Anda di halaman 1dari 20

METODE DAN PENDEKATAN DALAM STUDI COMPARATIVE PUBLIC

ADMINISTRATION (CPA)

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Administrasi Publik

Disusun oleh :

Sarina Dewi Simatupang 18503010011116

Kelas B Perbandingan Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2

BAB I ................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3

2.1 Latar Belakang............................................................................................................. 3

2.1 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4

2.2 Tujuan ......................................................................................................................... 4

BAB II .................................................................................................................................. 5

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 5

BAB III ................................................................................................................................. 7

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 7

3.1 Metode Perbandingan Administrasi Publik .................................................................. 7

3.2 Pendekatan Perbandingan Administrasi Publik .......................................................... 10

3.3 Tahap Perbandingan Administrasi Publik................................................................... 14

BAB IV............................................................................................................................... 18

PENUTUP .......................................................................................................................... 18

4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20


BAB I

PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Ilmu Administrasi Negara, atau yang dewasa ini lebih dikenal sebagai Ilmu Administrasi
Publik, merupakan Ilmu yang relatif baru jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain yang telah
lebih dulu ada. Sejak kelahirannya secara resmi melalui pernyataan Woodrow Wilson ilmu ini
sudah didukung oleh sejumlah teori dan pendekatan dari berbagai disiplin Ilmu lain, sehingga
terus berkembang menjadi ilmu bersifat multi disiplin yang paling dinamis dan fleksibel dalam
mengikuti perkembangan zaman. Di antara beberapa cabang ilmu atau pendekatan tersebut,
diantaranya ada yang hingga kini diadopsi sebagai mata kuliah dalam kurikulum resmi
perguruan tinggi dengan Program Studi / Jurusan Administrasi Negara maupun Publik, salah
satunya adalah Perbandingan Administrasi Negara, pendekatan atau pemahaman yang
memiliki sejarah dan kontribusi yang sangat besar bagi Administrasi Publik / Negara secara
umum di dunia karena digagas oleh kelompok-kelompok pelopor cendekiawan Administrasi
Publik / Negara yaitu American Society for Public Adminstration melaui Comparative
Administration Group.

Pendekatan (approach) adalah suatu langkah rasional untuk mempelajari objek tertentu.
Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari perbandingan administrasi negara harus
merupakan langkah-langkah konkret, yang menjelaskan ilmu perbandingan administrasi
negara dalam berbagai perspektif. Dengan adanya pendekatan, permasalahan diharapkan dapat
diketahui dan ditemukan solusinya. Studi perbandingan administrasi, pendekatan sistematis,
pendekatan lingkungan atau ekologis dapat dipergunakan karena ketiganya merupakan
rangkaian yang berkesinambungan di antara elemenelemen yang berhubungan, saling
bergantung satu dan lainnya, dan saling berinteraksi. Selain itu, ketiga pendekatan tersebut pun
mengarah pada kebulatan yang utuh sehingga dapat membentuk rantaian kombinasi yang
saling berhubungan.

Di samping pendekatan-pendekatan tersebut, dalam mempelajari perbandingan


administrasi negara diperlukan metode. Metode-metode yang dapat dipergunakan ada tiga,
yaitu: (1) metode kognitif; (2) metode historis; (3) metode kritis.

Secara umum, tulisan ini bermaksud untuk memperkenalkan metode Perbandingan


Administrasi Publik sebagai salah satu perspektif atau kajian tersendiri dalam Ilmu
Administrasi Publik. Selain memperkenalkan metode Perbandingan Administrasi Publik,
tujuan penulisan ini akan menjelaskan mengenai praktek pendekatan Perbandingan
Administrasi Publik yang merupakan pengembangan pengetahuan tentang konteks proses-
proses kebijakan atau administrasi di negara atau lingkungan lain yang kemudian akan
mengadopsi sistem yang baik dan dianggap kompatibel pada sebuah negara.

2.1 Rumusan Masalah


a. Metode apa yang digunakan dalam Perbandingan Administrasi Publik ?

b. Pendekatan apa yang digunakan dalam Perbandingan Administrasi Publik ?

c. Bagaimana tahapan dalam Perbandingan Administrasi Publik ?

2.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam Perbandingan Administrasi Publik.

b. Untuk Mengetahui pendekatan yang digunakan dalam Perbandingan Administrasi

Publik.
c. Untuk mengetahui tahapan dalam Perbandingan Administrasi Publik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Metode

Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan
oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berarti jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ulih Bukit Karo-Karo, 1985: 7).

Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :

1. Menurut Ostle (1975) Metode adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk


memperoleh sesuatu interelasi.
2. Drs. Agus M. Hardjana berpendapat Metode adalah cara yang sudah dipikirkan
masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
3. Menurut Hebert Bisno (1969) Metode adalah teknik-teknik yg digeneralisasikan
dgn baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin,
praktek, atau bidang disiplin dan praktek.

