Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Nama : Elfira Puspita Wardani


NPM : 212110050
Kelas : Ilmu Hukum – Reguler B
Dosen Pengampu :Rudi Antoni, S.H.,M.H.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Hukum dan Kebijakan Publik

guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan Kebijakan Publik program studi Ilmu Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun

susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para

pembaca.

Bandar Lampung, 16 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………….... i


Kata Pengantar .……………………………….……………………………. ii
Daftar Isi .………………………………….………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………….………………………......... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Kebijakan Publik ………………….…………………… 3

B. Ciri – ciri Kebijakan Publik …………………………….…….…….. 3

C. Tingkat – Tingkat Kebijakan Publik ………….…………….............. 4

D. Sistem Kebijakan Publik………...…………………………………… 5

E. Tahap – tahap Proses Kebijakan Publik …………………………….. 5


F. Peran Informasi dalam Pembuatan Kebijakan Publik ………………. 5
G. Agenda Setting………………………………………………………. 6
H. Monitoring Kebijakan Publik ……………………………………….. 7
I. Perumusan Kebijakan Publik ……………………………………….. 8

BAB III KESIMPULAN


Kesimpulan ……………………………………………………………… 9
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hukum dan kebijaksanaan publik merupakan variabel yang memiliki keterkaitan yang
sangat erat, sehingga telaah tentang kebijakan pemerintah semakin dibutuhkan untuk
dapat memahami peranan hukum saat ini. Kebutuhan tersebut semakin dirasakan
berseiring dengan semakin meluasnya peranan pemerintah memasuki bidang kehidupan
manusia, dan semakin kompleksnya persoalan – persoalan ekonomi, sosial dan politik. Di
samping itu, peraturan hukum juga berperan untuk membantu pemerintah dalam usaha
menemukan alternative kebijaksanaan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu kewenangan karena dibuat oleh
sekelompok individu yang mempunyai kekuasaan yang sah dalam sebuah sistem
pemerintahan. Keputusan akhir yang telah ditetapkan memiliki sifat yang mengikat bagi
para pelayan publik atau public servant untuk melakukan tindakan kedepannya.
Kebijakan publik menjadi faktor penting dalam pencapaian penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.

Hal tersebut bergantung kepada setiap kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan oleh


pemerintah dan dampak yang dirasakan oleh objek kebijakan tersebut. Sering kali
kebijakan publik yang dilaksanakan tidak berpihak kepada rakyat dan justru hanya
menguntungkan pihak-pihak tertentu. Maka dari itu, kebijakan publik yang dikeluarkan
oleh pemerintah harus memiliki keberpihakan kepada rakyat dan memang ditujukan
untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang berada di tengah - tengah masyarakat.

Pada dasarnya kebijakan publik merupakan suatu rangkaian kegiatan yang umumnya
dipikirkan, didesain, dirumuskan, dan diputuskan oleh para pemangku kebijakan.
Walaupun dalam suatu siklus kebijakan publik telah dilakukan tetapi fakta di lapangan
sering menunjukan bahwa kebijakan tersebut gagal untuk mencapai sasaran. Kebijakan
publik sebagai proses yang krusial seringkali dicampuri oleh unsur-unsur politik
kepentingan yang dibawa oleh pihak tertentu. Sehingga baik 2 dalam perumusan maupun
pelaksanaan kebijakan, dapat melenceng dari apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh
masyarakat.

