Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

KEBIJAKAN MODEL INKREMENTALIS

Oleh :

Nama : Fadhel Azmy Sormin

NPP : ...................................

Kelas :......................................

FAKULTAS/PROGRAM ................................................................

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karenaatas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini membahas mengenai kebijakan model inkrementalis. Penulis menyadari


bahwa dalam penyusunan tugas ini masihbanyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan
maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang
hati.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Akhirnya, tiada gading yang
tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah mencurahkan semua
kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh
dari sempurna dikarenakan dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Kampus IPDN , 21 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Pengertian Model Kebijakan Inkrementasi......................................................................2
2.2 Teori Model Inkrementasi................................................................................................3
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Inkrementasi.............................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah pilihan yang dirumuskan


oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam memecahkan suatu persoalan atau
masalah publik. Secara umum pengertian pengambilan keputusan adalah teknik pendek
yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan
sebagai cara pemecahan masalah. Salah satu pendekatan yang dapat dipakai untuk
memberikan alternatif solusi bagi suatu masalah adalah pengambilan keputusan dengan
pendekatan inkremental. Lahirnya Model Inkremental tidak terlepas dari kritik terhadap
model atau model rasionalitas komprehensif yang dinilai tidak cocok lagi untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan publik. Adanya ketidak cocokan ini kemudian
lahirlah Model inkremental.

Model inkremental pada hakikatnya memandang kebijakan publik sebagai kelanjutan


dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah di masa lampau, dengan
hanya melakukan perubahan-perubahan seperlunya.Model inkremental ini untuk
pertama kalinya dikembangkan oleh Charles E. Lindblom, sebagai kritik terhadap model
rasional komprehensif dalam pembuatan kebijakan publik. Pendukung model ini
menyatakan bahwa perubahan tambahan lebih cepat dari perubahan komprehensif
bahwa potensi konflik jauh lebih rendah dibandingkan dengan perubahan radikal dan
inkremental adaptasi kontribusi pada redefinisi kebijakan secara terus menerus. Model
ini pada hakikatnya memandang kebijakan publik sebagai kelanjutan dari kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah dimasa lampau, dengan melakukan
perubahan - perubahan seperlunya.

Menurut Lindblom, di satu sisi, model inkremental bisa dianggap sebagai sebuah
model deskriptif dalam pengeritan bahwa kebijakan yang dibuat melalui apa yang
disebut sebuah proses “pemecahan” (a “muddling through”). Di lain sisi, model ini juga
dipandang sebagai sebuah pendekatan yang secara mendasar konservatif terhadap
policy innovation. Sekalipun model ini merupakan pembenaran yang canggih terhadap
kebijakan dan proses pembuatan kebijakan yang mendasarkan pada “muddling
through”, yakni perubahan inkremental namun sulit untuk membenarkan menurut asumsi
bahwa keputusan-keputusan kebijakan masa lalu adalah selalu benar, khususnya pada
saat terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat, dan masalah atau persoalan yang
sedang didiskusikan tidak mempunyai preseden.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan model?
2. Bagaimana manfaat dan tujuan dari model?
3. Bagaimana keputusan yang di ambil dari kebijakan Model Inkrementalis?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Inkrementalis

Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang


terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu.Seperti
halnya masalah-masalah kebijakan yang merupakan bangunan mental yang
berdasarkan pada konseptualisasi dan spesifikasi elemen-elemen kondisi masalah,
model-model kebijakan merupakan rekonstruksi artificial dari realitas dalam wilayah
yang merentang dari energi dan lingkungan sampai ke kemiskinan, kesejahteraan
dan kejahatan.

Model adalah wakil ideal dari situasi-situasi dunia nyata.Model adalah


menyederhanakan dari realitas yang diwakili. Model dapat dibedakan atas model
fisik dan model abstrak. Model fisik adalah reproduksi ukuran kecil dari benda atau
objek fisik.Model pesawat terbang, model pakaian, model rumah dibuat untuk
menggambarkan bentuk asli dari benda yang ingin digambarkannya. Model abstrak
adalah penyederhanaan fenonema sosial atau konsep-konsep tertentu yang
dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan teoritis, simbol-simbol, gambar
atau rumusan-rumusan matematis mengenai fenomena yang dideskripsikannya.

