Anda di halaman 1dari 12

ADMINISTRASI NEGARA AMERIKA SERIKAT

1.

The Mechanic of Management.


Kalau kita l;ihat di Amerika Serikat proses forecasting dan planning dapat
ditemukan dalam Declaration of Independence yang berbunyi : Kita memegang
kebenaran-kebenaran ini bahwa semua umat manusia diciptakan sama, yaitu
dianugrahi oleh penciptanya hak-hak tertentu yang tak dapat dirubah atau dirampas
seperti hak hidup, kemerdekaan dan mengejar kebahagiaan.
Maka untuk menjamin hak-hak ini rakyat membangun Negara yang mempunyai
kekuasaannya yang adil dsari rakyat yang diperintah, tetapi apabila merusak tujuantujuan ini, maka merupakan hak dari pada rakyat untuk merubah atau
menghapuskannya dan mengganti dengan yang baru yang meletakkan dasarnya diatas
prinsip-prinsip tersebut serta menyusunnya, sehingga tercermin keselamatan dan
kebahagiaannya akan terjamin.

Bagaimana dengan organisasinya ?


Kekuasaan Legislatif :
Dalam UUD Amerika Serikat pasal 1 ayat 1; semua kekuasaan Legislatif dipegang
oleh congres yang terdiri dari Senat dan DPR.
Ayat 2 : DPR terdiri dari para anggota yang dipilih sertiap 4 tahun sekali oleh
rakyat dari berbagai Negara bagian dengan syarat setiap anggota harus berumur 25 tahun.
Ayat 3 : Senat Amerika Serikat terdiri dari 2 anggota Senat dari setiap Negara
Bagian yang dipilih untuk selama 6 tahun oleh Badan Legislatif Negara Bagian, dengan
syarat setiap anggota umurnya tidak kurang dari 30 tahun.
Ayat 5 : setiap Badan harus menertibkan anggota-anggotanya dan apabila perlu
dengan persetujuan 2/3 anggotanya memecat anggota yang tak disiplin.
Ayat 6 : tidak diperkenankan anggota-anggota Senat dan DPR memegang jabatan lain
selama tugasnya.
Ayat 7 : setiap UU yang akan disahkan oleh Senat dan DPR harus terlebih dahulu
diajukan pada Presiden dan bila Presiden tidak setuju harus mengemukakan alasannya,
tetapi kalau setuju harus menandatangani.
Ayat 8 : Congres mempunyai kekuasaan untuk :
a.Meminjam uang atas dasar kredit.
Mengatur perdagangan dengan Luar Negeri.
c. Membuat peraturan yang seragam tentang naturalisasi dan UU tentang
kebangkrutan dari seluruh Negara.
d. Menetapkan nilai mata uang.
e. Membuat aturan hukuman bagi pemalsu uang.
f. Membuat/mewujudkan jalan-jalan pos dan kantor pos.
g. Meningkatkan klemajuan ilmu dan seni yang berguna.
h. Mendirikan pengadilan rendah untuk Mahkamah Agung.
i. Menentukan dan menghukum pembajakan.
j. Menyatakan perang.
k. Membina angkatan perang.
l. Menyiapkan milisi.
m. Membuat UU untuk melaksanakan kekuasaan.

Pasal 5 : Congres dapat mengajukan amandemen terhadap UU apabila masing-masing


Badan 2/3 anggotanya menghendakinya.

