Anda di halaman 1dari 2

NAMA : VALENTINUS MARBUN

NPP : 30.0156

KELAS : B1

NO.ABSEN : 26

TAHAPAN DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK

1. Penyusunan Agenda

Agenda setting yaitu sebuah fase dan ronde yang sangat strategis dalam realitas kebijakan
publik. Dalam ronde inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang dinamakan sebagai
masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan. Bila sebuah isu sukses
mendapat status sebagai masalah publik, dan mendapat prioritas dalam agenda publik, karenanya
isu tersebut berhak mendapat alokasi sumber daya publik yang semakin daripada isu lain.

Dalam agenda setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan
diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan (policy issues) sering dinamakan juga
sebagai masalah kebijakan (policy problem). Policy issues kebanyakan muncul karena telah
terjadi silang argumen di selang para aktor tentang arah tindakan yang telah atau akan ditempuh,
atau pertentangan pandangan tentang watak permasalahan tersebut. Menurut William Dunn
(1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari keadaan perdebatan patut tentang
definisi, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah tertentu. Namun tidak semua
isu mampu masuk menjadi suatu agenda kebijakan.

Telah tersedia beberapa Kriteria isu yang mampu menjadi agenda kebijakan publik (Kimber, 1974;
Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986) diantaranya:

1. Telah sampai titik kritis tertentu à bila diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius;
2. Telah sampai tingkat partikularitas tertentu à berdampak dramatis;
3. Menyangkut emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak (umat manusia) dan mendapat
dukungan media massa;
4. Menjangkau dampak yang amat luas ;
5. Mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
6. Menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi gampang dirasakan
kehadirannya)
Penyusunan agenda kebijakan seyogianya diterapkan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi
kebijakan, juga keterlibatan stakeholder. Sebuah kebijakan tidak boleh mengaburkan tingkat urgensi,
esensi, dan keterlibatan stakeholder.

2.Formulasi kebijakan

Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan akhir dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah-masalah tadi dirumuskan untuk akhir dicari pemecahan masalah yang terbaik.
Pemecahan masalah tersebut berasal dari bermacam alternatif atau pilihan kebijakan yang telah
tersedia. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam
tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaingan untuk mampu dipilih sebagai
kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah.

3. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan

Tujuan legitimasi yaitu untuk memberikan otorisasi pada ronde landasan pemerintahan.Bila
tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan
mengikuti arahan pemerintah.Namun warga negara mesti percaya bahwa tindakan pemerintah yang
sah.Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan dari sikap patut dan niat
patut terhadap tindakan pemerintah yang menolong anggota mentolerir pemerintahan
disonansi.Legitimasi mampu diurus melewati manipulasi simbol-simbol tertentu. Di mana melewati
ronde ini orang berupaya bisa untuk mendukung pemerintah.

4. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan

Secara umum evaluasi kebijakan mampu dituturkan sebagai program yang menyangkut


estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak.  Dalam hal
ini , evaluasi dipandang sebagai suatu program fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya
diterapkan pada tahap akhir saja, melainkan diterapkan dalam seluruh ronde kebijakan. Dengan
demikian, evaluasi kebijakan mampu mencakup tahap perumusan masalah-masalah kebijakan,
program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun
tahap dampak kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai