ADMINISTRATION (CPA)
Makalah
Disusun oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3
BAB II .................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 7
BAB IV............................................................................................................................... 18
PENUTUP .......................................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 18
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Ilmu Administrasi Negara, atau yang dewasa ini lebih dikenal sebagai Ilmu Administrasi
Publik, merupakan Ilmu yang relatif baru jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain yang telah
lebih dulu ada. Sejak kelahirannya secara resmi melalui pernyataan Woodrow Wilson ilmu ini
sudah didukung oleh sejumlah teori dan pendekatan dari berbagai disiplin Ilmu lain, sehingga
terus berkembang menjadi ilmu bersifat multi disiplin yang paling dinamis dan fleksibel dalam
mengikuti perkembangan zaman. Di antara beberapa cabang ilmu atau pendekatan tersebut,
diantaranya ada yang hingga kini diadopsi sebagai mata kuliah dalam kurikulum resmi
perguruan tinggi dengan Program Studi / Jurusan Administrasi Negara maupun Publik, salah
satunya adalah Perbandingan Administrasi Negara, pendekatan atau pemahaman yang
memiliki sejarah dan kontribusi yang sangat besar bagi Administrasi Publik / Negara secara
umum di dunia karena digagas oleh kelompok-kelompok pelopor cendekiawan Administrasi
Publik / Negara yaitu American Society for Public Adminstration melaui Comparative
Administration Group.
Pendekatan (approach) adalah suatu langkah rasional untuk mempelajari objek tertentu.
Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari perbandingan administrasi negara harus
merupakan langkah-langkah konkret, yang menjelaskan ilmu perbandingan administrasi
negara dalam berbagai perspektif. Dengan adanya pendekatan, permasalahan diharapkan dapat
diketahui dan ditemukan solusinya. Studi perbandingan administrasi, pendekatan sistematis,
pendekatan lingkungan atau ekologis dapat dipergunakan karena ketiganya merupakan
rangkaian yang berkesinambungan di antara elemenelemen yang berhubungan, saling
bergantung satu dan lainnya, dan saling berinteraksi. Selain itu, ketiga pendekatan tersebut pun
mengarah pada kebulatan yang utuh sehingga dapat membentuk rantaian kombinasi yang
saling berhubungan.
2.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam Perbandingan Administrasi Publik.
Publik.
c. Untuk mengetahui tahapan dalam Perbandingan Administrasi Publik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Metode
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan
oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berarti jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ulih Bukit Karo-Karo, 1985: 7).
Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :
Pendekatan penelitian adalah rencana konsep dan prosedur untuk penelitian yang
mencakup langkah-langkah mulai dari asumsi luas hingga metode terperinci dalam
pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Keputusan keseluruhan melibatkan pendekatan
mana yang harus digunakan untuk mempelajari suatu topik.
Menurut Ontenyo and Lind (2006: XXI) Perbandingan Administrasi Negara adalah sebuah
cabang dari Administrasi Publik untuk mengamati Pemerintahan dalam berbagai tatanan
budaya, sosial, ekonomi yang berbeda-beda. Kajian ini mencakup keragaman yang luas dalam
hal aktivitas, termasuk pembuatan kebijakan Publik dan implementasinya baik di area maju
maupun berkembang.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metode Perbandingan Administrasi Publik
Dalam mempelajari perbandingan administrasi negara diperlukan metode. Metode-metode
yang dapat dipergunakan ada tiga, yaitu: (1) metode kognitif; (2) metode historis; (3) metode
kritis.
1. Metode Kognitif
Belajar dengan metode kognitif, dimulai dengan banyak membaca buku
administrasi negara, memahami pengertiannya, objek yang dikaji, sistematikanya,
makna ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Untuk sekadar menghafal istilah-istilah
yang disajikan dan memahami berbagai Batasan-batasannya secara kognitif sudah
cukup baik.
2. Metode Historis
Belajar dengan metode historis adalah mempelajari sejarah administrasi negara di
berbagai negara. Seluk-beluk dan kelahirannya. Adapun metode kritis melibatkan
penalaran yang kontemplatif dan radikal dalam memahami makna filosofis administrasi
negara.