Kekuasaan Eksekutif.
Pasal 2 ayat 1 : Kekuasaan Eksekutif oleh Presiden dan Wakil Presiden untuk
selama 4 tahun dengan syarat tidak boleh nlebih 2 x masa jabatan ( Usia Presiden
tidak boleh kurang dari 35 tahun ).
Apabila Presiden tidak dapat menjalankan tugasnya karena meninggal, sakit atau
lainnya, maka jabatan Presiden dipangku oleh Wakil Presiden.
Dalam hal juga Wakil Presiden berhalangan, maka Congres menentukan Pejabat
Presiden sampai Presiden terpilih.
Sebelum memangku jabatan Presiden / Wakil Presiden bersumpah / berjanji sebagai
berikut : Saya bersumpah / berjanji bahwa saya akan melaksanakan tugas-tugas
Presiden Amerika Serikat dengan penuh kesetiaan dan menggunakan seluruh
kemampuan saya yang tgerbaik dalam menjalankan / melindungi dan
mempertahankan UU Amerika Serikat.
Ayat 2 : Presiden merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Perang dan Milisi.
Presiden dengan disetujui 2/3 anggota Senatnya yang hadir mengangkat Duta Besar,
Konsul, Jaksa Agung dan Menteri-Menteri.
Ayat 4 : Presiden dan Wakil Presiden serta semua pejabat sipil yang ternyata
terbukti melakukan penghianatan, disuap atau kejahatan besar lainnya, akan dipecat
dengan jalan impeachment.

Kekuasaan Judikatif.
Pasal 3 ayat 1 : Kekuasaan Judikatif Amerika Serikat dipegang oleh Mahkamah Agung;
dan dalam pengadilan rendah dari waktu ketentuannya ditetapkan oleh Congres. Para
Jaksa baik Agung, Jaksa Tinggi atau Jaksa yang rendah akan memangku jabatannya
selama berkelakuan baik.
Ayat 2 : Kekuasaan Judikatid meluas kepada semua perkara dalam jangkauan UU
dengan semangat atau azas persamaan.
Semua pengadilan terhadap kejahatan kecuali dalam impeachment akan dilakukan
oleh hakim ditempat mana kejahatan itu dilakukan.
Ayat 3 : Penghianatan terhadap Amerika Serikat akan terdiri dari tindakan
membantu musuh yang memerangi Amerika Serikat atau menjadi mata-mata. Tidak
seorangpun dijatuhi hukuman sebelum 2 orang saksi membuktikannya.
Congres mempunyai kekuasaan untuk mengumumkan tentang penghianatan.
Dari pasal dan ayat-ayat di atas jelas bahwa dalam organizing di Negara Amerika
Serikat terbagi atas 3 Badan : Badan Legislatif, Eksekutif dan Judikatif.
Hanya saja tidak menganut teori Trias-politica Montesquieu secara murni dan
konsekuen melainkan dewngan perubahan, karena di situ terlihat sekali peranan
Congres sangat kuat, sehingga ada ikut serta baik dalam eksekutif maupun dalam
judikatif.
Jadi fungsi-fungsi administrasi sebagai mesin administrasi Negara, dirancang
dan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas job-diskriptionnya.

2. The Dynamic of Management.


Kalau kita lihat pasal-pasal tersebut diatas,maka fungsi commanding,
coordinating, communicating dan controlling lebih banyak dijalankan oleh congres,
sehingga Presiden Amerika Serikat tampaknya seperti didikte oleh Conmgres.

Penerapan fungsi-fungsi management dalam Badan Eksekutif.


Fungsi-fungsi Management yang ditetrapkan dalam Badan Eksekutif atau
Public Administration dalam arti sempit di Amerika serikat sudah barang tentu sesuai
dengan falsafah Negara Liberal dan Undang-undangnya, mengingat administrasi
Negara merupakan implementasi dari pada kebijaksanaan Negara tang telah
ditetapkan oleh Badan Perwakilan Politik.
Fungsi perencanaan baik fisik, fungsionil maupun komprehensif dilaksanakan
baik oleh swasta maupun oleh pemerintah. Hanya perencanaan kombinasi umum
mengingat biaya sangat besar dilakukan oleh pemerintah seperrti misalnya :
pembuatan lapangan terbang Internasional, proyek saterlit, persenjataan angkatan
perang dan sebagainya.
Dalam Organizing, pembagian kerja dalam Badan Eksekutif sederhana sekali,
yaitu hanya 11 kementerian, sehingga jangkauan pengawasan dari pada Presiden atau
Perdana Menteri terhadap para menteri relative kecil, yang berakibat pengawasan
dapat berjalan effektif.
Adapun kementerian-kementeriannya ialah sbb :
1. Kementerian Pertanian.
2. Kementerian Perdagangan.
3. Kementerian Pertahanan.
4. Kementerian Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan.
5. Kementerian Perumahan dan Pengembangan Pedesaan.
6. Kementerian Dalam Negeri.
7. Kementerian Tenaga Kerja.
8. Kementerian Transportasi.
9. Kementerian Kekayaan Negara ( Treassury ).
10. Kementerian Kehakiman.
11. Kementerian Luar negeri.
Penempatan orang-orangnya atau Menteri-menteri ditentukan oleh Presiden
terpilih sesuai denganm rule of the game dari pada demokrasi di Amerika Serikat,
bahwa para Menteri terdiri dari orang-orang yang sama partainya dengan presiden
dengan syarat harus mendapat persetujuan 2/3 dari pada anggota Senat yang hadir
sesuai dengan bunyi pasal UUD pasal 2 ayat 2. ( Sistim Check and Balance
berlaku ).

