Anda di halaman 1dari 16

Pengantar Analisis Kebijakan

Publik
Bab ini membahas mengenai analisis kebijakan yang diartikan sebagai suatu disiplin
ilmu sosial terapan yang memanfaatkan teori, metodologi, dan tujuan-tujuan analisis
dari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu politik, ekonomi, dan filsafat, untuk
menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang
relevan dengan kebijakan publik. Dalam proses pembuatan kebijakan, analis
kebijakan memiliki peran sentral dalam menciptakan pengetahuan tentang sebab,
akibat, dan kinerja kebijakan dan program publik. Keterlibatan analisis kebijakan
dalam praktik dan teori pembuatan kebijakan sangat penting karena efektivitas
pembuatan kebijakan bergantung pada akses terhadap pengetahuan yang relevan.
Proses analisis kebijakan melibatkan pemecahan masalah sebagai elemen kunci,
yang membantu merumuskan masalah sebagai bagian dari pencarian solusi.
Metodologi analisis kebijakan menggabungkan elemen dari berbagai disiplin ilmu,
seperti politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, dan filsafat. Ada dua aspek utama
dalam analisis kebijakan: deskriptif dan normatif. Aspek deskriptif berfokus pada
penciptaan, kritik, dan komunikasi klaim pengetahuan tentang sebab dan akibat
kebijakan, sementara aspek normatif bertujuan untuk menciptakan dan menilai klaim
pengetahuan tentang nilai kebijakan publik. Analisis kebijakan juga dapat dianggap
sebagai bentuk etika terapan, karena keputusan yang diambil tidak hanya
berdasarkan pertimbangan teknis tetapi juga memerlukan pertimbangan moral.

Dalam metodologi analisis kebijakan, penting untuk menciptakan pengetahuan yang


dapat meningkatkan efisiensi pilihan atas berbagai alternatif kebijakan. Triangulasi
adalah prinsip metodologi utama yang digunakan dalam analisis kebijakan. Ini
berarti menggunakan berbagai perspektif, metode, ukuran, sumber data, dan media
komunikasi untuk mendekati kebenaran yang tidak dapat diketahui sepenuhnya
melalui proses yang kritis melakukan triangulasi terhadap berbagai perspektif
tentang apa yang bermanfaat untuk diketahui dan apa yang telah diketahui.

Analisis kebijakan juga mencakup berbagai prosedur, seperti perumusan masalah,


peramalan, rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi. Setiap prosedur ini memiliki
peran penting dalam menciptakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.
Dalam proses pembuatan kebijakan, tahap-tahap seperti penyusunan agenda,
formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian
kebijakan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 1


Pengkomunikasian pengetahuan yang relevan dengan kebijakan juga merupakan
bagian penting dari analisis kebijakan. Ini melibatkan pembuatan dokumen seperti
nota kebijakan, paper isu kebijakan, ringkasan eksekutif, dan lampiran, yang
digunakan untuk berbagai strategi komunikasi interaktif dalam proses pembuatan
kebijakan. Dengan memastikan bahwa pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
tersedia dan dipahami oleh para pengambil kebijakan, analisis kebijakan berusaha
untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik dan dampaknya pada masyarakat.

Berikut ini adalah rangkuman penjabaran materi yang ada di bab ini.

teori, metodologi, dan tujuan-tujuan analisis kebijakan haruslah dipisahkan dari sisi
disiplin dari mana analisis kebijakan berasal. Analisis kebijakan mentransformasikan
ilmu-ilmu politik, ekonomi, dan filsafat. Dengan begitu, analisis kebijakan dipandang
sebagai suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menerapkan berbagai metode
pengkajian, dalam konteks argumentasi dan debat publik, untuk menciptakan,
secara kritis menaksir, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan.

Pendahuluan: Analisis Kebijakan Dalam Proses


Pembuatan Kebijakan
1. Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan dalam
proses pembuatan kebijakan.

2. Dalam menciptakan pengetahuan mengenai proses pembuatan kebijakan,


analis kebijakan akan meneliti sebab, akibat, dan kinerja kebijakan dan
program publik.

3. Efektivitas pembuatan kebijakan tergantung pada akses terhadap kumpulan


pengetahuan yang tersedia, komunikasi, dan penggunaan analisis kebijakan,
menjadikannya penting dalam praktik dan teori pembuatan kebijakan publik.