Model inkremental pada hakikatnya memandang kebijakan publik sebagai


kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah di masa
lampau, dengan hanya melakukan perubahan-perubahan seperlunya. Pendekatan
ini diambil ketika pengambil kebijakan berhadapan dengan keterbatasan waktu,
ketersediaan informasi dan kecukupan dana untuk melakukan evaluasi kebijakan
secara komprehensif.

Model ini lebih bersifat deskritif dalam pengertian, model ini menggambarkan
secara aktual cara-cara yang dipakai para penjabat dalam membuat keputusan. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari model penambahan, yakni
:

a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis empirik terhadap tindakan dibutuhkan.

b.Para pembuat keputusan hanya mempertimbangkan beberapa alternatif untuk


menanggulangi masalah yang dihadapi dan alternatif hanya berada secara marginal
dengan kebijakan yang sudah ada.

c.Untuk setiap alternatif, pembuat keputusan hanya mengevaluasi beberapa


konsekuensi yang dianggap penting saja.

d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan dibatasi kembali secara


berkesinambungan.
e. Tidak ada keputusan tunggal atau penyelesaian masalah yang dianggap paling
“tepat”.

f. Pembuatankeputusan secara inkremental pada dasarnya merupakan remedial dan


diarahkan lebih banyak kepada perbaikan terhadap ketidaksempurnaan sosial yang
nyata sekarang ini daripada mempromosikan tujuan sosial di masa depan.

diambil dari model ini hasil kompromi dan kesepakatan bersama antara
banyak partisipan. Dalam kondisi banyaknya partisipan, keputusan akan lebih mudah
dicapai bila persoalan yang disengketakan oleh berbagai kelompok hanya
merupakan perubahan  terhadap program yang sudah ada, keadaan sebaliknya jika
menyangkut perubahan kebijakan besar yang menyangkut keuntungan dan kerugian
besar. Pembuatan keputusan secara inkrementalisme adalah penting dalam rangka
mengurangi konflik, memelihara stabilitas dan sistem politik itu sendiri.

2.2 Teori Kebijakan Model Inkrementalis

Model ini merupakan model penambahan (inkrementalis). Model ini lahir


berdasarkan kritik dan perbaikan terhadap model rasional-komprehensif dengan
mengubah (memodifikasi) sedikit-sedikit kebijakan yang sudah dibuat oleh model
rasional komprehensif (Islamy,2004: 59). Dijelaskan bahwa para pembuat kebijakan
dalammodel rasional komprehensif tidak pernah melakukan proses seperti yang
disyaratkan oleh pendekatan rasional dikarenakan para pembuat kebijakan tidak
memiliki cukup waktu,intelektual dan biaya. Ada muncul kekhawatiran dari dampak
yag tidak diinginkan akibat kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya, ada
hasil–hasil dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan dan menghindari
konflik (Nugroho, 2006: 89).

Model ini melihat bahwa kebijakan merupakan variasi atau kelanjutan dari
kebijakan di masa lalu. Model ini dapat dikatakan sebagai model
pragmatis/praktis.Pendekatan model ini diambil ketika pembuat kebijakan
berhadapan dengan keterbatasan waktu, ketersediaan informasi, dan kecukupan
dana untuk melakukan evaluasi kebijakan secara komprehensif. Sementara itu
pembuat kebijakan dihadapkan pada ketidakpastian yang muncul di sekelilingnya.
Pilihannya adalah melanjutkan kebijakan di masa lalu dengan beberapa modifikasi
seperlunya. Pilihan ini biasanya dilakukan oleh pemerintahan yang berada di
lingkungan masyarakat yang pluralistik, yang membuatnya tidak mungkin membuat
kebijakan baru yang dapat memuaskan seluruh warga.

Dengan kata lain, model ini memberikan kebijakan tambahan yang baru
dengan sedikit memodifikasi kebijakan di masa lalu hanya saja kebijakan
penambahan (inkremental) ini tidak mendapatkan dukungan yang memadai.

