Publik
Bab ini membahas mengenai analisis kebijakan yang diartikan sebagai suatu disiplin
ilmu sosial terapan yang memanfaatkan teori, metodologi, dan tujuan-tujuan analisis
dari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu politik, ekonomi, dan filsafat, untuk
menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang
relevan dengan kebijakan publik. Dalam proses pembuatan kebijakan, analis
kebijakan memiliki peran sentral dalam menciptakan pengetahuan tentang sebab,
akibat, dan kinerja kebijakan dan program publik. Keterlibatan analisis kebijakan
dalam praktik dan teori pembuatan kebijakan sangat penting karena efektivitas
pembuatan kebijakan bergantung pada akses terhadap pengetahuan yang relevan.
Proses analisis kebijakan melibatkan pemecahan masalah sebagai elemen kunci,
yang membantu merumuskan masalah sebagai bagian dari pencarian solusi.
Metodologi analisis kebijakan menggabungkan elemen dari berbagai disiplin ilmu,
seperti politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, dan filsafat. Ada dua aspek utama
dalam analisis kebijakan: deskriptif dan normatif. Aspek deskriptif berfokus pada
penciptaan, kritik, dan komunikasi klaim pengetahuan tentang sebab dan akibat
kebijakan, sementara aspek normatif bertujuan untuk menciptakan dan menilai klaim
pengetahuan tentang nilai kebijakan publik. Analisis kebijakan juga dapat dianggap
sebagai bentuk etika terapan, karena keputusan yang diambil tidak hanya
berdasarkan pertimbangan teknis tetapi juga memerlukan pertimbangan moral.
Berikut ini adalah rangkuman penjabaran materi yang ada di bab ini.
teori, metodologi, dan tujuan-tujuan analisis kebijakan haruslah dipisahkan dari sisi
disiplin dari mana analisis kebijakan berasal. Analisis kebijakan mentransformasikan
ilmu-ilmu politik, ekonomi, dan filsafat. Dengan begitu, analisis kebijakan dipandang
sebagai suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menerapkan berbagai metode
pengkajian, dalam konteks argumentasi dan debat publik, untuk menciptakan,
secara kritis menaksir, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan.
4. Analisis kebijakan juga dapat dikatakan sebagai bentuk dari etika terapan,
karena keputusan yang diambil tidak berdasar dari teknis saja, melainkan
juga memerlukan penalaran yang bersifat moral.
9. Ciri dari riset dan analisis terhadap masalah-masalah sosial pada 40 tahun
terakhir atau lebih adalah pada semakin diakuinya kompleksitas.
kecendrungan perkembangan diikuti dengan penggunaan beragam
perspektif, teori, dan metode, juga pelibatan berbagai pelaku kebijakan,
dalam proses penciptaan, penilaian secara kritis, dan komunikasi
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.
10. Inti metodologi analisis kebijakan saat ini secara umum dicirikan oleh bentuk
mitplisisme kritis.
13. standar utama lainnya adalah relevansi kebijakan, yang menentukan dapat
tidaknya analisis kebijakan digunakan dalam praktik. dengannya,
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan adalah pengetahuan yang
membantu dalam merumuskan dan memecahkan masalah, sesuai dengan
bagaimana masalah tersebut dialami oleh pengambil kebijakan dan
warganegara kepada siapa kebijakan tersebut berdampak, termasuk
warganegara yang hak dan kesempatannya dalam sistem politik yang
demokratis tidak terpenuhi atau dilanggar.
14. Aturan metodologis dari mutiplisme kritis lebih merupakan penuntun yang
bersifat umum bagi pengkajian kebijakan daripada preskripsi khusus untuk
melakukan riset dan analisis kebijakan. Penuntun dalam menciptakan,
menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan ini meliputi beberapa bidang analisis kebijakan penting
seperti:
2. Kebijakan apa yang sedang atau pernah dibuat untuk mengatasi masalah
dan apa hasilnya?
1. masalah kebijakan
3. aksi kebijakan
4. hasil kebijakan
5. kinerja kebijakan
1. perumusan masalah
2. peramalan (forecasting)
3. rekomendasi
4. pemantauan
5. evaluasi
2. Peramalan (prediksi):
teknik yaitu prosedur yang relatif khusus yang digunakan bersama-sama dengan
metode-metode tertentu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lebih
sempit. misalnya: terdapat beberapa teknik untuk melakukan estimasi terhadap
korelasi berkala pada data deret berkala, termasuk statistik durbin-watson.
bergitupun analisis biaya manfaat didukung oleh beberapa teknik penting,
termasuk perhitungan biaya dan laba diskonto terhadap nilai sekarang dan
kalkulasi tingkat keuntungan internal (internal rates of return) dari proyek dan
program.
1. analisis kebijakan
2. pembuatan materi
4. pemanfaatan pengetahuan
4. Penyederhanaan:
5. Penyajian Visual
6. ringkasan
4. jika tidak ada aksi yang dilakukan, bagaimana masalah tersebut berubah
dalam beberapa bulan atau tahun mendatang?
Presentasi Kebijakan
probabilitas pemanfaatan akan meningkat jika substansi dokumen kebijakan
tersebut dikomunikasikan melalui presentasi kebijakan.
komunikasi kebijakan yang efektif bergantung pada kecocokan antara strategi
komunikasi dengan karakteristik pemakai analisis kebijakan.
Penggunaan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
2. Efek penggunaan