Dosen Pembimbing :
Bapak M. Nazhif Asy’ati, M.Ap
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.
Pemakalah disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang berjudul Sasaran Administrasi Pembangunan. Selain untuk menambah
wawasan dan pengetahuan, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Administrasi Pembangunan.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Hakikat Sasaran Administrasi Pembangunan.................................................................3
B. Pengembangan Kelembagaan.........................................................................................5
C. Budaya Organisasi ....................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah yang kami buat ini, kami mencoba untuk menjelaskan tentang teori
teori dalam sasaran administrasi pembangunan dengan harapan bahwa kami mampu
untuk menjelaskan makalah kami secara jelas kepada para pendengar.
1
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan
latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Sasaran Administrasi Pembangunan
Menurut asal usul kata,administrasi berasal dari bahasa latin dari kata ad dan
ministrare. Ad memiliki makna intensif dan baik, sedangkan ministrare memiliki makna
melayani, memenuhi, menolong dan membantu. Untukitu, apabila kedua kata dan makna
tersebut digabungkan makaadministrasi dari kajian asal usul kata mempunyai
pengertianmelayani secara intensif atau yang baik. Lebih mudah lagi, makna administrasi
sama dengan memberikan pelayanan yang terbaik (mudah, cepat dan murah).2
1
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), hal. 111
2
Dr. H. Ngusmanto, M.Si, Pemikiran dan Praktik Administrasi Pembangunan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2015), Hal. 12-13
3
maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju
suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual.3
3
Dr. H. Ngusmanto, M.Si, Pemikiran dan Praktik Administrasi Pembangunan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2015), Hal. 26
4
Dr. Jan J.J.M. Wuisman, Teori & Praktek memperoleh kembali kenyataan supaya memperoleh masa depan,
(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2012), hal. 13
4
5. Mengaitkan diri dengan substansi perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan
tujuan pembangunan pada berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan
lainlain atau isi programprogram pembangunan.
6. Administrator dalam aparatur pemerintah juga sebagai penggerak perubahan.
7. Lebih berpendekatan lingkungan yang berorientasi pada kegiatandan bersifat
pemecahan masalah.5
1. Pengembangan kelembagaan;
2. Pengembangan sumber daya manusia;
3. Peningkatan kapasitas kerja;
4. Penumbuhan citra positif; dan
5. Budaya organisasi.6
B. Pengembangan Kelembagaan
1. Prinsip-prinsip Organisasi
Titik tolak untuk mencapai sasaran pembangunan administrasi dapat dilihat dari
aspek kelembagaan, yaitu pemahaman tentang prinsipprinsip organisasi dan
penerapannya. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
5
d. Pembagian tugas: untuk memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta penunjang efektivitas jalannya organisasi.
e. Departementalisasi: semua tugas harus dilakukan dan dikelompokan ke dalam
departemen.
f. Keseimbangan antara kewenangan dan tanggung jawab: wewenang yang tidak
diimbangi oleh tanggung jawab kemungkinan disalahgunakan.7
g. Kesatuan arah: setiap departemen yang mempunyai tujuan samaharus dipimpin
atau diarahkan oleh pemerintah pusat.
h. Kesatuan komando: setiap pegawai menerima perintah hanya dari seorang atasan.
i. Kejelasan kebijaksanaan tentang pola pengambilan keputusan:pola sentralisasi
dan pola desentralisasi. Pola sentralisasi berarti bahwa semua keputusan diambil
oleh pemerintah pusat, sedangkan pemerintah daerah hanya berperan selaku
pelaksana. Sebaliknya, pada pola desentralisasi, pemerintah daerah diberikan
wewenang untuk mengambil keputusan. Kejelasan mekanisme dan prosedur kerja
berkaitan erat dengan transparansi dan keterbukaan pemerintah dalam
penyelenggaraan fungsi dan kegiatannya, termasuk dalam halpenegakan hukum
dan peraturan perundangundangan yang berlaku, perumusan dan penentuan
kebijaksanaan, penegakan disiplin masyarakat, penggunaan pungutan dana dari
masyarakat dan pelayanan umum kepada masyarakat luas.
j. Rentan kendali: jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.8
7
Ibid, Hal. 114
8
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal 114-115
6
Pada dasarnya, pendekatan kesisteman berarti bahwa pembagian tugas
dilembagakan dalam berbagai satuan kerja, baik yang sifatnya selaku pelaksana tugas
pokok maupun tugas penunjang, semuanya harus bergerak sebagai kesatuan yang
utuh. Pengelolaan organisasi dengan pendekatan kesisteman akan sangat
mempermudah pelaksanaan koordinasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitas kerja
C. Budaya Organisasi
1. Hakikat Budaya Organisasi
9
Dr. Djokosantoso Moeljono, Budaya Organisasi dalam Tantangan, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2005),.
Hal 2
7
tersebut, Block dalam Harvey and Bowin, misalnya, berpendapat bahwa semakin
meningkat bukti bahwa hanya perusahaan-perusahaan dengan budaya organisasi yang
efektif yang dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatkan rasa ikut
memiliki dari karyawan, dan (pada akhirnya) meningkatkan keuntungan perusahaan.
(Block,1984)10
Menurut The Jakarta Consulting Group (1995), fungsi budaya organisasi, yaitu:
8
b. alat untuk menyatukan beragam sifat dan karakter serta bakat dan kemampuan
yang beragam yang ada dalam organisasi;
c. identitas organisasi;
d. suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi;
e. representasi dari ciri kualitas yang berlaku dalam organisasi tersebut;
f. motivator yang kuat bagi para anggota organisasinya;
g. pedoman gaya kepemimpinan yang sesuai untuk kondisi organisasi yang
bersangkutan.13
9
d. penumbuhan citra positif (image building);
e. budaya organisasi (organizational culture).14
14
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal. 124-125
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Wuisman, Jan J.J.M. 2012.Teori & Praktik Memperoleh Kembali Kenyataan Supaya
memperoleh masa depan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
12