Anda di halaman 1dari 10

RESUME BAB I BUKU ANALISIS KEBIJAKAN

PUBLIK KARYA DRS.AG.SUBARSONO.M.Si.,MA

DISUSUN OLEH:

Nama : VALENTINUS
MARBUN
NPP : 30.0156
Kelas : B1
No.Absen : 26

STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

BAB 1
Kerangka Analisis Kebijakan

1. Pengantar
Analisis kebijakan publik bersifat mempunyai sifat multidisiliner, karena
banyak meminjam teori, metode(dan teknik dan studi ilmu sosial), ilmu ekonomi, ilmu
politik, dan ilmu psikologi. Fokus utama studi ini adalah pada penyusunan agenda
kebijakan, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan
evaluasi kebijakan.

2. Konsep dan lingkup Kebijakan Publik


Delinisi kebijakan publik dan Thomas Dye tersebut mengandung makna bahwa
1) kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi
swasta,
2) kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak
dilakukan oleh badan pemerintah.

kebijakan publik. James E. Anderson (1979:3) mendefinisikan kebijakan


publik sebagai kebijakan yang dìtetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah.
Walaupun disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh para aktor dan
faktor dari luar pemerintah.
Dalam pandangan David Easton ketika pemerintah membuat kebijakan
publik, ketika itu pula pemerintah mengalokasikan nilai-nilai kepada masyarakat,
karena setiap kebijakan rnengandung seperangkat nilai di dalamnya(Dikutip Dye,
1981). Sebagai contoh, ketika pemerintah menetapkan Undang-Undang No. 22
Tahuri 1999 dan kemudian diganti dengan Unding-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah, terlihat bahwa nilai yang akan dikejar adalah
penghormatan terhadap nilai demokrasi dan pemberdayaan terhadap masyarakat
lokal dan pernerintah daerah.
Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor
atau bidang pembangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan, pertanian,
dan sebagainya. Disamping itu, dilihat dari hirarkinya. kebijakan publik dapat bersifat
nasional. regional, maupun lokal, seperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Pemerintah Propinsi,dst.
.
3. Arti Pentingnya Studi Kebijakan Publik
Studi kebijakan publik memiliki tiga manfaat penting
1. Pengembangan ilmu pengetahuan
Dalam konteks ini, ilmuwan dapat menempatkan kebijakan publik sebagai
variabel terpengaruh (Dependent variable), sehingga berusaha menentukan
variabel pengaruhnya (independent variable). Studi ini berusaha mencari
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi isi dari sebuah kebijakan
publik.
2. Membantu para praktisi dalam memecahkan masalah-masalah publik.
Dengan mempelajari kebijakan publik para praktisi akan memiliki dasar teori
tentang bagaimana membuat kebijakan publik yang baik dan memperkecil
kegagalan dari suatu kebijakan publik. Sehingga ke depan akan lahir
kebijakan publik yang Iebih berkualitas yang dapat menopang tujuan
pembangunan.
3. Berguna untuk tujuan politik
Suatu kebijakan publik yang dibuat melaIui proses yang benar dengan
dukungan teori yang kuat memiliki posisi yang kuat terhadap kritik dari
lawan lawan politik. Kebijakan publik tersebut dapat meyakinkan kepada
lawan-lawan politik yang tadìnya kurang setuju. Kebijakan publik seperti itu
tidak akan mudah dicabut hanya karena alasan kepentingan sesaat dan
Iawan-lawan politik.

4. Pendekatan dalam Studi kebijakan Publik


1) Pada pendekatan pertama,studi analisis kebijakan lebih terfokus pada studi
pembuatan keputusan (decision making) dan penetapan kebijakan (policy
forniution) dengan menggunakan model-model statistik dan matematika yang
canggih.Dalam kenyataan, pendekatan matematika seperti ini kurang realistis
dalam dunia kebijakan dan politik. Politik dan kebijakan terkadang kurang
raslonal dalam beberapa hal. Patton dan Sawicki (1986:25) menulis sebagai
berikut Apabila model rasional diikuti, banyak kebijakan rasional harus
dikompromikan sebab kebijakan tersebut secara politik tidak fleksibel.
Kebijakan yang rasonal, logis. dan teknis banyak mungkin tidak dapat
diimplementasikan sebab sistem politik tidak menerimanya.
2) Pendekatan kedua, lebih menekankan pada hasil dan outcome dari
kebijakan pubilk dari pada penggunaan metode statistik, dengan melihat
interaksi politik sebagai faktor penentu, dalam berbagai bidang, seperti
kesehatan, pendidikan,Kesejahteraan dan lingkungan.

