Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBIJAKAN PUBLIK

Dosen Pengampu:
Dana Aswadi S.Pd. M.Pd

Disusun Oleh:
Ahmad Rafiq 2210411210046

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK UNIVERSITAS LAMBUNG

MANGKURAT BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT , yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibuat dengan berbagai pengetahuan dan bantuan
dari berbagai pihak yang telah membantu sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini sehingga saya
dapat menyelesaikannya dengan baik dan lancar.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 31 Oktober 2022

Ahmad Rafiq

[2]
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Kebijakan Publik yang Ideal..............................................................6
2.1.1 Tiga Unsur Kepentingan Nasional..........................................6
2.1.2 Perbedaan Kebijakan yang Ideal dan Menyimpang...............7
2.2 Kebijakan Sebagai Intervensi Pemerintah.......................................10
2.2.1 Sudut Pandang Kebijakan Publik.........................................10
2.3 Model-model Implementasi Kebijakan............................................12
2.3.1 Menurut Donald Van metter dan Carl Van Horm................12
2.3.2 Model C. Edwards III (1980)................................................14
2.3.3 SOP Implementator...............................................................21
BAB III PENUTUP...............................................................................................24
3.1 Kesimpulan......................................................................................24
3.2 Saran.................................................................................................25
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................26

[3]
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebijakan publik atau public policy yang merupakan aktivitas pemerintah untuk
memecahkan masalah yang terjadi di tengah masyarakat, baik secara langsung maupun melalui
berbagai lembaga pemerintah. Kebijakan publik menurut hemat saya adalah keputusan-
keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar
yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang mengikat publik maka
kebijakan publik haruslah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat
dari publik atau orang banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas
nama rakyat banyak. Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara
yang di jalankan oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam negara
modern adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh
negara untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.
Terminologi kebijakan publik menunjuk pada serangkaian peralatan pelaksanaan yang
lebih luas dari peraturan perundang-undangan, mencakup juga aspek anggaran dan struktur
pelaksana. Siklus kebijakan publik sendiri bisa dikaitkan dengan pembuatan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Bagaimana keterlibatan publik dalam setiap
tahapan kebijakan bisa menjadi ukuran tentang tingkat kepatuhan negara kepada amanat rakyat
yang berdaulat atasnya.
Selanjutnya, setelah kebijakan publik dibuat, publik harus mengetahui apa yang
menjadi agenda kebijakan atau dengan kata lain, apa persoalan yang ingin diselesaikan dan apa
prioritasnya, apakah publik diperbolehkan memberi masukan yang berpengaruh terhadap isi
kebijakan publik yang akan dilahirkan.
Dalam makalah ini kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu kebijakan publik
baik dari segi pengertian, ciri-ciri, atapun proses terbentuknya kebijakan publik.

[4]
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Publik menurut para ahli?
2. Apa saja ciri-ciri Kebijakan Publik?
3. Apa saja Jenis Kebijakan Publik?
4. Apa saja Aliran yang ada dalam Kebijakan Publik
5. Bagaimana proses atau tahapan terbentuknya Kebijakan Publik?

1.2 Tujuan Penlitian


1. Untuk menjelaskan apa kebijakan publik menurut para ahli
2. Untuk menjelaskan apa saja ciri-ciri Kebijakan Publik
3. Untuk menjelaskan jenis jenis kebijakan publik
4. Untuk menjelaskan aliran yang ada dalam kebijakan publik
5. Untuk menjelaskan bagaimana proses terbentuknya Kebijakan Publik

[5]
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan Publik Menurut Para Ahli

A. Robert Eyestone (1971;18),


Eyestone mengatakan bahwa secara luas kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai
“hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya”. Konsep ini mengandung
pengertian yang sangat luas dan kurang pasti karena apa yang dimaksud kebijakan publik
dapat mencakup banyak hal.

B.Pressman dan Widavsky sebagaimana dikutip Budi Winarno(2002: 17)


mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi
awal dan akibat-akibat yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus dibedakan dengan
bentuk-bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta. Hal ini dipengaruhi oleh
keterlibatan faktor-faktor bukan pemerintah. Robert Eyestone sebagaimana dikutip Leo
Agustino (2008 : 6) mendefinisikan kebijakan publik sebagai “hubungan antara unit
pemerintah dengan lingkungannya”. Banyak pihak beranggapan bahwa definisi tersebut
masih terlalu luas untuk dipahami, karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat
mencakup banyak hal.

C.Thomas R Dye sebagaimana dikutip Islamy (2009: 19)


mendefinisikan kebijakan publik sebagai “ is whatever government choose to do or
not to do” ( apapaun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan).
Definisi ini menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai perwujudan “tindakan”
dan bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat publik semata. Di
samping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan kebijakan
publik karena mempunyai pengaruh (dampak yang sama dengan pilihan pemerintah untuk
melakukan sesuatu.

D.David Easton sebagaimana dikutip Leo Agustino (2009: 19)


memberikan definisi kebijakan publik sebagai “ the autorative allocation of values
for the whole society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem

[6]
politik(pemerintah) yang secara sah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya dan pilihan
pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu diwujudkan dalam bentuk
pengalokasian nilai-nilai. Hal ini disebabkan karena pemerintah termasuk ke dalam
“authorities in a political system” yaitu para penguasa dalam sistem politik yang terlibat
dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai tanggungjawab dalam suatu maslaha
tertentu dimana pada suatu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan di kemudian
hari kelak diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu.

E.Menurut Widodo (2002: 190)


di dalam praktiknya kebijakan publik yang baik harus mengandung beberapa unsur.
Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sebuah kebijakan selalu memiliki tujuan atau berorientasi kepada sebuah tujuan
tertentu.
2. Sebuah kebijakan akan berisi tindakan atau pola tindakan dari pejabat pemerintah.
3. Sebuah kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pejabat pemerintah.
Bukan sesuatu yang akan dilakukan.
4. Sebuah kebijakan publik akan bersifat positif atau “merupakan pemerintah perihal
suatu masalah tertentu”. Juga bersifat negatif atau “keputusan pejabat pemerintah
untuk tidak melakukan suatu tindakan tertentu”.
5. Kebijakan publik yang bersifat positif selalu berdasarkan pada peraturan
perundangan tertentu. Peraturan tersebut bersifat memaksa atau otoritatif.

F.Charles Lindblom (1968)


Charles Lindblom (1968) dalam Wahab (1997) menuturkan bahwa pembuatan
kebijakan publik (public policy-making) pada hakekatnya merupakan proses politik yang
amat kompleks dan analitis dimana tidak mengenal saat dimulai dan diakhirinya, dan batas-
batas dari proses itu sesungguhnya yang tidak pasti. Serangkaian kekuatan-kekuatan yang
agak kompleks itulah yang kita sebut sebagai pembuatan kebijakan publik yang kemudian
membuahkan hasil yang disebut Kebijakan. Sejalan dengan pendapat di atas, bahwa
kebijakan merupakan suatu fenomena kompleks yang terdiridari sejumlah keputusan yang
dibuat oleh sejumlah individu dan organisasi pemerintah pemerintah.

[7]
2.2 Ciri-Ciri Kebijakan Publik

Wahab (2002) mengemukakan ciri-ciri kebijakan publik yaitu ciri-ciri khusus yang melekat
pada kebijakan publik bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan oleh orang-orang
yang memiliki wewenang dalam sistem politik, misalnya pada para ketua adat, ketua suku, eksekutif,
legislator, hakim, administrator, dan lain sebagainya.
Mereka itulah yang bertanggungjawab atas urusan-urusan politik tersebut dan berhak untuk
mengambil tindakan-tindakan tertentu, sepanjang tindakan tersebut masih berada dalam batas-batas
peran dan kewenangan merekalah Oleh karena itu ciri-ciri kebijakan publik sebagaimana yang
terdapat dalam Wahab (2002:6) adalah:
a. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan daripada perilaku
atau tindakan serba acak dan kebetulan, melainkan tindakan yangdirencanakan.
b. Kebijakan publik hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling berkaitan dan
berpola mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan pejabat pemerintah bukan merupakan
keputusan yang berdiri sendiri. Misalnya : kebijakan tidak hanya mencakup keputusan untuk
membuat Undang-Undang dalam bidang tertentu, akan tetapi diikuti pula keputusan-
keputusan yang berkaitan dengan implementasi dan pemaksaan pemberlakuannya.
c. Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang-bidang
tertentu, dalam arti setiap kebijakan pemerintah itu diikuti dengan tindakan-tindakan konkrit.
d. Kebijakan publik berbentuk positif maupun negatif, dalam bentuk positf kebijakan
mencangkup beberapa bentuk tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk mempengaruhi
masalah tertentu, sementara itu bentuk yang negatif, kebijakan meliputi keputusan para
pejabat-pejabat pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan apapun dalam
masalah-masalah dimana campur tangan pemerintah justru diperlukan.

