Anda di halaman 1dari 10

PROSES KEBIJAKAN PUBLIK

Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan


dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian
kegiatan yang mencakup penyusunan
agenda,formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian
kebijakan. Sedangkan aktifitas perumusan masalah, forecasting,rekomendasi kebijakan,
monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual.
Adapun teori tentang proses kebijakan, ada beberapa tokoh yang mengemukakan antara lain :
1. Teori Proses Kebijakan menurut, Andersen dkk
Kebijakan publik berada dalam sistem politik dengan mengandalkan kepada
masukan (input) yang terdiri dari dua hal yaitu tuntutan dan dukungan. James E. Andersen,
David W.Brady, dan Charles Bullock III mengembangkan teori “Policy Process as Linear
Stages (Proses Kebijakan sebagai Tahapan-tahapan Linier). Skema kebijakan yang ditawarkan
adalah sebagai berikut :

Keterangan :
Agenda kebijakan: Masalah/masalah diantara banyak masalah yang mendapat perhatian serius
dari kebijakan publik 
Perumusan kebijakan: Perkembangan pelaksanaan proposal tindakan yang
saling mempengaruhi dan dapat diterima untuk  berhadapan dengan masalah
Adopsi kebijakan: Perkembangan dukungan untuk proposal khusus sehingga kebijakan dapat
dilegitimasi dan diautorisasi
Implementasi politik: Aplikasi kebijakan oleh mesin administratif pemerintah untuk masalah
Evaluasi politik: Usaha oleh pemerintah untuk menentukan apakah kebijakan efektif dan
mengapa, dan mengapa tidak
2. Proses kebijakan publik yang dikemukakan William N. Dunn.

Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn adalah sebagai berikut :

1. Tahap penyusunan agenda


Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya
masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada
akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kabijakan.

Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain
ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan- alasan tertentu
ditunda untuk waktu yang lama.

2. Tahap formulasi kebijakan

Maslaah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan.
Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik.
Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy
alternatives/policy options) yang ada.

Dalam perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai
kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing actor akan
bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.

3. Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada
akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan.

4. Tahap implementasi kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program tersebut tidak
diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-
agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit
administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia.

Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi
kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain
munkin akan ditentang oleh para pelaksana.

5. Tahap evaluasi kebijakan

Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, unuk melihat
sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan
masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-
kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan
sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum.
1. Fase Penyusunan Agenda
Karakteristik : Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada
agenda publik. Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara lainnya ditunda
untuk waktu lama.
Ilustrasi : Legislator negara dan co- sposornya menyiapkan rancangan undang- undang
mengirimkan ke Komisi Kesehatan dan Kesejahteraan untuk dipelajari dan disetujui. Atau
rancangan berhenti di komite dan tidak terpilih.
2. Fase Formulasi Kebijakan
Karakteristik : Para pejabat merumuskan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah.
Alternatif kebijakan melihat perlunya membuat perintah eksekutif, keputusan peradilan
dan tindakan legislatif.
Ilustrasi : Peradilan Negara Bagian mempertimbangkan pelarangan penggunaan tes
kemampuan standar seperti SAT dengan alasan bahwa tes tersebut cenderung bias terhadap
perempuan dan minoritas.
3. Fase Adopsi Kebijakan
Karakteristik : Alternatif kebijakan yang diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legislatif, konsensus di antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.
Ilustrasi : Dalam keputusan Mahkamah agung pada kasus Roe.v. Wade tercapai keputusan
mayoritas bahwa wanita mempunyai hak untuk mengakhiri kehamilan melalui aborsi.
4. Fase Implementasi Kebijakan
Karakteristik : Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi
yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia.
Ilustrasi : Bagian Keuangan Kota mengangkat pegawai untuk mendukung peraturan baru
tentang penarikan pajak kepada rumah sakita yang tidak lagi memiliki status pengecualian pajak.
5. Fase Penilaian Kebijakan
Karakteristik : Unit-unit pemeriksaan dan akuntansi dalam pemeritnahan menentukan
apakah badan-badan eksekutif, legislatif dan peradilan undang-undang dalam pembuatan
kebijakan dan pencapaian tujuan.
Ilustrasi : Kantor akuntansi publik memantau program- program kesejahteraan sosial seperti
bantuan untuk keluarga dengan anak tanggungan (AFDC) untuk menentukan luasnya
penyimpangan/korupsi.
3. Proses Kebijakan Publik Menurut Ripley