2.2 Pengertian Pendekatan

Menurut Depdikbud pendekatan adalah proses, perbuatam, cara seseorang untuk


mendekati sesuatu objek Menurut Scott W. Vanderstoep and Deirdre D. Johnston pendekatan
penelitian bisa dikelompokkan ke dalam 2 bagian besar, yaitu Pendekatan Kualitatif dan
Pendekatan Kuantitatif. Penekanan pada penelitian kuantitatif adalah pada penilaian numerik
atas fenomena yang dipelajari. Sedangkan penekanan pada pendekatan kualitatif adalah pada
pembangunan naratif atau deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti.

Pendekatan penelitian adalah rencana konsep dan prosedur untuk penelitian yang
mencakup langkah-langkah mulai dari asumsi luas hingga metode terperinci dalam
pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Keputusan keseluruhan melibatkan pendekatan
mana yang harus digunakan untuk mempelajari suatu topik.

2.3 Pengertian Perbandingan Administrasi Publik

Menurut Jreisat (2002: 1) Perbandingan Administrasi Negara adalah kajian perbandingan


institusi-institusi, proses-proses, dan perilaku dalam banyak konteks. Konteks (atau lingkungan
dalam analisis perbandingan mengacu pada seluruh pengaruh-pengaruh eksternal yang
mempengaruhi manajemen, seperti nilai-nilai kemasyarakatan, norma-norma, agama, budaya
politik, dan perekonomian

Menurut Jreisat (2002: 1) Perbandingan Administrasi Negara adalah kajian perbandingan


institusi-institusi, proses proses, dan perilaku dalam banyak konteks. Konteks (atau
lingkungan dalam analisis perbandingan mengacu pada seluruh pengaruh-pengaruh eksternal
yang mempengaruhi manajemen, seperti nilai-nilai kemasyarakatan, norma-norma, agama,
budaya politik, dan perekonomian

Menurut Ontenyo and Lind (2006: XXI) Perbandingan Administrasi Negara adalah sebuah
cabang dari Administrasi Publik untuk mengamati Pemerintahan dalam berbagai tatanan
budaya, sosial, ekonomi yang berbeda-beda. Kajian ini mencakup keragaman yang luas dalam
hal aktivitas, termasuk pembuatan kebijakan Publik dan implementasinya baik di area maju
maupun berkembang.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Metode Perbandingan Administrasi Publik
Dalam mempelajari perbandingan administrasi negara diperlukan metode. Metode-metode
yang dapat dipergunakan ada tiga, yaitu: (1) metode kognitif; (2) metode historis; (3) metode
kritis.

1. Metode Kognitif
Belajar dengan metode kognitif, dimulai dengan banyak membaca buku
administrasi negara, memahami pengertiannya, objek yang dikaji, sistematikanya,
makna ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Untuk sekadar menghafal istilah-istilah
yang disajikan dan memahami berbagai Batasan-batasannya secara kognitif sudah
cukup baik.
2. Metode Historis
Belajar dengan metode historis adalah mempelajari sejarah administrasi negara di
berbagai negara. Seluk-beluk dan kelahirannya. Adapun metode kritis melibatkan
penalaran yang kontemplatif dan radikal dalam memahami makna filosofis administrasi
negara.
Metode lain yang dapat digunakan untuk mempelajari administrasi negara adalah:
1. metode deduksi, yaitu suatu metode berpikir yang menarik kesimpulan dari
prinsip-prinsip umum kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat khusus;
2. metode induksi, yaitu metode berpikir dalam menarik kesimpulan dari prinsip
khusus kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat umum;
3. metode dialektika, yaitu metode berpikir yang menarik kesimpulan melalui tiga
tahap atau jenjang, yakni tesis, antitesis, dan sintesis.

Ukasah Martadisastra menjelaskan bahwa metode induktif dan deduktif sering


dipergunakan oleh ilmu pengetahuan pasti dan alam. Cara-cara yang ditempuh oleh metode
induktif pertama bertitik tolak dari persoalan-persoalan yang khusus, kemudian diambil
kesimpulan yang bersifat umum.

Metode induktif lebih mendahulukan fakta-fakta konkret dan menunjukkan ciri


kekhususannya yang lebih menonjol dari fakta itu, bukan mengadakan premis-premis tertentu.
Dari kenyataan fakta khusus itu, diambil kesimpulan yang berlaku umum.
Metode induktif didasarkan pula pada metode empiris karena faktafakta yang dipergunakan
berdasarkan kenyataan aktual dan dialami secara langsung oleh si pemakainya.

