Anda di halaman 1dari 13

PEREKONOMIAN INDONESIA SELAMA PANDEMI

COVID 19

Di
S
U
S
U
N

Oleh:

MONA AFLIANA
Npm. 2001201010008

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“PEREKONOMIAN INDONESIA SELAMA PANDEMI COVID 19”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Pertumbuhan Ekonomi................................................................................3
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi..................................4
2.3. Hambatan-hambatan yang dialami..............................................................4
2.4. Pertumbuhan Ekonomi selama Pandemi Covid 19......................................4
2.5. Kebijakan Pemerintah.................................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................9


3.1. Kesimpulan.................................................................................................9
3.2. Saran...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara tentang sebuah negara, semuanya tidak terlepas dengan
permasalahan perekonomiannya. Kalau kita berbicara masalah perekonomian di
indonesia, banyak sekali masalah-masalah yang ada. Masalah ekonomi
merupakan masalah mendasar yang terjadi disemua negara. Oleh karena itu,
dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing negara
menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara yang
bersangkutan.
Selama dua periode dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo, adakah
peningkatan ekonomi di masyarakat Indonesia atau tidak. Kita sebagai masyarakat
indonesia, sangat mengharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut.
BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi
Indonesia triwulan II-2020 sebesar minus 5,32 persen dibandingkan triwulan II-
2019, atau year on year (yoy). Dibandingkan dengan triwulan I-2020, atau quarter
to quarter (qtq), angkanya minus 4,19 persen. Majalah Forbes menempatkan
Indonesia pada urutan 97 dari 100 negara, dari sisi aman tidaknya terhadap Covid-
19. Ini jauh di bawah Singapura (4), Vietnam (20), Malaysia (30), Thailand (47),
dan Filipina (55). Kita lebih jelek dari Myanmar (83), Bangladesh (84), bahkan
dari Brasil (91) yang presidennya kontroversial. Semua laporan itu jelas merusak
kepercayaan.
Pemerintah bermaksud menggenjot ekonomi melalui dana pemulihan
ekonomi nasional (PEN). Namun, jangan lupa, konsumsi pemerintah itu hanya 8,7
persen dari PDB. Dalam Hal Ekonomi Mau digenjot dua kali lipat pun, belanja
PEN tetap sulit mengganti peran konsumsi dan PMTB. Jadi, yang harus
dipulihkan itu kepercayaan konsumen dan pelaku usaha . Itu baru pulih jika
Indonesia dinilai bagus dalam pengendalian pandemi. Karena itu, pemerintah
jangan salah prioritas. Langkah kesehatan masyarakat harus dijadikan prioritas
utamanya, ekonomi menyusul.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan
masalah yang diangkat antara lain :
1) Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?
2) Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia selama pandemi covid 19?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan sebagai
berikut :
1) Untuk mengetahui Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?
2) Untuk mengetahui Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia selama
pandemi covid 19?
1)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.

2.1. Pertumbuhan Ekonomi


Kata “ekonomi” berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga,
rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis
besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.”
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat.
Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari
aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai
tujuan dalam perekonomian. Menurut McEachren, sistem ekonomi dapat diartikan
sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa,
bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari suatu
perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan
ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitatif change)
dan biasanya diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto (PDB) atau
pendapatan output perkapita.Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase
kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan
pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya Semakin tinggi tingkat pertumbuhan
ekonomi maka semakin cepat proses pertambahan output wilayah sehingga prospek
perkembangan wilayah semakin baik. Dengan di ketahuinya sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi maka dapat ditentukan sektor prioritas pembangunan. Terdapat
tiga faktor atau komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu
akumulasi modal (capital accumulation), pertumbuhan penduduk (growth in population),
dan kemajuan teknologi (technological progress).

3
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia tidak terlepas dari
permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal
besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para
pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara
umum yaitu :
a. Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin.
b. Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit
dan berpihak pada pasar.
c. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus
sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai
rupiah.
d. Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar
rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar.
e. Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan
mampu membiayai pengeluaran pemerintah.

2.3. Hambatan-hambatan yang dialami


Kebanyakan negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hambatan-hambatan terpenting yang dialami
adalah:
a. Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisonal dan produktivitasnya sangat
rendah.
b. Kebanyakan negara masih menghadapi masalah kekurangan dana modal dan
barang modal (peralatan produksi) yang modern.
c. Tenaga terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya masih jauh
dibawah jumlah yang diperlukan.
d. Perkembangan penduduk sangatlah pesat.
e. Berbagai masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik yang sering dihadapi.

