Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN PUBLIK

Tugas Untuk Memenuhi Matakuliah Teori dan Strategi Kebijakan Negara

Dosen Pengempu : Dr. Agustinus M,Pd

Disusun oleh :

 Seka Andriani (201410090311034)


 Bima Krisnayasa S (201410090311037)
 Try Agung Handaya P (2014110090311038)

PROGRAM STUDI CIVIC HUKUM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AJARAN 2015
PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada
tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai
keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik haruslah dibuat oleh otoritas politik,
yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang banyak, umumnya melalui suatu
proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak. Selanjutnya, kebijakan publik
akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di jalankan oleh birokrasi pemerintah.
Adapun pengertian kebijakan public menurut beberapa sudut pandang beberapa tokoh,
(Mustopadidjaja, 2002) kebijakan public adalah sauatu keputusan yang dimaksudkan untuk
tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan
instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, sudut pandang lain
menurut Hakim (2003) mengemukakakn bahwa studi kebijakan public mempelajari
keputusan-keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu maslah yang menjadi perhatian
public.

Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern adalah pelayanan publik, yang
merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau
meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak. Menyeimbangkan peran negara yang
mempunyai kewajiban menyediakan pelayan publik dengan hak untuk menarik pajak dan
retribusi; dan pada sisi lain menyeimbangkan berbagai kelompok dalam masyarakat dengan
berbagai kepentingan serta mencapai amanat konstitusi.

Setiap sistem politik pada dasarnya memproduksi kebijakan publik. Dan sistem politik itu
bisa berupa negara, propinsi, kabupaten/kota, desa, bahkan RT dan RW. "Institusi" seperti
ASEN, EU, PBB dan WTO adalah sistem politik juga, yang dapat disebut supra-negara.

Kebijakan publik tidak selalu dilakukan oleh birokrasi (saja), melainkan dapat pula
dilaksanakan oleh perusahaan swasta, LSM ataupun masyarakat langsung. Misalnya, suatu
sistem politik dapat memutuskan untuk memberantas nyamuk. Sistem politik itu dapat
memerintah --tentu saja disertai kompensasi-- sebuah perusahaan swasta untuk melakukan
penyemprotan nyamuk.
TERMINOLOGI KEBIJAKAN

Terminologi kebijakan publik menunjuk pada serangkaian peralatan pelaksanaan yang


lebih luas dari peraturan perundang-undangan, mencakup juga aspek anggaran dan struktur
pelaksanaan. Siklus kebijakan publik sendiri bisa dikaitkan dengan pembuatan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Bagaimana keterlibatan publik dalam setiap
tahapan kebijakan bisa menjadi ukuran tentang tingkat kepatuhan negara kepada amanat
rakyat yang berdaulat atasnya. Dapatkah publik mengetahui apa yang menjadi agenda
kebijakan, yakni serangkaian persoalan yang ingin diselesaikan dan prioritasnya, dapatkah
publik memberi masukan yang berpengaruh terhadap isi kebijakan publik yang akan
dilahirkan. Begitu juga pada tahap pelaksanaan, dapatkah publik mengawasi penyimpangan
pelaksanaan, juga apakah tersedia mekanisme kontrol publik, yakni proses yang
memungkinkan keberatan publik atas suatu kebijakan dibicarakan dan berpengaruh secara
signifikan.

Kebijakan publik menunjuk pada keinginan penguasa atau pemerintah yang idealnya
dalam masyarakat demokratis merupakan cerminan pendapat umum (opini publik). Untuk
mewujudkan keinginan tersebut dan menjadikan kebijakan tersebut efektif, maka diperlukan
sejumlah hal: pertama, adanya perangkat hukum berupa peraturan perundang-undangan
sehingga dapat diketahui publik apa yang telah diputuskan; kedua, kebijakan ini juga harus
jelas struktur pelaksana dan pembiayaannya; ketiga, diperlukan adanya kontrol publik, yakni
mekanisme yang memungkinkan publik mengetahui apakah kebijakan ini dalam
pelaksanaannya mengalami penyimpangan atau tidak.

Dalam masyarakat autoriter kebijakan publik adalah keinginan penguasa semata,


sehingga penjabaran di atas tidak berjalan. Tetapi dalam masyarakat demokratis, yang kerap
menjadi persoalan adalah bagaimana menyerap opini publik dan membangun suatu
kebijakan yang mendapat dukungan publik. Kemampuan para pemimpin politik untuk
berkomunikasi dengan masyarakat untuk menampung keinginan mereka adalah satu hal,
tetapi sama pentingnya adalah kemampuan para pemimpin untuk menjelaskan pada
masyarakat kenapa suatu keinginan tidak bisa dipenuhi. Adalah naif untuk mengharapkan
bahwa ada pemerintahan yang bisa memuaskan seluruh masyarakat setiap saat, tetapi adalah
otoriter suatu pemerintahan yang tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi
dan berusaha mengkomunikasikan kebijakan yang berjalan maupun yang akan
dijalankannya. dalam pendekatan yang lain kebijakan publik dapat dipahami dengan cara
memilah dua konsepsi besarnya yakni kebijakan dan publik. Terminologi kebijakan dapat
diartikan sebagai pilihan tindakan diantara sejumlah alternatif yang tersedia. artinya
kebijakan merupakan hasil menimbang untuk selanjutnya memilih yang terbaik dari pilihan-
pilihan yang ada. dalam konteks makro hal ini kemudian diangkat dalam porsi pengambilan
keputusan.