Pengawasan
Agar supaya Administrasi Negara berhasil baik, maka pengawasan sangat diperlukan
mengingat menurut Leonard D. White dalam bukunya an Introduction to the Study
of Public Administration pengawasan mempunyasi tujuan :
1.
Agar supaya jalannya Pemerintahan sesuai dengan UU.
2.
Untuk melindungi hak azasi manusia.
Pengawasan terhadap aministrasi Negara di Amerika Serikat dilakukan oleh
Congress, Mahkamah agung dan Media Perts yang melakukan Social Control.
Pengawasan oleh Congres yang bersifat Preventif :
1. Kebijaksanaan Negara ditetapkan dalam UU.
2. Pengangkatan Menteri-Menteri sebagai aparat administrasi Negara tk.tinggi
memerlukan persetujuan 2/3 anggota Senat/Congres sesuai dengan pasal 2 ayat 1
konstitusi Amaqerika Serikat.
3. APBN setiap tahun harus diajukan oleh pemerintah kepada Congres untuk
memperoleh persetujuannya.
Pengawasan oleh Congres yang bersifat Represif ialah melalui Impeachm,ent
(menuntutan dan pemecatan) sesuai dengan bunyi pasal 2 ayat 4 yaitu bahwa
Presiden atau wakilnya dan semua sipil yang ternyata terbukti penghianatan, ke3na
suap atau kejahatan besar lainnya akan dipecat dengan jalan impeachment.
Pengawasan oleh Mahkamah Agung terhadap tindakan administrative sesuai
derngan pasal 3 ayat 3 sebagai berikut :
Kekuasaan Judikatif meluas kepada semua perkara dalam cakupan UU dan dengan
semangat azas persamaan.
Semua pengadilan terhadap kejahatan kecuali dalam hal impeachment akan
dilakukan oleh Hakim dimana kejahatan itu dilakukan.
Sedangkan pengawasan via Media Pers didasarkan bahwa Pemerintahan Amerika Serikat
sesuai dengan pendapat Abraham Loncoln ialah : Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat
.
Mengingat pemerintahan berasal dsari rakyat dan mempunyai fungsi untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki atau disetujui oleh rakyat sudah barang tentu pers berfungsi sebagai
social control agar supaya pemerintahan berjalan lurus.

Mekanisme hubungan Administratif.


Kalau kita lihat mekanisme hubungan administrative antara Badan Legislatif, Eksekutif
dan Judikatif dalam administrasi Negara Amerika Serikat menurut Samuel Johnson dalam
bukunya yang berjudul Essentialis of comperative Government ialah sebagai berikut :

Judicial
Review
Control finance

Recommanded
Presiden

Veto

Congres
Senat House
Of Repre
sentatif

appoint

Supreme
Court

Responsible

Cabinet
Elect
Elect

Electors

Elect

Voters
Dari diagram diatas terlihat bahwa administrasi Negara Amerika Serikat menganut
azas demokrasi dengan sistim check and balance.
1. Para pemilih memilih Presiden yang akan memimpin pemerintashsan atau
administrasi Negara yang akan mernjalankan public policy, juga memilih anggota
congress (badan perwakilan politik) yang akan mengawasi tindakan-tindakan Presiden
dan membuat public policy ( UU ).