5. Kerangka kebijakan publik


Kerangka kerja kebijakan publik akan ditentukan oleh beberapa variabel sebagai
berikut :
1) Tujuan yang akan dicapai ini mencakup kompleksitas tujuan yang akan
dicapai. Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks. maka semakin sulit
mencapai kinerja kebijakan begitu juga sebaliknya. .
2) Preferensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan
kebijakan
3) Sumberdaya yang mendukung kebijakan Kinerja .Suatu kebijakan akan
ditentukan oleh sumberdaya finansial, material, dan infrastruktur lainnya
4) Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan suatu kebijakan.
Kemampuan para aktor dipengaruhi oleh kualitas para aktor itu (kualitas itu
seperti tingkat pendidikan ,kompetensi,pengalaman kerja,dll)
5) Lingkungan kebijakan (sosial ,ekonomi,politik ,dsb)
6) Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.Strategi yang digunakan
dapat bersifat top-down approach atau buttom-up approach,otoriter atau
demokratis.

6. Proses Kebijakan Publik


Proses analisis kebijakan publik adaiah serangkaian aktivitas intelektual
yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politik. Aktivitas politis tersebut
nampak
dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda, formuIasi
kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.
Sedangkan aktivitas perumusan masalah, forecasting, Rekomendasi kebijakan,
monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang Iebih bersifat intelektual.
Dalam penyusunan agenda kebiakan ada tiga kegiatan yang perlu dilakukan yakni;
1. membangun persepsi di kalangan stakeholders bahwa sebuab fenomena
benar-benar dianggap sebagai masalah,
2. Membuat batasan masalah, dan
3. Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam agenda
pemeríntah.
Pada tahap formulasi dan legitimasi kebijakan.Analisis kebijakan perlu
mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah
yang bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan alternatif-alternatif
kebijakan, membangun dukungan dan rnelakukan negosiasi, sehingga sampai pada
sebuah kebijìkan yang dipilih.
Tahap selanjutnya adalah implernentasi kebijakan,pada tahap ini perlu dukungan
sumberdaya, dan Penyusunan organisasi kebijakan .Dalam proses implementasi
sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi suatu kebijakan
berjalan dengan baik.
Dan tindakan kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak kebijakan. dan proses
selanjutnya adalah evaluasi terhadap implementasi. kinerja, dan dampak kebijakan.
Hasil evaluasi ini bermanfaat bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan
datang, agar kebijakan yang akan datang lebih balk dan lebih berhasil.

7.Lingkungan Kebijakan
Lingkungan kebijakan, seperti adanya pengangguran, kriminalitas, kritis
ekonomi, gejolak politik yang ada pada suatu negara akan mempengaruhi atau
memaksa pelaku atau aktor kebijakan untuk meresponya, yakni memasukannya
ke dalam agenda pemerintah dan selanjutnya melahirkan kebijakan pubiik untuk
mernecahkan masaiah-masalah yang bersangkutan.
Teori sistem berpendapat bahwa pembuatan kebijakan publik tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh Lingkungan.Tuntutan terhadap kebijakan dapat
dilahirkan karena pengaruh lingkungan, dan kemudian ditransfomasikan ke dalam
suatu sistem politik. Dalam waktu yang bersamaan ada keterbatasan dan
konstrain dari lingkungan yang akan memengaruhi policy makers. Faktor
lingkungan tersebut antara lain; karakteristik geografi, seperti: sumberdaya alam,
ikhm, dan topografi. Variabel demografi, seperti: banyaknya penduduk, distiibusi
umur penduduk, lokasi spasi.al; kebudayaan politik. Struktur social; dan sistem
ekonomi.

Gambar sistem kebijakan

2 variabel lingkungan sebagai berikut :

1) Kebudayaan politik adalah bagian dari kebudayaan masyarakat, yang


mencakup nilai kepercayaan, dan sikap tentang apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah dan bagaimana melakukannya. Serta bagaimana menjalin
hubungan dengan warga negaranya.
2) Kondisi sosial ekonomi. Kebijakan pubilk sering dipandang sebagai instrumen
untuk menyelesaikan konflik antara berbagai kelompok dalam masyarakat
dan antara pemerintah dengan privai. Salah satu sumber konflik, khususnya
dalam masyarakat yang maju, adalah aktivitas ekonomi, Konflik dapat
berkembang dan kepentingan yang berbeda antara perusahaan besar dan
kecil, pemillik perusahaan dan buruh, debitor dan kreditur, customer dan
penjual,petani dengan pembeli hasil-hasil pertanian, dan sebagainya.
8. Sistem Kebijakan Politik
Analisis kebijakan merupakan proses kajian yang mencakup lima
komponen, dan setiap komponen dapat berubah menjadi komponen yang lain
melalui prosedur metodologi tertentu. seperti perumusan masalah. peramalan,
rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi.
Gambar Proses Analisis Kebijakan

9. Jenis-Jenis kebijakan
Secara tradisional ,kategori kebijakan publik sebagai berikut :
1) Kebijakan substantif (misalnya: kebijakan perburuhan. kesejahteraan sosial,
hak-hak sipil, masalah luar negeri dan sebagainya); dan
2) Kelembagaan (misalnya: kebijakan legisatif, kebijakan judikatif, kebijakan
departemen);
3) Kebijakan menurut kurun waktu tertentu (misalnya: kebijakan masa reformasi,
kebijakan masa Orde Baru.
Kategori lain tentang kebijakan dibuat oleh James Anderson (1979:126-132) sebagai
berikut :
(1) Kebijakan substantif vs kebijakan prosedural. Kebijakan substantif adalah
kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh pemerintah.
seperti
kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), kebijakan Raskin (beras untuk
orang miskin). Sedangkan kebijakan prosedural adalah bagaimana kebijakan
substantif tersebut dapat dijalankan. Misalnya,kebijakan yang berisi krlteria
orang disebut miskin dan bagaimana prosedur untuk memperoleh raskin.
(2) Kebijakan distributif vs kebijakan regulatif vs kebijakan re-distributif. Kebijakan
distributif menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada
masyarakat atau segmen masyarakat tertentu atau individu. Sebagai contoh:
kebijakan subsidi 68M dan kebijakan obat generik. Kebijakan regulatif adalah
kebijakan yang berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku
individu atau kelompok masyarakat. Misalnya kebijakan ijin Mendirikan
Bangunan(IMB), kebijakan pemakaian helm bagi pengendara sepeda motor.
Sedangkan kebijakan redistributif adalah kebijakan yang mengatur alokasi
kekayaan, pendapatan, pemilikan atau hak-hak di aritara berbagai kelompok
dalam masyarakat, Sebagai contoh: kebijakan pajak progresif, kebijakan
asuransi kesehatan gratis bagi orang miskin.
(3) Kebijakan material vs kebijakan simbolis. Kebijakan material adalah kebijakan
yang memberikan keuntungan sumberdaya konkrit pada kelompok sasaran.
Misalnya kebijakan raskin. Sedangkan kebijakan simbolis adalah kebijakan
yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran. misalnya
kebijakan Iibur han Natal dan libur hari Idul Fitri.
(4) Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (pubIic goods) dan
barang privat (privat goods).Kebijakan pubic goods adalah kebijakan yang
bertujuan mengatur pemberian barang atau pelayanan publik, misalnya
kebijakan membangun jalan raya, kebijakan pertahanan dan keamanan.
Sedangkan kebijakan yang berhubungan dengan private good. adalah
kehijakan yang mengatur penyedian barang atau pelayanan untuk pasar
bebas, misalnya pelayanan pos, parkir umum dan peruniahan.
Kesimpulan

1. Analisis kebijakan publik bersifat multidisiliner, karena banyak meminjam


teori, metode dan studi ilmu sosial, ilmu ekonomi, ilmu politik, dan ilmu
psikologi. Fokus utama studi ini adalah pada penyusunan agenda kebijakan,
formulasi kebijakan, penerapan kebijakan, implementasi kebijakan, dan
evaluasi kebijakan
2. James E. Anderson (1979:3) mendefinisikan kebijakan publik sebagai
kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat
pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi
oleh para aktor dan faktor dari pemerintah. Dalam pandangan David Easton
ketika pemerintah membuat kebijakan, ketika pula pemerintah
mengalokasikan nilai-nilai publik kepada masyarakat, karena setiap kebijakan
rnengandung seperangkat nilai di dalamnya 
3. Arti Pentingnya Studi Kebijakan Publik Studi kebijakan publik memiliki tiga
manfaat penting yaitu Pengembangan ilmu pengetahuan dalam konteks
ini,Membantu para praktisi dalam memecahkan masalah-masalah publik.
Berguna untuk Tujuan Politik Suatu kebijakan publik yang dibuat melaui
proses yang benar dengan dukungan teori yang kuat memiliki posisi yang
kuat terhadap kritik dari lawan politik.
Daftar pustaka
Untuk daftar pustaka mengikuti seperti yang ada di akhir bab pada buku ini.
1. Anderson. James E. (1979), Public Policy Making, Holt,

2. Rinehart and Winston, New York, Chapter 1-2 dan Dunn, William N. (1994). Public
Policy Analysis: An introdzact,on, Prentice-HaLl International, Englewood CLiffS,

3. New Jersey, Chapter 1-3.

4. Dye, Thomas R. (1981), Understanding Public Policy,Prentice-Hall, New Jersey,


Chapter 1.

5. Howiet, Michael dan Ramesh, M (1995), Studying Public Policy: Policy Cycles and
Policy Subsysfrms. Oxford

6. University Press, Toronto, Chapter 1.Hughes, Owen E. (1994), Public Mtmagtment


and Adminis

Anda mungkin juga menyukai