Ripley (1985) membedakan dalam 4 (Empat) tahapan, yaitu:

1. Agenda Setting
2. Formulation and Legitimating of Goal and Programs
3. Program Implementation, Performance, and Impact
4. Decision About the Future of the Policy and Program.

tahapan kebijakan publik digambarkan sebagai berikut :

1. Tahap Penyusunan Agenda Kebijakan

Dalam tahap ini ada 3 kegiatan yang perlu dilaksanakan:

 Membangun persepsi di kalangan stakeholders bahwa sebuah fenomena benar-benar


dianggap sebagai masalah. Hal ini penting karena bisa jadi suatu gejala yang oleh
sekelompok masyarakat tertentu dianggap sebagai masalah, tetapi oleh kelompok masyarakat
yang lainnya atau bahkan oleh para elite politik bukan dianggap sebagai suatu masalah.

 Membuat batasan masalah. Tidak semua masalah harus masuk dalam penyusunan


agenda kebijakan dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi, sehingga perlu dilakukan
pembatasan terhadap masalah-masalah tersebut.

 Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah.


Memobilisaasi dukungan ini dapat dilakukan dengan cara mengorganisasi kelompok-kelompok
yang ada dalam masyarakat, dan kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui media massa dan
sebagainya.

2. Tahap Formulasi dan Legitimasi Kebijakan

Pada tahap ini analisis kebijakan perlu mengumpulkan dan menganalisis informasi yang
berhubungan dengan masalah yang bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan
alternatif- alternatif kebijakan, membangun dukungan dan melakukan negosiasi, sehingga
sampai pada sebuah kebijakan yang dipilih.

3. Tahap Implementasi Kebijakan


Pada tahap ini perlu memperoleh dukungan sumberdaya, dan penyusunan organisasi pelaksana
kebijakan. Dalam proses implementasi sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar
implementasi kebijakan tersebut berjalan dengan baik.

4. Tahap Evaluasi terhadap Implementasi, Kinerja dan Dampak Kebijakan

Tindakan (implementasi) kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak kebijakan, yang


memerlukan proses berikutnya yakni evaluasi. Hasil evaluasi tersebut berguna bagi penentuan
kebijakan baru di masa yang akan datang, agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan
berhasil.

4. Proses Kebijakan Publik Menurut Michael Howlet dan M. Ramesh

Michael Howlet dan M. Ramesh sebagaimana yang dikutip Subarsono41 menyatakan bahwa
proses kebijakan publik terdiri dari lima tahapan sebagai berikut:

 Penyusunan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu masalah bisa
mendapat perhatian dari pemerintah.

 Formulasi kebijakan (policy formulation), yakni proses perumusan pilihan-pilihan


kebijakan oleh pemerintah.

 Pembuatan kebijakan (decicion making), yakni proses ketika pemerintah memilih


untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan.

 Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk melaksanakan


kebijakan supaya mencapai hasil.

 Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yakni proses untuk memonitor dan menilai hasil
atau kinerja kebijakan.

5. Proses kebijakan publik menurut Charles O. Jones

Jones mengemukakan sebelas (11) tahapan dalam proses kebijakan publik, yang dimulai dengan
perumusan masalah dan diakhiri dengan termination. Adapun tahap-tahap tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Perception/definition
Mendefinisikan masalah adalah tahap awal dari proses kebijakan publik. Manusia
menghadapi masalah karena ada kebutuhan (needs) yang tidak dapat
dipenuhi. Negara bertugas membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam
rangka welfare state . Mengakses kebutuhan tidaklah sederhana, dibutuhkan sikap
responsif, kepekaan terhadap prakiraan- prakiraan kebutuhan masyarakat. Masalah
masyarakat (public problems) sangatlah kompleks, pembuat kebijakan sering mengalami
kesulitan membedakan antara masalah dan akibat dari masalah.
2. Aggregation
Tahap mengumpulkan orang-orang yang mempunyai pikiran sama dengan pembuat
kebijakan. Atau mempengaruhi orang-orang agar berpikiran sama terhadap suatu
masalah. Dapat dilakukan melalui penulisan di media massa, penelitian atau orasi.

3. Organization
Mengorganisasikan orang-orang yang berhasil dikumpulkan tersebut ke dalam wadah
organisasi baik formal maupun informal.