PELAKSANAAN KEBIJAKAN PUBLIK

Dalam pelaksanaannya, kebijakan publik ini harus diturunkan dalam serangkaian


petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku internal dalam birokrasi. Sedangkan
dari sisi masyarakat, yang penting adalah adanya suatu standar pelayanan publik, yang
menjabarkan pada masyarakat apa pelayanan yang menjadi haknya, siapa yang bisa
mendapatkannya, apa persyaratannnya, juga bagaimana bentuk layanan itu. Hal ini akan
mengikat pemerintah (negara) sebagai pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima
layanan.

Fokus politik pada kebijakan publik mendekatkan kajian politik pada administrasi
negara, karena satuan analisisnya adalah proses pengambilan keputusan sampai dengan
evaluasi dan pengawasan termasuk pelaksanaannya. Dengan mengambil fokus ini tidak
menutup kemungkinan untuk menjadikan kekuatan politik atau budaya politik sebagai
variabel bebas dalam upaya menjelaskan kebijakan publik tertentu sebagai variabel terikat

OPINI PUBLIK

Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesa dari pedapat dan
diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan.
Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa.

Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya


(numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority). Subyek opini publik
adalah masalah baru yang kontroversial dimana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan
yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/ gagasan baru.
Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori:
1.pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini
2.penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik
pada suatu permasalahan
3.deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik
4.kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar
opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

Terdapat beberapa konsep mengenai implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh


beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102) mendefinisikan
implementasi kebijakan publik sebagai: ”Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organisasi
publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-
keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah
keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu
maupun dalam rangka melanjutkan usah-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar
dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan”.

Anderson (1978:25) mengemukakan bahwa: ”Policy implementation is the


application by government`s administrative machinery to the problems.Kemudian Edward III
(1980:1) menjelaskan bahwa: “policy implementation,… is the stage of policy making
between establishment of a policy…And the consequences of the policy for the people whom
it affects”.
Berdasakan penjelasan di atas, Tachjan (2006i:25) menyimpulkan bahwa
implementasi kebijakan publik merupakan proses kegiatan adminsitratif yang dilakukan
setelah kebijakan ditetapkan dan disetujui. Kegiatan ini terletak di antara perumusan
kebijakan dan evaluasi kebijakan. Implementasi kebijakan mengandung logika top-down,
maksudnya menurunkan atau menafsirkan alternatif-alternatif yang masih abstrak atau makro
menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau mikro.
Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses
kebijakan. Artinya implementasi kebijakan menentukan keberhasilan suatu proses kebijakan
dimana tujuan serta dampak kebijakan dapat dihasilkan. Pentingnya implementasi kebijakan
ditegaskan oleh pendapat Udoji dalam Agustino (2006:154) bahwa: “The execution of
policies is as important if not more important than policy making. Policy will remain dreams
or blue prints jackets unless they are implemented”.
Agustino (2006:155) menerangkan bahwa implementasi kebijakan dikenal dua
pendekatan yaitu: “Pendekatan top down yang serupa dengan pendekatan command and
control (Lester Stewart, 2000:108) dan pendekatan bottom up yang serupa dengan
pendekatan the market approach (Lester Stewart, 2000:108). Pendekatan top
down atau command and control dilakukan secara tersentralisasi dimulai dari aktor di tingkat
pusat dan keputusan-keputusan diambil di tingkat pusat. Pendekatan top down bertolak dari
perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh
pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administratur atau birokrat yang berada pada
level bawah (street level bureaucrat)”.
Bertolak belakang dengan pendekatan top down, pendekatan bottom up  lebih
menyoroti implementasi kebijakan yang terformulasi dari inisiasi warga masyarakat.
Argumentasi yang diberikan adalah masalah dan persoalan yang terjadi pada level daerah
hanya dapat dimengerti secara baik oleh warga setempat. Sehingga pada tahap
implementasinya pun suatu kebijakan selalu melibatkan masyarakat secara partisipastif.
Tachjan (2006i:26) menjelaskan tentang unsur-unsur dari implementasi kebijakan yang
mutlak harus ada yaitu:

1.      Unsur pelaksana


Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan yang diterangkan Dimock & Dimock dalam
Tachjan (2006i:28) sebagai berikut: ”Pelaksana kebijakan merupakan pihak-pihak yang
menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis
serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan keputusan, perencanaan,
penyusunan program, pengorganisasian, penggerakkan manusia, pelaksanaan operasional,
pengawasan serta penilaian”.
2.      Adanya program yang dilaksanakan serta
Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan-tindakan riil yang
dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek.
3.      Target group atau kelompok sasaran.
Unsur yang terakhir adalah target group atau kelompok sasaran, Tachjan (2006i:35)
mendefinisikan bahwa: ”target group yaitu sekelompok orang atau organisasi dalam
masyarakat yang akan menerima barang atau jasa yang akan dipengaruhi perilakunya oleh
kebijakan”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kelompok sasaran
dalam konteks implementasi kebijakan bahwa karakteristik yang dimiliki oleh kelompok
sasaran seperti: besaran kelompok, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman, usia serta
kondisi sosial ekonomi mempengaruhi terhadap efektivitas implementasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.facebook.com/permalink.php/
story_fbid=290609801138208&id=161272167405306

http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/teori-kebijakan-publik.html

http://arenakami.blogspot.com/2012/06/implementasi-kebijakan-george-edward.html
http://hykurniawan.wordpress.com/2012/02/16/implementasi-kebijakan-publik-aspek-
komponen-aktifitas-dan-tahapan/

Anda mungkin juga menyukai