Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DINAMIKA KEBIJAKAN PUBLIK


Mata Kuliah Kebijakan Publik
Dosen Pembimbing : Agustan, S.Pd., M.Pd.

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Damianto [1701401006]
Indah Sari [1701401027]
Nurul Kurnia [1701401038]
Wiwi Mutmainnah Syam [1701401051]
Sarmila [1701401004]
Nona Balalimbu [1701401043]
Yulia Kurais [1701401040]

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, Segala puji hanya milik Allah Subhana Wa


Ta’ala, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Sholawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wa Salam. Berkat rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah kebijakan publik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
dinamika pada kebijakan publik yang kami sajikan dari berbagai sumber
informasi dan referensi. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan pertolongan dari Allah Subhana Wa Ta’ala. akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman
Universitas Cokroaminoto. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami menerima berbagai saran
maupun kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Palopo, 07 September 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI….......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang................................................................................ 1
1.2. Rumusan masalah........................................................................... 1
1.3. Tujuan penulisan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Dinamika Kebijakan Publik............................................................ 2
2.2. Proses Analisis Kebijakan Publik.................................................... 5
2.3. Pelaksanaan Kebijakan Publik........................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..................................................................................... 10
3.2. Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA…............................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebijakan publik dalam kepustakaan internasional disebut dengan public
policy. Terdapat banyak ahli yang memberikan gambaran dan definisi tentang
kebijakan publik. Thomas R Dye (dalam Budi Winarno, 2002:15)
menyatakan bahwa : “kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan”. Kebijakan publik dibuat
dalam rangka untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan dan
sasaran tertentu yang diinginkan. Kebijakan publik ini berkaitan dengan apa
yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang
ingin dilakukan.
Setiap kebijakan publik yang telah dipilih pemerintah tentu harus bersifat
objektif agar tujuan yang ingin dicapai tergambar jelas. Tentu selalu ada
tindakan yang “mengiringi” dari semua kebijakan yang telah dipilih, baik itu
tindakan politis, ekonomi, hukum, sosial, pendidikan dan lain sebagainya.
Harus diakui bahwa dalam setiap proses kebijakan publik selalu akan terbuka
kemungkinan terjadinya perbedaan antara apa yang “diharapkan” oleh
pembuat kebijakan dengan apa yang “nyatanya” dicapai sebagai hasil atau
kinerja dari pelaksanaan kebijakan. Sederhananya adalah setiap kebijakan
publik mengandung resiko untuk gagal.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas yaitu bagaimanakah dinamika
kebijakan publik.

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk memahami dan mengetahui bagaimana dinamika pada kebijakan
publik yang terjadi, serta untuk menambah pengetahuan umum dan
menganalisa pengetahuan serta kemampuan kami.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dinamika Kebijakan Publik


Banyak sekali definisi tentang kebijakan publik. Sebagian besar ahli
memberi pengertian kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau
ketetapan pemerintah untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap akan
membawa pengaruh positif bagi kehidupan warga negaranya. Bahkan dalam
pengertian yang lebih luas kebijakan publik pertama kali diartikan sebagai
“apapun yang dipilih oleh pemerintah apakah untuk dilakukan atau tidak
dilakukan”. Apa yang dikemukakan diatas merujuk ke semua keputusan
pemerintah untuk memutuskan atau tidak memutuskan sesuatu atas masalah
yang dihadapinya. Menurutnya, kebijakan pemerintah tidak hanya merujuk
kepada apa yang dilakukan dan diputuskan oleh pemerintah untuk dilakukan,
tatapi ketika pemerintah tidak melakukan tindakan apapun atas isu yang
berkembang juga merupakan kebijakan publik dari pemerintah.
Dari beberapa definisi kebijakan publik di atas, dapat dikatakan bahwa
kebijakan publik merupakan:
1) Keputusan atau aksi bersama yang dibuat oleh pemilik wewenang
(pemerintah);
2) Berorientasi pada kepentingan publik dengan dipertimbangkan secara
matang terlebih dahulu baik buruknya dampak yang ditimbulkan;
3) Untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu;
4) Dari hasil diskusi kelas menghasilkan “kebijakan publik adalah aksi
pemerintah dalam mengatasi masalah dengan memperhatikan untuk siapa,
untuk apa, kapan, dan bagaimana.

Kebijakan publik tidak didefinisikan sebagai sesuatu yang ditetapkan


secara tiba-tiba dan tanpa sesuatu sebab atau sebagai sesuatu yang aksidental,
tetapi kebijakan publik adalah tindakan atau keputusan pemerintah untuk
merespon tekanan-tekanan untuk kemudian diambil tindakan tersebut.

2
Kebijakan publik bisa dilihat sebagai sebuah fenomena gerakan sosial:
1) Kebijakan publik adalah membangun masyarakat secara terarah melalui
pemakaian kekuasaan (doelbewuste vormgeving aan de samenleving door
middle van machtsuitoefening).
2) Amir Santoso mengemukakan pandangannya mengenai Kebijakan Publik
yakni :
 Pertama adalah pendapat para ahli yang menyamakan kebijaksanaan
publik dengan tindakan-tindakan pemerintah. Mereka cenderung untuk
menganggap bahwa semua tindakan pemerintah dapat disebut sebagai
kebijaksanaan publik.
 Kedua adalah pendapat dari para ahli yang memberikan perhatian
khusus pada pelaksanaan kebijaksanaan.
3) Dalam kaitan ini termasuk definisi yang dikemukakan oleh Thomas R.
Dye sebagai berikut : Public Policy is whatever govertments choose to do
(semua pilihan atau tindakan apa pun yang diakukan oleh pemerintah baik
untuk melakukan sesuatu ataupun pilihan untuk tidak melakukan sesuatu).
4) Selanjutnya Nakamura dan Smallwood mengemukakan pendapat bahwa :
Kebijakanaan negara adalah serentetan instruksi/pemerintah dari para
pembuat kebijaksanaan yang ditujukan kepada para pelaksana
kebijaksanaan yang menjelaskan tujuan-tujuan serta cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut.
5) Berkaitan dengan pendapat di atas, Edwards dan Sharkansky mengatakan
bahwa : Kebijaksanaan negara adalah apa yang dikatakan dan apa yang
dilakukan oleh pemerintah atau apa yang tidak dilakukannya. itu adalah
tujuan-tujuan sasaran-sasaran dari program-program pelaksanaan niat dan
peraturan-peraturan.
6) Parker, salah seorang ahli analisis kebijaksanaan publik menyebutkan
bahwa : Kebijaksanaan negara itu adlah suatu tujuan tetentu atau
serangkaian asas tertentu atau tindakan yang dilaksanakan oleh
pemerintah pada suatu waktu tertentu dalam kaitannya dengan sesuatu
subyek atau sebagai respon terhadap suatu keadan yang krisis.

3
7) William N. Dunn merumuskan kebijaksanaan publik sebagai berikut :
Kebijaksanaan Publik (Public Policy) adalah pedoman yang berisi nilai-
nilai dan norma-norma yang mempunyai kewenangan untuk mendukung
tindakan-tindakan pemerintah dalam wilayah yurisdiksinya
Kebijakan publik dibuat dalam rangka untuk memecahkan masalah dan untuk
mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang diinginkan. Kebijakan publik ini
berkaitan dengan apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan
sekedar apa yang ingin dilakukan. Nugroho, (2003:99) lebih lanjut
menyimpulkan bahwa tujuan dari kebijakan publik meliputi empat hal yaitu:
1) Mendistribusikan sumber daya Negara kepada masyarakat, termasuk
alokasi, realokatif, dan redistribusi, versus mengabsorbsi atau menyerap
sumber daya kedalam Negara,
2) Regulative versus deregulatif,
3) Dinamisasi versus stabilisasi,
4) Memperkuat Negara versus memperkuat masyarakat/pasar.

Memahami dinamika kebijakan publik berarti memahami perubahannya.


Fokus tersebut terletak pada perumusan kebijakan dan proses implementasi
kebijakan. Tidak semua sistem itu dinamis, tapi dinamika bisa terjadi dalam
suatu sistem. Robert Jervis mendefinisikan sistem sebagai serangkaian unit
elemen yang saling berhubungan sehingga perubahan dalam satu elemen akan
merubah keseluruhan sistem tersebut (Jervis, 1997: 6). Terkait dengan
dinamika, terdapat sistem yang terbuka dan sistem yang tertutup. Sistem yang
tertutup yakni sistem yang responsif terhadap perubahan yang diawali dari
dalam sistem itu sendiri. Sistem yang terbuka ialah sistem yang reponsif tidak
hanya dari dalam tetapi juga dari lingkungan di sekitarnya. Pada sistem
terbuka, dinamika terjadi secara fleksibel.
Dalam kebijakan publik, dinamika terjadi dalam usaha melakukan
kesetimbangan di dalam elemennya. Elemen-eleman yang terkandung
dalam kebijakan publik berdasarkan paparan pendapat-pendapat ahli tersebut
meliputi hal-hal sebagai berikut yaitu:
1) Selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu,

4
2) Berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah,
3) Apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan bukan apa yang
bermaksud akan dilakukan,
4) Bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah mengenai suatu masalah)
dan bersifat negatif (keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan
sesuatu), dan
5) Kebijakan publik (positif), selalu berdasarkan pada peraturan perundang-
undangan tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif).
Irfan Islamy (2001:17) mengemukakan : “kebijakan sebagai suatu taktik dan
strategi untuk mencapai suatu tujuan oleh karena itu suatu dinamika
kebijakan memuat tiga elemen yaitu :
1) Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai
2) Taktik dan strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3) Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara
nyata dari strategi atau taktik.
Namun, Harus pula diakui bahwa dalam setiap proses kebijakan publik selalu
akan terbuka kemungkinan terjadinya perbedaan (gap) antara apa yang
“diharapkan” oleh pembuat kebijakan dengan apa yang “nyatanya” dicapai
sebagai hasil atau kinerja dari pelaksanaan kebijakan. Sederhananya adalah
setiap kebijakan publik mengandung resiko untuk gagal.
Kegagalan kebijakan tentu terjadi karena 2 (dua) hal, pertama tidak
terimplementasikan dan kedua implementasi yang tidak berhasil. Tidak
terimplementasikan berarti bahwa suatu kebijakan tidak dilaksanakan sesuai
dengan rencana, dimana ada kemungkinan terjadi bargaining
(perundingan,tawar-menawar) politik, tidak menguasai permasalahan, tidak
ada koordinasi dan lain sebagainya.

2.2. Proses Analisis Kebijakan Publik


Proses kebijakan baru dimulai ketika para pelaku kebijakan mulai sadar
bahwa adanya situasi permasalahan, yaitu situasi yang dirasakan adanya
kesulitan atau kekecewaan dalam perumusan kebutuhan, nilai dan

5
kesempatan( Ackoff dalam Dunn,2000:121). Dunn (2000-21) berpendapat
bahwa metodologi analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur umum
yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah manusia: definisi, prediksi,
preskripsi, deskripsi, dan evaluasi. Dalam analisis kebijakan prosedur-
prosedur tersebut memperoleh nama-nama khusus, yakni:
1) Penyusunan Agenda
Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam
realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk
memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam
agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil mendapatkan
status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda
publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya
publik yang lebih daripada isu lain.
2) Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas
oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk
kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah
tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam
agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing
slternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil
untuk memecahkan masalah.
3) Adopsi/ Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur
oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah.
Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah yang
sah.Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan
dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang
membantu anggota mentolerir pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat
dikelola melalui manipulasi simbol-simbol tertentu. Di mana melalui
proses ini orang belajar untuk mendukung pemerintah.

