Anda di halaman 1dari 15

NEGARA FEDERASI RUSIA

(STUDI KASUS: SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION)


Alfiya Ma’la Alhafidzoh, Imaniar Miftachul Khoiriyah, Lula Khizanatul Amalia, Mustika Ayu
Rusanti

Allifiama’la@unida.gontor.ac.id, immaniar_miftach@unida.gontor.ac.id,
lulakhizanatulamalia@unida.gontor.ac.id, mustikaayu9691@unida.gontor.ac.id
Universitas Darussalam Gontor

ABSTRAK

Rusia dengan nama resmi Rossiyskaya Federatsiya (Russian Federation) adalah negara terluas
di dunia yang wilayahnya terbentang dari Eropa Timur hingga Asia bagian Utara. Sebelum
terjadinya Negara Federasi Rusia, Negara ini bernama Uni Soviet yang pempunyai sejarah
yang panjang dlam pergantiannya. Sistem pemerintahan Negara Rusia berganti seiring
bergantinya kepala negaranya, pada tahun 1991 dengan bergantinya Negara Uni Soviet
menjadi Negara Federasi Rusia, sistem pemerintahannya juga berganti dari sistem parlementer
ke sistem semi- presidensial. Negara Federasi Rusia mempunyai partai oposisi yaitu, Partai
United Rusia. Pada masa presiden sekarang Vladimir Putin, ia menerapkan sistem demokrasi
di Rusia, tetepi masih dalam bentuk otoriter atau demokrasi yang dibatasi oleh hukum-hukum
nasional Negara Rusia

Kata Kunci: Negara Federasi Rusia, Semi-Presidensial, Partai United Rusia, Otoriter,
Demokrasi

PENDAHULUAN

Negara Federasi Rusia atau umumnya disebut Negara Rusia adalah sebuah Negara
berdaulat yang membentang dengan luas di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Dengan
wilayah seluas 17.125.200 km, Rusia adalah Negara terluas di duna. Wilayahnya mencakup
seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak di
dunia dengan jumlah sekitar 146 juta jiwa pada Maret 2016. Wilayahya membentang sepanjang
Asia Utara dan sebagian Eropa Timur.

Rusia berbatasan dengan Norwegia, Finlandia, Estonia Latvia, Lituan dan Polandia,
Belarusia, Ukraina, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, China, Mongolia, dan Korea Utara.
Negara ini berbatasan laut dengan Jepang di Laut Okhotsk dan Negara bagian Alaska, Amerika
Serikat di Selat Bering. Setelah Revolusi Rusia, Republik Sosialis Federasi Soviet
Rusia menjadi bagian utama dan terbesar dari Republik Sosialis Uni Soviet, yaitu negara
pertama di dunia yang memiliki konstitusi negara sosialis.

Uni Soviet memerankan dapat bertahan dalam kemenangan Sekutu pada Perang Dunia
II, dan kemudian muncul sebagai negara superpower dan menjadi lawan Amerika
Serikat selama Perang Dingin. Pada Era Soviet merupakan pencapaian teknologi paling
signifikan pada abad ke-20, termasuk satelit buatan manusia pertama di dunia dan
peluncuran manusia pertama di luar angkasa. Di akhir tahun 1990, Uni Soviet memiliki
ekonomi kedua terbesar dunia, kekuatan militer terbesar dunia, dan cadangan senjata pemusnah
massal terbanyak. Setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, 14 republik independen
berpisah. Sebagai negara terbesar, penduduk terbanyak, dan secara ekonomi paling
berkembang, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia menamai dirinya sebagai Federasi Rusia
dan melanjutkan status hukum dan negara penerus dari Uni Soviet. Saat ini negara ini
berbentuk republik federal semi-presidensial.

PEMBAHASAN

Sejarah Terbentuknya Rusia

Federasi Rusia atau umumnya disebut Rusia merupakan sebuah negara dengan ibukota
Moskwa ini terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Eropa dengan luas 17.125.200
km².bahasa resmi yang digunakan rusia adalah Bahasa Rusia dengan mata uang Ruble Rusia
(RUB)1. Presiden yang menjabat saat ini adalah Vladimir Putin.

Sebelum menjadi Federasi Rusia, terbentuknya negara ini menjadi sejarah yang sangat
panjang. Rusia atau yang kerap disebut dengan beruang merah ini memulai sejarahnya degan
kekaisaran. Kekaisaran pada masa itu ialah Dinasti Rurik sekitar tahun 862 M, Rus Kiev, Tsar
Rusia dan Imperial Rusia. Setelah masa kekaisaran di rusia selesai atau runtuh, pada saat itu
pula terbentuklah Uni Soviet pada tahun 1922.