Proses Pengkajian Kebijakan

Pemecahan masalah menjadi elemen kunci di dalam metodologi analisis


kebijakan. Hal ini selaras dengan tujuan dari analisis kebijakan yaitu untuk
merumuskan masalah sebagai bagian dari pencarian solusi.

Metodologi Analisis Kebijakan

1. Metodologi yang digunakan memadukan elemen dari berbagai disiplin ilmu,


seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, dan filsafat.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 2


2. Analisis kebijakan bersifat deskriptif, adalah aspek analisis kebijakan yang
ditujukan ke arah penciptaan, kritik, dan komunikasi klaim pengetahuan
tentang sebab dan akibat kebijakan

3. Analisis kebijakan bersifat normatif bertujuan untuk menciptakan dan


melakukan kritik terhadap klaim pengetahuan tentang nilai kebijakan publik
untuk generasi masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Aspek normatif
atau kritik-nilai, dari analisis kebijakan akan terlihat saat user menyadari
bahwa pengetahuan yang relevan dengan kebijakan mencakup dinamika
antara variabel tergantung (tujuan) dan variabel bebas (cara) yang sifatnya
valuatif.

4. Analisis kebijakan juga dapat dikatakan sebagai bentuk dari etika terapan,
karena keputusan yang diambil tidak berdasar dari teknis saja, melainkan
juga memerlukan penalaran yang bersifat moral.

5. Analisis kebijakan berupaya menciptakan pengetahuan yang dapat


meningkatkan efisiensi pilihan atas berbagai alternatif kebijakan.

6. Metodologi analisis kebijakan bertujuan untuk menciptakan, menilai secara


kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.

7. Pengetahuan merujuk pada kepercayaan akan sesuatu yang dapat


dibenarkan secara akal sehat, yang berbeda dengan kepercayaan tentang
kebenaran yang pasti, atau juga kebenaran dengan probabilitas statistik
tertentu.

8. Analisis kebijakan ada untuk menyediakan metodologi yang sistematis untuk


memecahkan masalah yang rumit, tujuan yang secara langsung berlawanan
dengan pandangan bahwa pembuatan kebijakan menyangkut kalkulasi yang
sepenuhnya rasional, melibatkan aktor-aktor yang “rasional” secara
ekonomis, polits, dan organisasional, yang berupaya memaksimalkan utilitas
ekonomi, kekuasaan politik, dan efektivitas organisasi.

9. Ciri dari riset dan analisis terhadap masalah-masalah sosial pada 40 tahun
terakhir atau lebih adalah pada semakin diakuinya kompleksitas.
kecendrungan perkembangan diikuti dengan penggunaan beragam
perspektif, teori, dan metode, juga pelibatan berbagai pelaku kebijakan,
dalam proses penciptaan, penilaian secara kritis, dan komunikasi
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.

10. Inti metodologi analisis kebijakan saat ini secara umum dicirikan oleh bentuk
mitplisisme kritis.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 3


11. Keputusan metodologis yang mendasar adalah triangulasi: juka para analis
berusaha meningkatkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan,
mereka harus menggunakan berbagai perspektif, metode, ukuran, sumber-
data, dan media komunikasi. mutiplisme mempunyai keunggulan
metodologis dibanding lainnya: mendekati kebenaran akhir yang tak dapat
diketahui melalui proses yang secara kritis melakukan triangulasi terhadap
berbagai perspektif tentang apa yang bermanfaat untuk diketahui dan apa
yang telah diketahui.

12. Multiplisme kritis adalah jawaban terhadap tidak memadainya


positivisme logis sebagai teori pengetahuan dan upaya untuk
mengembangkan prosedur baru berlandaskan pada pengalaman yang
dipelajari dari melakukan analisis kebijakan selama era “the great society”.
Multiplisme bukan metodologi baru tetapi merupakan sintesis kreatif dari
beragam riset dan praktik analisis yang disarankan dan dipakai oleh berbagai
kalangan komunitas ilmu kebijakan. Dalam pandangan mutiplisme kritis,
plausbilitas induktif, bukan kepastian, merupakan karakteristik dari
pengetahuan dan standar utama keberhasilan pengkajian kebijakan.
Plausabilitas induktif tidak ditegakkan melalui perhitungan kasus yang
mendukung atau memperkuat kesimpulan, tetapi dengan identifikasi,
evaluasi, dan eliminasi atau sintesis (jika mungkin) teori, perspektif, dan
hipotesis tandingan, yang bertentangan dengan kesimpulan-kesimpulan
analis.