6
4) Penilaian/ Evaluasi Kebijakan
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak. Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai
suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh
proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi
tahap perumusan masalh-masalah kebijakan, program-program yang
diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi,
maupun tahap dampak kebijakan.
Dalam analisis kebijakan publik paling tidak meliputi tujuh langkah dasar.
Ketujuh langkah tersebut adalah:
1) Formulasi Masalah Kebijakan
Untuk dapat mengkaji sesuatu masalah publik diperlukan teori, informasi
dan metodologi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
Sehingga identifikasi masalah akan tepat dan akurat, selanjutnya
dikembangkan menjadi policy question yang diangkat dari policy issues
tertentu. Teori dan metode yang diperlukan dalam tahapan ini adalah
metode penelitian termasuk evaluation research, metode kuantitatif, dan
teori-teori yang relevan dengan substansi persoalan yang dihadapi, serta
informasi mengenai permasalahan yang sedang dilakukan studi.
2) Formulasi Tujuan
Suatu kebijakan selalu mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah
publik. Analis kebijakan harus dapat merumuskan tujuan-tujuan tersebut
secara jelas, realistis dan terukur. Jelas, maksudnya mudah dipahami,
realistis maksudnya sesuai dengan nilai-nilai filsafat dan terukur
maksudnya sejauh mungkin bisa diperhitungkan secara nyata, atau dapat
diuraikan menurut ukuran atau satuan-satuan tertentu.
3) Penentuan Kriteria
Analisis memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai
alternatif-alternatif. Hal-hal yang sifatnya pragmatis memang diperlukan
seperti ekonomi (efisiensi, dsb) politik (konsensus antar stakeholders,

7
dsb), administratif ( kemungkinan efektivitas, dsb) namun tidak kalah
penting juga hal-hal yang menyangkut nilai-nilai abstrak yang
fundamental seperti etika dan falsafah (equity, equality, dsb)
4) Penyusunan Model
Model adalah abstraksi dari dunia nyata, dapat pula didefinisikan sebagai
gambaran sederhana dari realitas permasalahan yang kompleks sifatnya.
Model dapat dituangkan dalam berbagai bentuk yang dapat digolongkan
sebagai berikut: Skematik model ( contoh: flow chart), fisikal model
(contoh: miniatur), game model (contoh: latihan pemadam kebakaran),
simbolik model (contoh: rumus matematik). Manfaat model dalam
analisis kebijakan publik adalah mempermudah deskripsi persoalan secara
struktural, membantu dalam melakukan prediksi akibat-akibat yang
timbul dari ada atau tidaknya perubahan-perubahan dalam faktor
penyebab.
5) Pengembangan Alternatif
Alternatif adalah sejumlah alat atau cara-cara yang dapat dipergunakan
untuk mencapai, langsung ataupun tak langsung sejumlah tujuan yang
telah ditentukan. Alternatif-alternatif kebijakan dapat muncul dalam
pikiran seseorang karena beberapa hal: (1) Berdasarkan pengamatan
terhadap kebijakan yang telah ada. (2) Dengan melakukan semacam
analogi dari suatu kebijakan dalam sesuatu bidang dan dicoba
menerapkannya dalam bidang yang tengah dikaji, (3) merupakan hasil
pengkajian dari persoalan tertentu.
6) Penilaian Alternatif
Alternatif-alternatif yang ada perlu dinilai berdasarkan kriteria
sebagaimana yang dimaksud pada langkah ketiga. Tujuan penilaian
adalah mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektivitas
dan fisibilitas tiap alternatif dalam pencapaian tujuan, sehingga diperoleh
kesimpulan mengenai alternatif mana yang paling layak , efektif dan
efisien. Perlu juga menjadi perhatian bahwa, mungkin suatu alternatif
secara ekonomis menguntungkan, secara administrasi bisa dilaksanakan
tetapi bertentangan dengan nilai-nilai sosial atau bahkan mempunyai

