Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari
suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu. Kebijakan public akan lebih
mudah dipelajari dengan bantual penggunaan model. Model merupakan alat bantu dalam
perumuasn dan pembuatan kebijakan public. Serta, manfaat dari peggunaan model ini agar
mempermdah menggambarkan persoalan secara structural, membantu dalam memprediksi
akibat yang timbul dari ada atau tidak adanya perubahan karena fakor penyebab.
Adapun karateristik model kebijakan publik itu bersifat sederhana an jelas, ketepatan
identifikasi terhadapa aspek penting problem kebijakan, menolong untuk pengkomunikasian,
berusaha langsung untuk memenuhi kebijakan public secara leih baik, memberi penjelasan
dan mempredikasi konsekuensi.
1. Model pluralis yaitu model yang menerapkan bahwa kebijakan yang diambil harus
didasarkan kepada kepentingan kelompok dan bukan atas kepentingan pribadi. Kelemahan
model ini yaitu jika kelompok tersebut tidak memikirkan kepentingan kelompok lain,
sehingga kebijakan yang diambil hanya akan menguntungkan kelompok tertentu.
2. Model Elitis yaitu suatu kebijakan publik dapat di pandang sebagai preferensi dan nilai
dari elite penguasa. Teori elite menyatakan bahwa masyarakat bersifat apatis dan kekurangan
informasi mengenai kebijakan publik. Karena itu kelompok elite yang akan mempertajam
pendapat umum. Pejabat administrator hanyalah pelaksana kebijakan yang telah ditentukan
oleh kelompok elite tersebut. Keuntngan model ini yaitu tidak menyita banyak waktu dalam
pengambilan kebijakan karena hanya ditentungan oleh kelompok elite, sedangkan kelemahan
dari model ini bila kelompok elit tersebut menyelewengan kewenangan kebijakan mereka
untuk kepentingan pribadi. Elit politik selalu ingin mempertahankan status quo, maka
kebijakannya menjadi koservatif. Perubahan kebijakan bersifat incremental maupun trial and
error yang hanya mengubah atau memperbaiki kebijakan sebelumnya. Namun, tidak berarti
bahwa kebijakan yang dibuat tidak mementingkan aspirasi masyarakat. Samai level tertentu
mereka masih membutuhkan dukungan massa. Sehingga mereka juga harus memuaskan
sebgaian kepentingan masyarakat. Bertanggungjawab untuk mensejahterakan masyarakat
yang diangga terletak ditangan elit, bukan ditangan masyarakat. Di Indonesia peranan elit
dalam kehibupan politik cukup menonjol. Model ini dapat menjadi salah satu analisis untuk
mengupas proses perumusan peraturan.
3. Model Sistem yaitu yang menganggap kebijakan sebagai keluaran dari suatu system.
kebijaksanaan publik merupakan respons suatu sistem politik terhadap kekuatan-kekuatan
lingkungan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, geografis dan sebagainya yang ada
disekitarnya. Model ini mencoba menggambarkan bahwa kebijakan publik sebagai suatu
keluaran (output) dari sistem politik.
4. Model Rasional yaitu menyatakan bahwa kebijakan merupakan suatu pencapaian sasaran
secara efisien. Model ini menekankan pada pembuatan keputusan yang rasional. Kebijakan
rasional diartikan sebagai kebijakan yang mampu mencapai keuntungan social tertinggi.
Hasil kebijakan harus memberikan keuntungan bagi masyarakat yang telah membayar lebih
dan pemerintah mencegahkebijakan bila biaya melebihi manfaatnya. Banyak kendala
rasionalitas, dan model penolong untuk mengindetifikasinya, dan karateristik rasionalitas
dangat banyak dan bervariasi. Untuk memilih kebijakan rasional pembuatan kebijaka harus
mengetahui semua keinginan masyarakat, harus mengetahui semua altenatif yang tersedia,
mengetahui semua konsekuensi alteernatif, dan memilih kebijaakan alternative yang paling
efisien.
5. Model Inskrementalis yaitu kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil kebijakan
sebelumnya merupakan sebuah kebijakan yang tepat dan model ini tidak akan menimbulkan
konfik dan juga efektif dilihat dari waktu serta anggaran. Akan tetapi apabila pengambil
kebijakan sebelumnya salah dalam mengambil kebijakan dan pengambil kebijakan
selanjutnya menggunakan model ini maka akan muncul permasalahan.
6. Model Institusional yaitu model yang menggambarkan tentang struktur organisasi, tugas-
tugas dan fungsi-fungsi pejabat organisasi, serta mekanisme organisasi, tetapi sayangnya
kurang membuat analisa tentang hubungan antara lembaga-lembagan pemerintahan itu
dengan kebijaksanaan negara.
Sumber :
BMP ADPU 4410 Kebijakan Publik
https://rinastkip.wordpress.com/2013/03/28/337/