Metode lain yang dapat digunakan untuk mempelajari administrasi negara adalah:
1. metode deduksi, yaitu suatu metode berpikir yang menarik kesimpulan dari
prinsip-prinsip umum kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat khusus;
2. metode induksi, yaitu metode berpikir dalam menarik kesimpulan dari prinsip
khusus kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat umum;
3. metode dialektika, yaitu metode berpikir yang menarik kesimpulan melalui tiga
tahap atau jenjang, yakni tesis, antitesis, dan sintesis.
Metode deduktif berhubungan dengan metode induktif. Bahkan, tanpa peran serta metode
induktif, metode deduktif tidak dapat dipergunakan. Karena kedua metode ini bersifat
komplementer, saling melengkapi. Dengan metode ini, cara pengambilan pembuktian melalui
jalan pemikiran dalil-dalil atau anggapan dasar yang kebenarannya telah dianggap sebagai
sesuatu yang mutlak.
Dengan menggunakan metode deduktif, setiap objek yang akan diujicobakan unsur-unsur,
struktur, fungsi serta sifat-sifatnya diproses terlebih dahulu melalui penguraian yang cermat
dari bagian-bagian objek tersebut. Konklusi akhir dari hasil pemikiran analisis ini akan
membuahkan sifat khusus sehingga kemungkinan salah satu keliru sangat kecil.
Lain halnya dengan pendapat William J. Siffin dalam bukunya Toward To Comparative
Study of Public Administration, menurut pendapatnya masalah-masalah yang dihadapi pada
saat dimulainya studi Administrasi Perbandingan yang perlu mendapat perhatian adalah
masalah metodologi dan masalah data.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi studi ini adalah
masalah tujuan, metodologi, dan data.
Apabila kita ikuti sejarah pertumbuhannya maka sejak kelahiran studi Administrasi Negara
Perbandingan menghadapi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi studi Administrasi
Negara Perbandingan sejak kelahirannya adalah berikut ini.
1. Masalah yang berkaitan dengan tujuan Studi Administrasi Negara Perbandingan ini
dapat dikemukakan bahwa studi ini memiliki tujuan yang bersifat pragmatis, hal ini
dapat dilihat dari pendekatan yang bersifat idiografis dan yang berorientasi pada
pembangunan. Tujuan utamanya adalah penyusunan teori (Theory building sehingga
ditemukan teori uang bersifat universal yang dapat memperkuat kedudukan Studi
Administrasi Negara Perbandingan sebagai suatu disiplin).
2. Yang diperbandingkan adalah Sistem Administrasi Negara; Mengapa justru sistem
Administrasi Negara karena dipengaruhi oleh variabel yang tidak terbatas jumlahnya
sehingga tidak mudah untuk menetapkan sarana perbandingannya, di samping juga
dipengaruhi oleh faktor intern (manusia, tujuan dan tata hubungan) dan faktor ekstern
(faktor ekologi, misalnya untuk bangsa Indonesia dipengaruhi oleh faktor pisik yaitu:
letak geografis, keadaan dan kemampuan penduduk, keadaan dan kekayaan alam,
sedangkan faktor kemasyarakatan/sosial: Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya,
Pertahanan Keamanan).
3. Data diperlukan untuk melakukan perbandingan. Data diperlukan dan dikumpulkan
tergantung pada metode yang dipergunakan.
Berkaitan dengan hal itu Nimrod Raphaeli mengemukakan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh metodologi ilmiah atau sering juga disebut metode analisis ilmiah atau Scientific
method of analysis sebagai berikut.
Menurut Ukasah yang dikutip oleh Anggaa (2012), untuk studi perbandingan administrasi,
pendekatan sistematis, pendekatan lingkungan atau ekologis dapat dipergunakan karena
ketiganya merupakan rangkaian yang berkesinambungan di antara elemenelemen yang
berhubungan, saling bergantung satu dan lainnya, dan saling berinteraksi. Selain itu, ketiga
pendekatan tersebut pun mengarah pada kebulatan yang utuh sehingga dapat membentuk
rantaian kombinasi yang saling berhubungan.