2. Dalam Congress terdapat 2 kamar yaitu : DPR dipilih oleh rakyat secara nasional
menurut sistim distrik dan Senat dipilih oleh DPR Negara Bagian sehingga setiap
keputusan yang diambil oleh Congress harus memperoleh persetujuan dari 2 kamar
Tadi ( disini terjadi check and balance antara Senat dan DPR ).
3. Presiden dalam mengangkat para Menteri atau anggota cabinet harus mendapat
persetujuan dari 2/3 anggota Senate, pada hal cabinet Amaerika Serikat bukan cabinet
parlementer tetapi cabinet presidential ( terjadi check and balance ).
4. UU yang dibuat oleh Congress harus mendapat persetujuan dari pada Presiden, Hal
ini menunjukkan Presiden ikut serta dalam urusan legislative. UU yang tidak disetujui
atau ditolak Presiden tidak dapat diundangkan, sehingga terjadi veto Presiden. Dalam
hal keadaan demikian Presiden harus memberikan alasannya ( disinipun terjadi check
and balance ).
5. Walaupun Presiden dipilih langsung oleh yakyat, tetapi apabila Presiden melanggar
UU dan hak-hak azasi manusia seperti tercantum dalam Declaration of Independence
atau melakukan kejahatan besar lainnya, maka Congress berhak memecat Presiden.
( Inipun merupakan sistim check and balance )
6. Presiden dengan persetujuan dari pada 2/3 anggota Senate mengangkat Jaksa Agung. (
disini terjadi check and balance antara Presiden, congress daN Mahkamah Agung ).
7. Mahkamah Agung mempunyai kewajiban meneliti UU yang dibuat oleh Congress.
( Ini merupakan check and balance antara Congress dan Mahkamah Agung ).

ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA


Setelah kita membahas administrasi Negara Amerika Serikat, Perancis, Jepang
yang berdasarkan kepada Liberalisme, Administrasi Negara
Uni Sovyet yang
berdasarkan kepada Komunisme dan Yordania yang berdasarkan kepada Islam, maka
tibalah gilirannya membahas administrai Negara Indonesia yang berdasarkan kepada
ajaran Pancasila.
1. The Mechanic of Management.
Forecasting dan Planning dalam administrasi Negara Indonesia dalam
arti yang sangat luas sekali terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang Declaration
of Independen of Indonesia dan pasal-pasal dalam batang tubuh UUD tersebut.
Dalam Pembukaan yang berkaitan dengan Forecasting dan Planning ialah :
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi


dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu
UUD Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
Ke Tuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam pasal 1 ayat 1 :
Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
Pasal 29 ayat 1 dan 2 :
Ayat 1 : Negara berdasar atas ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Ayat 2 : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.
Dalam setiap perencanaan terkandung tujuan, maka dalam perencanaan
Administrasi Negara Indonesia tujuan itu terkandung dalam Pembukaan UUD,
yaitu untuk :
1. Untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah.
2. Mensejahterakan Rakyat.
3. Mencerdaskan kehidupan Bangsa.
4. Ikut serta mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
Aktivitas Administrasi Negara untuk mencapai tujuan itu dalam perencanaan
Negara ditetapkan tidak boleh ingkar dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Negara
berdasarkan atas ke Tuhanan Yang Maha Esa seperti tersebut dalam pasal 29 ayat 1.
Seperti diketahui syarat-syarat Negara ialah adanya :
1.
Wilayah yang tetap.
2.
Rakyat yang mendiami wilayah itu.
3.
Pemerintah.
4.
Kedaulatan.
5.
Kemampuan melakukan hubungan internasional.
Jadi dalam hubungan dengan pasal 29 ayat 1 tadi, maka :
Wilayah itu berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
Rakyat berdasar atas ke-Tuhanan Yang Mahasa Esa,
Pemerintah berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
Kedaulatan berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
dan dalam melakukan hubungan internasional juga berdasar atas ke-Tuhanan Yang
Maha Esa.
Oleh karena itu :
Tidak ada setapakpun dari Indonesia dan seharusnya
Tidak ada seorangpun rakyat ,