13. standar utama lainnya adalah relevansi kebijakan, yang menentukan dapat
tidaknya analisis kebijakan digunakan dalam praktik. dengannya,
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan adalah pengetahuan yang
membantu dalam merumuskan dan memecahkan masalah, sesuai dengan
bagaimana masalah tersebut dialami oleh pengambil kebijakan dan
warganegara kepada siapa kebijakan tersebut berdampak, termasuk
warganegara yang hak dan kesempatannya dalam sistem politik yang
demokratis tidak terpenuhi atau dilanggar.

14. Aturan metodologis dari mutiplisme kritis lebih merupakan penuntun yang
bersifat umum bagi pengkajian kebijakan daripada preskripsi khusus untuk
melakukan riset dan analisis kebijakan. Penuntun dalam menciptakan,
menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan ini meliputi beberapa bidang analisis kebijakan penting
seperti:

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 4


a. Operasionisme berganda: penggunaan berbagai ukuran secara
bersama-sama untuk konstrak dan variabel kebijakan — atau, seperti
ukuran berganda terhadap ketidaksempurnaan yang independen —
meningkatkan plausabilitas klaim pengetahuan dengan
mentriagulasikan obyek yang sama dengan dua atau lebih metrik.
contoh penggunaan secara serempak perbandingan berpasangan dan
skala pilihan paksa, atau ukuran-ukuran biaya dan manfaat didasarkan
pada belanja konsumen (preferensi yang diungkapkan) dan penyusnan
skala atribut berganda.

b. penelitian multimetode: penggunaan berbagai metode secara bersama-


sama untuk mengamati proses dan hasil kebijakan — misalnya,
penggunaan secara bersama-sama catatan-catatan organisasi, angket
lewat pos, dan wawncara etnografis — meningkatkan plausibilitas klaim
pengetahuan dengan mentriagulasikan obyek yang sama dengan data
yang diperoleh dari dua atau lebih instrumen. metode ini secara
sistematis menolak ideal dari kuantifikasi dan, sebaliknya, secara
sistematis mengintegrasikan observasi kuantitatif dan kualitatif.

c. Sintesis analisis berganda: sintesis dan penilaian kritis terhadap analisis-


analisis yang tersedia tentang program-program dan kebijakan-kebijakan
yang sama. meningkatkan plausabilitas klaim pengetahuan dengan
secara sistematis menguji stok pengetahuan tentang pengaruh kebijakan
terhadap berbagai populasi dalam berbagai konteks. sintesis analisis
berganda juga dikenal sebagai sisntesis penelitian, review penelitian
yang integratif, atau metaanalisis, melawan kecendrungan analisis
tunggal yang otoritatif dengan menekankan sifat-sifat kolektif dari
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.

d. Analisis multivariat: memasukkan banyak variabel dalam model


kebijakan — contoh: model-model klausal yang didasarkan pada
analisis path atau analisis studi kasus berdasarkan pada banyak sumber
kejadian — meningkatkan plausibilitas klaim kebijakan dengan
secara sistematis menguji dan mengeluarkan atau memadukan, jika
mungkin, pengaruh variabel-variabel bukan kebijakan pada hasil
kebijakan. dapat digunakan untuk menguji plausabilitas teori-teori
tandingan dari proses pembuatan kebijakan, misalnya, teori-teori tentang
implementasi kebijakan atau penggunaan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan oleh pengambil kebijakan.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 5


e. Analisis pelaku berganda: investasi kerangka kerja interpretif dan
perspektif banyak pelaku kebijakan — yaitu, individu-individu dan
kelompok-kelopok yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh proses
pembuatan kebijakan — menambah plausibilitas klaim pengetahuan
melalui triangulasi berbagai sebab dan representasi etis atas
masalah-masalah dari solusi-solusi yang diperoleh dari seting
kebijakan yang nyata (naturalistik). memusatkan pehatian pada
individu-individu atau kelompok-kelompok yang berpartisipasi dalam
formulasi dan implementasi kebijakan sebagai sumber pengetahuan
yang relevan dengan kebijakan dan perhatian langsung pada
kepentingan publik dengan mensyaratkan analis untuk tidak hanya
melayani pegawai, tetapi juga publik. termasuk kelompok-kelompok yang
secara politik tersingkirkan atau tidak diuntungkan

f. Analisis perspektif berganda

g. Komunikasi multimedia: penggunaan banyak media komunikasi oleh


analis sangat penting untuk meyakinkan bahwa pengetahuan (yang
dikaji) relevan dengan kebijakan, sehingga digunakan oleh para
pengambil kebijakan, dan penerima dampak yang diinginkan. triangulasi
dengan berbagai media komunikasi dan strategi pemindahan
pengetahuan alternatif akan meningkatkan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan dan kegunaan potensialnya.