Berikut pendapat para Ahli dalam mengajukan Perbandingan Administrasi sebagai pondasi
pendekatan atau perspektif dalam Administrasi Negara / Publik:
1. Inistrasi Negara / Publik: ‘‘All Political Science and any scientific understanding of
Public Administration needs to be comparative. All systems of government require
comparative analysis if we are to understand cause/effect relationships and achieve
predictability. (Riggs, 2002; Wardani, 2018). Artinya: Keseluruhan ilmu Politik dan
pemahaman ilmiah manapun dalam lingkup Administrasi Publik harus bersifat
perbandingan. Seluruh sistem pemerintahan membutuhkan analisis perbandingan jika
kita ingin memahami hubungan-hubungan antara penyebab dan dampak dan mencapai
prediktabilitas.
2. “comparing and contrasting the administrative set-up in different contexts would help
to devote commonality of public administration”. (Paul H. Appleby; Wardani, 2018).
Artinya: Membandingkan dan melihat mengkontraskan tatanan administratif dalam
berbagai konteks akan membantu untuk membentuk “keumuman” dalam Administrasi
Publik
3. The comparative public administration specialist is first and foremost a scholar who is
in pursuit of greater knowledge and understanding....in order to establish science of
public administration, it has necessarily to be comparative” (Robert A. Dahl via
Rathod 2007: 8, Wardani, 2018). Artinya: Spesialis Perbandingan Administrasi Negara
adalah akademisi pertama dan paling penting yang melakukan pencarian keilmuan dan
pemahaman yang lebih hebat....dalam tujuannya untuk mendirikan Ilmu Administrasi
Publik, maka ilmu itu haruslah bersifat perbandingan.
Sebagai salah satu disiplin ilmu pengetahuan, administrasi dapat dipandang sebagai sistem
karena di dalamnya terkandung banyak subsistem lain yang saling berinteraksi serta
mempunyai hubungan erat, seperti perencanaan, organisasi, keuangan, dan subsistem lainnya.
Akan tetapi, pada pihak lain, administrasi merupakan subsistem dari sistem sosial.
a. Pendekatan Sistematis
Pendekatan sistematis mendasarkan administrasi sebagai sistem untuk
diperbandingkan. Sistem-sistem yang dibandingkan adalah yang terdapat dalam
administrasi negara, misalnya perbandingan sistem negara yang menganut monarki
dengan demokrasi, negara maju dengan negara berkembang, negara yang kecil
dengan negara yang besar wilayahnya, negara yang menganut presidensial dengan
parlementer.
b. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ekologis memerhatikan interelasi antarfaktor administrasi dengan
alam sekitarnya atau lingkungan suatu negara. Faktor-faktor administrasi yang
dapat dipertimbangkan dengan cermat, meliputi politik, sosial, ekonomi, budaya,
keamanan, teknologi, dan pertimbangan geografis.
Lingkungan merupakan rantai yang saling berkaitan. Dengan memahami
administrasi negara suatu negara maka sentralisasi ataupun desentralisasi
kekuasaan, wewenang serta kebijaksanaan pemerintah, yang mencakup segala segi
dan aspek pelengkap lainnya pada negara akan lebih memantapkan pendekatan
ekologis.
Penerapan pendekatan ekologis juga dapat dikaitkan dengan keadaan ekonomi
negara yang juga berhubungan erat dengan letak geografis suatu negara, sehingga
mempermudah atau menunjang usaha pertanian, perdagangan, dan industri yang
semuanya berkaitan dengan pembangunan serta perkembangan negara dimaksud.
Peranan pendekatan ekologis berhubungan dengan interaksi lingkungan dengan
kehidupan masyarakat. Interaksi tersebut harus dipahami sebagai bagian yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi.
c. Pendekatan yuridis
1. peraturan tertulis;
2. dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang;
3. mengikat secara umum.
Pada prinsipnya, tujuan akhir dari pendekatan Perbandingan Administrasi Negara adalah
untuk memperpendek kesenjangan antara objek yang dibandingkan. Contohnya negara maju
vs Negara berkembang, sentralisasi vs Desentralisasi, dll. Caranya adalah dengan mengenali
dan menganalisis faktor yang menyebabkan satu satu objek tertinggal atau secara kualitas lebih
rendah daripada yang lain atau begitupun sebaliknya. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana
hal tersebut agar menjadi meningkat setelah dibandingkan.