Begitu banyak masalah yang timbul dalam masyarakat setiap harinya, hal tersebut
menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui suatu kebijakan
publik. Salah satunya adalah tentang masalah pembangunan, baik secara fisik maupun
non-fisik. Pembangunan keduanya sangat penting bagi masyarakat karena keduanya
saling mendukung keberhasilan satu dengan lainnya. Walaupun pada kenyataannya
sering kali terjadi ketimpangan antar keduanya. Ketimpangan ini yang menjadikan
efektifitas suatu kebijakan menurun dan dapat menjadi faktor kegagalan suatu kebijakan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis – Jenis Kebijakan Publik

Menurut James A. Anderson tahun 1970 menjelaskan jenis – jenis kebijakan public
yaitu :
a. Substantive and Procedural Policies
Substantive policy adalah kebijakan yang dilihat dari substansi masalah yang
dihadapi oleh pemerintah. Sedangkan Procedural policy adalah kebijakan yang dilihat
dari pihak – pihak yang terlibat dalam perumusannnya.
b. Distributive, Redistributive and Regulatory Policies
Distributive Policy yaitu Kebijakan yang mengatur tentang pemberian
pelayanan/keuntungan kepada individu, kelompok, atau perusahaan. Redistributive
Policy yaitu Kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi kekayaan,
pemilikan, atau hak-hak. Regulatory Policy yaitu Kebijakan yang mengatur tentang
pembatasan/ pelarangan terhadap perbuatan/tindakan.
c. Material Policy yaitu Kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/ penyediaan
sumber-sumber material yang nyata bagi penerimanya.
d. Public Goods and Private Goods Policies
Public Goods Policy adalah Kebijakan yang mengatur tentang penyediaan
barang/pelayanan oleh pemerintah untuk kepentingan orang banyak. Private Goods
Policy adalah Kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang/pelayanan oleh
pihak swasta, untuk kepentingan individu di pasar bebas dengan imbalan biaya
tertentu.

B. Ciri – ciri Kebijakan Publik

Ciri – ciri kebijakan public yaitu


1. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan dari pada
sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan kebetulan. Kebijaksanaan negara
dalam politik modern bukanlah merupakan tindakan yang serba kebetulan, melainkan
tindakan yang direncanakan.
2. Tindakan-tindakan yang saling berkait dan berpola yg mengarah pada tujuan tertentu
yang dilakukan oleh pejabatpejabat pemerintah dan bukan merupakan
keputusankeputuasan yang berdiri sendiri.
3. Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dilakukan pemerintah dalam
bidang-bidang tertentu.
4. Kebijakan publik bisa berbentuk positip bisa berbentuk negative

C. Tingkat – Tingkat Kebijakan Publik

Menurut Lembaga Administrasi Negara tahun 1997, tingkat – tingkat kebijakan public
adalah
1. Lingkup Nasional
a. Kebijakan nasional adalah kebijakan Negara yang bersifat fundamental dan
strategis dalam pencapaian tujuan nasional. Yang berwenang dalam kebijakan
nasional yaitu MPR, Presiden dan DPR.
b. Kebijakan Umum yaitu Kebijakan Presiden sebagai pelaksanan UUD, TAP MPR,
UU, untuk mencapai tujuan nasional. Yang memiliki wewenang dalam kebijakan
nasional ini adalah Presiden.
c. Kebijakan Pelaksanaan merupakan penjabaran dari kebijakan umum sebagai
strategi pelaksanaan tugas di bidang tertentu. Yang berwenang adalah
Menteri/setingkat menteri dan pimpinan LPND
2. Lingkup Wilayah
a. Kebijakan Umum Kebijakan Pemda sebagai pelaksanaan azas desentralisasi
dalam rangka mengatur urusan RT Daerah. Yang berwenang: Gubernur dan
DPRD Provinsi untuk Daerah Provinsi dan Bupati/Walikota untuk Daerah
Kab./Kota.
b. Kebijakan Pelaksanaan ada tiga macam yaitu
1. Desentralisasi realisasi pelaksanaan Perda
2. Dekonsentrasi pelaksanaan nasional di Daerah
3. Tugas Pembantuan pelaksanaan tugas Pemerintah Pusat di Daerah yang
diselelnggarakan oleh Pemda.

