Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN: Analisis Kebijakan dalam Proses Pembuatan Kebijakan Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan

dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam menciptakan pengetahuan tentang proses pembuatan kebijakan, para analis kebijakan meneliti sebab, akibat, kinerja kebijakan dan program publik. Jika pengetahuan tentang kebijakan dikaitkan dengan pengetahuan dalam proses kebijakan, maka pihak-pihak yang memeiliki peranan dalam pengambilan keputusan-keputusan publik dapat menggunakan hasil-hasil analisis kebijakan untuk memperbaiki proses pembuatan kebijakan dan kinerjanya. Proses Pengkajian Kebijakan Metodologi analisis kebijakan adalah sistem standar , aturan, dan prosedur untuk menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Analisis kebijakan bertujuan untuk merumuskan masalah dalam rangka pencarian solusi. Metodologi Analisis Kebijakan Metodologi analisis kebijakan merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, dan filsafat. Karakteristik metodologi analisis kebijakan adalah merumuskan masalah dan menemukan solusi, mengkritik dan meningkatkan efesiensi dalam memilih berbagai alternatif kebijakan yang ada. Pengetahuan yang dikomunikasikan adalah pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Pengetahuan tersebut merupakan kepercayaan tentang sesuatu yang dapat dibenarkan oleh akal sehat (plausibel) bukan kepastian. Sedangkan probabilitas statistik merupakan alat pendukung bagi klaim pengetahuan yang plausibel. Evolusi analisis kebijakan lebih dari 50 tahun yang lalu menghasilkan pedoman, aturan, dan prosedur yang terkodifikasi dan disepakati oleh para praktisi. Hal ini terlihat dari berbagai riset yang dilakukan terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi selama 40 tahun. Terdapat kemajuan dalam pengembangan ilmu-ilmu kebijakan, namun dalam aplikasi metode analisis kebijakan masih terbuka terhadap berbagai pilihan karena metodologi analisis kebijakan hanya memberikan tuntunan umum saja.

Metodologi anlisis kebijakan ini dapat diterapkan pada berbagai masalah yang dihadapi secara kompleks oleh pemerintah karena terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Analisis kebijakan tidak menggantikan proses politik, tetapi analisis kebijakan ada untuk menyediakan metodologi yang sistematis untuk memecahkan masalah yang rumit. Ciri dari riset analisis terhadap masalah-masalah sosial pada 40 tahun ini adalah semakin diakuinya kompleksitas. Inti metodologi analisis kebijakan pada saat ini adalah multiplisme kritis. Multiplisme didasarkan pada triangulasi, para analis berusaha meningkatkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan dengan menggunakan berbagai perspektif, metode, ukuran, sumber data, dan media komunikasi. Multiplisme kritis adalah jawaban terhadap ketidakpuasan positivisme logis sebagai teori pengetahuan. Multiplisme kritis juga memiliki standar yang harus dipenuhi: a. Operasionisme berganda. Penggunaan berbagai ukuran secara bersama-sama untuk konstrak dan variabel kebijakan meningkatkan plausibilitas klaim pengetahuan dengan mentriangulasikan obyek yang sama dengan dua atau lebih metrik. b. Penelitian multimetode. Penggunaan berbagai metode secara bersama-sama untuk mengamati proses dan hasil kebijakan. meningkatkan plausibilitas klaim pengetahuan dengan mentriangulasikan obyek yang sama dengan dua atau lebih instrumen. c. Sintesis analisis berganda. Sintesis dan penilian kritis erhadap analisisanalisis yang tersedia tentang program-programdan kebijakan-kebijakan yang sama meningkatkan plausibilitas klaim pengetahuan dengan secara sistematis menguji stok pengetahuan tentang pengaruh kebijakan terhadap berbagai populasi dalam berbagai konteks. d. Analisis multivariat. Memasukkan banyak variabeldalam model kebijakan meningkatkan plausibilitas klaim kebijakan dengan secara sistematis menguji dan mengeluarkan atau memadukan pengaruh variabel bukan kebijakan pada hasil kebijakan. Analisis ini juga digunakan untuk menguji plausibilitas teoriteori tentang proses pembuatan kebijakan.