Peningkatan tersebut tentu saja identik dengan peningkatan kualitas, dalam hal ini
peningkatan hal-hal yang berkaitan dengan Administrasi Negara / Publik. Misalkan proses
pelayanan publik yang tadinya sarat dengan Patologi Birokrasi atau secara spesifik Red-Tape,
meningkat menjadi pelayanan publik yang efektif dan efisien.
Walaupun demikian, studi tentang sistem Administrasi Negara dari suatu negara tertentu
itu sudah dapat memberikan manfaat sebagai titik awal perkembangannya. Cara ini memang
belum memberikan hasil yang dapat memperkuat kedudukan Ilmu Administrasi Negara
Perbandingan sebagai ilmu yang memiliki asas yang universal atau suatu ilmu yang utuh dan
bersifat umum karena sistem administrasi negara suatu negara tertentu ini prinsip-prinsip
culture-bound (terikat pada lingkungan kebudayaan negara tertentu) menunjukkan sifatnya
yang masih individualistis.
Jika Studi Administrasi Negara Perbandingan merupakan bagian dari studi Pemerintahan
maka akan menyebabkan perkembangan Administrasi Negara menjadi terlambat.
Keterlambatan ini dibenarkan Sondang P. Siagaan yang menyatakan sebagaimana tertulis
dalam buku karangannya yang berjudul “Filsafat Administrasi” bahwa tahun 1886 adalah tahun
lahirnya gerakan Scientific Management yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor, yang
mana kelahiran ini dinyatakan sebagai mile pole lahirnya Ilmu Administrasi. Selanjutnya
antara tahun 1886 sampai dengan 1950 dipandang sebagai tahap survival.
Menurut Roscoe C. Martin, dalam karangannya Leonard D. White “Introduction the study
of Public Administrasi”, menunjukkan bahwa sejak tahun 1920 Administrasi Negara
berkembang menjadi studi yang sangat luas. Sedang menurut Bintoro Tjokroamidjojo, buku
standar yang pertama dalam administrasi negara ditulis tahun 1926 dan tahun 1927
Lebih lanjut dikemukakan oleh William Anderson dan John M. Gaus dalam buku Research
in Public Administration bahwa menurut pengamatannya sampai akhir tahun 1945,
Administrasi negara masih merupakan studi yang bersifat Amerika. Mengapa dinamakan
demikian? Oleh karena studi Administrasi Negara masih terikat dengan lingkungan
kebudayaan negara Amerika. Jadi, masih menunjukkan adanya “Culture bound” bahkan sering
pula dinyatakan bahwa studi Administrasi Negara itu masih bersifat barat, maksudnya studi
tersebut masih terikat dengan lingkungan budaya negara-negara barat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam masa kurang lebih 60
tahun (yaitu sejak tahun 1886 sampai dengan tahun 1945) Administrasi Negara belum
mencapai tingkat perkembangan yang dapat menentukan persyaratan yang dituntut oleh suatu
disiplin ilmu
1. tahap pengategorian wilayah, yaitu wilayah dalam arti pusat, provinsi, dan daerah;
2. tahap penentuan waktu perbandingan, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan
datang sebagai bagian dari prediksi ilmu administrasi negara;
3. tahap penentuan tempat;
4. tahap pencarian masalah utama;
5. tahap menentukan pendekatan, metode, dan teori;
6. tahap analisis;
7. tahap menarik kesimpulan.