4. Representation
Mengajak kumpulan orang-orang yang berpikiran sama terhadap suatu masalah untuk
mempengaruhi pembuat kebijakan agar masalah tersebut dapat diakses ke agenda setting.

5. Agenda Setting
Terpilihnya suatu masalah ke dalam agenda pembuat kebijakan.

6. Formulation
Tahap ini merupakan tahap yang paling kritis, masalah dapat diredefinisi dan
memperoleh solusi yang tidak populer di masyarakat tetapi merupakan kepentingan
kelompok mayor dari para pembuat kebijakan. Hal ini disebabkan interaksi para pembuat
kebijakan baik sebagai individu, kelompok ataupun partai) yang dilakukan melalui
negosiasi, bargaining, responsivitas dan kompromi dalam memilih alternatif-alternatif.
Formulasi juga membahas siapa yang melaksanakan dan bagaimana cara melaksanakan
output kebijakan.

7. Legitimation
Proses pengesahan dari alternatif yang terpilih (public policy decision making).

8. Budgeting
Penganggaran yang disediakan untuk implementasi kebijakan. Kadang terjadi kasuistis di
mana anggaran disediakan di tahap awal sebelum perception, atau sesudah implementasi.
Ketersediaan dana juga mempengaruhi penyusunan skala prioritas.

9. Implementation
Kebijakan publik yang telah dilegitimasi siap dilaksanakan apabila dana telah tersedia,
namun secara kasuistis kadang terjadi, kebijakan tetap harus dilaksanakan sedangkan
dana belum dapat dicairkan.

10. Evaluation
Menilai hasil implementasi kebijakan, setelah menentukan metode- metode evaluasi.
Merupakan tahap di mana upaya dilakukan untuk menemukan faktor-faktor penghambat
dan pendorong serta kelemahan dari isi dan konteks kebijakan itu sendiri. Evaluasi
kebijakan membutuhkan bantuan proses monitoring.
11. Adjusment/Termination
Tahap penyesuaian kebijakan publik untuk menentukan apakah perlu direvisi ataukah
diakhiri karena kebijakan telah selesai atau mengalami gagal total.

Proses kebijakan publik menurut Harold Laswell

Sepaham dengan Jones adalah Harold Laswell, namun tahap-tahap proses kebijakan publik
disusunnya dengan lebih sederhana. Laswell menyebut proses kebijakan publik sebagai policy
cycle yang terdiri atas 7 tahapan. Perbedaan rumusan Laswell terletak pada kedudukan evaluasi
dan terminasi. Menurutnya terminasi dilakukan terlebih dahulu sebelum evaluasi dengan
pemahaman terminasi adalah tahap penyesuaian kebijakan dengan kelompok sasaran dan
evaluasi adalah tahap perbaikan.
Tahap-tahap policy cycle Harold Laswell adalah sebagai berikut.
1. Intelligence
Jones menyebut tahap ini sebagai mendefinisikan masalah. Data-data dan informasi dari
suatu masalah dikoleksi, diproses dan dilakukan disseminasi.
2. Promotion
Pada tahapan ini upaya-upaya dilakukan untuk mempengaruhi pembuat kebijakan agar
masalah tersebut dapat diakses menjadi kebijakan publik. Upaya-upaya yang dilakukan
menyerupai tahap-tahap dari Jones yaitu organization , representation dan agenda
setting.
3. Prescription
Merupakan tahap formulasi, masalah yang terpilih berusaha diselesaikan melalui
pengusulan, seleksi dan penilaian alternatif.
4. Invocation
Proses pengesahan atau persetujuan dari alternatif yang terpilih sehingga menjadi
kebijakan publik disertai penyusunan sanksi bagi kelompok sasaran yang melanggar
kebijakan tersebut.
5. Application
Kebijakan publik yang telah dilegitimasi siap dilaksanakan apabila dana telah tersedia,
namun secara kasuistis kadang terjadi, kebijakan tetap harus dilaksanakan sedangkan
dana belum dapat dicairkan.
6. Termination
Tahap penyesuaian kebijakan publik dengan kelompok sasaran.
7. Appraisal
Menilai hasil penyesuaian kebijakan, menemukan faktor-faktor penghambat dan
pendorong untuk perbaikan atau diakhirinya suatu kebijakan.
6. Proses kebijakan publik menurut Garry D. Brewer
Seperti halnya Laswell, Brewer menyusun proses kebijakan publik lebih disederhanakan ke
dalam 6 tahapan. Yaitu Invention/Initiation ,tahap perumusan masalah, Estimation yaitu tahap
pengusulan alternatif-alternatif, Selection , alternatif-alternatif yang tersedia diseleksi dan dinilai
untuk dipilih yang terbaik. Alternatif terpilih selanjutnya disahkan sebagai kebijakan
publik. Implementation, tahap aplikasi sesudah kebijakan publik mendapat
pengesahan, Evaluation, berbeda dengan Laswell tetapi sependapat dengan Jones, bahwa
kebijakan dinilai terlebih dahulu sebelum dilakukan Termination , yaitu penyesuaian kebijakan.
Dalam praktek, tahap-tahap tersebut tidak selalu demikian, sebagai contoh pembuatan kebijakan
publik di Amerika Serikat melewati tahap-tahap:
1. Identifikasi masalah,
2. Proposal, yaitu pengajuan usulan alternatif- alternatif,
3. Proses Decicision Making , dalam proses ini digunakan model incremental, analogizing,
segmented . Proses ini juga membentuk differensial akses dan policy networks, melalui
bargaining/compromise, short-run.
4. Penyusunan program-program,
5. Implementasi,
6. Evaluasi.