Metode deduktif berhubungan dengan metode induktif. Bahkan, tanpa peran serta metode
induktif, metode deduktif tidak dapat dipergunakan. Karena kedua metode ini bersifat
komplementer, saling melengkapi. Dengan metode ini, cara pengambilan pembuktian melalui
jalan pemikiran dalil-dalil atau anggapan dasar yang kebenarannya telah dianggap sebagai
sesuatu yang mutlak.

Dengan menggunakan metode deduktif, setiap objek yang akan diujicobakan unsur-unsur,
struktur, fungsi serta sifat-sifatnya diproses terlebih dahulu melalui penguraian yang cermat
dari bagian-bagian objek tersebut. Konklusi akhir dari hasil pemikiran analisis ini akan
membuahkan sifat khusus sehingga kemungkinan salah satu keliru sangat kecil.

Menurut pendapat Nimrod Raphaeli dalam bukunya Introduction to Comparative Public


Administration, ia mengemukakan bahwa setiap studi yang bersifat perbandingan
(comparative) selalu menghadapi masalah tujuan dan metodologi, tidak terkecuali Studi
Administrasi Negara Perbandingan ini. Setiap studi yang bersifat komparatif atau studi
perbandingan selalu menghadapi masalah tujuan dan metodologi. Demikian pula William J
Siffin menyatakan bahwa studi Administrasi Negara Perbandingan perlu menjadi perhatian
khusus dalam masalah metodologi dan masalah data (Kadarwati,1952).

Lain halnya dengan pendapat William J. Siffin dalam bukunya Toward To Comparative
Study of Public Administration, menurut pendapatnya masalah-masalah yang dihadapi pada
saat dimulainya studi Administrasi Perbandingan yang perlu mendapat perhatian adalah
masalah metodologi dan masalah data.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi studi ini adalah
masalah tujuan, metodologi, dan data.

Apabila kita ikuti sejarah pertumbuhannya maka sejak kelahiran studi Administrasi Negara
Perbandingan menghadapi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. Apa perlunya (gunanya, manfaatnya, maksudnya) diadakan studi Perbandingan


Administrasi Negara atau dengan pertanyaan lain tujuan apa yang hendak dicapai
dengan mengadakan studi Administrasi Negara Perbandingan.
2. Sasaran/objek apa yang hendak diperbandingkan, bagaimana metode, tekniknya
(bagaimana metodologi).
3. Data apa yang diperlukan untuk melakukan perbandingan sehingga akan diperoleh hasil
sebagaimana yang diharapkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi studi Administrasi
Negara Perbandingan sejak kelahirannya adalah berikut ini.

1. Tujuan (apa perlunya diadakan Studi Administrasi Negara Perbandingan).


2. Metodologi (apa yang hendak diperbandingkan).
3. Data (apa yang diperlukan/dikumpulkan).

1. Masalah yang berkaitan dengan tujuan Studi Administrasi Negara Perbandingan ini
dapat dikemukakan bahwa studi ini memiliki tujuan yang bersifat pragmatis, hal ini
dapat dilihat dari pendekatan yang bersifat idiografis dan yang berorientasi pada
pembangunan. Tujuan utamanya adalah penyusunan teori (Theory building sehingga
ditemukan teori uang bersifat universal yang dapat memperkuat kedudukan Studi
Administrasi Negara Perbandingan sebagai suatu disiplin).
2. Yang diperbandingkan adalah Sistem Administrasi Negara; Mengapa justru sistem
Administrasi Negara karena dipengaruhi oleh variabel yang tidak terbatas jumlahnya
sehingga tidak mudah untuk menetapkan sarana perbandingannya, di samping juga
dipengaruhi oleh faktor intern (manusia, tujuan dan tata hubungan) dan faktor ekstern
(faktor ekologi, misalnya untuk bangsa Indonesia dipengaruhi oleh faktor pisik yaitu:
letak geografis, keadaan dan kemampuan penduduk, keadaan dan kekayaan alam,
sedangkan faktor kemasyarakatan/sosial: Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya,
Pertahanan Keamanan).
3. Data diperlukan untuk melakukan perbandingan. Data diperlukan dan dikumpulkan
tergantung pada metode yang dipergunakan.

Di antara masalah-masalah yang dihadapi oleh Administrasi Perbandingan yang paling


rumit adalah masalah metodologi karena metodogi akan menentukan data yang diperlukan
untuk perbandingan; untuk mendudukkan studi Administrasi Negara Perbandingan sebagai
disiplin ditentukan oleh ketepatan metodologi yang digunakan. Dengan metodologi dapat
diungkapkan teori-teori dan prinsip-prinsip yang dirumuskan generalisasinya secara “valid”
dan berlaku secara universal (Kadarawati, 1952).