Seorang peneliti membutuhkan teori yang menjadi dalil bagi dasar-dasar pijakan
penelitian. Teori dapat menjadi dasar dan rangka suatu ilmu pengetahuan. Teori yang
ilmiah adalah teori yang dapat dijadikan pijakan untuk melakukan pengolahan data,
mulai dari sistem pengumpulan data sampai dengan penilaian data itu sendiri, sehingga
data yang dimaksudkan akan diketahui relevansinya dengan teori atau sebaliknya
bertentangan dengan teori. Teori ini semacam tolok ukur realitas yang sedang diteliti.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dalam mempelajari perbandingan administrasi negara diperlukan metode. Metode-
metode yang dapat dipergunakan ada tiga, yaitu: (1) metode kognitif; (2) metode
historis; (3) metode kritis. Belajar dengan metode kognitif, dimulai dengan banyak
membaca buku administrasi negara, memahami pengertiannya, objek yang dikaji,
sistematikanya, makna ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Sedangkan belajar
dengan metode historis adalah mempelajari sejarah administrasi negara di berbagai
negara. Seluk-beluk dan kelahirannya. Adapun metode kritis melibatkan penalaran
yang kontemplatif dan radikal dalam memahami makna filosofis administrasi negara.
2. Pendekatan (approach) adalah suatu langkah rasional untuk mempelajari objek tertentu.
Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari perbandingan administrasi negara
harus merupakan langkah-langkah konkret, yang menjelaskan ilmu perbandingan
administrasi negara dalam berbagai perspektif. Dengan adanya pendekatan,
permasalahan diharapkan dapat diketahui dan ditemukan solusinya.
3. Ada bebrapa bentuk pendekatan, (1) Pendekatan sistematis, yaitu mendasarkan
administrasi sebagai sistem untuk diperbandingkan. Sistem-sistem yang dibandingkan
adalah yang terdapat dalam administrasi negara, misalnya perbandingan sistem negara
yang menganut monarki dengan demokrasi, negara maju dengan negara berkembang,
negara yang kecil. dengan negara yang besar wilayahnya, negara yang menganut
presidensial dengan parlementer. (2) Pendekatan ekologis memerhatikan interelasi
antarfaktor administrasi dengan alam sekitarnya atau lingkungan suatu negara. Faktor-
faktor administrasi yang dapat dipertimbangkan dengan cermat, meliputi politik, sosial,
ekonomi, budaya, keamanan, teknologi, dan pertimbangan geografis. Penerapan
pendekatan ekologis juga dapat dikaitkan dengan keadaan ekonomi negara yang juga
berhubungan erat dengan letak geografis suatu negara, sehingga mempermudah atau
menunjang usaha pertanian, perdagangan, dan industri yang semuanya berkaitan
dengan pembangunan serta perkembangan negara dimaksud. (3) Pendekatan yuridis
adalah pendekatan untuk memahami administrasi negara dalam perspektif hukum atau
undang-undang. Hal ini karena persoalan yang berhubungan dengan administrasi
negara tidak terlepas dari konstitusi ataupun peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Dalam tahapan perbandingan administrasi publik perlu di perhatikan hal-hal berikut:
a. Kebutuhan terhadap teori
Seorang peneliti membutuhkan teori yang menjadi dalil bagi dasar-dasar pijakan
penelitian. Teori dapat menjadi dasar dan rangka suatu ilmu pengetahuan. Teori
yang ilmiah adalah teori yang dapat dijadikan pijakan untuk melakukan pengolahan
data, mulai dari sistem pengumpulan data sampai dengan penilaian data itu sendiri,
sehingga data yang dimaksudkan akan diketahui relevansinya dengan teori atau
sebaliknya bertentangan dengan teori. Teori ini semacam tolok ukur realitas yang
sedang diteliti.
b. Kebutuhan terhadap masalah
Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk
memecahkannya. Masalah harus dirasakan sebagai rintangan yang harus dilalui
(dengan jalan mengatasinya) jika kita mau terus berjalan mengikuti jalur tersebut.
Masalah menampakkan diri sebagai tantangan.
c. Kebutuhan terhadap rencana
d. Kebutuhan terhadap hipotesis
e. Kebutuhan terhadap sejumlah data
f. Kebutuhan terhadap fasilitas
g. Kebutuhan akan kebebasan
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, S. (2012). Perbandingan administrasi negara (Vol. 1, No. 1). CV Pustaka Setia.
Dra. Tri Kadarwati, S. U. (1952). Pengertian dan Ruang Lingkup Perbandingan Administrasi
Negara. Pengertian Dan Ruang Lingkup Perbandingan Administrasi Negara, 1–34