Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SASARAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN


D
I
S
U
S
U
N
OLEH: KELOMPOK 2
Diba Nur Rahman (0501161074)
Nurul Hidayah (0501163228)
Utia Elja Rizki (0501162154)

Dosen Pembimbing :
Bapak M. Nazhif Asy’ati, M.Ap

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.

Pemakalah disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang berjudul Sasaran Administrasi Pembangunan. Selain untuk menambah
wawasan dan pengetahuan, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Administrasi Pembangunan.

Pemakalah mengucapkan banyak terima kasih. Dan pemakalah memahami jika


makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.

Medan, 12 Oktober 2019

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Hakikat Sasaran Administrasi Pembangunan.................................................................3
B. Pengembangan Kelembagaan.........................................................................................5
C. Budaya Organisasi ....................................................................................................7

BAB III : PENUTUP


Kesimpulan ..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administrasi pembangunan pada dasarnya bersumber dari administrasi negara.


Dengan demikian, kaidah umum administrasi Negara berlaku pula pada administrasi
pembangunan. Jadi, adanya sistem administrasi negara yang mampu menyelenggarakan
pembangunan menjadi prasyarat bagi berhasilnya pembangunan.

Pada dasarnya, administrasi pembangunan adalah bidang studi yang mempelajari


sistem administrasi negara di negara yang sedang membangun serta upaya untuk
meningkatkan kemampuannya. Ini berarti dalam studi dan praktek adminstrasi
pembangunan diperlukan adanya perhatian dan komitmen terhadap nilai-nilai yang
mendasari dan perlu diwujudkan menjadi dasar etika birokrasi.

Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat harus dipantau


secara terusmenerus dan dievaluasi perkembangannya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh pembangunan yang telah dilaksanakan dan mengukur hasilnya
dengan sasaran yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil evaluasi dapat diambil langkah-
langkah selanjutnya yang menunjang dan tidak merugikan upaya pembangunan secara
keseluruhan. Dengan demikian, tujuan dansasaran pembangunan secara maksimal dapat
tercapai.

Dalam makalah yang kami buat ini, kami mencoba untuk menjelaskan tentang teori
teori dalam sasaran administrasi pembangunan dengan harapan bahwa kami mampu
untuk menjelaskan makalah kami secara jelas kepada para pendengar.

1
B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan
latar belakang diatas yakni sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sasaran administrasi pembangunan?


2. Apa itu pengembangan kelembagaan?
3. Apa itu budaya organisasi?

C. Tujuan Penulis Makalah

Adapun tujuannya adalah untuk:

1. Mengetahui makna dari sasaran administrasi pembangunan


2. Mengetahui tentang pengembangan kelembagaan
3. Mengetahui apa itu budaya organisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Sasaran Administrasi Pembangunan

Administrasi pembangunan pada dasarnya bersumber dari administrasi negara.


Administrasi negara sebagai suatu ilmu terus mengalami perkembangan yang dapat
dilihat dari teori atau paradigma, baik dalam model pemikiran atau peralatan analisis, arah
perhatian,maupun metodologinya (Bintoro, 1988).Dalam konteks tersebut, arah
pengembangan ilmu administrasi,khususnya administrasi negara, adalah pengembangan
ke arah administrasi pembangunan yang menitikberatkan pada pelaksanaan administrasi
di negaranegara yang sedang berkembang.1

Menurut asal usul kata,administrasi berasal dari bahasa latin dari kata ad dan
ministrare. Ad memiliki makna intensif dan baik, sedangkan ministrare memiliki makna
melayani, memenuhi, menolong dan membantu. Untukitu, apabila kedua kata dan makna
tersebut digabungkan makaadministrasi dari kajian asal usul kata mempunyai
pengertianmelayani secara intensif atau yang baik. Lebih mudah lagi, makna administrasi
sama dengan memberikan pelayanan yang terbaik (mudah, cepat dan murah).2

Saul M. Katz dalam Tjokrowinoto (1993: 8) yang menegaskan bahwa pembangunan


adalah pergeseran dari satu kondisi nasional yang satu (one state of national being)
menuju ke kondisi nasional yang lain, yang dipandang lebih baik (more valued) tetapi apa
yang disebut more valued (lebih baik/lebih berharga), berbeda dari satu negara ke negara
lain (culture specifi c) atau dari satu periode ke periode lain (time specifi c). Lebih lanjut
Todaro (2000:20) menegaskan bahwa pembangunan sebagai suatu proses
multidemensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial,
sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar
akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta
pengentasan kemiskinan, sedangkan hakikat pembangunan harus mencerminkan
perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian suatu sistem sosial secara
keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual

1
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), hal. 111
2
Dr. H. Ngusmanto, M.Si, Pemikiran dan Praktik Administrasi Pembangunan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2015), Hal. 12-13

3
maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju
suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual.3

Ilmu administrasi pembangunan berdampak pada praktek administrasi pembangunan.