Dengan demikian, metodologi bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan teoretis dan


praktis, Dalam pengembangannya metodologi mempergunakan sarana konseptual yang ada
walaupun belum dipergunakan secara umum atau uniform karena sarana konseptual yang ada
itu masih belum memenuhi persyaratan metodologi ilmiah karenanya masih harus banyak
diperbaiki.

Berkaitan dengan hal itu Nimrod Raphaeli mengemukakan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh metodologi ilmiah atau sering juga disebut metode analisis ilmiah atau Scientific
method of analysis sebagai berikut.

1. Memusatkan perhatian kepada hubungan atau korelasi (berusaha menjelaskan


hubungan).
2. Mempergunakan konsep-konsep yang abstrak (menyamaratakan meliputi dan
mencakup).
3. Mengembangkan definisi-definisi operasional (untuk memperjelas pengertian tentang
koperasi). Selanjutnya perlu disampaikan bahwa hal-hal yang pokok dalam metode
ilmiah adalah penggunaan teknik-teknik pokok; pernyataan yang tepat mengenai
hubungan gejala-gejala atau fenomena-fenomena dalam kondisi tertentu (contoh studi
ekologi Administrasi Negara Perbandingan diharapkan dapat mengatasi asumsi-asumsi
yang bersifat intuitif dan apriory mengenai hubungan birokrasi dengan sistem sosial
lainnya, dan juga diharapkan dapat mengemukakan perbedaan yang lebih tajam
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh di dalam administrasi yang senyatanya
(faktor intern) dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam lingkungan ekologi yang
senyatanya (faktor ekstern).

3.2 Pendekatan Perbandingan Administrasi Publik


Pendekatan (approach) adalah suatu langkah rasional untuk mempelajari objek tertentu.
Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari perbandingan administrasi negara harus
merupakan langkah-langkah konkret, yang menjelaskan ilmu perbandingan administrasi
negara dalam berbagai perspektif. Dengan adanya pendekatan, permasalahan diharapkan dapat
diketahui dan ditemukan solusinya (Anggara, 2012).

Menurut Ukasah yang dikutip oleh Anggaa (2012), untuk studi perbandingan administrasi,
pendekatan sistematis, pendekatan lingkungan atau ekologis dapat dipergunakan karena
ketiganya merupakan rangkaian yang berkesinambungan di antara elemenelemen yang
berhubungan, saling bergantung satu dan lainnya, dan saling berinteraksi. Selain itu, ketiga
pendekatan tersebut pun mengarah pada kebulatan yang utuh sehingga dapat membentuk
rantaian kombinasi yang saling berhubungan.
Berikut pendapat para Ahli dalam mengajukan Perbandingan Administrasi sebagai pondasi
pendekatan atau perspektif dalam Administrasi Negara / Publik:

1. Inistrasi Negara / Publik: ‘‘All Political Science and any scientific understanding of
Public Administration needs to be comparative. All systems of government require
comparative analysis if we are to understand cause/effect relationships and achieve
predictability. (Riggs, 2002; Wardani, 2018). Artinya: Keseluruhan ilmu Politik dan
pemahaman ilmiah manapun dalam lingkup Administrasi Publik harus bersifat
perbandingan. Seluruh sistem pemerintahan membutuhkan analisis perbandingan jika
kita ingin memahami hubungan-hubungan antara penyebab dan dampak dan mencapai
prediktabilitas.
2. “comparing and contrasting the administrative set-up in different contexts would help
to devote commonality of public administration”. (Paul H. Appleby; Wardani, 2018).
Artinya: Membandingkan dan melihat mengkontraskan tatanan administratif dalam
berbagai konteks akan membantu untuk membentuk “keumuman” dalam Administrasi
Publik
3. The comparative public administration specialist is first and foremost a scholar who is
in pursuit of greater knowledge and understanding....in order to establish science of
public administration, it has necessarily to be comparative” (Robert A. Dahl via
Rathod 2007: 8, Wardani, 2018). Artinya: Spesialis Perbandingan Administrasi Negara
adalah akademisi pertama dan paling penting yang melakukan pencarian keilmuan dan
pemahaman yang lebih hebat....dalam tujuannya untuk mendirikan Ilmu Administrasi
Publik, maka ilmu itu haruslah bersifat perbandingan.

Sebagai salah satu disiplin ilmu pengetahuan, administrasi dapat dipandang sebagai sistem
karena di dalamnya terkandung banyak subsistem lain yang saling berinteraksi serta
mempunyai hubungan erat, seperti perencanaan, organisasi, keuangan, dan subsistem lainnya.
Akan tetapi, pada pihak lain, administrasi merupakan subsistem dari sistem sosial.

