1
Panduan Penerapan PeSkoran Kinerja Karyawan Berbasis KPI –
Key Performance Indicators
Pengantar
• Pengelolaan kinerja pegawai secara efektif merupakan salah satu
faktor kunci untuk meningkatkan kinerja organisasi.
• Dalam hal ini, pengelolaan kinerja yang efektif mencakup proses
pengukuran hasil kerja pegawai secara obyektif melalui serangkaian
indikator kinerja yang tepat dan terukur.
• Melalui metode KPI, diharapkan proses pembinaan kinerja pegawai
dapat dilakukan dengan optimal, obyektif dan memberikan kontribusi
positif bagi kinerja orgnisasi secara keseluruhan.
2
• Melalui penetapan KPI yang obyektif dan terukur, maka proses
pembinaan kinerja pegawai dapat dilakukan secara lebih transparan
dan sistematis.
• Hasil skor KPI yang obyektif dan terukur juga dapat dijadikan dasar
untuk pemberian reward dan punishment pegawai. Dengan
demikian, pegawai yang kinerjanya lebih bagus akan mendapat
reward, sebaliknya yang kerjanya kurang baik akan mendapat
punishment.
3
Kolom Area Kinerja Utama
Kolom area kinerja utama menunjukkan area-area kunci yang ingin
dilakukan oleh pegawai. Area kinerja utama merujuk pada tugas pokok
yang dilakukan oleh pegawai dalam pekerjaannya. Misal seorang
Manajer SDM memiliki area kinerja dalam aspek : rekrutmen, pelatihan
dan pengembangan, remunerasi, dan pengelolaan biaya pegawai.
4
dikembangkan untuk mendorong sinergi, koordinasi dan kerjasama
yang baik diantara atasan dengan bawahan.
5
Jumlah total bobot harus berjumlah 100. Setiap KPI minimal memiliki
bobot 2.5 dan maksimal 40.
Kolom Target
Kolom target menunjukkan target angka spesifik yang ingin dicapai
oleh pegawai. Pengisian angka dalam kolom target bisa berupa
persentase, rupiah, angka nominal, lama jam, dll tergantung pada jenis
KPI-nya.
Sebagai misal jika KPI-nya adalah persentase pertumbuhan
pendapatan, maka dalam kolom target ditulis angka persen. Kalau KPI-
nya adalah jumlah keluhan pelanggan, maka dalam kolom target ditulis
angka nominal target yang dikehendaki.
Contoh penulisan bobot dan target KPI adalah sbb.
6
Kolom Realisasi
Kolom ini menunjukkan angka realisasi atas pencapaian target yang
telah ditetapkan. Angka realisasi diisi pada akhir tahun berdasar
pencapaian atau realisasi target.
Angka realisasi harus benar-benar didasarkan pada fakta dan data
yang nyata; dan tidak boleh diisi berdasar karangan belaka. Untuk
itu, penting kiranya untuk disusun laporan internal yang memantau
realisasi target KPI. Laporan internal ini semacam Buku Catatan
yang mendokumentasikan pencapaian KPI setiap bulannya.
Angka realisasi KPI menggunakan format yang sesuai target. Jika
target pada format %, maka realisasi juga menggunakan format %.
Jika angka target menggunakan Rupiah, maka angka realisasi juga
menggunakan Rupiah.
Contoh tabel KPI dengan angka realisasi adalah sbb.
7
Kolom Skor
Kolom Skor menunjukkan skor atau nilai yang diperoleh. Ada dua
cara untuk menghitung Skor KPI tergantung TIPE KPI.
Terdapat DUA TIPE KPI.
Tipe KPI yang pertama dalah KPI Maksimal. Artinya pencapaian
semakin tinggi, semakin bagus (higher is better). Misal angka %
pertumbuhan penjuaalan, skor kepuasan pelanggan, tingkkat
penyelesaian program kerja, tingkat akurasi dan ketepatan waktu
penyajian laporan, dan sejenisnya.
o Untuk TIPE KPI MAKSIMAL seperti ini maka penghitungan
skor adalah dengan cara : angka realisasi dibagi angka target
x 100.
8
o Sebagai misal target % penyelesaian penyusunan SOP adalah
100%, sementara pencapaiannya adalah 95 %, maka SKOR
adalah (100/95) x 100 = 95.
o Contoh lain. Misal target penjualan Rp 10 milyar. Realisasi Rp
12 milyar. Maka SKOR adalah (12/10) x 100 = 120.
o Dalam KPI Maksimal ini, bisa terjadi kemungkinan skor diatas
100, sebab pencapaian jauh diatas target.