2.4. Pertumbuhan Ekonomi selama Pandemi Covid 19


Mari kita lihat pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebelum mewabahnya covid
19. Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data pertumbuhan ekonomi di Indonesia di

4
tahun 2019 tumbuh di angka 5,02%. Meski masih mampu tumbuh di kisaran 5%, namun
realiasi itu melambat dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 yang sebesar 5,17%.
Memang di tahun 2019 juga perekonomian melambat dibanding tahun sebelumnya. Tapi
indonesia masih bisa menjaga tren pertumbuhan ekonomi sebesar 5%. Perlambatan tahun
2019 ini juga dipicu dengan perekonomian global yang cenderung menurun.
Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi 2019
No Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)
1 2011 6.17
2 2012 6.03
3 2013 5.56
4 2014 5.01
5 2015 4.88
6 2016 5.03
7 2017 5.07
8 2018 5.17
9 2019 5.02
Sumber : bps.go.id
Dari tabel 2.1 di atas dapat ditunjukkan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu
pada tahun 2011 dan pertumbuhan terendah pada tahun 2019. Data perekonomian
indonesia yang dirilis badan pusat statistik (BPS) tahun 2019 yang diukur berdasarkan
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15 833,9 triliun dan
PDB Perkapita mencapai Rp59,1 Juta atau US$4 174,9. Ekonomi Indonesia tahun 2019
tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55
persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar
10,62 persen. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan IV-2018 tumbuh
4,97 persen (y-on-y). (bps.go.id).
Tabel 2.2 Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I - 2020 berdasarkan kawasan pulau
Wilayah Kontribusi Pertumbuhan
Sumatera 21.40 3.25
Kalimantan 8.12 2.49
Sulawesi 6.19 3.83
Maluku& Papua 2.20 2.85
Jawa 59.14 3.42
Bali & NTT
Sumber : bps.go.id
Dari tabel 2.2 diatas dapat dilihat bahwa kontribusi terbesar diberikan oleh pulau
Jawa sebesar 59.14 dan Sumatera sebesar 21.40. Dari sisi produksi, pertumbuhan
didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan

5
Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,78 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,97
persen. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan III-2019 mengalami
kontraksi sebesar 1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek
musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami
penurunan 20,52 persen. Dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh komponen Ekspor
Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi sebesar 2,55 persen. Struktur ekonomi
Indonesia secara spasial tahun 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa
dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk
Domestik Bruto, yakni sebesar 59,00 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,32
persen, dan Pulau Kalimantan 8,05 persen. (bps.go.id).
Konsumsi menyumbang 55-60 persen dari PDB. Pada kuartal II-2020 angkanya
57,9 persen. Jika dibedah lebih dalam, semua jenis konsumsi tumbuh minus. Konsumsi
restoran dan hotel serta transportasi dan komunikasi malah minus dua digit, yaitu minus
16,5 persen dan minus 15,5 persen. Efeknya, semua penjualan eceran terkontraksi. Mulai
dari makanan, pakaian, hingga budaya dan rekreasi. Bahkan, penjualan rokok yang
biasanya tahan banting pun anjlok. Penjualan wholesale untuk mobil dan motor
terkontraksi. Demikian juga dengan transaksi kartu kredit, debit, dan uang elektronik.
Dibanding konsumsi, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi relatif lebih
lemah hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi. Namun, peranan investasi ini cukup
besar, hingga kuartal II-2020 mencapai hampir 31 persen dari PDB. Semua jenis PMTB
tumbuh minus, bahkan mencapai minus 34 persen untuk kendaraan.
Pemerintah menyebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai pemicu
pertumbuhan serba minus ini. Bahkan, Presiden sempat berkata, jika lockdown dilakukan,
mungkin pertumbuhan bisa minus 17 persen. Ini adalah pandangan yang keliru dan
myopic. Studi di atas serta kinerja Taiwan adalah buktinya. Memang PSBB membatasi
pergerakan orang, sehingga otomatis konsumsi dan investasi terganggu. Namun, di
Indonesia PSBB masih sangat longgar. Pergerakan orang tetap tinggi. Bahkan, meski
kasus masih naik, PSBB dipaksakan dibuka pada awal Juni 2020. Jadi, hampir sepertiga
dari periode kuartal II-2020 itu tanpa PSBB atau hanya sekadarnya. Toh, kontraksi
ekonomi tetap tinggi. Masalahnya bukan di PSBB. Masalahnya adalah rendahnya
kepercayaan atau confidence dari konsumen dan investor, karena Indonesia dinilai jelek
dalam mengatasi pandemi. Jumlah kasus Covid-19 Indonesia hingga 5 Agustus adalah
116.871 atau lebih dari 43 kasus per 100.000 penduduk. Penduduk Indonesia 269,6 juta.