7. Menurut Thomas R. Dye (1992) Proses Kebijakan Publik meliputi beberapa hal
berikut:
1. Identifikasi Masalah Kebijakan (Identification of Policy Problem)
Identifikasi masalah kebijakan dapat dilakukan melalui identifikasi apa yang menjadi tuntutan
(demands) atas tindakan pemerintah.
2. Penyusunan Agenda (Agenda Setting)
Penyusunan agenda merupakan aktivitas memfokuskan perhatian pada pejabat publik dan media
masa atas keputusan apa yang akan diputuskan terhadap masalah publik tertentu.
3. Perumusan Kebijakan (Policy Formulation)
Perumusan merupakan rumusan kebijakan melalui inisiasi dan penyusunan usulan kebijakan
melalui organisasi perencanaan kebijakan, kelompok kepentingan, birokrasi pemerintah,
presiden, dan lembaga legislatif.
4. Pengesahan Kebijakan (Legitimating of Policies)
Pengesahan kebijakan melalui tindakan politik oleh partai politik, kelompok penekan, presiden,
dan kongres.
5. Implementasi Kebijakan (Policy Implementation)
Implementasi kebijakan dilakukan melalui birokrasi, anggaran publik, dan aktivitas agen
eksekutif yang terorganisasi.
6. Evaluasi Kebijakan (Policy Evaluation)
Evaluasi kebijakan dilakukan oleh lembaga pemerintah sendiri, konsultan di luar pemerintah,
pers, dan masyarakat (publik).
Proses Kebijakan merupakan aktivitas yang berkaitan dengan bagaimana:
 Masalah dirumuskan
 Agenda kebijakan ditentukan
 Kebijakan dirumuskan
 Keputusan kebijakan diambil
 Kebijakan dilaksanakan
 Kebijakan dievaluasi
Setiap tahapan proses kebijakan terdapat pertanyaan kunci yang perlu dijawab untuk kepentingan
analisis proses kebijakan publik.
1. Problem identification
1. Apa yang dimaksud dengan masalah kebijakan?
2. Apa yang menyebabkan masalah menjadi masalah kebijakan?
2. Formulation
1. Bagaimana alternatif kebijakan dikembangkan?
2. Siapa yang berpartisipasi dalam perumusan kebijakan?
3. Adopsi
1. Bagaimana alternatif kebijakan diadopsi dan diundangkan?
2. Persyaratan apa yang harus dipenuhi?
3. Siapa saja yang mengadopsi kebijakan?
4. Proses apa yang dilakukan?
5. Apa saja muatan kebijakan yang telah diadopsi?
4. Implementasi
1. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan?
2. Apa yang dilakukan agar suatu kebijakan publik dapat menimbulkan efek?
3. Apa dampaknya terhadap muatan kebijakan publik?
5. Evaluation
1. Bagaimana efektivitas atau dampak suatu kebijakan diukur?
2. Siapa yang melakukan kebijakan?
3. Apa konsekuensi yang ditimbulkan oleh evaluasi kebijakan?
4. Apa ada tuntutan (demands) untuk mengubah atau mencabut kebijakan?
Nama : Annisa Isnuhani
Nim : 1802015072

Anda mungkin juga menyukai