Semua perubahan dalam politik atau kebijakan pembangunan sebagai respons atas
masalah pembangunan baru dan ketidakterwujudan sasaran pembangunan juga
berdasarkan masukan atau sumbangan berupa teori dan pengetahuan ilmiah yang lain dari
pihak ilmu administrasi pembangunan.4

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa administrasi pembangunan adalah


seluruh proses yang akan dilakukan oleh administrator dalam upaya untuk mendorong
dan untuk memberikan suatu pengawasan terhadap masyarakat ke arah modernisasi dan
kebaikan yang multi-dimensional secara terpadu dan administratif.

Adapun sasaran administrasi pembangunan berdasarkan ciriciri administrasi


pembangunan, yaitu sebagai berikut:

1. Lebih memberi tekanan/perhatian terhadap lingkungan masyarakat yang berbeda-


beda, terutama bagi lingkungan masyarakat negara berkembang.
2. Berperan aktif terhadap tujuan pembangunan, baik dalam perumusan
kebijaksanaan maupun dalam pelaksanaannya yang efektif, bahkan ikut serta
memengaruhi tujuan pembangunan masyarakat dan menunjang pencapaian tujuan
sosial, ekonomi,dan lainlain yang dirumuskan kebijaksanaannya melalui
prosespolitik.
3. Berorientasi masa depan, terutama dalam usahausaha yang mendorong perubahan
(inovasi) ke arah keadaan yang dianggaplebih baik untuk suatu masyarakat pada
masa depan.
4. Lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas pembangunan dari pemerintah, untuk
merumuskan kebijakan pembangunan dan pelaksanaannya yang efektif dan
berkemampuan untuk pengendalian instrumen bagi pencapaian tujuantujuan
pembangunan. Di sini, administrasi pembangunan bersikap sebagai development
agent.

3
Dr. H. Ngusmanto, M.Si, Pemikiran dan Praktik Administrasi Pembangunan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2015), Hal. 26
4
Dr. Jan J.J.M. Wuisman, Teori & Praktek memperoleh kembali kenyataan supaya memperoleh masa depan,
(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2012), hal. 13

4
5. Mengaitkan diri dengan substansi perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan
tujuan pembangunan pada berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan
lainlain atau isi programprogram pembangunan.
6. Administrator dalam aparatur pemerintah juga sebagai penggerak perubahan.
7. Lebih berpendekatan lingkungan yang berorientasi pada kegiatandan bersifat
pemecahan masalah.5

Adapun aspekaspek administrasi negara yang menjadi sasaran pembangunan, yaitu:

1. Pengembangan kelembagaan;
2. Pengembangan sumber daya manusia;
3. Peningkatan kapasitas kerja;
4. Penumbuhan citra positif; dan
5. Budaya organisasi.6

B. Pengembangan Kelembagaan

Aspek kelembagaan merupakan salah satu sasaranpembangunan adminstrasi pada


organisasi di lingkungan eksekutif pemerintahan negara. Halhal yang berhubungan
denganpengembangan kelembagaan adalah sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip Organisasi

Titik tolak untuk mencapai sasaran pembangunan administrasi dapat dilihat dari
aspek kelembagaan, yaitu pemahaman tentang prinsipprinsip organisasi dan
penerapannya. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kejelasan tujuan: setiap organisasi, termasuk negara dibentukatas dasar adanya


tujuan yang ingin dicapai.
b. Kejelasan misi: untuk menentukan strategi yang ditempuh, menyusun rencana
yang diperlukan, serta menentukan program kerja.
c. Fungsionalisasi: kenyataan menunjukkan bahwa organisasipemerintah merupakan
organisasi terbesar. Besarnya organisasi tersebut berawal dari banyaknya fungsi
yang harus diselenggarakan, baik dalam arti pemberian pelayanan kepada
masyarakat, pengaturan, maupun pembangunan.
5
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal. 112-113
6
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal. 113-114