D. Sistem Kebijakan Publik

Menurut Bintoro Tjokroadijojo dan Mustopadidjaja AR, Tahun 1998, Sistem Kebijakan
Publik adalah keseluruhan pola kelembagaan dalam pembuatan kebijakan publik yang
melibatkan hubungan di antara 4 elemen, yaitu

1. Input adalah Masalah Kebijakan Publik, timbul karena faktor lingkungan kebijakan
publik yaitu keadaan yang melatar belakangi atau peristiwa yang menyebabkan
timbulnya “masalah kebijakan publik”
2. Process (proses): Pembuatan Kebijakan Publik, bersifat politis, dalam proses tersebut
terlibat berbagai kelompok kepentingan yang berbeda-beda bahkan ada yang saling
bertentangan.
3. Output: Kebijakan Publik, serangkaian tindakan yang dimaksudkan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu
4. Impacts (dampak), yaitu dampaknya terhadap kelompok sasaran (target groups)

E. Tahap – tahap Proses Kebijakan Publik

1. Perumusan Kebijakan Publik: tahap ini mulai dari perumusan masalah sampai dengan
dipilihnya alternatif untuk direkomendasikan dan disahkan oleh pejabat yang
berwenang.
2. Implementasi Kebijakan Publik Tiga bentuk kebijakan publik dilihat dari
implementasinya (Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja AR, 1988):
1. Kebijakan langsung 2. Kebijakan tidak langsung 3. Kebijakan campuran
3. Monitoring Kebijakan Publik
4. Evaluasi Kebijakan Publik
F. Peran Informasi dalam Pembuatan Kebijakan Publik

Menurut William N. Dunn dalam Bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik
Tahun 1994, Suatu disiplin Ilmu Sosial Terapan yang menggunakan berbagai macam
metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan mentransformasikan informasi
yang relevan dengan kebijakan yang digunakan dalam lingkungan politik tertentu untuk
memecahkan masalah kebijakan.

Syarat – syarat informasi yang baik Menurut Kumorotomo dan Agus Margono adalah :
1. Ketersediaan
2. Mudah dipahami
3. Relevan
4. Bermanfaat
5. Tepatwaktu
6. Keandalan
7. Akurat
8. Konsisten

G. Agenda Setting

Beberapa Pengertian mengenai Agenda Setiing :


a. Menurut Cobb dan Elder, Agenda sistematik adalah terdiri atas isu-isu yang
dipandang secara umum oleh anggota masyarakat politik sebagai pantas mendapat
perhatian pemerintah dan mencakup masalah yang berada dalam kewenangan setiap
tingkat pemerintah masing-masing.
b. Menurut Howlett dan Ramesh, tahun 1995, Agenda Setting adalah suatu tahap
sebelum perumusan kebijakan dilakukan, yaitu bagaimana issues muncul pada agenda
pemerintah yang perlu ditindak-lanjuti dan diharapkan agar pemerintah segera
mengambil tindakan, ternyata pemerintah tidak bertindak sesuai dengan keinginan
masyarakat.
c. Menurut John Kingdon, tahun 1995, Agenda Setting adalah suatu daftar subyek atau
masalah dimana para pejabat pemerintah dan masyarakat di luar pemerintah yang ada
kaitannya dengan pejabat tersebut, memberikan perhatian pada masalah tersebut.

Tiga prasyarat agar isu kebijakan masuk agenda sistematik, menurut Cobb dan Elder
adalah
a. Isu itu memperoleh perhatian yang luas atau sekurang-kurangnya menumbuhkan
kesadaran masyarakat.
b. Adanya persepsi atau pandangan masyarakat bahwa perlu dilakukan beberapa
tindakan untuk memecahkan masalah itu.
c. Adanya persepsi yang sama dari masyarakat bahwa masalah itu merupakan kewajiban
dan tanggung jawab yang sah dari pemerintah untuk memecahkannya.

H. Monitoring Kebijakan Publik

Monitoring adalah proses kegiatan pengawasan terhadap implementasi kebijakan yang


meliputi keterkaitan antara implementasi dan hasilhasilnya (outcomes). Monitoring
bukan sekedar pengumpulan informasi, karena monitoring memerlukan adanya
keputusan-keputusan, tentang tindakan apa yang akan dilakukan apabila terjadi
penyimpangan dari yang telah ditentukan. Tujuan Monitoring adalah Compliance
(kepatuhan), auditing (pemeriksaan), accounting (akuntansi) dan explanation
(penjelasan).

