Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI-TEORI KEBIJAKAN PUBLIK


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Kebijakan
Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Imam Tabroni, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Iklima Hasanah (0106.1801.010)
Resty Hasby Laelillah (0106.1801.023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA


DINI
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DR. KHEZ.
MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah bejudul “Teori-teori Kebijakan Publik” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan di
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini pada STAI DR. KHEZ.
Muttaqien. Selanjutnya, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Imam Tabroni, M.Pd.I. selaku dosen pengampu untuk mata kuliah
Analisis Kebijakan Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 09 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Teori Kebijakan Publik ................................................................................. 3
B. Urgensi Kebijakan Publik ............................................................................. 4
C. Tahap-tahap Kebijakan Publik ...................................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan yang berhubungan dengan publik disebut dengan kebijakan
publik (Sirajuddin, 2016). Kebijakan publik lahir dari adanya kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Pembuat kebijakan publik
disebut dengan stakeholder. Stakeholder dalam pembuatan kebijakan publik
adalah pemerintah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan azaz kepentingan masyarakat. Kebijakan publik dimaknai sebagai
sebuah hubungan dalam mencapai sasaran dan tujuan dari hasil akhir kegiatan
yang di selenggarakan oleh pemerintah (Coryanata, 2011).
Terbitnya kebijakan publik dilandasi kebutuhan untuk penyelesaian
masalah yang terjadi di masyarakat. Kebijakan publik ditetapkan oleh para
pihak (stakeholders), terutama pemerintah yang diorientasikan pada
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori kebijakan publik?
2. Apa urgensi kebijakan publik?
3. Bagaimana tahap-tahap kebijakan publik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori kebijakan publik
2. Untuk mengetahui urgensi kebijakan publik
3. Untuk mengetahui tahap-tahap kebijakan publik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Kebijakan Publik
Kebijakan adalah sebuah instrumen pemerintah, bukan saja dalam arti
government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula gevernance
yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik. Kebijakan pada intinya
merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara
langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, finansial
dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk,
masyarakat atau warga negara. Kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi,
kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideology dan
kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara.
Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt, 1973 dalam Leo Agustino (2006:6) dalam
perspektif mereka mendefinisikan kebijakan publik sebagai keputusan tetap yang
dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkah laku dari mereka
yang membuat dan dari mereka mematuhi keputusan.
Adapun dari Carl Friedrich, 1969 dalam Leo Agustino (2006:7) yang
mengatakan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang
diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan
terutama dimana terdapat hambatan-hambatan dan kemungkinan-kemungkinan
dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk
mencapai tujuan yang dimaksud.
Menurut Bridgman dan Davis, 2005 dalam Edi Suharto (2007:3)
menerangkan kebijakan publik pada umumnya mengandung pengertian mengenai
“whatever government choose to do or not to do”. Artinya, kebijakan publik
adalah “apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak
dilakukan”. Sedangkan menurut Hogwood dan Gunn, 1990 Edi Suharto (2007:4)
menyatakan bahwa kebijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerintah
yang didesain untuk mencapai hasil-hasil tertentu. Ini tidak berarti bahwa makna
“kebijakan” hanyalah milik atau dominan pemerintah saja. Organisasi-organisasi
non-pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Sosial
(Misalnya Karang Taruna, Pendidikan Kesejahtraan Keluarga/PKK) dan lembaga-
lembaga sukarela lainnya memiliki kebijakan-kebijakan pula.
Menurut Bridgeman dan Davis, 2004 dalam Edi Suharto (2007:5)
menerangkan bahwa kebijakan publik setidaknya memiliki tiga dimensi yang
saling bertautan, yakni sebagai tujuan (objective), sebagai pilihan tindakan yang
legal atau sah secara hukum (authoritative choice), dan sebagai hipotesis
(hypothesis).
1. Kebijakan publik sebagai tujuan
Kebijakan publik pada akhirnya menyangkut pencapaian publik.
Artinya, kebijakan publik adalah serangkaian tindakan pemerintah yang
didesain untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh publik
sebagai konstituen pemerintah.
2. Kebijakan publik sebagai pilihan tindakan yang legal
Pilihan tindakan dalam kebijakan bersifat legal atau otoritatif
karena dibuat oleh lembaga yang memiliki legitimasi dalam sistem
pemerintahan. Keputusan itu mengikat para pegawai negri untuk
bertindak atau mengarahkan pilihan tindakan atau kegiatan seperti
menyiapkan rancangan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk
dipertimbangkan oleh parlemen atau mengalokasikan anggaran guna
mengimplementasikan program tertentu.
3. Kebijakan publik sebagai hipotesis
Kebijakan dibuat berdasarkan teori, model atau hipotesis mengenai
sebab dan akibat. Kebijakan-kebijakan senantiasa bersandar pada asumsi-
asumsi mengenai prilaku. Kebijakan selalu mengandung insentif yang
mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Kebijakan juga selalu
memuat disensetif yang mendorong orang tidak melakukan sesuatu.
Kebijakan harus mampu menyatukan perkiraan-perkiraan mengenai
keberhasilan yang akan dicapai dan mekanisme mengatasi kegagalan
yang mungkin terjadi.
Dalam kaitanya dengan definisi-definisi tersebut di atas maka dapat
disimpulkan beberapa karakteristik utama dari suatu definisi kebijakan publik.
Pertama, pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan
yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada prilaku yang berubah atau
acak. Kedua, kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola
kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang
terpisah-pisah. Ketiga, kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya
dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau
menawarkan perumahan rakyat, bukan apa yang dimaksud dikerjakan atau akan
dikerjakan. Keempat, kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif.
Secara positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas
dalam menangani suatu permasalahan, secara negatif, kebijakan publik dapat
melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan suatu
tindakan atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks tersebut
keterlibatan pemerintah amat diperlukan. Kelima, kebijakan publik paling tidak