2.3 Jenis-Jenis kebijakan Publik


Anderson (1970) mengelompokkan jenis-jenis kebijakan publik sebagai berikut :
a. Subtantive and procedural Policies
Subtantive policy dilihat dari subtansi masalah yang dihadapi oleh pemerintah, sedangakan
procedural policy dilihat dari pihak-pihak yang terlibat dalam perumusannya
(policystakeholders).
b. Distributif, redistributif, and Regulatory Policies
 Distributif Policy adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian
pelayanan/keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok atau
perusahaan-perusahaan.
[8]
 Redistributif policies adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan
alokasi kekayaan, pemilikan atau hak-hak.
 Regulatory Policy adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang
pembatasan/pelarangan terhadap perbuatan/tindakan.
c. Material Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/penyediaan sumber-sumber material
yang nyata bagi penerimanya.
d. Public Goods and Private Goods Policies
Public goods policy adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-
barang/pelayanan-pelayanan oleh pemerintah untuk kepentingan orang banyak.Private goods
policy adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayanan-
pelayanan oleh pihak swasta, untuk kepentingan individu-individu (perorangan) di pasar
bebas dengan imbalan biaya tertentu.

Adapun bentuk kebijakan publik yang di buat oleh pemerintah kota dapat diamati menurut
sifatnnya, antara lain:

a) Kebijakan Distributif
Kebijakan distributive adalah kebijakan dan program-program yang dibuat oleh pemerintah
dengan tujuan untuk mendorong kegiatan di sektor swasta atau kegiatan-kegiatan masyarakat
yang membutuhkan intervensi pemerintah dalam bentuk subsidi atau sejenisnya dimana
kegiatan tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya campur tangan pemerintah tersebut.
Kebijakan distributif memberikan barang dan jasa kepada anggota organisasi, termasuk juga
membagikan biaya barang/jasa diantara anggota organisasi. Misalnya kebijakan pemerintah
dalam pendidikan dan pembangunan jalan raya.Subsidi yang diberikan oleh pemerintah biasa
mengambil beberapa bentuk Cash atau Inkind (hadiah, pinjaman dengan bunga lunak,
penurunan pajak, dsb.).
b) Regulasi untuk Kompetisi yang Efektif
Kompetisi telah lama dipercaya sebagai cara yang paling efisien untuk mengoperasikan,
mengorganisasi dan mendisiplinkan pasar. Pasar yang kompetitif akan menciptakan
persebaran sumberdaya secara fair dan efisien tanpa perlu untuk dikendalikan secara
terpusat. Beberapa keuntungan dari kompetisi adalah:
 Memastikan sumber daya, produk dan layanan dialokasikan kepada pihak yang
paling banyak memilikinya (efisiensialokatif)

[9]
 Memaksa pelaku pasar untuk menggunakan sumber daya yang langkah seproduktif
mungkin(efisiensiproduktif).
 Mendorong pelaku pasar untuk berinovasi dan berinvestasi pada waktu yang tepat
(efisiensidinamis)

c) Kebijakan Distributif
Kebijakan distributif adalah kebijakan dalam mengalokasikan pelayanan atau manfaat
terhadap segmen tertentu dari masyarakat individu, kelompok, perusahaan dan masyarakat.
Kebijakan distributif biasanya melibatkan penggunaan dana publik untuk membantu
kelompok, masyarakat atau perusahaan tertentu. Kebijakan distributif ditandai dengan
pengenaan paksaan secara tidak langsung (kemungkinan pengenaan paksaan fisik sangat
jauh), tetapi kebijakan itu diterapkan secara langsung terhadap individu. Individu dapat
menarik manfaat dari kebijakan itu, walaupun tidak dikenakan paksaan kepada individu
untuk meggunakannya.

[10]
[11]
[12]

Anda mungkin juga menyukai