Evaluasi kebijakan adalah suatu pengkajian secara sistematik dan empiris terhadap akibat
dari suatu kebijakan dan program pemerintah dan kesesuaiannya dengan tujuan yang
hendak dicapai oleh kebijakan tersebut.

Evaluasi kebijakan selalu melibatkan para birokrat, politisi, dan juga seringkali
melibatkan pihak-pihak diluar pemerintah. Evaluasi kebijakan merupakan aktivitas
ilmiah yang perlu dilakukan oleh para pembuat kebijakan di dalam tubuh birokrasi
pemerintah.

Bentuk – bentuk evaluasi kebijakan adalah


1. Evaluasi administrative
2. Evaluasi yudisial
3. Evaluasi politis

I. Perumusan Kebijakan Publik

Proses Kebijakan (Policy Process) adalah mengkaji proses penyusunan kebijakan, mulai
dari identifikasi dan perumusan masalah, implementasi kebijakan, monitoring kebijakan
serta evaluasi kebijakan. Analisis Kebijakan (Policy Analysis) adalah meliputi penerapan
metode dan teknik analisis yang bersifat mulitidisiplin dalam proses kebijakan.

Faktor – factor strategis yang berpengaruh dalam perumusan kebijakan adalah


1. Factor politik
2. Factor ekonomi
3. Factor administrative
4. Factor teknologi
5. Factor social, budaya, dan agama
6. Factor pertahanan dan keamanan

Langkah – langkah proses perumusan kebijakan public yaitu :


1. Perumusan Masalah Kebijakan
2. Perumusan Tujuan/Sasaran
3. Perumusan Alternatif
4. Perumusan Model
5. Perumusan Kriteria
6. Penilaian Alternatif
BAB III
KESIMPULAN

Hukum dan kebijaksanaan publik merupakan variabel yang memiliki keterkaitan yang
sangat erat, sehingga telaah tentang kebijakan pemerintah semakin dibutuhkan untuk
dapat memahami peranan hukum saat ini. Kebutuhan tersebut semakin dirasakan
berseiring dengan semakin meluasnya peranan pemerintah memasuki bidang kehidupan
manusia, dan semakin kompleksnya persoalan – persoalan ekonomi, sosial dan politik. Di
samping itu, peraturan hukum juga berperan untuk membantu pemerintah dalam usaha
menemukan alternative kebijaksanaan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Pada dasarnya kebijakan publik merupakan suatu rangkaian kegiatan yang umumnya
dipikirkan, didesain, dirumuskan, dan diputuskan oleh para pemangku kebijakan.
Walaupun dalam suatu siklus kebijakan publik telah dilakukan tetapi fakta di lapangan
sering menunjukan bahwa kebijakan tersebut gagal untuk mencapai sasaran. Kebijakan
publik sebagai proses yang krusial seringkali dicampuri oleh unsur-unsur politik
kepentingan yang dibawa oleh pihak tertentu. Sehingga baik 2 dalam perumusan maupun
pelaksanaan kebijakan, dapat melenceng dari apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh
masyarakat.

Begitu banyak masalah yang timbul dalam masyarakat setiap harinya, hal tersebut
menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui suatu kebijakan
publik. Salah satunya adalah tentang masalah pembangunan, baik secara fisik maupun
non-fisik. Pembangunan keduanya sangat penting bagi masyarakat karena keduanya
saling mendukung keberhasilan satu dengan lainnya. Walaupun pada kenyataannya
sering kali terjadi ketimpangan antar keduanya. Ketimpangan ini yang menjadikan
efektifitas suatu kebijakan menurun dan dapat menjadi faktor kegagalan suatu kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai