A. Pendahuluan
1. Dimensi Kebijakan Kesehatan
Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kualitas kebijakan publiknya, jika
kebijakan publiknya buruk bisa dipastikan keadaan negara tersebut juga tidak jauh dari
kualitas kebijakan publiknya. Penetapan kebijakan merupakan proses yang rumit dan
panjang serta membutuhkan pertimbangan yang matang. Diperlukan analisis yang
mendalam untuk bisa menghasilkan kebijakan publiks yang tepat dengan kondisi
negara dan tepat dengan kebutuhan negara.
Analisis Kebijakan Publik, sebagai usaha untuk mengadakan informasi dalam
pembuatan kebijakan, sebenarnya sudah ada semenjak manusia mengenal organisasi
dan mengetahui tentang pembuatan keputusan, mulai dari penggunaan cara yang
paling sederhana dan tradisional (berdasarkan mistik) sampai dengan penggunaan
cara-cara ilmiah, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Namun sebagai disiplin ilmu
tersendiri, kegiatan ilmu kebijakan dimulai setelah Perang Dunia II, yakni dengan
diterbitkannya buku karya Harolld D. Lasswell dan Daniel Larner, yang berjudul: “The
Policy Science: Recent Development in Scope and Methods” pada tahun 1951. Buku ini
berorientasi praktis dan dianggap sebagai buku pertama yang ditulis cukup sistematis
yang menyumbang lahirnya “Ilmu Kebijakan” sebagai Ilmu Sosial Terapan (Said Zainal
Abidin, 1991). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, para penulis masa kini
lebih menyukai untuk menggunakan istilah “Analisis Kebijakan” (Policy Analysis)
daripada menggunakan istilah “Ilmu Kebijakan” (Policy Science). (Ham and Hill, 1986).
Kebijakan Publik (Public Policy) meliputi dua dimensi: yakni proses kebijakan
(policy process) dan analisis kebijakan (policy analysis). Dimensi pertama, proses
kebijakan, mengkaji proses penyusunan kebijakan mulai dari identifikasi dan
perumusan masalah, implementasi kebijakan, monitoring kebijakan serta evaluasi
kebijakan. Sedangkan dimensi kedua, analisis kebijakan, meliputi penerapan metode
dan teknik analisis yang bersifat multidisiplin dalam proses kebijakan.
Analisis kebijakan, tidak hanya berkaitan dengan satu disiplin ilmu saja, akan
tetapi terkait dengan berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu pendekatannya adalah
multidisiplin, yaitu penerapan dari berbagai metode dan teknik analisis dari berbagai
disiplin ilmu.
Policy Monitoring and Evaluation, yaitu analisis yang dimaksudkan untuk menguji
apakah sebuah kebijakan telah menunjukkan kinerja sesuai tujuannya dan seberapa
besar dampak kebijakan bagi problem yang ada, meliputi:
a. Policy Monitoring, yaitu mengkaji bagaimana kebijakan itu diimplementasikan,
dikaitkan dengan tujuan kebijakan.
b. Policy Evaluation, yaitu apa dampak kebijakan tersebut terhadap permasalahan
tertentu.
Tabel 4.1. Perbedaan antara Penelitian Ilmu Sosial dan Penelitian Kebijakan
4. Political Skill
Dalam melakukan tugasnya seorang analis kebijakan harus memiliki political skill.