Sebelum terbentuknya Uni Soviet terdapat perang saudara atau perang sipil yang terjadi
pada tahun 1917-1922, konflik bersenjata tersebut terjadi antara kelompok merah yang pro-
komunis melawan kelompok putih yang pro-kekaisaran Rusia. Pada bulan desember 1922,
sebuah konferensi digelar dan negara-negara yang berideologi komunis Bolshevik seperti

1
PDF, diambil dari https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/455/jbptunikompp-gdl-adangsutri-22714-11-14.bab-
i.pdf
Republik Sosialis Federatif Soviet (RSFS) Rusia, RSFS Transkaukasia, RSFS Ukraina, dan
RSFS Belorusia sepakat untuk melebur menjadi negara baru yang bernama Persatuan Republik
Sosial Soviet (USSR) atau yang dapat disingkat menjadi Uni Soviet.2

Perang sipil ini membawa dampak buruk hubungan pemerintah dengan kaum buruh.
Akibatnya dibentuklah Kebijakan Ekonomi Baru oleh Lenin, Pemimpin Bolshevik. Kebijakan
ekonomi ini masih berorientasi kepada komunis, tetapi dicampur dengan sedikit kapitalisme.
Peristiwa ini diikuti dengan keputusan pemerintah dalam membuat perubahan terhadap kondisi
sosial masyarakat Rusia. Contohnya, dominasi keluarga bangsawan Rusia diperlemah oleh
pemerintah, perceraian boleh tidak lewat jalur hukum, aborsi dilegalkan, wanita tidak
berkewajiban dalam membesarkan anak.

Setelah Lenin wafat pada tahun 1924, ia digantikan oleh Stanlin. Ia menjalankan
program radikal dalam menjaga stabilitas ekonominya, yakni berupa industrialisasi. Ia
menerapkan kebijakan bahwa semua sektor ekonomi dikuasai oleh negara. Stalin juga
membunuh banyak orang yang dianggapnya sebagai pembangkang, termasuk golongan militer.
Pada tahun 1939, Soviet menandatangani pakta non-agresi dengan Nazi Jerman yang memberi
jalan bagi Uni Soviet untuk mengekspansi bagian timur Polandia, negara-negara Baltik, dan
Bessarabia. Pengekspansian Soviet atas Polandia diwarnai dengan adanya Pembantaian Katyn,
pembunuhan massal 20.000 orang Polandia oleh NKVD. Walaupun demikian, isi pakta ini
dilanggar oleh Nazi yang menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Setelah mengalami
kekalahan demi kekalahan, Tentara Merah berhasil menahan serbuan Nazi pada tahun 1943
dan akhirnya berhasil mengusir mereka dari Eropa Timur.3

Pasca perang, Uni Soviet mengubah strategi pendudukannya di Eropa Timur, dari
militer ke dominasi politik dan ekonomi. Strateginya adalah menunjuk rezim pro-komunis
setempat untuk memerintah negara-negara tersebut di bawah pengawasan Moskwa. Selain itu,
Soviet juga berusaha mengembangkan pengaruhnya ke luar negeri, terutama ke beberapa
negara tetangganya seperti Finlandia dan Afganistan. Hal ini memicu reaksi negatif dari
negara-negara Barat yang berakibat dimulainya Perang Dingin. Pada masa inilah, Uni Soviet
mulai berkonfrontasi dengan kekuatan Barat dengan mendukung Korea Utara dalam Perang
Korea pada tahun 1950.

2
Aditya Mara Yuda, Skripsi “Perang Saudara di Rusia 1917-1921”, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung, 2015
3
PDF, diambil dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4749/bab%20ii.pdf?sequence=2&isAllowed=y
Stalin meninggal tahun 1953 dan digantikan oleh Nikita Khrushchev. Pada masanya, ia
mengubah kebijakan Stalin yang tergolong kejam melalui proses destalinisasi dan berusaha
memperbaiki hubungan dengan negara-negara Barat. Meskipun demikian, konfrontasi dengan
Barat tetap ada, pada masa inilah terjadi perlombaan angkasa dan senjata nuklir. Khrushchev
dilengserkan dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis dan Kepala Negara
Uni Soviet pada tahun 1964 setelah Krisis Rudal Kuba setahun sebelumnya yang nyaris
memicu perang nuklir antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat.

Setelah Khrushchev dilengserkan, Uni Soviet kembali dipimpin secara bersama-sama


oleh Leonid Brezhnev sebagai Sekretaris Jenderal, Alexei Kosygin sebagai Perdana Menteri,
dan Nikolai Podgorny sebagai Ketua Presidium hingga 1970 saat Brezhnev mengangkat
dirinya sebagai pemimpin tunggal. Pada masanya, Brezhnev memulai politik détente yang
bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan negara-negara Barat. Walaupun demikian, ia
tetap berusaha mengembangkan pengaruh Soviet dengan mendukung salah satu pihak yang
pro-komunisme, sosialisme, atau anti-Barat dalam berbagai konflik global dan perang saudara.
Era Brezhnev juga dikenal sebagai "Masa Stagnasi" karena birokrasi Soviet yang kaku saat itu
menghalangi inovasi dan pembaruan dalam segala bidang, terutama bidang politik, ekonomi,
dan teknologi. Pada tahun 1980, pecah Perang Soviet-Afganistan yang mengakhiri kebijakan
détente sehingga membuat Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Jimmy Carter dan Ronald
Reagan memperbarui ketegangan dan melanjutkan perlombaan senjata.

Brezhnev wafat tahun 1982 dan digantikan oleh Yuri Andropov dan Konstantin
Chernenko yang hanya menjabat sebentar dan keduanya meninggal saat menjabat. Setelah
kematian Konstantin Chernenko yang lanjut usia, Politbiro mengangkat Mikhail Gorbachev
sebagai Sekretaris Jenderal Uni Soviet pada Maret 1985. Dibawah pimpinan Gorbachev, ia
memberikan momentum baru untuk liberalisasi politik dan ekonomi, dan dorongan untuk
mengembangkan hubungan-hubungan yang lebih hangat dan perdagangan dengan Barat.

Pada saat Gorbachev memperkenalkan proses pembaharuannya melalui program-


programnya: glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi), dan
uskoreniye (percepatan pembangunan ekonomi), ekonomi Soviet menderita karena inflasi
tersembunyi dan kekurangan pasokan yang terjadi di mana-mana yang diperparah oleh semakin
meningkatnya pasar gelap yang terbuka yang menggerogoti ekonomi resmi. selain itu, biaya
status negara adikuasa dengan memberikan subsidi bagi kliennya melebihi ekonomi Soviet.
Kebijakan Glasnost memberikan kebebasan berbicara yang lebih besar, Pers menjadi jauh lebih
merdeka, dan ribuan tahanan politik dan banyak pembangkang di bebaskan. Sementara tujuan
utama Gorbachev dalam mengadakan Glasnost adalah untuk menekan kaum konservatif yang
menentang kebijakan-kebijakan restrukturisasi ekonominya.4

Upaya-upaya Gorbachev untuk merampingkan sistem komunis menawarkan harapan,


tetapi tidak dapat dikendalikan. Pengenduran sensor di bawah Glasnost mengakibatkan Partai
Komunis kehilangan genggamannya yang mutlak terhadap media, media mulai menyingkap
masalah-masalah sosial dan ekonomi yang telah lama disangkal dan ditutup-tutupi oleh
pemerintah Soviet. Pandangan yang sangat positif mengenai kehidupan Soviet yang telah lama
disajikan kepada publik oleh media resmi, dengan cepat menjadi rontok, dan aspek-aspek
kehidupan negatif ditampilkan ke permukaan.

Pada 1989, Moskwa sudah meninggalkan Doktrin Brezhnev dan lebih memilih
kebijakan non-intervensi dalam urusan-urusan dalam negeri sekutu-sekutu Eropa Timurnya.
Pada 1990 pemerintah Soviet telah kehilangan seluruh kendali terhadap kondisi-kondisi
ekonomi. Pengeluaran pemerintah meningkat dengan tajam karena semakin meningkatnya
usaha-usaha yang tidak menguntungkan yang membutuhkan dukungan negara sementara
subsidi harga konsumen juga berlanjut.

Pada tanggal 7 Februari 1990, Komite Pusat Partai Komunis setuju untuk melepaskan
monopoli atas kekuasaan. Republik-republik anggota Uni Soviet mulai menegaskan kedaulatan
nasional mereka terhadap Moskwa dan mulai melancarkan "perang undang-undang" dengan
pemerintah pusat. Gejolak ini menyebabkan macetnya ekonomi karena garis pasokan ekonomi
dalam negeri rusak sehingga perekonomian Uni Soviet semakin merosot. Pada pertengahan
Agustus 1991, kelompok garis keras di lingkungan Partai Komunis Uni Soviet bekerja sama
dengan KGB mengadakan sebuah percobaan kudeta terhadap Gorbachev, tetapi gagal.
Sementara ada banyak perdebatan mengenai siapa yang berhak membubarkan Uni Soviet,
Gorbachev meletakkan jabatannya sebagai Presiden Uni Soviet pada tanggal 25 Desember
1991 dan memberikan kekuasaannya kepada Boris Yeltsin. Puncaknya, Majelis Agung Uni
Soviet membubarkan dirinya pada tanggal 26 Desember 1991 yang sekaligus menandakan
bubarnya Uni Soviet sebagai suatu negara. Dengan keruntuhan Uni Soviet sebagai negara

4
Harisdiana, Jurnal “Perkembangan Sistem Ekonomi dan Politik Dalam Zaman yang Berubah: 25 Tahun Kasus
Keruntuhan Ekonomi Uni Soviet dan Munculnya Negara Rusia”, Dosen Departemen Ekonomi Universitas
Padjajaran, Bandung, 9 Februari 2017
komunis adidaya dunia, hal ini membuat Amerika Serikat memenangkan perang dingin yang
sudah berakhir dan terbentuklah negara baru yaitu Federasi Rusia.5

Sistem Pemerintahan Negara Rusia

Rusia dengan nama resmi Rossiyskaya Federatsiya (Russian Federation) adalah negara
terluas di dunia yang wilayahnya terbentang dari Eropa Timur hingga Asia bagian Utara. Luas
wilayahnya hampir sama dengan luas planet Pluto yang mencapai 17.075.200 km (tujuh belas
juta tujuh puluh lima ribu dua ratus) kilometer persegi.

Penduduknya menduduki peringkat ketujuh terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India,


Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, dan Pakistan. Negara ini dahulu pernah menjadi negara
bagian terbesar Uni Soviet. Rusia adalah ahli waris utama Uni Soviet; negara ini mewarisi 50%
jumlah penduduk, 2/3 luas wilayah, dan kurang lebih 50% aset-aset ekonomi dan
persenjataannya. Saat ini Rusia berusaha keras untuk meraih status sebagai negara adidaya lagi.
Pada tanggal 26 Desember tepat 28 tahun yang lalu secara resmi berakhirlah sebuah negara
terbesar wilayahnya di era modern yaitu Uni Soviet. Negara yang secara kultur masuk ke Eropa
namun secara geografis membentang ke selatan dan tenggara masuk Asia Tengah ke utara dan
timur melewati Siberia sampai berbatasan lewat selat dengan Alaska.6

Sebelum menjadi negara independen dari Uni Soviet, rezim Soviet menguasai Rusia
dan Eropa Timur dengan sistem Sosialis. Pemimpin pertama Uni Soviet pada saat itu yaitu
Vladimir Lenin membentuk negara Soviet berpaham sosialis komunis yang artinya tidak ada
kepemilikan pribadi, dan segala kegiatan ekonomi masyarakat diatur dan diawasi oleh
pemerintah pusat. Namun setelah runtuhnya Uni Soviet di tahun 1991, pemimpin Rusia saat
itu lebih condong ke arah paham demokrasi, sehingga berubahlah haluan Rusia menjadi negara
Federal berpaham Demokrasi Republik dan terbentuklah sistem pemerintahan Presidensial.
Didalamnya Rusia menerapkan pembagian kekuasan yang terpisah antara kekuasaan
Yudikatif, eksekutif, dan legislatif dengan tugas pokok pada masing-masing yang berbeda.7

Rusia resmi menjadi negara berbentuk Federasi Rusia yang disahkan dalam Konstitusi
Federasi Rusia pada tanggal 12 Desember 1993. Rusia mendeklarasikan diri sebagai negara
hukum yang berbentuk federasi dengan sistem pemerintahan presidensial.8 Sistem

5
PDF, diambil dari http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77994/potongan/S2-2015-355826-chapter1.pdf
6
A Fahrurodji. Rusia Baru Menuju Demokrasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 2005. hlm: 41.
7
Nur Rohim Yunus, Sistem Pemerintahan Presidensial Negara Federasi Rusia, Di Akses Pada Buletin Hukum
Dan Keadilan Volume 1 No.82, Hal. 71
8
Fahrurodji, op.cit, hal.194
pemerintahan Rusia adalah Presidensial, artinya kekuasaan presiden berada penuh pada diri
seorang presiden, baik sebagai kepala negara maupun sebagai kepala pemerintahan.
Kedudukan presiden dalam hal ini mutlak sebagai eksekutif yang tidak bertanggungjawab
kepada parlemen atau badan perwakilan rakyat

Kekuasaan tertinggi dalam Sistem Pemerintahan di Rusia memang terbagi menjadi dua,
yaitu pada Presiden dan Perdana Menteri, yang bila merujuk pada teori Ilmu Negara seharusnya
sistem pemerintahan Rusia demikian disebut dengan Sistem Pemerintahan Parlementer, karena
kekuasaan eksekutif ada pada Presiden dan Perdana Menteri. Namun hal unik yang
membedakan adalah Presiden memiliki kekuasaan dominan dibandingkan Perdana Menteri.
Seharusnya kedudukan Perdana Menteri dalam sistem parlementer menempatkannya sebagai
Kepala Pemerintahan yang memegang mutlak kendali negara, baik kebijakan kedalam maupun
keluar, sedang Presiden hanya sebatas kepala negara yang menjadi simbol kedaulatan negara.9

Di Rusia kekuasaan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Perdana Menteri hanya pada
ranah kewenangan domestik saja, misalnya kebijakan sosial kependudukan, dan pengaturan
mengenai birokrasi dalam pemerintahan. Perdana Menteri di Rusia bukanlah kepala
pemerintahan sebagaimana teori Sistem Pemerintahan Parlementer. Tetapi Perdana Menteri di
Rusia hampir sama kedudukannya sebatas pembantu presiden atau sebagai wakil presiden di
ranah pemerintahan dalam negeri belaka, selain memang konstitusi Rusia pasca amandemen
1993 sudah meniadakan kedudukan wakil presiden. Artinya Presiden menjadi satu-satunya
penguasa tertinggi negara yang dipilih rakyat.

Perdana Menteri diangkat oleh presiden dengan persetujuan Parlemen, sedang para
Menteri diangkat berdasarkan usulan Perdana Menteri, kecuali menteri keamanan negara yang
pencalonannya harus mendapatkan persetujuan Duma Negara (Legislatif). Presiden sebagai
kepala negara memiliki kewenangan yang amat besar dalam berbagai isu yang berkaitan
dengan pertahanan, keamanan, dan politik luar negeri. Presiden juga berwenang untuk
mengeluarkan ketentuan darurat, termasuk yang memiliki kemungkinan ekstra
konstitusional.10

Makna kewenangan ekstra konstitusional disini adalah kewenangan untuk dapat


mengusulkan perubahan konstitusi. Seperti dalam perubahan konstitusi 2008 tentang masa

9
Maggalatung, A Salman. & Nur Rohim Yunus, Pokok-Pokok Teori Ilmu Negara, Bandung: Fajar Media, 2013.
Hal. 87
10
Saragih, Simon. Bangkitnya Rusia: Peran Putin dan Eks KGB, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008.
jabatan presiden yang dahulu hanya empat tahun, tetapi akhirnya diubah atas usul presiden
menjadi enam tahun dan paling lama menjabat selama dua periode.

Perubahan tersebut terjadi pada masa Presiden Dmitri Medvedev yang menggantikan
Vladimir Putin yang telah menjabat dua periode selama delapan tahun. Dmitri Medvedev
merupakan orang kepercayaan Putin yang akhirnya menjadi presiden dan mengangkat Putin
menjadi Perdana Menterinya. Namun dengan permainan politik yang luar biasa, akhirnya
pemilu kembali menempatkan Putin sebagai Presiden hingga saat ini. Artinya dua periode awal
sebagai presiden dijedah dengan kedudukan sebagai Perdana Menteri, yang akhirnya kembali
menduduki jabatan Presiden di tahun 2012 hingga sekarang.11

Beberapa Ciri pemerintahan Rusia:


1. Supreme Rusia. Merupakan organ kekuasaan negara tertinggi dan merupakan badan
legislatif negara Rusia yang terdiri dari dua kamar.
2. Presidium. Supreme Rusia memilih sebuah presidium, yang merupakan sebuah lembaga
kepresidenan kolektif. Yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota.
Supreme Rusia juga memilih dewan menteri yang menjalankan kekuasaan eksekutif sehari-
hari. Presidium dan dewan menteri bekerja bersamasama. Baik presidium maupun dewan
menteri bertanggung jawab pada Rusia Tertinggi (Supreme Rusia).
3. Perdana menteri atau ketua dewan menteri, biasanya seorang tokoh partai komunis,
lazimnya dirangkap oleh sekjen partai komunis.
4. Badan kehakiman. Hakim-hakim dari badan kehakiman tinggi (superior court) Rusia
dipilih oleh Supreme Rusia dan dapat pula diberhentikan dari jabatannya setiap saat.
5. Jaksa Agung diangkat oleh Supreme Rusia. Jaksa agung sekaligus menjabat kepala
penuntut umum Rusia, jabatan jaksa memiliki kewenangan besar untuk membawahi polisi
dan pegawai-pegawai peradilan serta menguasai prosedur dalam peradilan.
6. Pemerintah didominasi partai komunis yang merupakan otak dari negara. Pemerintah
merupakan tubuh dari negara, dengan demikian kediktatoran proletariat yang dicita-citakan
oleh Marx diganti dengan kediktatoran partai.12

Partai Politik Rusia


Setelah runtuhnya Uni Soviet, masyarakat Rusia membangun kembali sebuah negara
Federasi Rusia dengan sistem politik yang berbeda. Perubahan yang terjadi di Rusia ternyata tidak
hanya mempengaruhi sistem politik negara tersebut, tetapi juga mempengaruhi persepsi dan

11
Nur Rohim Yunus, op.cit, hal.72
12
https://www.kemlu.go.id/moscow/id, diakses pada tanggal 20 Maret 2019
perilaku politik masyarakatnya, khususnya pada partai politik, pemilihan umum, dan parlemen.
Partai politik di Rusia pasca Uni Soviet menjadi lebih terbuka keanggotaannya kepada publik,
sedangkan dalam hal ideologi partai-partai menjadi lebih majemuk. Pemilihan umum di Rusia
pasca Uni Soviet dalam penyelenggaraanya dilaksanakan lebih bebas dari hal-hal yang berkaitan
dengan pemaksaan maupun intimidasi terhadap para pemilihnya13.
Konstitusi tahun 1993 mengatakan bahwa Rusia merupakan negara demokratik, federatif
dan berdasarkan aturan hukum atau undang-undang dengan bentuk pemerintahan republik.
Kekuasaan negara dibagi menjadi tiga, yaitu Eksekutif, Legislative dan Yudikatif. kebinekaan
ideology dan agama diperkenankan, sedangkan ideologi negara yang bersifat memaksa sudah tidak
berlaku lagi. Hak untuk mengadopsi system politik multi partai dijunjung tinggi. Jadi, system
politik Rusia adalah system politik multi partai sejak dipilihnya model demokrasi perancis 14.
Walaupun sudah terbentuk sistem multipartai, namun kekuasaan parpol tetap dipegang oleh satu
partai yang dominan yaitu Partai Rusia Bersatu (United Russia Party).
Partai United Russia yang sebelumnya bernama Unity, muncul ke politik dengan berada di
posisi di nomor urut dua pada Pemilu Duma tahun 1999 dan secara mengejutkan memenangkan
Pemilihan Duma tahun 2003. Partai United Russia merupakan partai yang mendapat dukungan dari
Kremlin. Didirikan sebagai kombinasi dari Unity dan blok partai Fatherland-All Russia. United
Russia didirikan setelah terpilihnya Vladimir Putin sebagai presiden di tahun 2000. Partai United
Russia dipandang oleh beberapa pengamat sebagai bukan partai politik yang sebenarnya atau
gerakan massa tetapi tidak lebih dari partai yang berisi birokrat dan pembuat kebijakan dengan
platform yang tidak jelas serta mempunyai control yang besar dalam media massa.
Cara pertama United Russia dapat menjadi partai yang dominan adalah dengan mengambil
keuntungan dari kebijakan dan reformasi system pemilihan umum yang diimplementasikan oleh
Putin. Mengembalikan sentralisasi kekuasaan, memunculkan diskursus politik baru yang tidak
berfokus pada pertanyaan mengenai identitas Rusia, mngembalikan control Negara terhadap
media, dan merestrukturisasi kompetisi politik dimana empat batu loncatan Putin untuk mencapai
rezim yang stabil. Cara kedua agar United Russia dapat menjadi Partsi Dominan adalah bergabung
dengan partai-partai kecil yang lain. Dengan menyerap beberapa partai politik yang berbeda yang
sebelumnya beroposisi dan meskipun Kremlin belum memutuskan langkah selanjutnya terhadap
Unity, anggota partai mengusulkan ide untuk bergabung dengan Fatherland All-Rusia. Beberapa
berargumen bahwa Unity mampu untuk menyatukan partai-partai ini karena adanya sumber daya.
Kekalahan partai Fatherland-All Russia pada pemilihan legislative tahun 1999 membawa partai ini

