negara Hukum, di mana UU merupakan hukum yang tertinggi.
Oleh karena itu perintah Presiden dalam rangka menggerakkan pemerintahan,
pembangunan dan masyarakat, sebagai administrator pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan, akan selaras dengan UU atau selaras dengan azas Rule of Law,
yaitu adanya supremacy of law, equality before the law dan human rights.
Karena apabila Presiden melupakan azas ini dalam pemberian perintahnya, maka
administrasi Negara Indonesia bukan lagi administrasi negara demokratis,
melainkan administrasi Negara yang kediktatoris, sehingga lahirlah close
management atau dictatorial management.
Oleh karena itu pemberian perintah Presiden sesuai dengan UUD hanya
kepada Kabinet, mengingat DPR, BPK, DPA/MK dan MA tidak bisa diperintah
oleh Presiden, karena badan-badan ini merupakan badan yang sejajar dengan
Presiden; kecuali dalam keadaan darurat dimana kekuasaan tertinggi dalam Negara
berada dalam tangan Presiden, yaitu kekuasaan legislative, eksekutif dan yudikatif
disentralisasikan, maka Presiden bisa memerintah DPR, BPK, DPD/MK dan MA.
Tetapi administrasi Negara yang demikian adalah administrasi Negara kediktatoran.
Adapun hubungan DPR dengan Presiden, BPK, DPA/MK dan MA dalam
keadaan Negara tidak berada dalam keadaan darurat, adalah hubungan koordinasi
horizontal di mana kepada DPR Presiden memberikan laporan tentang kegiatannya
setahun sekali berupa pidato kenegaraan.