mutiplisme kritis mempunyai kelebihan yang tak ditemukan di metodelogi-


metogologi tangingannya. jika para analis mengikuti pedoman mutiplisme
kritis, mereka sulit mengalami kesalahan yang dapat dihindarkan yang terjadi
karena keterbatasan perspektif analisis tentang masalah.

Informasi yang Relevan dengan kebijakan

Metodelogi analisis kebijakan menyediakan informasi yang berguna untuk


menjawab 5 macam pertanyaan:

1. Apa hakekat permasalahan?

2. Kebijakan apa yang sedang atau pernah dibuat untuk mengatasi masalah
dan apa hasilnya?

3. Seberapa bermakna hasil tersebut dalam memecahkan masalah?

4. alternatif kebijakan apa yang tersedia untuk menjawab masalah,

5. hasil apa yang dapat diharapkan?

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 6


jawaban terhadap masalah pertanyaan-pertanyaan tersebut membuahkan
informasi tentang:

1. masalah kebijakan

2. masa depan kebijakan

3. aksi kebijakan

4. hasil kebijakan

5. kinerja kebijakan

lima prosedur analisis kebijakan:

1. perumusan masalah

2. peramalan (forecasting)

3. rekomendasi

4. pemantauan

5. evaluasi

Prosedur Analisis Kebijakan

Metodelogi analisis kebijakan menggabungkan standar, aturan, dan prosedur.


tetapi standar dan aturanlah yang menuntun seleksi dan penggunaan
prosedur dan penilaian kritis terhadap hasilnya.

Prosedur merupakan subordinat dari standar plausibilitas dan relevansi


kebijakan, dan terhadap tuntutan umum atau aturan mutiplisme kritis.

Peranan prosedur adalah untuk menghasilkan informasi mengenai masalah


kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, dan
kinerja kebijakan.

Prosedur tidak menghasilkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.

Metodologi analisis kebijakan menggabungkan 5 prosedur umum yang lazim


dipakai dalam pemecahan masalah manusia, yaitu: definisi, prediksi, preskripsi,
deskripsi, evaluasi.

dalam analisis kebijakan, prosedur-prosedur tersebut memperoleh nama-nama


khusus,

1. Perumusan masalah (definisi):

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 7


a. menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan
masalah kebijakan

b. dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang


mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah
dengan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penysusunan
agenda (agenda setting).

c. dapat membantu menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi,


mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memetakan tujuan-tujuan yang
memungkinkan, memadukan pandangan-pandangan yang bertentangan,
dan merancang peluang-peluang kebijakan yang baru.

2. Peramalan (prediksi):

a. menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang


dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk tidak melakukan
sesuatu.

b. dapat menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan


tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat
dari diambilnya alternatif.

c. dilakukan dalam tahap formulasi kebijakan.

d. dapat menguji masa depan yang plausibel, potensial, dan secara


normatif bernilai, mengestimasi akibat dari kebijakan yang ada atau yang
diusulkan, mengenali kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam
pencapaian tujuan, dan mengestimasi kelayakan politik (dukungan dan
oposisi) daru berbagai pilihan.

3. Rekomendasi (preskripsi): menyediakan informasi mengenai nilai atau


kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan
masalah.

a. membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang


manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa
mendatang telah diestimasikan melalui peramalan. Membantu pengambil
kebijakan pada tahap adopsi kebijakan.

b. membantu mengestimasi tingkat risiko dan ketidakpastian, mengenali


ekternalitas dan akibat ganda, menentukan kriteria dalam pembuatan
pilihan, dan menentukan pertanggungjawaban administratif bagi
implementasi kebijakan.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 8


c. cth: rekomen untuk merubah UU kecepatan dipusatkan pada biaya
kematian yang tercegah pada pilihan kecepatan antara 55 mph dan 65
mph. satu rekomendasi didasarkan pada kesimpulan bahwa pada batas
kecepatan 55 mph jumlah kematian yang dicegah hanya turun tak lebih
dari 2 sampai 3%, mengusulkan agar dana yang ada dialokasikan untuk
yang lain, seperti untuk embeli alat deteksi asap untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan.