5
d. Pembagian tugas: untuk memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta penunjang efektivitas jalannya organisasi.
e. Departementalisasi: semua tugas harus dilakukan dan dikelompokan ke dalam
departemen.
f. Keseimbangan antara kewenangan dan tanggung jawab: wewenang yang tidak
diimbangi oleh tanggung jawab kemungkinan disalahgunakan.7
g. Kesatuan arah: setiap departemen yang mempunyai tujuan samaharus dipimpin
atau diarahkan oleh pemerintah pusat.
h. Kesatuan komando: setiap pegawai menerima perintah hanya dari seorang atasan.
i. Kejelasan kebijaksanaan tentang pola pengambilan keputusan:pola sentralisasi
dan pola desentralisasi. Pola sentralisasi berarti bahwa semua keputusan diambil
oleh pemerintah pusat, sedangkan pemerintah daerah hanya berperan selaku
pelaksana. Sebaliknya, pada pola desentralisasi, pemerintah daerah diberikan
wewenang untuk mengambil keputusan. Kejelasan mekanisme dan prosedur kerja
berkaitan erat dengan transparansi dan keterbukaan pemerintah dalam
penyelenggaraan fungsi dan kegiatannya, termasuk dalam halpenegakan hukum
dan peraturan perundangundangan yang berlaku, perumusan dan penentuan
kebijaksanaan, penegakan disiplin masyarakat, penggunaan pungutan dana dari
masyarakat dan pelayanan umum kepada masyarakat luas. 
j. Rentan kendali: jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.8

2. Pentingnya Pendekatan Kesisteman

7
Ibid, Hal. 114
8
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal 114-115

6
Pada dasarnya, pendekatan kesisteman berarti bahwa pembagian tugas
dilembagakan dalam berbagai satuan kerja, baik yang sifatnya selaku pelaksana tugas
pokok maupun tugas penunjang, semuanya harus bergerak sebagai kesatuan yang
utuh. Pengelolaan organisasi dengan pendekatan kesisteman akan sangat
mempermudah pelaksanaan koordinasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitas kerja

C. Budaya Organisasi
1. Hakikat Budaya Organisasi

Menurut Edward B. Tylor (1871), budaya adalah sekumpulan pengetahuan,


kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan kapabilitas serta kebiasaan yang diperoleh
oleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu.

Secara sederhana, budaya organisasi didefinisikan sebagai nilainilai yang dianut


serta cara bertindak organisasi berikut para anggotanya terhadap halhal yang
berhubungan dengan pihak luar. Menurut Robbins (2003), pengertian budaya
organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut oleh anggotaanggota yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem makna bersama ini, jika
diamati dengan lebih saksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang
dihargai oleh suatu organisasi.

Budaya organisasi pada umumnya merupakan pernyataan filosofis, dapat


difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat para karyawan karena dapat
diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan.
Dengan membakukan budaya organisasi, sebagai suatu acuan bagi ketentuan atau
peraturan yang berlaku, maka para pemimpin dan karyawan secara tidak langsung
akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan
misi serta strategi perusahaan. Proses pembentukan tersebut pada akhirnya akan
menghasilkan pemimpin dan karyawan profesional yang mempunyai integritas yang
tinggi.9

Dari uaraian ringkas di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan


akulturasi budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas, juga menjadi penentu sukses perusahaan. Dalam kaitan dengan hal

9
Dr. Djokosantoso Moeljono, Budaya Organisasi dalam Tantangan, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2005),.
Hal 2

7
tersebut, Block dalam Harvey and Bowin, misalnya, berpendapat bahwa semakin
meningkat bukti bahwa hanya perusahaan-perusahaan dengan budaya organisasi yang
efektif yang dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatkan rasa ikut
memiliki dari karyawan, dan (pada akhirnya) meningkatkan keuntungan perusahaan.
(Block,1984)10

Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan


karakteristik dari suatu budaya organisasi, bukan dengan apakah para karyawan
menyukai budaya atau tidak.Menurut pandangan Davis (1984), budaya organisasi
merupakan pola keyakinan dan nilainilai organisasi yang dipahami,dijiwai, dan
dipraktikkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan
menjadi dasar berperilaku dalam organisasi. Budaya organisasi merujuk kepada suatu
sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggotaanggota suatu organisasi, yang
membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya.11

2. Fungsi Budaya Organisasi

Robbins (2003) menyatakan bahwa budaya menjalankan sejumlah fungsi di dalam


sebuah organisasi, yaitu:

a. menetapkan tapal batas, yang artinya budaya menciptakan pembedaan yang


jelas antara satu organisasi dan organisasiyang lain; 
b. membawa rasa identitas bagi anggotaanggota organisasi;
c. mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan pribadi seseorang;
d. memantapkan sistem sosial, yang berarti perekat sosial yang membantu
mempersatukan suatu organisasi dengan memberikan standarstandar yang
tepat untuk halhal harus dikatakan dan dilakukan oleh para pegawai;
e. mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku para karyawan.12