Ukasah (1987) menjelaskan beberapa pendekatan berikut.

a. Pendekatan Sistematis
Pendekatan sistematis mendasarkan administrasi sebagai sistem untuk
diperbandingkan. Sistem-sistem yang dibandingkan adalah yang terdapat dalam
administrasi negara, misalnya perbandingan sistem negara yang menganut monarki
dengan demokrasi, negara maju dengan negara berkembang, negara yang kecil
dengan negara yang besar wilayahnya, negara yang menganut presidensial dengan
parlementer.
b. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ekologis memerhatikan interelasi antarfaktor administrasi dengan
alam sekitarnya atau lingkungan suatu negara. Faktor-faktor administrasi yang
dapat dipertimbangkan dengan cermat, meliputi politik, sosial, ekonomi, budaya,
keamanan, teknologi, dan pertimbangan geografis.
Lingkungan merupakan rantai yang saling berkaitan. Dengan memahami
administrasi negara suatu negara maka sentralisasi ataupun desentralisasi
kekuasaan, wewenang serta kebijaksanaan pemerintah, yang mencakup segala segi
dan aspek pelengkap lainnya pada negara akan lebih memantapkan pendekatan
ekologis.
Penerapan pendekatan ekologis juga dapat dikaitkan dengan keadaan ekonomi
negara yang juga berhubungan erat dengan letak geografis suatu negara, sehingga
mempermudah atau menunjang usaha pertanian, perdagangan, dan industri yang
semuanya berkaitan dengan pembangunan serta perkembangan negara dimaksud.
Peranan pendekatan ekologis berhubungan dengan interaksi lingkungan dengan
kehidupan masyarakat. Interaksi tersebut harus dipahami sebagai bagian yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi.
c. Pendekatan yuridis

Pendekatan yuridis adalah pendekatan untuk memahami administrasi negara


dalam perspektif hukum atau undang-undang. Hal ini karena persoalan yang
berhubungan dengan administrasi negara tidak terlepas dari konstitusi ataupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah:

1. Undang-Undang Dasar 1945


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia;
3. Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
5. Peraturan Pemerintah;
6. Keputusan Presiden;
7. Peraturan Daerah.
Unsur-unsur/syarat-syarat yang membentuk sesuatu, yang disebut sebagai
peraturan perundang-undangan ada tiga hal, yaitu:

1. peraturan tertulis;
2. dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang;
3. mengikat secara umum.

Proses pembuatan peraturan perundang-undangan pada dasarnya dimulai dari perencanaan,


persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan dan
penyebarluasan, secara teknis diperlukan suatu program legislatif yang baik dan konsep yang
memadai.

Penyusunan program pembentukan undang-undang ini perlu mempertimbangkan


heterogenitas hukum, yang terdiri atas hukum adat, hukum Islam, hukum agama lainnya,
hukum kontemporer, serta Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 sebagai sumber
hukum dasar yang tertulis negara kesatuan RI, yang memuat dasar dan garis besar hukum
dalam penyelenggaraan negara, peraturan perundang-undangan yang tertinggi, serta
merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum di bawahnya.

Pendekatan konstitusional atau pendekatan yuridis dalam mempelajari perbandingan


administrasi negara sangat penting terutama bertujuan mengetahui seluk-beluk lahirnya
peraturan perundangundangan, kekuasaan legislasi, dan berlakunya undang-undang untuk
mengatur kehidupan bernegara.

Pada prinsipnya, tujuan akhir dari pendekatan Perbandingan Administrasi Negara adalah
untuk memperpendek kesenjangan antara objek yang dibandingkan. Contohnya negara maju
vs Negara berkembang, sentralisasi vs Desentralisasi, dll. Caranya adalah dengan mengenali
dan menganalisis faktor yang menyebabkan satu satu objek tertinggal atau secara kualitas lebih
rendah daripada yang lain atau begitupun sebaliknya. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana
hal tersebut agar menjadi meningkat setelah dibandingkan.

Peningkatan tersebut tentu saja identik dengan peningkatan kualitas, dalam hal ini
peningkatan hal-hal yang berkaitan dengan Administrasi Negara / Publik. Misalkan proses
pelayanan publik yang tadinya sarat dengan Patologi Birokrasi atau secara spesifik Red-Tape,
meningkat menjadi pelayanan publik yang efektif dan efisien.

Walaupun demikian, studi tentang sistem Administrasi Negara dari suatu negara tertentu
itu sudah dapat memberikan manfaat sebagai titik awal perkembangannya. Cara ini memang
belum memberikan hasil yang dapat memperkuat kedudukan Ilmu Administrasi Negara
Perbandingan sebagai ilmu yang memiliki asas yang universal atau suatu ilmu yang utuh dan
bersifat umum karena sistem administrasi negara suatu negara tertentu ini prinsip-prinsip
culture-bound (terikat pada lingkungan kebudayaan negara tertentu) menunjukkan sifatnya
yang masih individualistis.

Jika Studi Administrasi Negara Perbandingan merupakan bagian dari studi Pemerintahan
maka akan menyebabkan perkembangan Administrasi Negara menjadi terlambat.
Keterlambatan ini dibenarkan Sondang P. Siagaan yang menyatakan sebagaimana tertulis
dalam buku karangannya yang berjudul “Filsafat Administrasi” bahwa tahun 1886 adalah tahun
lahirnya gerakan Scientific Management yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor, yang
mana kelahiran ini dinyatakan sebagai mile pole lahirnya Ilmu Administrasi. Selanjutnya
antara tahun 1886 sampai dengan 1950 dipandang sebagai tahap survival.

Menurut Roscoe C. Martin, dalam karangannya Leonard D. White “Introduction the study
of Public Administrasi”, menunjukkan bahwa sejak tahun 1920 Administrasi Negara
berkembang menjadi studi yang sangat luas. Sedang menurut Bintoro Tjokroamidjojo, buku
standar yang pertama dalam administrasi negara ditulis tahun 1926 dan tahun 1927

Lebih lanjut dikemukakan oleh William Anderson dan John M. Gaus dalam buku Research
in Public Administration bahwa menurut pengamatannya sampai akhir tahun 1945,
Administrasi negara masih merupakan studi yang bersifat Amerika. Mengapa dinamakan
demikian? Oleh karena studi Administrasi Negara masih terikat dengan lingkungan
kebudayaan negara Amerika. Jadi, masih menunjukkan adanya “Culture bound” bahkan sering
pula dinyatakan bahwa studi Administrasi Negara itu masih bersifat barat, maksudnya studi
tersebut masih terikat dengan lingkungan budaya negara-negara barat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam masa kurang lebih 60
tahun (yaitu sejak tahun 1886 sampai dengan tahun 1945) Administrasi Negara belum
mencapai tingkat perkembangan yang dapat menentukan persyaratan yang dituntut oleh suatu
disiplin ilmu

3.3 Tahap Perbandingan Administrasi Publik


Tahap-tahap perbandingan harus dipersiapkan dengan matang dan sistematis, karena tidak
semua objek dapat diperbandingkan atau logis diperbandingkan. Hal-hal yang dapat
diperbandingkan adalah sebagai berikut:
1. kondisi wilayah suatu negara;
2. kondisi sosial-budaya;
3. kondisi ekonomi;
4. kondisi politik;
5. kondisi lingkungan atau geografis;
6. kondisi yuridis, dan lainnya.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan perbandingan adalah sebagai berikut:

1. tahap pengategorian wilayah, yaitu wilayah dalam arti pusat, provinsi, dan daerah;
2. tahap penentuan waktu perbandingan, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan
datang sebagai bagian dari prediksi ilmu administrasi negara;
3. tahap penentuan tempat;
4. tahap pencarian masalah utama;
5. tahap menentukan pendekatan, metode, dan teori;
6. tahap analisis;
7. tahap menarik kesimpulan.

Tahapan-tahapan perbandingan administrasi negara berkaitan dengan langkah-langkah


operasional dalam penelitian. Beni Ahmad Saebani (2009) menjelaskan bahwa dalam
penelitian diperlukan hal-hal berikut.

1. Kebutuhan terhadap teori

Seorang peneliti membutuhkan teori yang menjadi dalil bagi dasar-dasar pijakan
penelitian. Teori dapat menjadi dasar dan rangka suatu ilmu pengetahuan. Teori yang
ilmiah adalah teori yang dapat dijadikan pijakan untuk melakukan pengolahan data,
mulai dari sistem pengumpulan data sampai dengan penilaian data itu sendiri, sehingga
data yang dimaksudkan akan diketahui relevansinya dengan teori atau sebaliknya
bertentangan dengan teori. Teori ini semacam tolok ukur realitas yang sedang diteliti.

Dalam penelitian administrasi negara misalnya, ketika peneliti bermaksud


menyelidiki masalah yang berkaitan dengan proses lahirnya kebijakan publik, ia harus
memahami teori yang berhubungan dengan kebijakan publik, misalnya teori kekuasaan.
Kemudian menjadikan teori tersebut sebagai kerangka pikir untuk menganalisis
permasalahan yang berkaitan dengan kebijakan publik yang dimaksud.
2. Kebutuhan terhadap masalah

Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk


memecahkannya. Masalah harus dirasakan sebagai rintangan yang harus dilalui
(dengan jalan mengatasinya) jika kita mau terus berjalan mengikuti jalur tersebut.
Masalah menampakkan diri sebagai tantangan.