13
Partai politik, Pemilihan umum, dan Parlemen di Rusia pasca Uni Soviet (skripsi),
http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=20158903&lokasi=lokal
14
BAB V simpulan, http://eprints.uny.ac.id/21374/7/BAB%20V%20baru.pdf
semakin terpecah dan membantu Unity mengambil sisa-sisa yang terdapat dalam partai. Kemudian
pada tahun 2003 nama partai resmi diganti menjadi Partai United Rusia15.
Sistem Pemilu
Pada bulan Agustus 1999, Presiden Boris Yeltsin mengangkat Vladimir Putin sebagai
Perdana Menteri menggantikan Sergey Stephasin. Kemudian di akhir tahun 1999, menggantikan
presiden Boris Yeltsin, Vladimir Putin ditunjuk sebagai acting Presiden16 Rusia sampai terjadinya
pemilihan umum pada bulan Maret 2000. Dari hasil pemilihan umum mempercayai bahwa
Vladimir Putin menjadi Presiden kedua Federasi Rusia sejak dilantik secara resmi pada tanggal 7
Mei 2000. Pada periode pemilihan umum selanjutnya, Vladimir Putin kembali menempati kursi
sebagai presiden dengan perolehan suara 63,75 suara dalam sekali putaran17.
Presiden adalah kepala Negara yang di pilih oleh rakyat setiap enam tahun sekali. Undang-
undang pemilihan umum di Rusia memberikan syarat bahwa pemenang pemilu harus memiliki
suara lebih dari 50%, jika tidak ada calon yang menerima lebih dari 50% suara maka 2 kandidat
teratas yang mendapatkan banyak suara akan bertarung dalam pemilihan kedua. Sebelum di
amandemen pada tahun 2008 konstitusi di Rusia hanya membatasi jabatan Presiden selama 4 tahun
namun setelah adanya amandemen masa jabatan Presiden berubah menjadi 6 tahun dan paling lama
menjabat selama 2 periode. Presiden pertama Rusia setelah merdeka dari Uni Soviet adalah Boris
Yesltin, yang kedua adalah Vladimir Putin, ketiga adalah Dmitri Medvedev, dan semenjak tahun
2012 hingga 2018 Rusia di pimpin oleh Vladimir Putin18.
Demokrasi di Negara Rusia

Uni Soviet dahulu dikenal sebagai negara komunis dan tertutup. Politik otoriter yang
kental di Uni Soviet, sempat menjadikan Partai Komunis Uni Soviet (KPSS) sebagai kekuatan
mutlak. Akibatnya, terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan menjadikan Uni Soviet tertinggal
jauh dari banyak negara lain. Kekalahan Uni Soviet pada saat perang dingin melawan Amerika
Serikat dan sekutu-sekutunya di blok Barat, menjadikan Uni Soviet kian terpuruk. Mikhail
Gorbachov, Presiden Rusia 1985-1991, kemudian berusaha mengejar ketertinggalan dengan
menggagas kebijakan baru yang dianggap cemerlang tapi sekaligus penuh pertentangan dalam
sejarah Rusia.
Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Mikhail Gorbachov merupakan cikal bakal
sekaligus awal mula terbentuknya sistem demokrasi di negara Rusia. Kebijakan itu

15
Rusia.pdf
16
Peran sementara untuk menjalankan tugas dan fungsi seorang presiden sebagai kepala negara.
17
BAB III Vladimir Putin Dalam Pengambilan Kebijakan Rusia, http://eprints.umm.ac.id/36208/4/jiptummpp-
gdl-namafaridh-49616-4-babiii.pdf
18
BAB II,
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12280/BAB%20II.pdf?sequence=7&isAllowed=y.pdf
meliputi glasnost (keterbukaan dan transparansi), perestroika (pembangunan kembali), dan
demokratisasi dengan memberikan kesadaran berpolitik bagi masyarakat Rusia. Namun
kebijakan tersebut menjadi bumerang yang manimbulkan kerusakan demi kerusakan di elite
pemerintah.19
Pada 1991, ekonomi dan politik di Rusia tengah memanas. Pada Maret dilaksanakan
referendum untuk menentukan pilihan bagi penduduk dalam mengubah Uni Soviet menjadi
Federasi Rusia. Percobaan kudeta sempat dilancarkan untuk melawan Gorbachev guna
mempertahankan Uni Soviet. Namun, kudeta gagal dan berimbas pada pembubaran Partai
Komunis Uni Soviet. Uni Soviet pun bubar dan terpecah menjadi 15 negara. Situasi kian
memanas terlebih ketika republik-republik Baltik juga memisahkan diri dari Uni Soviet.20
Kemudian pada tahun 1991, Boris Yeltsin menggantikan peran Gorbachev sebagai
presiden. Sistem pemilihan kepala negara sudah berlaku pada masa Yeltsin walaupun
pemilihnya masih sebatas pada Supreme Soviet atau pemilihan presiden oleh parlemen yang
berwenang pada era Uni Soviet. Pada masa kepemimpinannya, dia menjadikan Rusia menganut
ekonomi pasar bebas dan privatisai aset negara. Namun hal ini meyebabkan banyaknya kasus
korupsi dikarenakan masih belum siapnya Rusia menjadi negara liberal setelah berabad-abad
menjadi negara Sosialis-Komunis.21
Pada masa pemerintahannya demokrasi di Rusia dianggap gagal karena banyaknya efek
negatif yang ditimbulkan seperti semakin terpuruknya ekonomi Rusia pada saat itu. Kemudian
pada tahun 1993, Boris Yeltsin di impleached atau dicopot posisinya oleh kewenangan
parlemen dikarenakan telah melanggar konstitusi, namun Yeltsin menolak dan malah membuat
konstitusi tandingan.22 Pada akhir tahun 1990an, banyak orang Rusia kemudian menginginkan
sosok pemimpin baru yang bisa mewujudkan demokrasi yang lebih baik.
Tak lama berselang, setelah pengunduran diri Yeltsin pada 31 Desember 1999,
Vladimir Putin yang saat itu menjadi perdana menteri terpilih memenangkan pemilihan
presiden di tahun 2000.
Selama kekuasaannya, Putin mulai melakukan perubahan signifikan terkait tradisi
nasional dan pengaturan terhadap Rusia. Putin ingin mempertahankan demokrasi yang
menggambarkan peralihan Uni Soviet menjadi Rusia. Ia ingin mengupayakan pusat kekuasaan