8
dampak negatif kepada lingkungan. Maka untuk gejala seperti ini perlu
penilaian etika dan falsafah atau pertimbangan lainnya yang mungkin
diperlukan untuk bisa menilai secara lebih obyektif.
7) Rekomendasi kebijakan
Penilaian atas alternatif-alternatif akan memberikan gambaran tentang
sebuah pilihan alternatif yang tepat untuk mencapai tujuan-kebijakan
publik. Tugas analis kebijakan publik pada langkah terakhir ini adalah
merumuskan rekomendasi mengenai alternatif yang diperhitungkan dapat
mencapai tujuan secara optimum. Rekomendasi dapat satu atau beberapa
alternatif, dengan argumentasi yang lengkap dari berbagai faktor penilaian
tersebut. Dalam rekomendasi ini sebaiknya dikemukakan strategi
pelaksanaan dari alternatif kebijakan yang yang disodorkan kepada
pembuat kebijakan publik.

2.3. Pelaksanaan Kebijakan Publik


Dalam pelaksanaannya, kebijakan publik ini harus diturunkan dalam
serangkaian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku internal
dalam birokrasi. Sedangkan dari sisi masyarakat, yang penting adalah adanya
suatu standar pelayanan publik, yang menjabarkan pada masyarakat apa
pelayanan yang menjadi haknya, siapa yang bisa mendapatkannya, apa
persyaratannnya, juga bagaimana bentuk layanan itu. Hal ini akan mengikat
pemerintah (negara) sebagai pemberi layanan dan masyarakat sebagai
penerima layanan. Fokus politik pada kebijakan publik mendekatkan kajian
politik pada administrasi negara, karena satuan analisisnya adalah proses
pengambilan keputusan sampai dengan evaluasi dan pengawasan termasuk
pelaksanaannya. Dengan mengambil fokus ini tidak menutup kemungkinan
untuk menjadikan kekuatan politik atau budaya politik sebagai variabel bebas
dalam upaya menjelaskan kebijakan publik tertentu sebagai variabel terikat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dinamika pasti terjadi dalam suatu sistem, dinamika dipengaruhi baik dari
internal maupun eksternal suatu sistem. Pada sistem terbuka, dinamika terjadi
secara fleksibel. Dalam kebijakan publik, dinamika terjadi dalam usaha
melakukan kesetimbangan di dalam elemennya. Salah satu dinamika demi
kesetimbangan diproyeksikan dalam skema ‘iron triangle’. Suatu kebijakan
publik pasti memiliki momentum sebagai pergerakan dalam mencapai tujuan,
sekaligus memberi dorongan pada pemangku kepentingannya. Kebijakan
publik itu harus didiskusikan terlebih dahulu karena kebijakan publik itu
terkait dengan agenda perumusan permasalahan. Akan tetapi tidak menutup
kepentingan bahwa kebijakan publik juga mengalami pengulangan (repetisi)
yang berpotensi menghambat atau mempercepat perumusan agenda
permasalahan. hampir setiap kebijakan yang mencakup hal-hal penting akan
dikaitkan dengan suatu sistem sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang
kompleks. Dan dalam hal ini, simulasi komputer dianggap sebagai alat bantu
yang tepat dalam memproyeksikan desain kebijakan alternatif.

3.2. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang dinamika kebijakan publik dan dapat
membantu dalam menyusun pembelajaran di kelas.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekeliruan untuk itu saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah
di masa mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Eugene Bardach. 2005. Policy Dynamics dalam Michael Moran, Martin Rein,
Robert Gooding, “Handbook of Foreign Policy”., hlm. 336

http://beritamusi.co.id/2018/12/05/dinamika-implementasi-kebijakan-publik/
https://steemit.com/life/@nazaruddin/dinamika-kebijakan-publik-dynamics-of-
public-policy-aba4143664b2f

11

Anda mungkin juga menyukai