e. Analisi pelaku berganda. Investigasi kerangka kerja interpretif dan prespektif banyak pelaku kebijakan menambah plausibilitas klaim pengetahuan melalui triangulasi berbagai sebab dan representasi etis atas masalah-masalah dan solusi-solusi yang diperoleh dari setting kebijakan yang nyata. Analisis pelaku berganda memusatkan perhatiannya pada individu atau kelompok-kelompok yang berpartisipasi dalam formulasi dan implementasi kebijakan. f. Analisis perspektif berganda. Disertakan berbagai perspektif dalam analisis kebijakan meningkatkan plausibilitas dengan triangulasi antar berbagai representasi masalah dan solusi. g. Komunikasi multimedia. Penggunaaan banyak meedia komunikasi oleh analis sangat penting untuk meyakinkan bahwa pengatahuan relevan dengan kebijakan, sehingga digunakan oleh para pengambil kebijakan dan penerima dampak yang diinginkan. Informasi yang Relevan dengan Kebijakan Lima tipe informasi yang relevan dengan kebijakan adalah; masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, dan kinerja kebijakan.

Kelima tipe informasi tersebut diperoleh melalui lima prosedur analisis kebijakan, yaitu perumusan masalah, peramalan, rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi.

Prosedur-prosedur analisis tersebut berhubungan dengan metode-metode atau teknik-teknik tertentu yang membantu menghasilkan tipe informasi tertentu. Informasi didasarkan pada pernyataan pengetahuan menjadi pengetahuan

setelah pernyataan tersebut dapat bertahan dari kritik, tantangan, dan sanggahan yang ditemui dalam debat kebijakan. Proses Pembuatan Kebijakan Proses analisi kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Proses ini dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap penting yaitu; penyususnan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan. Aplikasi prosedur tersebut dapat menghasilkan pngetahuan yang relevan dengan kebijakan yang secara langsung mempengaruhi asumsi, keputusan, dan aksi dalam satu tahap, dan kemudian secara tidak langsung akan mempengaruhi tahap-tahap selanjutnya. Proses Komunikasi Kebijakan Analisis kebijakan adalah awal, bukan akhir dari upaya untuk meningkatkan proses pembuatan kebijakan berikut hasilnya. Sebelum informasi yang relevan dengan kebijakan disampaikan kepada para pengguna kebijakan, informasi tersebut terlebih dahulu dirakit dalam sebuah dokumen, yang relevan dengan kebijakan dan dikomunikasikan dalam berbagai bentuk presentasi. Pengkomunikasian kebijakan memiliki beberapa tahapan proses; yaitu analisis kebijakan, pembuatan materi, komunikasi interaktif, dan pemanfaatan pengetahuan. Pemanfaatan pengetahuan oleh pelaku kebijakan adalah merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari tiga dimensi yang saling bergantung, yaitu komposisi pemakai, efek penggunaan, dan lingkup pengetahuan yang digunakan. Interaksi tiga dimensi itu menjadi dasar menilai dan memperbaiki peranan analisis kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan. Dokumen yang Relevan dengan Kebijakan Pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk melakukan analsis kebijakan berbeda dengan apa yang diperlukan untuk membuat dokumen yang relevan dengan kebijakan. Pembuatan dokumen yang relevan dengan kebijakan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam mensintesakan, menyederhanakan, memaparkan, dan meringkas informasi.

Presentasi Kebijakan Setiap prosedur dalam masing-masing tahap berbeda, seperti analisis kebijakan berbeda dengan pemmbuatan dokumen yang relevan dengan kebijakan, berbeda pula dengan prosedur untuk mengkomuikasikannya. Media komunikasi yang lazim digunakan adalah dokumen yang dikirim lewat pos. Keterbatasan utama dari media ini adalah bahwa dokumen tersebut mungkin tidak sampai kepada pengguna kebijakan. Media yang lebih baik adalah konferensi, penerangan, pertemuan, dan dengar pendapat, yang lebih mampu menyentuh para pengguna kebijakan. Penggunaan Pengetahuan yang Relevan dengan Kebijakan Tujuan analisis kebijakan adalah untuk memperbaiki kebijakan dengan cara menciptakan, secara kritis menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Tujuan memperbaiki peranan analisis kebijakan bukan merupakan bagian untuk menegakkan teknokratis yang berusaha menggantikan peranan politisi.

RESUME PENDAHULUAN

analisis kebijakan
Disusun untuk memenuhi tugas individual pada mata kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan di Indonesia pada Program Pascasarjana UIN SUSKA RIAU

Oleh: ISNAINI SEPTEMIARTI NIM: 0804 S2 780 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Salfen Hasri, MA

KOSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2009

Anda mungkin juga menyukai