Tidak ada sebagianpun Pemerintah Indonesia,


Tidak ada sedikitpun kedaulatan Indonesia
Yang ingkar terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kalau ada sebagaian
rakyat dan Pemerintah Indonesia yang ingkar terhadap Tuhan, maka hal
itu merupakan penghianatan terhadap Negara.
Setiap perencanaan tidak mungkin dapat tercapai tanmpa budget. Oleh karena itu
agar supaya pendapatan dan pengeluaran Negara dapat dikendalikan, maka
berdasarkan pasal 23 ayat 1 Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap
tahun dengan UU.
Apabila DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka
pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.
Adapun metode untuk mencapai tujuan Negara seperti ditentukan dalam UUD
ialah dengan metode atau sistim demokrasi, seperti tersebut dalam pasal 1 ayat 2
yang berbunyi : Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh Mejelis Permusyawaratan Rakyat/ yang dilakukan berdasarkan UU
(perubahan UUD 1945)
Organizing.
Pengorganisasian Negara menurut UUD 1945 ialah sebagai berikut :
1. MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat )
2. DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat )
3. Presiden
4. DPA ( Dewan Pertimbangan Agung ) > dihapus dalam perubahan UUD
1945.
5. MA ( Mahkamah Agung )
6. BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan )
2. Mekanisme Hubungan Administratif
Oleh karena itu kalau digambarkan dalam diagram tentang mekanisme
organisasi administrasi Negara Indonesia menurut UUD45 ( sebelum
diamandemen) sebagai berikut :

MPR

DPR

BPK

DPRD I

PRESIDEN

DPA

MA

KABINET

DPRD II
GOLONGAN
PEMILIH

Menurut UUD 1945 ( setelah diamandemen ) lebih kurang sbb :