Faktor-faktor penting dalam mempertimbangkan suatu masalah adalah sebagai


berikut.

a. Apakah masalah yang dimaksud berguna untuk dipecahkan? Artinya, ada


prioritas tertentu dalam memilih masalah. Jika pemecahan yang dilakukan
berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia, itulah
masalah yang benarbenar masalah.
b. Apakah dibutuhkan kecerdasan untuk memecahkan masalah yang
dimaksudkan? Ini harus dijawab oleh peneliti dalam memecahkan masalah yang
dimaksudkan. Jika peneliti kurang mampu atau kurang kompeten, lebih baik
masalah itu tidak diteliti, karena hasil penelitian yang diproduk atas dasar
kebodohan tidak akan menghasilkan kebenaran ilmiah.
c. Apakah yang dipermasalahkan tersebut menarik untuk dipecahkan? Menurut
Winarno Surakhmad, masalah yang dihadapi peneliti beraneka ragam tingkat
kesulitannya. Ada yang membutuhkan waktu sebentar dan ada pula dengan
waktu yang lama. Peneliti harus dapat menemukan motif yang cukup kuat, yang
menyebabkan ia tertarik pada masalah tersebut.
d. Apakah masalah ini memberikan sesuatu yang baru? Di sini diperlukan
pengetahuan yang luas dalam lapangan masingmasing untuk mengetahui
apakah dengan penemuan masalah itu berarti pula ditemukannya sesuatu yang
baru bagi dunia pengetahuan. Dengan perlengkapan diri dalam keahlian
masingmasing, seorang sarjana harus dapat menetapkan apakah masalah itu
sudah pernah diselidiki atau belum pernah ada yang menyelidikinya. Ia perlu
bertanya kepada diri sendiri, apakah masalah yang diteliti ini benar-benar baru
atau merupakan pemecahan masalah bagi kasus yang sudah lama, atau sebagai
antitesisnya, atau pula sebagai sintesis sehingga mewujudkan teori yang baru.
e. Apakah sudah didapatkan data yang cukup untuk memecahkan masalah yang
dimaksudkan? Peneliti harus mengukur kesulitan dalam pengumpulan data. Jika
kesulitannya tidak akan dapat dipecahkan, lebih baik mencari masalah yang
menarik dengan rintangan yang tidak terlampau sulit.
f. Apakah masalah yang dimaksudkan jelas batasan-batasannya, sehingga ia dapat
melaksanakan pemecahannya? Dalam hal ini, peneliti harus membatasi masalah
agar pengumpulan data dan pemecahan masalah dapat terorganisasi dengan
baik sesuai dengan batas kemampuan pengetahuan peneliti, sarana dan
prasarana yang tersedia.
3. Kebutuhan terhadap rencana
Pembatasan masalah terdapat dalam rumusan masalah. Ada tiga hal yang
berkaitan dengan perumusan masalah, yaitu:
a. dalam rencana kerja setiap istilah perlu memiliki pengertian tertentu yang
jelas, segala istilah yang samar-samar harus dihindarkan;
b. dalam rencana kerja tidak mengambil daerah yang terlalu luas, sehingga
penyelidikan menjadi buyar;
c. dalam rencana kerja tidak terlalu menyempitkan masalah, sehingga masalah
yang dimaksud kehilangan makna yang sesungguhnya dalam sebuah
penelitian.
4. Kebutuhan terhadap hipotesis
Terutama dalam penelitian yang bersifat kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif
hipotesis tidak terlalu penting. Jika dibutuhkan pun, paling tidak berbentuk asumsi.
5. Kebutuhan terhadap sejumlah data
Semua penelitian membutuhkan sejumlah data. Tanpa data tidak ada penelitian.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai teknik, misalnya observasi,
wawancara, dokumentasi, dan sebagainya.
6. Kebutuhan terhadap fasilitas
Fasilitas sangat mendukung keberhasilan suatu penelitian. Misalnya, alat
perekam, kamera, kendaraan, waktu, dan sebagainya.
7. Kebutuhan akan kebebasan
Artinya bahwa peneliti harus bebas bergerak dalam mengumpulkan data. Bukan
penelitian yang dikejar target sponsor. Dengan demikian, prinsip yang dibangun
dalam penelitian adalah kebenaran. Jika target mencapai kebenaran ilmiah dibatasi,
penelitian akan menghasilkan “kebenaran yang samar”. Penelitian adalah jawaban
ilmiah terhadap permasalahan yang dihadapi manusia pada umumnya.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dalam mempelajari perbandingan administrasi negara diperlukan metode. Metode-
metode yang dapat dipergunakan ada tiga, yaitu: (1) metode kognitif; (2) metode
historis; (3) metode kritis. Belajar dengan metode kognitif, dimulai dengan banyak
