Konsep kebijakan publik banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, berbagai definisi tersebut
mengarah pada satu pemahaman bahwa kebijakan pada umumnya diartikan sebagai
keputusan yang diambil oleh pemerintah guna mengatasi masalah publik dan mencapai suatu
cita-cita atau tujuan tertentu. Menurut Dye dalam Sugandi (2011:73) menyatakan bahwa
kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak
dilakukan. Definisi ini memfokuskan kebijakan kepada tindakan atau keputusan apa yang
akan dipilih pemerintah dalam mengatasi masalah publik. Pendapat Dye dinilai cukup akurat
akan tetapi belum cukup memadai untuk mendeskripsikan kebijakan publik sebab ada
kemungkinan terdapat perbedaan yang cukup besar terhadap apa yang dilakukan oleh
pemerintah dengan apa yang seharusnyadilakukan oleh pemerintah. Pendapat lain kemudian
dikemukakan oleh Friedrich dalam Rusli (2015:39) yang menjelaskan bahwa kebijakan
publik atau kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang,
golongan tau pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan
kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan
tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta
suatu tujuan tertentu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kebijakan merupakan sebuah
tindakan yang diambil pemerintah untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Kedua pendapat
yang dikemukakan oleh Dye dan Friedrich memiliki persamaan yang mendefinisikan
kebijakan publik sebagai sebuah keputusan atau tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Sedangkan, menurut Menurut Jenkins dalam Wahab (2012:15) menjelaskan mengenai
kebijakan publik yaitu, suatu serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh
seorang aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih
beserta cara-cara mencapainya dalam suatu situasi, keputusan-keputusan itu pada dasarnya
masih berada dalam batas- batas wewenang kekuasaan dari aktor tersebut. Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut, menurut penulis kebijakan publik merupakan serangkaian
keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang
dapat digunakan sebagai pedoman berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-
cara mencapainya dan berhubungan dengan semua kalangan masyarakat dan untuk
kepentingan masyarakat.
beberapa, yaitu:
a. Penyusunan Agenda
sebagainya.
c. Implementasi Kebijakan
dengan baik.
d. Evaluasi terhadap Implementasi, Kinerja dan Dampak Kebijakan
dimasa yang akan datang, agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan
lebih berhasil.
tersebut merupakan suatu proses yang saling berhubungan satu sama lain dan
saling mempengaruhi satu sama lain didalam suatu kebijakan. Menurut Dunn
(2013:22) suatu proses pembuatan kebijakan merupakan proses yang ada pada
intelektual yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat
disebut juga isu atau masalah kebijakan. Anderson dalam Wahab (2012:96)
menjelaskan bahwa masalah kebijakan yaitu suatu kondisi atau situasi yang
lazimnya merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan, baik tentang
semacam ini sebenarnya bukanlah suatu fenomena yang aneh, karena bisa terjadi
pada sistem politik mana pun, tak terkecuali di Indonesia. Di satu sisi, kita sering
mendengar dan menyaksikan ada sejumlah isu tertentu dalam bidang tertentu yang
pemerintah. Namun di sisi lain, ada sejumlah isu tertentu, meskipun amat
Kimber dkk dalam Wahab (2012:102) menyebutkan bahwa secara teoritis, suatu
isu akan cendrung memperoleh respon dari pembuat kebijakan, untuk dijadikan
a. Isu tersebut telah mencapai suatu titik kritis tertentu, sehingga ia praktis
tidak lagi bisa diabaikan begitu saja; atau ia telah dipersepsikan sebagai
suatu ancaman serius yang jika tidak segera diatasi justru akan
menimbulkan luapan krisis baru yang jauh lebih hebat di masa datang.
orang banyak, dan mendapat dukungan berupa liputan media massa yang
luas. Isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas
masyarakat.
Meskipun kriteria di atas memiliki derajat kredibilitas dan makna ilmiah yang
politik secara umum serta dengan istilah “prioritas” yang biasanya dimaksudkan
suatu agenda lebih penting dibandingkan dengan agenda yang lain (Kolbinur,
2016:21).
sebagai “a set of political controversies that will be viewed as falling within range
itu, Barbara Nelson dalam Winarno (2012:83) menyatakan bahwa proses agenda
kebijakan berlangsung ketika pejabat publik belajar mengenai masalah-masalah
merupakan suatu tahap diputuskanya masalah atau isu yang menjadi perhatian
para aktor untuk dibuat menjadi suatu kebijakan. Agenda kebijakan pada dasarnya
Tidak semua masalah atau isu akan masuk ke dalam agenda kebijakan. Isu-isu
atau masalah-masalah tersebut harus berkompetisi antara satu dengan yang lain
dengan yang lain dan akhirnya hanya masalah-masalah tertentu saja yang akan
menang dan masuk kedalam agenda kebijakan. Dengan demikian, kita dapat
Menurut Lester dan Stewart dalam Winarno (2012:85), suatu isu akan mendapat
a. Bila suatu isu telah melampaui proporsi suatu krisis dan tidak dapat terlalu
b. Suatu isu akan mendapatkan perhatian bila isu tersebut mempunyai sifat
masyarakat.
e. Isu tersebut sedang menjadi trend atau sedang diminati oleh banyak orang.
Sedangkan Rushefky dalam Winarno (2012:85) menyatakan bahwa suatu isu akan
didiskusikan sebelumnya.
komunitas-komunitas tersebut.
c. Urutan ketiga merupakan urutan politik. Pada urutan ini biasanya disusun
Agenda setting adalah tahap penting dalam proses pembuatan kebijakan publik.
Proses ini akan menentukan apakah masalah akan dianggap sebagai masalah oleh
pemerintah atau tidak. Proses penyusunan agenda kebijakan menurut Anderson
a. Private problems
akibat terbatas atau hanya menyangkut satu atau sejumlah kecil orang yang
publik.
b. Public problems
Masalah publik diartikan sebagai masalah yang mempunyai akibat yang luas,
c. Isu
Isu adalah problema publik yang saling bertentangan satu sama lain
d. Agenda pemerintah
isu yang pada umumnya dirasakan oleh para anggota masyarakat politik yang
patut mendapat perhatian publik dan isu tersebut memang berada dalam
Masalah yang muncul kemudian adalah peran apa yang dapat dimainkan oleh
pemerintah dalam proses agenda setting ini. John dalam Widodo (2013:63)
menggambarkan bahwa terdapat tiga pilihan utama peran yang dapat dimainkan
oleh pemerintah dalam proses agenda setting. Ketiga pilihan ini, oleh Ripley
dalam Widodo (2013:63) ditambah satu peran lagi sehingga terdapat empat
macam pilihan utama peran yang dapat dimainkan oleh pemerintah dalam proses
1. Let It Happen
Pilihan ini sangat beragam, dimana para pejabat pemerintah memainkan
ada.
2. Encourage It to Happen
Pada pilihan kedua ini, para pejabat pemerintah sampai pada membantu
masalah mereka.
3. Make It Happen
dalam pemerintahan.
untuk menjaga dan mencegah jangan sampai policy issues yang tidak
agenda ini tidak dihadapkan pada suatu hambatan yang berarti, hendaknya
besar bagi banyak orang. Selain itu, isu kebijakan ini memang telah
Apabila hal ini telah diperhatikan dan dipenuhi. Proses penyusunan agenda
tidak saja lancar atau ditemukan hambatan yang cukup berarti, tetapi juga
akan memberikan corak dan warna pada proses selanjutnya, serta hasil
Sumber :
Choirunisa,Nabila. 2018. Analisis Agenda Setting Dalam Proses Perumusan Program Desa
Layak Anak (Studi Di Desa Panggungrejo, Kabupaten Pringsewu ). Skripsi. Tidak
Diterbitkan