MPR

DPR

BPK

PRESIDEN

MK

MA

KABINET
DPRD I
GUBERNUR

DPD

DPRD II
BUPATI/WALIKOTA
PEMILIH

3. The Dynamic of Management


menjadi

Yang melakukan Commanding adalah DPR, karena badan ini merangkap


anggota nMPR yang melimpahkan wewenang/kekuasaan untuk

menjalankan Pemerintahan. Koordinasi dan Komunikasi baik yang bersifat


horizontal, maupun vertical dilakukan baik oleh MPR, DPR, BPK, DPA/MK,
maupun Mahkamah Agung dan Presiden.
Oleh karena itu apabila badan-badan ini sudah menjalankan
pengawasan/control sebagaimana mestinya, maka clean and stable government itu
akan dapat diwujudkan, sehingga masyarakat adil dan makmur akan terlahirkan.
Tetapi hal itu memerlukan persyaratan bahwa anggota-anggota MPR, DPR,
DPA/MK, dan MA bukan terdiri dari anggota-anmggotaq yang mempunyai sikap
yes manisme dan ABS isme, melainkan betul-betul yang tangguh dan berwibawa,
yaitu menjalankan sifat kepemimpinan yang dikemukakan oleh Presiden Suharto
seperti Taqwa, ing ngarso asung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani, ambeg paramaarta, waspada purbawisesa, prasaja, lenggawa,
geminastiti, satya dan belaka, disamping keahlian yang sesuai dengan
kebutuhan lembaganya.
4. Penerapan fungsi-fungsi Management dalam Badan Eksekutif.
Bagaimana The Mechanic and The Dynamic of Management, atau Planning,
Organizing, Commanding, Coordinating, Communicating, dan Controlling dalam
Administrasi Negara/Eksekutif/Pemerintahan dalam arti sempit ?
Planning dalam Administrasi Negara Indonesia meliputi physical planning,
functional planning, comprehensive planning, dan general combination planning,
baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang kita mengenal Pelita I dan II dan Pelita III yang
dibagi pula kepada perencanaan jangka pendek yaitu setiap tahun.
Yang membuat perencanaan ialah Bappenas (Badan Pembangunan Nasional)
dan ditetapkan oleh Keputusan Presiden, sedangkan pembiayaan perencanaan
untuk setiap tahun ditetapkan oleh DPR bersama-sama Presiden yang
dituangkan dalam APBN.
Pembiayaan untuk pelaksanaan perencanaan ini sangat besar sekali, karena
melakukan pembangunan di segala bidng, sehingga setiap tahun Indonesia
melakukan pinjaman Luar Negeri melalui IGGI ( Inter Govermental Group on
Indonesia ), agar supaya ada keseimbangan antara pe3ndapatan dengan neraca
pengeluaran, karena Indonesia menganut Balance Budget, untuk mencegah
kenaikan harga dan kemerosotan nilai uang seperti dalam sistim devisit budget.
Sampai kapan balance budget ini dilaksanakan dengan ditutup dari pinjaman luar
negeri, masih belum dapat dipastikan. Hal in I tergantung kepada Indonesia sendiri
untuk meningkatkan pendapatan nasionalnya yang seimbang dengan pengeluaran.
Perencanaan ini tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah seperti di Negaranegara Sosialis Komunis, tetapi ada juga perencanaan-perencanaan baik
perencanaan phisik, fungsionil, maupun perencanaan comprehensive yang
dilakukan oleh swasta baik asing maupun domestik.
Oleh karena itu kita mengenal PMA ( Penanaman Modal Asing ) dan PMDN
( Penanaman Modal Dalam Negeri ), KIK ( Kredit Investasi Kecil ), Kredit Candak
Kulak dan sebagainya.

Pengorganisasian.
Pengorganisasian dalam Badan eksekutif dapat dilihat dalam susunan Kabinet
Pembangunan I, II dan III ( dulu) atau Kabinet Indonesia Bersatu (sekarang). Yang
jumlahnya cukup besar yaitu mencapai 30 Menteri, kalau dibandingkan dengan
Negara-negara yang sudah berkembang/maju seperti Amerika Serikat, Jepang yang
masing masing hanya mempunyai 11 anggota cabinet.
Adapun yang menjadi pimpinan Kabinet ialah Presiden dan Wakil Presiden.
Tentu saja dengan banyaknya anggota cabinet ini rentangan koordinasi, komunikasi
dan jangkauaqn pengawasan Presiden dan Wakil Presiden makin meluas, sehingga
membutuhkan energi dan waktu yang lebih banyak lagi.
Oleh karena itu tugas Presiden dan Wakil Presiden sebagai Administrator
Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan semakin bertambah.
The Dynamic of Management.
Commanding dalam Badan Eksekutif dipegang oleh Presiden, Karena
Presidenlah yang mengangkat dan memberhentikan Menteri-Menteri. Tetapi
walaupun Presiden memegang kunci komando/perintah, Negara Indonesia bukanlah
Negara Komando atau Kediktatoran, sebab Negara Indonesia sesuai dengan UUD
45 adalah Negara Hukum, di mana UU merupakan hukum yang tertinggi.
Oleh karena itu perintah Presiden dalam rangka menggerakkan pemerintahan,
pembangunan dan masyarakat, sebagai administrator pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan, akan selaras dengan UU atau selaras dengan azas Rule of Law,
yaitu adanya supremacy of law, equality before the law dan human rights.
Karena apabila Presiden melupakan azas ini dalam pemberian perintahnya, maka
administrasi Negara Indonesia bukan lagi administrasi negara demokratis,
melainkan administrasi Negara yang kediktatoris, sehingga lahirlah close
management atau dictatorial management.
Oleh karena itu pemberian perintah Presiden sesuai dengan UUD hanya
kepada Kabinet, mengingat DPR, BPK, DPA/MK dan MA tidak bisa diperintah
oleh Presiden, karena badan-badan ini merupakan badan yang sejajar dengan
Presiden; kecuali dalam keadaan darurat dimana kekuasaan tertinggi dalam Negara
berada dalam tangan Presiden, yaitu kekuasaan legislative, eksekutif dan yudikatif
disentralisasikan, maka Presiden bisa memerintah DPR, BPK, DPD/MK dan MA.
Tetapi administrasi Negara yang demikian adalah administrasi Negara kediktatoran.
Adapun hubungan DPR dengan Presiden, BPK, DPA/MK dan MA dalam
keadaan Negara tidak berada dalam keadaan darurat, adalah hubungan koordinasi
horizontal di mana kepada DPR Presiden memberikan laporan tentang kegiatannya
setahun sekali berupa pidato kenegaraan.

