Menciptakan
Iklim Kemudahan Berusaha di Indonesia
Disusun :
Ade Irawan Taufik (NPM: 1806245303)
Arsjad Yusuf (NPM : 180
Arif Widodo (NPM : 180
persoalan lama
Minimnya partisipasi nya waktu dalam
masyarakat dalam Overlapping mengakses
Pungutan liar
penyelenggaraan perizinan perizinan, dan peraturan izin
pelayanan publik yang belum
sederhana
Permasalahan Perizinan
Birokrasi yang terlalu panjang dan memerlukan waktu yang tidak sedikit, biaya dan ditambah banyaknya
pungutan tidak resmi, membuat investor berhati-hati untuk menanamkan modal di Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat ada lima keluhan investor soal hambatan investasi
hambatan izin
Ketersedian pembangunan;
lahan serta kualitas
inkonsistensi Kualitas
infastruktur
peraturan tenaga kerja
pajak
Infographic
Survey Ease of Doing Business (EoDB)
yang dilakukan oleh Bank Dunia
Bagaimana konsep dan bentuk deregulasi dan debirokratisasi dan implikasinya dalam upaya menciptakan iklim k
emudahan berusaha di Indonesia?
Konsepsi Regulasi dan Deregulasi
REGULASI DEREGULASI
Berdasarkan konsepsi deregulasi dan debirokratisasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa
deregulasi dan debirokratisasi memiliki tujuan yang sama demi memudahkan dan mempercepat
proses pembangunan ekonomi dengan memangkas dan mengurangi kebijakan-kebijakan yang
tidak perlu dan tidak cocok (irrelevant regulations) dengan kebutuhan birokrasi terutama pada
bidang ekonomi kemaritiman .
Pada tahun 2015, tahap pertama implementasi kebijakan deregulasi dan debirokratisasi
dilakukan melalui antara lain: a) Mengurangi Peraturan (Deregulasi); b) Mempermudah
Pelayanan Birokrasi (Debirokrasi); dan c) Meningkatkan Penegakan Hukum dan Kepastian
Usaha. Adapun cakupan kegiatan industri yang direlaksasi, di antaranya: a) Kemudahan
Investasi; b) Efisiensi Industri; c) Kelancaran Perdagangan dan Logistik; d) Kepastian
Pengadaan Bahan Baku Sumber Dalam Negeri, terutama untuk sektor pertanian kelautan dan
perikanan, hasil hutan, dan barang tambang
Implikasi Deregulasi dan Debirokratisasi dan Problematika Yang Masih dihadapi
1
Inventarisai regulasi
2
identifikasi masalah dan stakeholders.
4
mencabut yang tidak diperlukan, merevisi yang 5
diperlukan tetapi berkualitas buruk,
mempertahankan yang baik dan diperlukan
Konsep penataan regulasi yang perlu dilakukan pada tahap selanjutnya
4. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah regulasi adalah dengan melakukan penguatan
kelembagaan. Penguatan itu dilakukan dengan cara membentuk suatu organ atau institusi
tunggal (single centered body) pembentuk peraturan perundang-undangan. Gambaran
umum dari organ tersebut, antara lain organ tersebut akan menjadi leader
kementerian/lembaga dalam penyusunan peraturan perundang- undangan
5. Beberapa contoh kelembagaan seperti ini, antara lain Ministry of Government Legislation di
Korea Selatan, The Office of Information and Regulatory Affairs di Amerika Serikat, Cabinet
Legislation Bureau di Jepang, dan The Office of Best Practice Regulation di Australia
Thank you