membaca buku administrasi negara, memahami pengertiannya, objek yang dikaji,
sistematikanya, makna ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Sedangkan belajar
dengan metode historis adalah mempelajari sejarah administrasi negara di berbagai
negara. Seluk-beluk dan kelahirannya. Adapun metode kritis melibatkan penalaran
yang kontemplatif dan radikal dalam memahami makna filosofis administrasi negara.
2. Pendekatan (approach) adalah suatu langkah rasional untuk mempelajari objek tertentu.
Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari perbandingan administrasi negara
harus merupakan langkah-langkah konkret, yang menjelaskan ilmu perbandingan
administrasi negara dalam berbagai perspektif. Dengan adanya pendekatan,
permasalahan diharapkan dapat diketahui dan ditemukan solusinya.
3. Ada bebrapa bentuk pendekatan, (1) Pendekatan sistematis, yaitu mendasarkan
administrasi sebagai sistem untuk diperbandingkan. Sistem-sistem yang dibandingkan
adalah yang terdapat dalam administrasi negara, misalnya perbandingan sistem negara
yang menganut monarki dengan demokrasi, negara maju dengan negara berkembang,
negara yang kecil. dengan negara yang besar wilayahnya, negara yang menganut
presidensial dengan parlementer. (2) Pendekatan ekologis memerhatikan interelasi
antarfaktor administrasi dengan alam sekitarnya atau lingkungan suatu negara. Faktor-
faktor administrasi yang dapat dipertimbangkan dengan cermat, meliputi politik, sosial,
ekonomi, budaya, keamanan, teknologi, dan pertimbangan geografis. Penerapan
pendekatan ekologis juga dapat dikaitkan dengan keadaan ekonomi negara yang juga
berhubungan erat dengan letak geografis suatu negara, sehingga mempermudah atau
menunjang usaha pertanian, perdagangan, dan industri yang semuanya berkaitan
dengan pembangunan serta perkembangan negara dimaksud. (3) Pendekatan yuridis
adalah pendekatan untuk memahami administrasi negara dalam perspektif hukum atau
undang-undang. Hal ini karena persoalan yang berhubungan dengan administrasi
negara tidak terlepas dari konstitusi ataupun peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Dalam tahapan perbandingan administrasi publik perlu di perhatikan hal-hal berikut:
a. Kebutuhan terhadap teori
Seorang peneliti membutuhkan teori yang menjadi dalil bagi dasar-dasar pijakan
penelitian. Teori dapat menjadi dasar dan rangka suatu ilmu pengetahuan. Teori
yang ilmiah adalah teori yang dapat dijadikan pijakan untuk melakukan pengolahan
data, mulai dari sistem pengumpulan data sampai dengan penilaian data itu sendiri,
sehingga data yang dimaksudkan akan diketahui relevansinya dengan teori atau
sebaliknya bertentangan dengan teori. Teori ini semacam tolok ukur realitas yang
sedang diteliti.
b. Kebutuhan terhadap masalah
Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk
memecahkannya. Masalah harus dirasakan sebagai rintangan yang harus dilalui
(dengan jalan mengatasinya) jika kita mau terus berjalan mengikuti jalur tersebut.
Masalah menampakkan diri sebagai tantangan.
c. Kebutuhan terhadap rencana
d. Kebutuhan terhadap hipotesis
e. Kebutuhan terhadap sejumlah data
f. Kebutuhan terhadap fasilitas
g. Kebutuhan akan kebebasan
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, S. (2012). Perbandingan administrasi negara (Vol. 1, No. 1). CV Pustaka Setia.

Dra. Tri Kadarwati, S. U. (1952). Pengertian dan Ruang Lingkup Perbandingan Administrasi
Negara. Pengertian Dan Ruang Lingkup Perbandingan Administrasi Negara, 1–34

Hayati Rina (2019) Pengertian Pendekatan Penelitian, Jenis, dan Contohnya.


Penelitianilmiah.com 14 Maret [Inerternet Blog]. Available from:< √ Pengertian
Pendekatan Penelitian, Jenis, dan Contohnya | PenelitianIlmiah.Com>[Accessed 14
Oktober 2021]

Utami, D. (1981). Konsep Perbandingan Administrasu` Negara. Konsep Perbandingan


Administrasu Negara, 53(9), 1689–1699.

Wardani, A. K. (2018). MEMAHAMI ADMINISTRASI NEGARA MELALUI


PERSPEKTIFPERBANDINGAN. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
Negara, 4(4), 589-596.

Anda mungkin juga menyukai