secara positif, didasarkan pada hukum dan merupakan tindakan yang bersifat
memerintah.
B. Urgensi Kebijakan Publik
Untuk melakukan studi kebijakan publik merupakan studi yang bermaksud
untuk menggambarkan, menganalisis, dan menjelaskan secara cermat berbagai
sebab dan akibat dari tindakan-tindakan pemerintah. Studi kebijakan publik
menurut Thomas R. Dye, sebagaimana dikutip Sholichin Abdul Wahab (Suharno:
2010: 14) sebagai berikut:
“Studi kebijakan publik mencakup menggambarkan upaya kebijakan
publik, penilaian mengenai dampak dari kekuatankekuatan yang
berasal dari lingkungan terhadap isi kebijakan publik, analisis
mengenai akibat berbagai pernyataan kelembagaan dan proses-proses
politik terhadap kebijakan publik; penelitian mendalam mengenai
akibat-akibat dari berbagai kebijakan politik pada masyarakat, baik
berupa dampak kebijakan publik pada masyarakat, baik berupa
dampak yang diharapkan (direncanakan) maupun dampak yang tidak
diharapkan.”
Sholichin Abdul Wahab sebagaimana dikutip Suharno (2010: 16- 19) dengan
mengikuti pendapat dari Anderson (1978) dan Dye (1978) menyebutkan beberapa
alasan mengapa kebijakan publik penting atau urgen untuk dipelajari, yaitu:
1. Alasan Ilmiah
Kebijakan publik dipelajari dengan maksud untuk memperoleh
pengetahuan yang luas tentang asal-muasalnya, proses perkembangannya,
dan konsekuensi-konsekuensinya bagi masyarakat. Dalam hal ini
kebijakan dapat dipandang sebagai variabel terikat (dependent variable)
maupun sebagai variabel independen (independent variable). Kebijakan
dipandang sebagai variabel terikat, maka perhatian akan tertuju pada
faktor-faktor politik dan lingkungan yang membantu menentukan
substansi kebijakan atau diduga mempengaruhi isi kebijakan piblik.
Kebijakan dipandang sebagai variabel independen jika focus perhatian
tertuju pada dampak kebijakan tertuju pada sistem politik dan lingkungan
yang berpengaruh terhadapo kebijakan publik.
2. Alasan professional
Studi kebijakan publik dimaksudkan sebagai upaya untuk menetapkan
pengetahuan ilmiah dibidang kebijakan publik guna memecahkan
masalah-masalah sosial sehari-hari.
3. Alasan Politik
Mempelajari kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar
pemerintah dapat menempuh kebijakan yang tepat guna mencapai tujuan
yang tepat pula.
C. Tahap-tahap Kebijakan Publik
Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena
melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu
beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik
membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap.
Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji
kebijakan publik. Namun demikian, beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap
ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik menurut William
Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007: 32-34 adalah sebagai berikut:
1. Tahap penyusunan agenda
Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada
agenda publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu
untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa
masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap
ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah
yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah
karena alasanalasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
2. Tahap formulasi kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh
para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk
kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut
berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy
alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan
masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan
yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-
masing actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan
masalah terbaik.
3. Tahap adopsi kebijakan
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para
perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan
tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus
antara direktur lembaga atau putusan peradilan.
4. Tahap implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika
program tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh
badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat
bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit
administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan
manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling
bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para
pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain munkin akan
ditentang oleh para pelaksana.
5. Tahap evaluasi kebijakan
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih
dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-
kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang
telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan
atau belum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan beberapa karakteristik utama dari suatu definisi
kebijakan publik. Pertama, pada umumnya kebijakan publik perhatiannya
ditujukan pada tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu
daripada prilaku yang berubah atau acak. Kedua, kebijakan publik pada
dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah daripada keputusan yang terpisah-pisah. Ketiga, kebijakan publik
merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh pemerintah dalam
mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau menawarkan perumahan
rakyat, bukan apa yang dimaksud dikerjakan atau akan dikerjakan. Keempat,
kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif,
kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas dalam
menangani suatu permasalahan, secara negatif, kebijakan publik dapat
melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan suatu
tindakan atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks tersebut
keterlibatan pemerintah amat diperlukan. Kelima, kebijakan publik paling
tidak secara positif, didasarkan pada hukum dan merupakan tindakan yang
bersifat memerintah.
Sholichin Abdul Wahab sebagaimana dikutip Suharno (2010: 16- 19)
dengan mengikuti pendapat dari Anderson (1978) dan Dye (1978)
menyebutkan beberapa alasan mengapa kebijakan publik penting atau urgen
untuk dipelajari, yaitu:
1. Alasan Ilmiah
2. Alasan Professional
3. Alasan Politik
Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn sebagaimana dikutip
Budi Winarno (2007: 32-34 adalah sebagai berikut:
1. Tahap penyusunan agenda
2. Tahap formulasi kebijakan
3. Tahap adopsi kebijakan
4. Tahap implementasi kebijakan
5. Tahap evaluasi kebijakan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijaksanaan Publik. Bandung : CV.
Alfabeta.
Desrinelti, dkk. 2021. Kebijakan Publik: Konsep Pelaksanaan. Jurnal Riset
Tindakan Indonesia.
Ramdhani, Abdullah dan Muhammad Ali Ramdhani. 2017. Konsep Umum
Pelaksanaan Kebijakan Publik. Jurnal Publik.
Suharno. 2010. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta : UNY Press.
Suharto, Edi. 2007. Modal Sosial dan Kebijakan Publik. Tersedia di
http://www.scribd/doc.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik : Teori dan proses. Yogyakarta : Med
Press (Anggota IKAPI).

Anda mungkin juga menyukai