Sedangkan terhadap cabinet bersifat koordinasi vertical, yaitu Top Down


Coordination ( koordinasi dari atas kebawah) dan kepada MPR Bottom up
Coordination ( koordinasi dari bawah ke atas ) yang dilakukan 5 tahun sekali berupa

laporan pertanggung jawaban tentang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan


kemasyarakatan.
Koordinasi yang dilakukan oleh Presiden terhadap para Menteri dan seluruh
aparatur administrasi Negara (dalam arti sempit ) pemerintahan menurut UUD45
adalah dalam rangka menjalan kebijaksanaan Negara ( public policy ) yang telah
ditetapkan oleh DPR dan MPR.
Tentang Komunikasi yang dilakukan oleh Presiden menurut UUD 45 baik
komunikasi intern, extern, formil, informal, vertical, horizontal, lisan dan tulisan
baik terhadap aparatur administrasi Negara dan masyarakat maupun terhadap
Negara lain adalah bersifat dua arah atau two way traffic communication.
Hanya komunikasi yang agak sering tersumbat ialah komunikasi dari bawah atau
masyarakat kepada atasan atau pemerintah karena bawahan kurang maun
menyampaikan keadaan yang sebenarnya disebabkan masih adanya penyakit mental
ABS isme, sehingga kepentingan rakyat kadang-kadang menjadi korban.
Hal lain yang sering menyumbat komunikasi ialah penggunaan kebebasan pers yang
menjurus kepada destruktivisme, yang dilakukan oleh oknum-oknum pers,
sehingga pemerintgah melakukan pembredelan. Sebenarnya dalam democratic
coomunication hal-hal semacam itu tidak perlu terjadi, apabila masing-masing pihak
menyadari tanggung jawabnya terhadap masyarakat, Negara dan bangsa.
Mengingat kebebasan tanpa kendali akan menimbulkan anarchie.
Dan pengendalian tidak perlu dilakukan oleh orang, melainkan oleh diri sendiri,
mengingat setiap orang yang Pancasilais seharusnya mampu mengendalikan hawa
nafsunya.
Yang terakhir dari pada The Dynamic of Management ialah Controlling.
Controlling atau pengawasan dalam administrasi Negara Indonesia tampaknya
masih lemah sekali, sehingga baik legislative control, executive control atau
managerial control, judicial control, maupun social control perlu peningkatan untuk
menjaga agar supaya jalannya pemerintahan sesuai dengan UU dan hak-hak azasi
manusia dapat dilindungi.
Mengingat apabila legislative control, judicial control, executive control or
managerial control dan social control sudah berjalan effektif, maka opstib itu tidak
akan lahir.
Jadi opstib itu sebenarnya untuk meningkatkan pengawasan terhadap administrasi
Negara, agar supaya kegiatan pemerintahan berjalan bersih, sehingga tujuan Negara
dapat tercapai, mengingat dalam kegiatan administrasi Negara yang bertujuan
mementingkan diri sendiri, dengan administrasi penyelewengan yang rapih.
Jadi pada hakekatnya dapat diraba , bahwa Opstib adalah untuk membantu
legislative control, judicative control, managerial control dan social control.
Agar supaya administrasi Negara Indonesia juga dapat mencapai tujuannya, maka
Legislative Control, Judicative Control, Administrative Control dan Sosial Control
perlu ditingkatkan secara simultan serta berdaya guna dan berhasil guna.

Anda mungkin juga menyukai