PEMBANGU
NAN
ALTERNATI
F
Pembangunan
alternatif????
TEORI PEMBANGUNAN
ALTERNATIF
– 1. Ketimpangan Struktural
– 2. Pemberdayaan
– 3. Kebutuhan
– 4. Hak asasi manusia
– 5. Perdamaian dan non-kekerasan
– 6.Demokrasi partisipatoris
LSM adalah organisasi swasta yang secara umum bebas dari intervensi pemerintah. LSM lahir
dalam konteks untuk mengimbangi peran dominatif negara tujuannya adalah
memberdayakan masyarakat.
A. LSM sebagai Sebuah Gerakan Sosial.
– Upaya–upaya LSM dalam mengembangkan masyrakata lapis bawah dapat dilihat sebagai salah
satu bentuk gerakan sosial yang sistematis dan terorganisasi.
– Eksistensi LSM sebagai gerakan sosial dapat dikaji menggunakan berbagai pendekatan
sosiologis. Pertama, berbagai teori yang cenderung melihat gerakan sosial sebagai masalah atau
sebagai gejala penyakit kemasyarakatan. Pandangan ini dikemukakan oleh R. Harberle. Ia
mengatakan bahwa pada dasarnya gerakan sosial merupakan bentuk perilaku politik kolektif
non-kelembagaan yang dapat mengancam stabilitas cara hidup yang mapan. Pandangan ini
dipengaruhi oleh penggunaan teori fungsionalisme struktural, “masyarakat dan pranata sosial
cenderung dilihat sebagai sistem dimana seluruh bagiannya saling bergantung satu sama lain
dan bekerja sama guna menciptakan keseimbangan”.
– Kedua, pandangan sosiolog yang melihat sebagai gerakan sosial yang
bisa menjadi sarana dalam memperbaiki kondisi sosial sekaligus
menciptakan perubahan sosial. Pandangan ini dipengaruhi oleh teori
konflik.
B. Keberpihakan LSM terhadap Masyarakat Lapis Bawah
– Secara umum LSM adalah organisasi yang bertujuan untuk
mengembangkan pembangunan pada masyarakat level bawah melalui
penciptaan dan dukungan terhadap kelompok-kelompok swadaya lokal.
– LSM berperan strategis unutk menangani masalah-masalah sosial
khususnya kemiskinan, melalui gerakan peningkatan kekuatan dan
perluasan akses pada komunitas lokal dan organisasi rakyat dalam
mengontrol sumber daya.
C . Model-model pengembangan
masyarakat
– Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh LSM
dapt dikelompokkan dalam tiga jenis: pertama, the welafare aprroach, memberikan bantuan
kepada kelompok-kelompok tertentu. Kedua, the development aprroach, mengembangkan proyek
pembangunan guna meningkatkan kemampuan, dan swadaya masyarakat. Ketiga, the
empowement approach, meberdayaka masyarakat masyarakat.
– Program pengembangan masyarakat biasanya memerhatikan prinsip pembangunan
berkelanjutan, oleh karena itu, Salah satu bidang pekerjaan LSM adalah pengembangan teknologi
ramah lingkungan atau tepat guna(appropriate technology).
C. Menekankan Partisipatoris
– Participatory rural appraisal (PRA) adalah pendekatan dan metode untuk mengembangkan
kemampuan warga lokal dan membagi, meningkatkan, dan menganalisi pengetahuan mereka
tentang kehidupan dan kondisi serta merencanakan dan berbuat.
– Menurut Chambers. konsep disempower pada dasarnya menguntungkan kedua pihak (yang
berkuasa dan dikuasai), karena pertimbangan : efektifitas, pembebasan pemikiran,
pemenuhan kebutuhan dan kesenangan.
– Para pengkritik PRA mengganggap bahwa konsep disempower mengabaikan adanya
heterogenitas di masyarakat berdasarkan kelas-kelas sosial, gender, etnis agama dan
kelompok kepentingan lainnya
D. Mengembangkan Modal Sosial
Pengiriman dua santri senior untuk mengikuti Latihan Tenaga Pengembangan Masyarakat (LTPM) yang
diselenggarakan oleh LP3ES Jakarta oleh Kiai Sahal pada tahun 1997.
Usaha awal yang dilakukan dan masih dalam bentuk rintisan adalah dengan membentuk kelompok Usaha Bersama
Simpan Pinjam (UBSP).
Kelompok UBSP ini diresmikan pada tahun 1979 melalui Akte Notaris Imam Sutarjo SH. Nomor 2 pada tanggal 1
Oktober 1980. Dalam pengelolaannya, secara umum ditangani oleh alumni santri yang sudah berpendidikan dan
beberapa orang dari luar pesantren.
Sasaran :
Warga masyarakat rentan yang berpengasilan rendah atau kalangan
lapis bawah yang kurang tersentuh dan berada dalam jangkauan dan
pengaruh kiai atau pesantren.
BPPM Maslakul Huda tidak hanya menjangkau warga di sekitar
pesantren, namun sudah menjangkau beberapa desa di wilayah Kabupaten
Pati, Kudus, Jepara, Purwodadi, dan Pemalang. BPPM Pesantren Maslakul
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Studi Kasus LSM Dian Desa Yogyakarta
– Visi
Memperbaiki kehidupan masyarakat miskin melalui pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna
dalam berbagai sektor. Pengembangan dan penyebaran teknologi yang berbasis kebutuhan masyarakat
menjadi upaya efektif dalam meningkatkan indikator keberhasilan pembangunan di suatu daerah.
– Misi
Berorientasi pada pengembangan masyarakat di kawasan pedesaan, seperti program penerapan teknologi
tepat guna untuk mengatasi masalah air bersih.
– Periode 1990 hingga sekarang
Diperluas dengan aksi-aksi pengembangan kehidupan masyarakat perkotaan Masalah yang dihadapi
masyarakat perkotaan mulai dari masalah ekonomi, pengangguran, urbanisasi, transportasi, pencemaran,
sampai pada masalah sampah.
implementasinya
4. Ada akuntabilitas publik tentang agenda
II. Prinsip Keadilan
- ada distribusi manfaat dan beban secara
proporsional antar semua orang/kelompok
- menuntut agar ada peluang yang sama bagi
generasi y.a.d. untuk memproleh manfaat
secara sama atau proporsional dari sumber
daya ekonomi yang ada
- menuntut agar kerugian akibat proses
pembangunan yang dialami oleh kelompok
masyarakat tertentu harus bisa ditebus
atau dikompensasi secara seimbang atau
proporsional baik oleh negara atau
kelompok yang menimbulkan kerugian tsb
Pajak lingkungan
III. Prinsip Keberlanjutan
- merancang agenda pembangunan bersifat
visioner (jangka panjang) agar dpt dilihat
dampaknya baik positif maupun negatif
- memilih alternatif pembangunan yang
hemat sumber daya dan mampu
mensinkronkan aspek konservasi dengan
pemanfaatan secara arif :
- hemat energi
- hemat bahan bakar
- hemat s. d. a.
- meminimalisasi limbah dalam setiap
kegiatan produksi dan pembangunan
- mendaur ulang sisa-sisa proses produksi
- menunjang prinsip keadilan antar generasi
Prinsip-prinsip
Pembangunan tersebut :
– Tergantung dari kemauan politik dari pemegang kekuasaan
– Memerlukan sinergi positif antar 3 kekuatan utama : negara
(politik), swasta (ekonomi), dan masyarakat (moral)