4. Pemantauan (deskripsi): menghasilkan informasi tentang konsekuensi


sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.

a. pemantauan (monitoring) menyediakan pengetahuan yang relevan


dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil
sebelumnya.

b. membantu pengambil kebijakan pada tahap implementasi kebijakan.

c. memantau hasil dan dampak kebijakan dapat memakai berbagai


indikator kebijakan.

d. pemantauan membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan akibat-


akibat yang tidak diingingkan dari kebijakan dan program,
mengidentifikasi hambatan dan rintangan implementasi, dan menentukan
letak pihak-pihak yang bertanggung jawab pada setiap tahap kebijakan.

5. Evaluasi: menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari


konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah.

a. pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian


antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang sebenarnya
dihasilkan.

b. membantu pada tahap penilaian kebijakan terhadap pembuatan


kebijakan.

c. menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah terlah


terselesaikan, klarifikasi dan kritik terhadap nilai yang mendasari
kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali
masalah.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 9


kelimat prosedur analisis kebijakan ini memiliki fungsi sebagai alat untuk
menggambarkan keterkaitan antara metode-metode dan teknik-teknik analisis
kebijakan.

Metode analisis kebijakan adalah prosedur umum untuk menghasilkan dan


mentransformasikan informasi yang relevan dengan kebijakan dalam berbagai
konteks. misal bidang peramalan, prosedur umum bervariasi sejak peramalan
berdasarkan keputusan ahli (metode delphi) sampai metode berdasarkan
analisis multivariat (metode kausal) dan ekstrapolasi deret berkala historis
(analisis deret berkala atau time series). setiap metode tersebut didukung oleh
sejumlah teknik.

teknik yaitu prosedur yang relatif khusus yang digunakan bersama-sama dengan
metode-metode tertentu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lebih
sempit. misalnya: terdapat beberapa teknik untuk melakukan estimasi terhadap
korelasi berkala pada data deret berkala, termasuk statistik durbin-watson.
bergitupun analisis biaya manfaat didukung oleh beberapa teknik penting,
termasuk perhitungan biaya dan laba diskonto terhadap nilai sekarang dan
kalkulasi tingkat keuntungan internal (internal rates of return) dari proyek dan
program.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 10


ringkasnya, kelima prosedur analisis kebijakan didukung oleh berbagai metode
dan teknik yang berguna untuk menghasilkan dan mentransformasikan informasi
yang relevan dengan kebijakan.
Proses Pembuatan Kebijakan

Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang


dilakukan dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis.

aktivitas politis dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan


divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung yang
diatur menurut urutan waktu:

1. penyusunan agenda (dekat dengan perumusan masalah)

a. Karakteristik: para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan


masalah pada agenda publik. banyak masalah tidak disentuh sama
sekali, sementara lainnya ditunda untuk waktu lama

b. Ilustrasi: legilator negara dan kosponsornya menyiapkan rancangan


undang-undang menigirimkan ke komisi kesehatan dan
kesejahteraan untuk dipelajari dan disetujui. rancangan berhenti di
komite dan tidak terpilih

2. formulasi kebijakan (dekat dengan peramalan)

a. Karakteristik: para pejabat merumuskan alternatif kebijakan


untuk mengatasi masalah. alternatif kebijakan melihat perlunya
membuat perintah eksekutif, keputusan peradilan, dan tindakan
legislatif.

b. Ilustrasi: peradilan negara bagian mempertimbangkan pelarangan


penggunaan tes kemampuan standar seperti SAT dengan alasan
bahwa tes tersebut cendrung bias terhadap perempuan dan
minoritas.