19
Nurul Nur Azizah, Melihat Awal Mula Fondasi Demokrasi di Rusia, Kumparan.com, diakses pada 29 Desember
2017.
20
Ibid.
21
Rahardyo Handraskoro, Analisis Demokrasi dan Trias Politica dari Federasi Rusia, Academia.edu, hal. 1,
pdf.
22
Ibid, hal.2
berada di tangan negara. Namun, tidak menginginkan pula Rusia kembali menerapkan
komunisme seperti masa silam. Maka, Putin menjalankan demokrasi versinya sendiri yang
disebut dengan Managed Diplomacy (diplomasi terkelola). Demokrasi ala Putin, diklaimnya,
mengatur banyak hal terkait modernisasi di bidang ekonomi dan sosial yang mengacu pada
Barat, namun tetap sesuai dengan realita masyarakat Rusia itu sendiri.
Beberapa karakteristik yang menggambarkan Managed Democracy ala Putin adalah
sebagai berikut :23
1. Negara merupakan pusat kekuasaan.
Putin ingin menjadikan presiden sebagai sosok pusat kekuasaan. Lebih kuat
dibandingkan institusi negara lainnya. Maka, presiden memiliki kewenangan mengatur
pemerintahan di tingkat regional dan lokal. Namun dalam hal ini tak ada keterbatasan
kesempatan bersaing di masyarakat khususnya ekonomi dan berkompetisi secara politik meski
ada pemusatan kekuasaan.
2. Kontrol media.
Negara melakukan penguasan dan kontrol media secara keseluruhan. Pemerintah Rusia
memberikan modal untuk membeli saham media-media di Rusia. Segala bentuk pemberitaan
yang dapat melemahkan legitimasi pemerintah juga diawasi.
3. Kontrol politik.
Selain terhadap media, pemerintah juga melakukan pengawasan pada pemilihan umum
dan kompetisi politik. Itu tak lain, agar negara memperoleh legitimasi dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan. Contohnya, perubahan undang-undang sistem pemilu atau aturan
parpol.
Managed Democracy berbeda dengan demokrasi terpimpin yang diterapkan di
Indonesia. Jika di Indonesia, demokrasi terpimpin mengatur segala aspek dan lembaga-
lembaga lainnya, sedangkan pada managed democracy, hubungan pemerintahan dan lembaga
diatur dalam Konstitusi Rusia. Singkatnya, demokrasi ala Putin ini mencoba menggabungkan
sistem demokrasi dengan otoriter. Kekuasaan pemerintahan di tangan presiden, yang
cenderung mengarah pada sistem kekuasaan terpusat atau sistem otoriter. Meskipun begitu
selama kepemimpinanya banyak sekali kemajuan pesat yang dicapai oleh negara Rusia dalam
berbagai bidang setelah mengalami krisis pada masa
Boris Yeltsin. Dan kemajuan inilah yang membuat Rusia dapat menjadi negara super power
seperti saat ini.

23
Nurul Nur Azizah, Demokrasi Rusia Ala Vladimir Putin, Kumparan.com, diakses pada 29 Desember 2017.
Studi Kasus ( Shanghai Cooperation Organization)

Shanghai Cooperation Organization (SCO) adalah sebuah organisasi internasional yang


didirikan di Shanghai pada tanggal 15 Juni 2001 oleh enam negara: China, Rusia, Kazakhstan,
Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan. Negara-negara anggotanya meliputi area seluas lebih
dari 30 juta km2, atau sekitar tiga perlima dari Eurasia, dengan populasi 1455 Milyar, atau
sekitar seperempat dari total dunia dengan bahasa utama yang digunakan adalah Bahasa China
dan Rusia.

Kondisi Asia Tengah yang strategis menjadikan kawasan ini menjadi rebutan pengaruh
negara-negara besar. Pasca keruntuhan Uni Soviet terjadi kekosongan kekuasaan di Asia
Tengah akibat berkurangnya peran Moscow. Kondisi ini mengakibatkan AS berusaha
meluaskan pengaruhnya terhadap post-soviet states di Asia Tengah. Pengaruh AS yang
semakin menguat pasca serangan 11 September 2001 mengakibatkan China dan Russia merasa
terancam. Demikian halnya dengan post-soviet states yang lebih merasa nyaman menjalin
hubungan dengan Moscow. Kerjasama China dan Russia dengan post-soviet states
(Kazakhstan, Kyrgistan, Uzbekhistan dan Tajikistan) akhirnya menghasilkan komitmen untuk
membentuk SCO.

Bagi pemerintah Russia keberadaan organisasi SCO dibutuhkan untuk menjaga


pengaruhnya di Asia Tengah. Sejak awal keterlibatan Rusia di SCO, Rusia telah mengarahkan
SCO sebagai suatu blok tandingan bagi AS dan Uni Eropa serta untuk menaikkan bargaining
position-nya. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pragmatic nationalist Russia yang
mengharapkan adanya kebijakan luar negeri Rusia yang vis-à-vis dengan Barat, karena sejak
awal kelompok pragmatic Russia beranggapan bahwa Barat memang tidak menginginkan
kembalinya Rusia sebagai negara kuat. Beberapa kebijakan dan pernyataan SCO menunjukkan
keinginan Rusia yang kuat untuk menjadi penyeimbang dari kekuatan AS. Pernyataan SCO
yang meminta agar pasukan AS ditarik dari negara-negara anggota SCO seperti Uzbekistan
dan Kazakhstan dan dukungan SCO terhadap Afghanistan merupakan suatu bentuk nyata
upaya SCO dalam menghadang dominasi AS di kawasan ini. Russia juga ingin
memberdayakan anggota SCO untuk bersama-sama memerangi gerakan fundamentalisme dan
ekstrimisme islam di asia tengah.

Dalam pembentukkan SCO, Rusia mengembangkan hubungan dengan negara-negara


anggota SCO guna menjembatani hubungan yang kuat antara Rusia dengan Asia Tengah, sebab
SCO telah maju sebagai salah satu forum kerjasama keamanan regional dan dianggap
membawa dampak positif dalam perkembangan dunia baik di bidang politik, ekonomi, dan
keamanan di kawasan Asia Tengah. Selain itu kebijakan nasional Russia mengutamakan
hubungan yang harmonis dengan post-soviet states atau Negara bekas Uni Soviet di wilayah
Near Abroad yaitu yaitu Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Kazakhstan. Dimata
Russia SCO merupakan usaha Rusia dalam menjaga kepentingan nasionalnya seperti
kepentingan pertahanan, kepentingan ekonomi, kepentingan tata internasional, dan
kepentingan ideologi.

Sekelompok pengusaha asal Rusia dan Cina menjajaki kerja sama 73 proyek investasi
dengan nilai total mencapai lebih dari US$100 miliar atau sekitar Rp1500 triliun.24

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

A Salman, Magallantung & Nur Rohim Yunus, 2013, Pokok-Pokok Teori Ilmu Negara,
Bandung: Fajar Media
Fahrurodji, A, 2005, Rusia Baru Menuju Demokrasi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Harisdiana, Jurnal “Perkembangan Sistem Ekonomi dan Politik Dalam Zaman yang Berubah:
25 Tahun Kasus Keruntuhan Ekonomi Uni Soviet dan Munculnya Negara Rusia”,
Dosen Departemen Ekonomi Universitas Padjajaran, Bandung, 9 Februari 2017
Handraskoro, Rahardyo, Analisis Demokrasi dan Trias Politica dari Federasi Rusia,
Academia.edu, hal. 1, pdf.
Mara Yuda, Aditya, 2015, Skripsi “Perang Saudara di Rusia 1917-1921”, Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Nur Azizah, Nurul, Demokrasi Rusia Ala Vladimir Putin, Kumparan.com, diakses pada 29
Desember 2017.
Riza, Budi, 2018, Cina-Rusia Kerjasama Ekonomi-Teknologi Rp1500 Triliun, diakses pada
https://www.tempo.co pada tanggal 20 Maret 2019

24
Budi Riza, 2018, Cina-Rusia Kerjasama Ekonomi-Teknologi Rp1500 Triliun, diakses pada
https://www.tempo.co pada tanggal 20 Maret 2019
Simon, Saragih, 2008, Bangkitnya Rusia: Peran Putin dan Eks KGB, Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara
Yunus, Nur Rohim, Sistem Pemerintahan Presidensial Negara Federasi Rusia, Di Akses Pada
Buletin Hukum Dan Keadilan Volume 1 No.82
PDF, diambil dari https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/455/jbptunikompp-gdl-adangsutri-
22714-11-14.bab-i.pdf
PDF, diambil dari http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77994/potongan/S2-2015-
355826-chapter1.pdf
BAB V simpulan, http://eprints.uny.ac.id/21374/7/BAB%20V%20baru.pdf
Rusia.pdf
BAB III Vladimir Putin Dalam Pengambilan Kebijakan Rusia,
http://eprints.umm.ac.id/36208/4/jiptummpp-gdl-namafaridh-49616-4-babiii.pdf
https://www.kemlu.go.id/moscow/id, diakses pada tanggal 20 Maret 2019
http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=20158903&lokasi=lokal
Peran sementara untuk menjalankan tugas dan fungsi seorang presiden sebagai kepala negara.

Anda mungkin juga menyukai