Kemampuan ini bermanfaat pada saat analis kebijakan melakukan advokasi kepada
para pemegang kekuasan atau pengambil keputusan, untuk bisa menggunakan hasil
dari kajian kebijakan yang dilakukan analis kebijakan dalam kebijakan publik yang akan
dibuat. Untuk itu dalam Peraturan Menpan Nomor 45 tahun 2013 telah dicantumkan
kompetensi yang dibutuhkan untuk analis kebijakan yaitu: a) kemampuan analisis;
kemampuan untuk mengidentifikasi isu/masalah, mengumpulkan dan mengorganisir
data/informasi, mengidentifikasi opsi/alternatif, mengevaluasi keuntungan, biaya dan
risiko, dan menyajikan informasi kebijakan/membuat saran kebijakan terbaik, serta
mengidentifikasi dampak dalam pelaksanaanya, dan b) kemampuan politis (political
skill); kemampuan untuk menginformasikan hasil analisis kebijakan, bekerja dalam
konteks politik dan membangun jejaring kerja. Dengan kata lain, kemampuan politis
adalah kemampuan untuk mengadvokasi informasi kebijakan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan kebijakan
diantaranya:
a. Faktor Politik
b. Faktor Ekonomi/Finansial
c. Faktor Administratif/organisatoris
d. Faktor Teknologi
e. Faktor Sosial, Budaya, Agama
f. Faktor Pertahanan dan Keamanan
PENDEKATAN TEKNIK
Evaluasi Semu Sajian grafik
Tampilan tabel
Angka indkes
Analisis seri waktu terinterupsi
Analisis seri terkontrol
Analisis diskontinyu-regresi
Evaluasi Formal Pemetaan sasaran
Klarifikasi nilai
Kritik nilai
Pemetaan hambatan
Analisis dampak-silang
Diskonting
Evaluasi Brainstorming
Keputusan Analisis argumentasi
Teoritis Delphi kebijakan
Analisis survei-pemakai
Perlu diingat bahwa dalam menetapkan kriteria evaluasi ada beberapa cara yang
dapat digunakan, diantaranya:
a. Rumusan sasaran dan tujuan harus jelas dan spesifik (tidak ambigu)
b. Karena tidak ada rumus baku dalam merumuskan dan menetapkan kriteria, maka
merumuskan kriteria dapat dilakukan atau dipelajari sambil kita melakukannya.
Ada beberapa tantangan analis kebijakan di masa mendatang dalam
menetapkan kriteria evaluasi. Tidak semua pembuat keputusan ingin menetapkan
kriteria evaluasi yang jelas karena para politisi tersebut memang harus dapat memenuhi
kebutuhan konstituen yang beragam. Politisi biasanya tidak ingin terikat (terjebak) pada
salah satu alternatif kebijakan/program. Politisi tidak bersedia menghilangkan tujuan
yang beragam (saling bertentangan) karena memang ingin penuhi kebutuhan atau
„menyenangkan‟ para konstituen yang beragam.
Kriteria Esensi
Efektifitas Apakah alternatif yang direkomendasikan memberikan hasil
(effectiveness) (akibat) yang maksimal
Efisiensi Apakah alternatif yang direkomendasikan membuahkan hasil
(efficiency) yang rasio efektivitas biayanya lebih tinggi dari batas tertentu
(efisiensi marginal)
Kecukupan Seberapa jauh alternatif tersebut dapat memenuhi tingkat
(adequacy) kebutuhan yang dipermasalahkan
Pemerataan/Kesamaan Apakah alternatif yang direkomendasikan menghasilkan lebih
(equity) banyak distribusi yang adil terhadap sumber daya yang ada
dalam masyarakat
Responsivitas Seberapa jauh alternatif tersebut dapat memuaskan kebutuhan,
(responsiveness) preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu
Kesesuaian Apakah alternatif yang direkomendasikan merupakan pilihan
(appropriateness) yang layak
Menurut Patton dan Sawicki (1993) proses analisis kebijakan merupakan evaluasi
alternatif kebijakan dari sisi teknis, ekonomi, dan politik, dikaitkan dengan
implementasinya. Ada beberapa tantangan dalam menetapkan alternatif kebijakan.
Pertama, konflik antara rasionalitas individu dengan rasionalitas kelompok. Kedua,
masalah multiple criteria. Untuk menyajikan kriteria alternatif kebijakan dapat
menggunakan patokan tabel 4.7 berikut ini.
Bardach, E, 2012. A Practical Guide For Policy Analysis The Eight Fold Path To More
Effective Problem Solving (4th edition), Sage, Washington DC
Dachi, Rahmat Alyakin, 2017. Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan (Suatu
Pendekatan Konseptual). Yogyakarta: Deepublish
Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (terjemahan). Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Patton V dan Sawicki D, 1993. Basic Methods of Policy Analysis and Planning, Prentice
Hall
Nugroho, Riant. 2014. Public Policy edisi 5. Elex Media Komputindo
Parsons, Wayne. 2001. Public Policy: An Introduction to the Theory and Practice of
Policy Analysis. New York: Edward Edgar Publishing, Ltd.
Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 45 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional dan Analis Kebijakan dan
Angka Kreditnya