3. adopsi kebijakan (dekat dengan rekomendasi)

a. Karakteristik: alternatif kebijakan yang diadopsi dengan dukungan


dari mayoritas legislatif, konsensus di antara direktur lembaga, atau
keputusan peradilan.

b. Ilustrasi: dalam keputusan MA pada kasus Roe v. Wade tercapai


keputusan mayoritas bahwa wanita mempunyai hak untuk
mengakhiri kehamilan melalui aborsi.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 11


4. implementasi kebijakan (dekat dengan pemantauan)

a. Karakteristik: kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-


unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan
manusia.

b. Ilustrasi: bagian keuangan kota mengangkat pegawai untuk


mendukung peraturan baru tentang penarikan pajak kepada rumah
sakit yang tidak lagi memiliki status pengecualian pajak.

5. penilaian kebijakan (dekat dengan penilaian)

a. Karakteristik: unit-unit pemeriksaan dan akuntansi dalam


pemerintahan menentukan apakah badan-badan eksekutif, legislatif,
dan peradilan memenuhi persyaratan UU dalam membuat kebijakan
dan pencapaian tujuan.

b. Ilustrasi: KAP memantau program-program kesejahteraan sosial


seperti bantuan untuk keluarga dengan anak tanggungan (AFDC)
untuk memnentukan luasnya penyimpangan/korupsi.

Analisis kebijakan dapat menghasilkan informasi yang relevan dengan


kebijakan pada satu, beberapa, atau seluruh tahap dari proses pembuatan
kebijakan, tergantung pada tipe masalah yang dihadapi klien yang
dibantunya.

analisis kebijakan dilakukan untuk menciptakan, secara kritis menilai, dan


mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan dalam
satu atau lebih tahap proses pembuatam kebijakan.

tahap-tahap mencerminkan aktivitas yang terjadi sepanjang waktu & setiap


tahap saling berhubungan.

aplikasi prosedur dapat membuahkan pengetahuan yang relevan dengan


kebijakan yang secara langsung mempengaruhi asumsi, keputusan, dan aksi
dalam satu tahap, yang kemudian secara tidak langsung mempengaruhi
kinerja tahap-tahap berikutnya.

Proses Komunikasi Kebijakan (P.52)


pengkomunikasian pengetahuan yang relevan dengan kebijakan dapat
dipandang sebagai proses 4 tahap yang melibatkan:

1. analisis kebijakan

2. pembuatan materi

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 12


3. komunikasi interaktif

4. pemanfaatan pengetahuan

untuk mengkomunikasikan pengetahuan tersebut, analis menciptakan berbagai


dokumen yang relevan dengan kebijakan (nota kebijakan, paper isu kebijakan,
ringkasan eksekutif, lampiran, dan siaran berita). dokumen-dokumen tersebut
berguna sebagai bahan untuk berbagai strategi komunikasi interaktif dalam
percakapan, konferensi, pertemuan, briefing, dengar pendapat resmi, dan
bentuk-bentuk presentasi lisan lainnya.

tujuan penciptaan dokumen adalah untuk meningkatkan prospek pemanfaatan


pengetahuan dan diskusi terbuka antara para pelaku kebijakan pada beberapa
tahap proses pembuatan kebijakan.
Dokumen yang relevan dengan kebijakan
pembuatan dokumen yang relevan dengan kebijakan — yaitu dokumen yang
berisi pengetahuan yang berguna — membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mensitesakan, menyederhanakan, memaparkan, dan
meringkas infromasi.

1. sintesis: berdasar pada tuntutan triangulasi, info mengenai laporan publikasi,


surat kabar, artikel jurnal, ringkasan wawancara, kutipan UU, peraturan yang
berlaku, tabel statistik, harus disintesiskan ke dalam dokumen setebal:

a. maksimum 3 halaman (nota kebijakan) sampai 10-10 halaman (paper isu


kebijakan).

b. info harus juga disntesiskan ketika menyiapkan ringkasan paper isu


kebijakan (ringkasan eksekutif) atau materi yang cocok untuk media
(penyiaran berita)

2. Organisasi: analis harus dapat mengorganisir info secara koheren, konsisten,


dan ekonomis. setiap dokumen kebijakan yang beragam memiliki kesamaan
elemen, yaitu ringkasan, upaya yang dilakukan sebelumnya untuk
memecahkan masalah, diagnosis ruang lingkup, kepelikan dan penyebab
masalah, identifikasi dan evaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah,
dan alternatif tindakan yang dapat menyumbang pemecahan masalah.