6
Jadi sebagai proporsi jumlah penduduk, kasus di Indonesia lebih dari 20 kali lipat
Taiwan. Pers negara maju menilai negatif Indonesia dalam urusan pandemi.
2.5. Analisa Penulis
Saya melihat Tren perlambatan ekonomi tahun 2020 ini dipengaruhi beberapa
factor akibat mewabahnya covid 19. kuartal I perekonomian memang sudah terlihat
melambat namun masih menggeliat. Bulan Januari-Februari, sewaktu COVID-19 di Cina
mulai menghantui perekonomian global, geliat ekonomi di Indonesia masih ada. Tren
Aktivitas ekonomi mulai melambat ketika di konfirmasi kasus positif pertama kalidi
indonesia pada bulan 2 Maret 2020. Memasuki kuartal II, perlambatan ekonomi semakin
terasa, ini juga dipicu oleh Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selama PSBB
Hanya beberapa sektor yang masih boleh dibuka. Pemerintah juga melarang Aktivitas
lain yang melibatkan kumpulan orang dalam jumlah yang banyak .Sekolah tatap muka
diganti dengan school from home, dan para pekerja dihimbau melakukan work from
home. Bisa kita lihat Idul fitri yang identic dengan dengan mudik, dan menjadi penopang
pergerakan ekonomi, kali ini sepi dan diimbau untuk tidak dilakukan. Akibatnya
beberapa factor ini berpengaruh kepada perlambatan ekonomi. Pada Kuartal II kelesuan
ekonomi memang terlihat dari Daya beli masyarakat yang anjlok, produksi terhambat,
sektor jasa juga tak bisa bergerak.
Pemerintah melalui berbagai kebijakannya mengambil Langkah-langkah sebagai
solusi penyelamatan perekonomian Indonesia dengan menggelontorkan beberapa paket
stimulus fiskal dimana yang pertama difokuskan kepada sektor pariwisata yaitu hotel,
restoran, dan kawasan wisata di daerah-daerah. Tidak hanya itu saja, Kemenkeu juga
memberikan empat jenis insentif pajak terkait ketentuan Pajak Penghasilan (PPh) pasal
21, PPh pasal 22 impor, PPh pasal 25 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Insentif PPh
Pasal 2 diberikan kepada pemberi kerja sesuai klasifikasi 440 lapangan usaha yang
tercantum pada lampiran PMK 23/2020. Pemerintah juga meluncurkan program kartu
prakerja yang dilakukan lantaran beberapa sektor industri telah melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja ( PHK). Dengan program kartu prakerja ini diharapkan bisa menjadi
sarana bagi korban PHK meningkatkan skill secara online.

2.6. Kebijakan Pemerintah


Kebijakan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemerintah
adalah: Pemerintah juga melakukan pengaturan ulang fokus (re-focusing) penganggaran
akibat wabah virus corona ini. Menurut menteri keuangan Sri Mulyani, langkah ini
diambil karena anggaran penanganan wabah virus corona belum teralokasi di APBN dan
APBD. Alokasi terebut difokuskan bagi sektor kesehatan dan social.

7
Berbagai kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah di atas merupakan sebuah
usaha untuk mempertahankan kestabilan ekonomi akibat merebaknya wabah virus corona
yang berdampak pada berbagai sektor dan mengakibatkan pelambatan pertumbuhan
ekonomi yang bisa terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
a. Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedangkan langkah penting
yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang
dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada
kegiatan ekonomi yang modern.
b. Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan
infrasturuktur yang modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan
infrastruktur yang berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang,
pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan jaringan
telepon.
c. Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang rendah
menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangakan pembangunan
memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan.
Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat
menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu
dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah
meningkatkan tabungan masyarakat
d. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu maupun
dari segi secara keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang sangat
berguna dalam pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh pendidikan
tinggi cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, jadi semakin
tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
e. Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah
yang konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada tahap mula
dari pembangunan ekonomi perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui
perencanaan pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta
dan pemerintah perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan yang
telah ditentukan

8
BAB III
PENUTUP

3.

3.1. Kesimpulan
Dengan demikian Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional,
Sistem ekonomi terpusat, maupun Sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi yang
diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Campuran. Dalam pembangunan
ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara pemerintah berkewajiban
memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda – beda tergantung dari
tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa
besar pendapatan/ penghasilan dari penduduknya. Jika pendapatan Negara itu
tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika
pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka pertumbuhan ekonominya
juga rendah.
Kondisi Perekonomian Indonesia tahun sebelumnya (2018) dapat
dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan sektor
rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih
baik.

3.2. Saran
Semoga dengan tersusun nya makalah ini dapat menambah pengetahuan
serta menjadi sumber referensi bagi pembacanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://money.kompas.com/read/2020/08/06/122846926/pertumbuhan-ekonomi-
minus-532-persen-sekali-lagi-tolong-kendalikan-pandeminya?page=all
https://www.kompasiana.com/seri78271/5f40bb92097f36455523b442/perubahan-
pertumbuhan-ekonomi-indonesia-masa-pandemi-covid-19?page=all
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200608/9/1250035/pertumbuhan-ekonomi-
indonesia-menuju-fase-negatif-pada-kuartal-ii
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/08/05/1737/-ekonomi-indonesia-triwulan-ii-
2020-turun-5-32-persen.html
https://www.bps.go.id/publication/2019/09/16/7cc68afc43aa0d8b9e8eaf47/laporan-
perekonomian-indonesia-2019.html

10

Anda mungkin juga menyukai