Model inkrementalis berusaha mempertahankan komitmen kebijakan di masa


lalu untuk mempertahankan kinerja yang telah dicapai. Model kebijakan
inkrementalis tidak saja terjadi karena keterbatasan sumber daya, melainkan juga
karena keberhasilan di masa lalu yang menciptakan rasa puas diri yang
berkepanjangan (Nugroho, 2006: 89-91).
Menurut pandangan kaum inkrementalis, para pembuat keputusan dalam
menunaikan tugasnya berada di bawah keadaan yang tidak pasti yang berhubungan
dengan konsekuensikonsekuensi dari tindakan mereka di masa depan, maka
keputusan-keputusan inkremental dapat mengurangi resiko atau biaya
ketidakpastian itu. Inkrementalisme juga mempunyai sifat realistis karena didasari
kenyataan bahwa para pembuat keputusan kurang waktu, kecakapan dan sumber-
sumber lain yang dibutuhkan untuk melakukan analisis yang menyeluruh terhadap
semua penyelesaian alternatif masalah-masalah yang ada. Disamping itu, pada
hakikatnya orang ingin bertindak secara pragmatis, tidak selalu mencari cara hingga
yang paling baik dalam menanggulangi suatu masalah. Singkatnya, inkrementalisme
menghasilkan keputusan-keputusan yang terbatas, dapat dilakukan dan diterima.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Inkrementalis

Kelebihan Inkrementalis adalah suatu model yang tepat dalam merumuskan


kebijakan karena ia akan lebih mudah mencapai kesepakatan bila masalah-masalah
yang dipertentangkan di antara beberapa kelompok hanyalah sekedar memodifikasi
atas kebijakan-kebijakan yang sudah ada. Karena para pembuat kebijakan selalu
bekerja dalam kondisi yang tidak menentu, sehingga dalam memepertimbangkan
konsekuensi tindakannya di masa mendatang dapat mengurangi resiko biaya-biaya
atas ketidakpastian tersebut. Inkrementalisme juga realistik karena mengakui bahwa
para pembuat kebijakan memiliki kekurangan waktu, keahlian dan sumber-sumber
lain yang diperlukan untuk melakukan analisisnya.

Di balik kelebihannya, tetap saja ada yang mengkritisi model inkremental ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Terry W. Hartle. Hartle mengungkapkan bahwa
inkrementalisme cenderung mengabaikan pembaruan karena hanya memusatkan
perhatiannya pada tujuan jangka pendek dan hanya mencapai beberapa variasi
darikebijakan yang sudah digunakan/lampau (Islamy, 2004: 69)

Kelemahan model incremental adalah hanya dapat diambil ketika masalah


yang dihadapi pembuat kebijakan public merupakan masalah rutin dan tidak dapat
dilaksanakan untuk mengatasi masalah krisis (suwirtini,2009:40).

Ada beberapa kelemahan dalam Model inkremental ini diantaranya adalah,


keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan
kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan dari
kelompok yang lemah terabaikan dan diduakan. Keputusan diambil lebih ditekankan
kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam
kebijakan lain sehingga pengambilan keputusan yang bersifat inkremental tidak
mampu menjadi solusi atas permasalahan publik. Dinegara berkembang Model ini
tidak cocok untuk diterapkankarena perubahan yang bersifat inkremental tidak tepat
karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan
mendasar. Menurut Yehezkel Dror(1968) model inkremental dalam membuat
keputusan cenderung mengahasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo,
sehingga perubahan tidak cepat dan tidak signifikan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan diskurus diatas, Secara sederhana Model Inkremental dapat


dinyatakan sebagai sebuah model kebijakan yang dilakukan dengan mendesain
ulang kebijakan yang ada namun masih dalam koridor rangka utama kebijakan
asalnya. Model Inkremental dilakukan untuk menghadapi masalah yang
membutuhkan penanganan dengan waktu yang cukup singkat. Perubahan kurikulum
pendidikan di Indonesia menerapkan model inkremental dalam penetapannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Incrementalism

http://mytelisikadress.blogspot.com/2015/11/makalah-kebijakan-rational-comprehensip.html

Miftah Thoha, Ilmu Administrasi Publik Kontemporer, Kencana Prenada Media Group.
Jakarta 2010
Wayne Parsons, Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisa Kebijakan, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2008.
http://tugaskuliah0601.blogspot.com/2017/04/model-model-analisis-kebijakan-publik.html

Anda mungkin juga menyukai