3. Terjemahan: terminologi dan prosedur analisis kebijakan harus


diterjemahkan ke dalam bahasa pelaku kebijakan. hal ini memerlukan
pemindahan konsep konsep teoritis yang abstrak dan ungkapan ungkapan
statistik dan analitis ke dalam bahasa awam dan argumen-argumen yang

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 13


lazim dipakai orang awam. penyajian konsep-konsep teoritis dan ungkapan-
ungkapan statistik dan analisis dapat dimasukkan dalam lampiran paper isu
kebijakan dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.

4. Penyederhanaan:

5. Penyajian Visual

6. ringkasan

Paper isu kebijakan memuat pertanyaan:

1. dengan cara apa masalah kebijakan dapat dirumuskan?

2. seberapa besar lingkup dan kerumitan masalah?

3. seberapa jauh masalah tersebut memerlukan aksi publik?

4. jika tidak ada aksi yang dilakukan, bagaimana masalah tersebut berubah
dalam beberapa bulan atau tahun mendatang?

5. apakah unit-unit pemerintah lain telah menangani masalah tersebut? jika


begitu apa hasilnya?

6. tujuan dan sasaran apa yang perlu diupayakan untuk memecahkan


masalah?

7. alternati kebijakan apa yang tersedia untuk mencapai tujuan/sasaran


tersebut?

8. kriteria apa yang harus digunakan untuk mengevaluasi kinerja alternatif


tersebut?

9. alternatif apa yang harus diambil dan diimplementasikan?

10. badan mana yang harus bertanggungjawab dalam implementasi kebijakan?

11. bagaimana kebijakan dimonitor dan dievaluasi?

Presentasi Kebijakan
probabilitas pemanfaatan akan meningkat jika substansi dokumen kebijakan
tersebut dikomunikasikan melalui presentasi kebijakan.
komunikasi kebijakan yang efektif bergantung pada kecocokan antara strategi
komunikasi dengan karakteristik pemakai analisis kebijakan.
Penggunaan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan

Tujuan analisis kebijakan adalah untuk memperbaiki kebijakan dengan cara


menciptakan, secara kritis menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 14


yang relevan dengan kebijakan.
tetapi perbaikan kebijakan mensyaratkan digunakannya pengetahuan tersebut
oleh pengambil kebijakan, suatu proses yang rumit yang terbentuk melalui
pertemuan antara 3 dimensi utama pemanfaatan pengetahuan:

1. komposisi pengguna: analisis kebijakan digunakan oleh individu atau


kesatuan kolektif. Jika penggunaan analisis mengandung perolehan (atau
kehilangan) dalam pemanfaatan pengetahuan untuk pengambilan
keputusan, maka proses pemanfaatan pengetahuan merupakan aspek
pengambilan keputusan secara individual (penggunaan individual).
jika proses pemanfaatan mengandung pencerahan publik atau proses belajar
kolektif, penggunaan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
merupakan aspek keputusan kolektif. — yaitu kebijakan (penggunaan
kolektif).

2. Efek penggunaan

pengunaan analisis kebijakan memiliki efek kognitif dan perilaku.


efek kognitif dapat berupa penggunaan analisis kebijakan untuk berpikir
mengenai masalah dan pencerahannya (penggunaan konseptual), atau
mensahkan formulasi masalah dan pemecahan yang diinginkan dengan
memanfaatkan otoritas ahli (penggunaan simbolis).
sebaliknya efek perilaku dapat berupa penggunaan analisis kebijakan
sebagai alat atau instrumen untuk melakukan aktivitas atau fungsi
pengambilan kebijakan (penggunaan instrumental).
penggunaan konseptual dan perilaku terhadap pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan terjadi pada pengguna individual dan kolektif.

3. Lingkup pengetahuan yang digunakan


Lingkup pengetahuan yang digunakan oleh pengambil kebijakan bervariasi
dari khusus ke umum. lingkup penggunaan umum yaitu pemakaian ide-ide,
sementara penggunaan rekomendasi kebijakan tertentu memiliki lingkup
khusus (penggunaan khusus).

tujuan memperbaiki peranan analisis kebijakan adalah untuk meningkatkan mutu


kebijakan publik.

Tujuan analisis kebijakan adalah untuk memungkinkan diperbaikinya kebijakan


melalui penciptaan, penilaian secara kritis, dan pengkomunikasian
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan, suatu tujuan yang dirancang untuk

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 15


mempromosikan proses belajar individual dan kolektif melalui wacana dan debat
kebijakan.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik 16

Anda mungkin juga menyukai