Tipe KPI yang kedua KPI MINIMAL – artinya pencapaian target KPI
semakin rendah, semakin bagus (lower is better). Misal jumlah
temuan audit, jumlah kecelakaan kerja, atau jumlah produk cacat,
dll.
o Untuk target minimal seperti ini, maka penghitungan skor
adalah dengan cara : angka target dibagi angka realisasi x
100.
o Sebagai misal target jumlah produk cacat = maks
2%/tahun; sementara realisasi adalah 3 %/tahun; maka
skor adalah = (2/3) x 100 = 75.
o Contoh lain. Target KPI Jumlah Kerusakaan Sistem Jaringan
Komputer maksimal 2 kali dalam setahun. Ternyata
realisasi adalah 1, maka Skor KPI = Target/Realisasi x 100
atau 2/1 x 100 = 200.
o Seperti juga KPI Maksimal, dalam KPI Minimal ini juga
dimungkinkan skor diatas 100 jika realisasi KPI jauh
dibawah target yang telah ditetapkan.
9
o Namun demikian, untuk Tipe KPI Minimal ini, ada
sejumlah perusahaan yang menggunakan kebijakan : jika
pencapaian dibawah angka target, maka otomatis skor
adalah 100. Misal Target Temuan Audit ISO maksimal 5.
Ternyata realisasi adalah 3. Maka otomatis skor 100. Tidak
dihitung berdasar rumus.
o Alasan kenapa dibuat kebijakan semacam itu adalah : KPI
Minimal merupakan KPI Negatif. Jika nilanya diatas 100
maka ini akan terkesan seperti memberikan penghargaan
berlebihan terhadap kesalahan. Misal contoh Jumlah
Temudan Audit diatas. Jika menggunakan rumus, maka
skor-nya adalah 5/3 x 100 = 166. Ini tentu terasa agak
kurang afdol, kenapa ada 3 temuan namun dinilai 166
(jauh diatas skor 100).
Selain Tipe KPI Maksimal dan KPI Minimal, ada juga rumus
perhitungan Skor KPI yang ketiga, yakni jika angka target KPI adalah
0. Misal : Jumlah kecelakaan kerja target 0. Atau jumlah fraud = 0.
Untuk KPI dengan target 0 ini maka dibutuhkan cara khusus, dan
tidak sama dengan cara penghitungan skor KPI Maksimal ataupun
KPI Minimal.
Sebab angka target 0 tidak bisa dihitung dengan rumus. Misal target
angka kecelakaan kerja = 0; lalu realisasinya ada 2. Maka rumusnya
adalah 0/2 = tidak terhitung (tidak terhingga).
10
Karena itu, jika ada KPI dimana angka targetnya adalah 0 maka cara
penghitungan skornya adalah dengan menyusun Norma Skala Skor
terlebih dahulu.
Misal susunan skala skor-nya adalah sbb :
o Jumlah kecelakaan kerja= 0, maka skor 100.
o Jumlah kecelakaan kerja = 1, maka skor 75.
o Jumlah kecelakaan kerja =2, skor 50.
o Jumlah kecelakaan kerja = 3, skor 25
o Jumlah kecelakaan kerja lebih dari 3, skor 0.
Misal susunan skala skor yang lainnya adalah sbb :
o Jumlah kesalahan input data = 0, maka skor 100.
o Jumlah kesalahan input data = 1 -5, maka skor 90.
o Jumlah kesalahan input data = 6 - 10, maka skor 80.
o Jumlah kesalahan input data = 11 - 15, maka skor 70.
o Jumlah kesalahan input data = 16 – 20, maka skor 60.
o Jumlah kesalahan input data diats 20, maka skor 50.
11
Contoh hasil pengisian Skor KPI adalah sebagai berikut :
12
Sementara KPI lainnya adalah Tipe KPI Maksimal (higher is better).
Skornya semua diperoleh dengan cara menerapkan rumus seperti
yang telah diuraikan diatas.
13
Skor Akhir (dalam contoh diatas skor akhir adalah 93) ini kemudian
dijadikan dasar oleh Bagian HRD untuk menentukan kenaikan gaji
dan besarnya bonus tahunan jika ada.
Misal Bagian HRD menyusun kebijakan sebagai berikut.
o Skor KPI > 100, maka kenaikan gaji 12%
o Skor KPI 90 – 99, maka kenaikan gaji 10%
o Skor KPI 80 – 89, maka kenaikan gaji 8%
o Skor KPI 70 – 79, maka kenaikan gaji 6%
o Skor KPI dibawah 70, maka kenaikan gaji 0%
14
o Skor KPI > 100, maka bonus 3 kali gaji
o Skor KPI 90 – 99, maka bonu 1,5 x gaji
o Skor KPI 80 – 89, maka bonus 1 x gaji
o Skor KPI 70 – 79, maka bonus 0,5 x gaji
o Skor KPI dibawah 70, maka bonus 0 x gaji
15