Menurut The Jakarta Consulting Group (1995), fungsi budaya organisasi, yaitu:

a. pengikat seluruh komponen organisasi terutama pada saat organisasi


menghadapi goncangan;
10
Ibid hal. 3
11
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal 122-123
12
Ibid, Hal 123-124

8
b. alat untuk menyatukan beragam sifat dan karakter serta bakat dan kemampuan
yang beragam yang ada dalam organisasi;
c. identitas organisasi;
d. suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi;
e. representasi dari ciri kualitas yang berlaku dalam organisasi tersebut;
f. motivator yang kuat bagi para anggota organisasinya;
g. pedoman gaya kepemimpinan yang sesuai untuk kondisi organisasi yang
bersangkutan.13

3. Menjadikan Budaya Organisasi sebagai Sasaran Pembangunan Administrasi

Pelestarian organisasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya


penyebarluasan cerita mengenai organisasi, pengenalan halhal yang bersifat
seremonial, simbolsimbol yang digunakan dan kebiasaan organisasi dalam pemberian
penghargaan kepada karyawan yang berhasil.

Menjadikan budaya organisasi sebagai salah satu sasaran pembangunan


administrasi berarti bahwa budaya organisasi harus kuat sehingga mampu
menjalankan lima fungsinya. Sebaliknya,budaya organisasi yang tidak kuat dapat
diubah apabila perkembangan internal dan eksternal menuntutnya.Dengan adanya
perkembangan dan perubahan ini, diperlukan upaya memahami sasaran pembangunan
administrasi agar menghasilkan cara dan gaya pemerintahan (the ways of governing)
yang dinamis dan tidak statis. Selain itu, administrasi negara akan dituntut untuk
secara tepat berperan dalam suasana ketika manusia semakin meningkat
pendidikannya, semakin terspesialisasi kebutuhannya, semakin keras tuntutannya
pada kualitas dan bukan pada ketersediaan, serta semakin menuntut untuk
berpartisipasi dalam proses yang menentukan nasibnya, dalam suasana pasar yang
semakin terbuka, dan sistem informasi yang semakin canggih dan cepat.

Banyak negara yang sudah membangun administrasinya menunjukan bahwa


aspekaspek administrasi negara yang menjadi sasaran pembangunan, yaitu:

a. pengembangan kelembagaan (institution building);


b. pengembangan sumber daya manusia (human resourcemanagement);
c. peningkatan kapasitas kerja (capacity building);
13
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal. 123-124

9
d. penumbuhan citra positif (image building);
e. budaya organisasi (organizational culture).14

14
Dr. Sahya Anggara, M.Si dan Ii Sumantri, M.Ag, Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), Hal. 124-125

10
BAB III

KESIMPULAN

Administrasi pembangunan pada dasarnya bersumber dari administrasi negara.


Administrasi negara sebagai suatu ilmu terus mengalamiperkembangan yang dapat dilihat
dari teori atau paradigma, baikdalam model pemikiran atau peralatan analisis, arah
perhatian,maupun metodologinya (Bintoro, 1988).Dalam konteks tersebut, arah
pengembangan ilmu administrasi,khususnya administrasi negara, adalah pengembangan ke
arahadministrasi pembangunan yang menitikberatkan pada pelaksanaanadministrasi di
negaranegara yang sedang berkembang.

Adapun sasaran administrasi pembangunan berdasarkan ciriciri administrasi


pembangunan, yaitu : lebih memberi tekanan/perhatian terhadap lingkungan masyarakat yang
berbedabeda, kemudian berperan aktif terhadap tujuan pembangunan, kemudian berorientasi
masa depan, lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas pembangunan daripemerintah,
mengaitkan diri dengan substansi perumusan kebijaksanaan danpelaksanaan tujuan
pembangunan pada berbagai bidang, sepertiekonomi, sosial, budaya, dan lainlain atau isi
programprogrampembangunan, administrator dalam aparatur pemerintah juga sebagai
penggerak perubahan, danyang terakhir yaitu lebih berpendekatan lingkungan yang
berorientasi pada kegiatandan bersifat pemecahan masalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggara,Sahya dan Sumantri,Ii. 2016. Administrasi Pembangunan Teori dan Praktik.


Cetakan Pertama. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ngusmanto. 2015. Pemikiran dan Praktik Administrasi Pembangunan. Jakarta: Mitra


Wacana Media

Moeljono, Djokosantoso. 2005. Budaya Organisasi dalam Tantangan. Jakarta: PT Elex


Media Komputindo

Wuisman, Jan J.J.M. 2012.Teori & Praktik Memperoleh Kembali Kenyataan Supaya
memperoleh masa depan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai