Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran
strategis

atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang
mengikat

publik maka kebijakan publik haruslah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima
mandat

dari publik atau orang banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama

rakyat banyak. Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di
jalankan

oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern adalah pelayanan

publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan olch negara untuk mempertahankan
atau

meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak. Menyeimbangkan peran negara yang mempunyai

kewajiban menyediakan pelayanan publik dengan hak untuk menarnk pajak dan retribust, dan pada

sisi lain menyeimbangkan berbagai kelompok dalam masyarakat dengan berbagai kepentingan serta

mencapal amanat konstitusi.

Banyak sckali definisi mengenai kebijakan publik. Sebagian besar ahli memberi pengertian

kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau ketetapan pemerintah untuk melakukan

suatu tindakan yang dianggap akan membawa dampak baik bagi kehidupan warganya. Bahkan,
dalam

pengertian yang lebih luas, kebijakan publik sering diartikan sebagai apa saja yang dipilih oleh
pemerintah

untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Seperti kata Bridgman dan Davis (2004), sering kali, kebijakan

publik tidak lebih dari pengertian mengenai whatever government choose to do or mot lo do.

Terkadang kebijakan publik menunjuk pada istilah atau konsep untuk menjelaskan pilihan

Pilihan tinadakan tertentu yang sangat khas atau spesink, seperti kepada bidang-bidang tertentu
dalam

sektor-sektor fasilitas umum, transportasi, pendidikan, kesehatan, perumahan, atau kesejahteraan.

Urusan-urusan yang menyangkut kelistrikarn, air, jalan raya, sekolah, rumah sakit, perumahan
rakyat,

dan lembaga-lembaga rehabilitasi sosial merupakan beberapa contoh yang termasuk dalam bidang

kebijakan publik. Sebagai contoh, kebijakan sosial secara ringkas dapat diartikan sebagai salah satu

bentuk kebijakan publik yang mengatur urusan kesejahteraan. Kebijakan kesehatan secara khusus
sejatinya adalah kebijakan yang menyangkut kesehatan warga negara.

Beragam pengertian mengenai kebijakan publik ini tidak bisa dihindarkan, karena kata

merupakan penjelasan ringkas yangberupaya untuk menerangkan berbagai

kegatan mulai dari pembuatan keputusan-keputusan, Penerapan, dan evaluasnya. Telah banyak

upaya untuk mendeinisikan kebijakan publik secara teEAs dan jelas, namun pengertiannya etap

saja menyentuh wilayah-wilayah yang sering kali tumpang tindih, ambigu, dan luas. Beberapa

kalangan mendefinisi kan kebijakan publik hanya sebatas dokumen-dokumen resmi, seperti

perundang- undangan dan peraturan pemerintah. Sebagian lagi, mengartikan kebijakan publik

sebagai pedoman, acuan, strategi, dan kerangka tindakan yang dipiih atau ditetapkan sebagai

garis besar (roadmap) pemerintah dalam melakukan kegiatan pembangunan.

Setiap perundang-undangan dapat mencerminkan suatu kebijakan, namun tidak setiap

kebijakan diwujudkan dalam bentuk perundang-undangan. Hogwood dan Gunn (190)

menyatakan bahwa kebijakan publik ada

kat tindakan pemerintan yan8 saun

untuk mencapai hasil-hasil tertentu. Ini tidak berarti bahwa makna kebijakan hanyalah milik atau

domain pemerintah saja. OrganiSasi-organisast non pemenntah sepertt lembaga swadaya


masyarakat

(LSM), organisasi sosial (karang taruna, pendidikan kesejahteraan keluarga, dan lainnya, serta
kembaga

embaga sukarela (voluntary) lainnya memiliki kebijakan-kebijakan pula. Namun, kebijakan mereka
tidak

dapat diartikan sebagai kebijakan publik karena tidak dapat memakai sumber daya publik atau
memiliki

legalitas hukum sebagaimana lembaga pemerintah. Sebagai contoh, pemerintah memiliki


kewenangan

menarik pajak dari rakyat dan berhak mengguna kan uang dari pajak tersebut untuk mendanai
kegiatan

pembangunan. FHal yang sama tidak dapat dilakukan oleh organisasi non-pemerintah, karang
taruna,

atau kelompok-kelompok arisan.

136

Keperawatan Kesehatan Komunitas

Mengacu pada Hogwood dan Gunn serta Bridgman dan Davis (2004) yang menyatakan bahwa
kebijakan publik sedikitnya mencakup hal-hal sebagai berikut.

Bidang kegiatan sebagai ekspresi dari tujuan umum atau pernyataan-pernyataan yang ingin

dicapai. Proposal tertentu yang mencerminkan keputusan-keputusan pemerintah yang telah

dipilih. Kewenangan formal seperti undang-undang atau peraturan pemerintah.

Program, yakni seperangkat kegiatan yang mencakup rencana penggunaan sumber daya lembaga

dan strateg pencapaian tujuan. seluaran (outcome). yaitu apa yang nyata felah disedia kan oleh

pemerintah, sebaga" Produk dart Kegiatan tertentu.

Teori yang menjelaskan bahwa jika kita melakukan X, maka akan diikuti ołeh Y.

Proses yang berlangsung dalam periode tertentu yang relatif panjang

Setiap sistem politik pada dasarnya memproduksi kebijakan publik. Dan sistem politik itu

bisa berupa negara, provinsi, kabupaten/kota, desa, bahkan RT dan RW. Institusi seperti Association

of South East Asia Nation (ASEAN), Uni Eropa (EU), Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), dan World

Trade Organization (WTo) merupakan sistem politik juga, yang dapat disebut supra-negara.
Kebijakan

publik tidak selalu dilakukan oleh birokrasi (saja), melainkan dapat pula dilaksanakan oleh
perusahaan

swasta, LSM, ataupun masyarakat langsung- Contohnya, suatu sistem politik dapat memutuskan
untuk

memberantas nyamuk. Sistem politik itu dapat memerintah sebuah perusahaan swasta untuk
melakukan

penyemprotan nyamuk secara berkala. Di sinilah arti penting bagi perawat kesehatan komunitas
untuk

memahami dan menggunakan pendekatan kebijakan publik guna meningkatkan derajat keschatan

masyarakat.

Terminologi

Terminologi kebijakan publik menunjuk pada serangkaian peralatan pelaksanaan yang lebih luas

dari peraturan perundang-undangan, mencakup juga aspek anggaran dan struktur pelaksana. Siklus

kebijakan publik sendiri bisa dikaitkan dengan pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan

evaluasi kebijakan. Bagaimana keterlibatan publik dalam setiap tahapan kebijakan bisa menjadi
ukuran

tentang tingkat kepatuhan negara kepada amanat rakyat yang berdaulat atasnya. Dapatkah publik

mengetahui apa yang menjadi agenda kebijakan, yakni serangkalan persoalan yang ingi uueesu
P y patln puDIuk memoeri masukan yang berpengaruh terhadap isi kebijakan publik

yang akan diahirkan.

Begitu juga pada tahap pelaksanaan, dapatkah publik mengawasi penyimpangan pelaksanaan,

juga apakah tersedia mekanisme kontrol publik, yakni proses yang memungkin kan keberatan publik

atas suatu kebija kan dibicarakan dan berpengaruh secara signi hkan. Kebijakan publik menunjuk
pada

keinginan penguasa atau pemerintah yang idealnya dalam masyarakat demokratis merupakan
cerminan

pendapat umum (opini publik).

Untuk mewujudkan keinginan tersebut dan menjadikannya efektif, maka diperlukan hal-hal

sebagai berikut.

Adanya perangkat hukum berupa peraturan perundang-undangan sehingga dapat diketahui

publik apa yang telah diputuskan.

Kebijakan ini juga harus jelas struktur pelaksana dan pembiayaannya.

Diperlukan adanya kontrol publik, yakni mekanisme yang memungkinkan publik mengetahui

apakah kebija kan ini dalam pelaksanaannya mengalami penyimpangarn atau tidak.

Dalam masyarakat otoriter, kebijakan publik adalah keinginan penguasa semata, sehing

penjabaran di atas tidak berjalan. Tetapi dalam masyarakat demokratis, yang kerap menjadi
persoalan

adalah bagaimana menyerap opini publik dan membangun suatu kebijakan yang mendapat
dukungan

3ahan dengan hak c

Instrumen dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas

I 137

publik. Kemampuan para pemimpin politik berkomunikasi dengan masyarakat untuk menampung

keinginan mereka adalah satu hal, tetapi sama pentingnya adalah kemampuan para pemimpin untuk

menjelaskan pada masyarakat mengapa suatu keinginan tidak bisa dipenuhi.

Adalah nat untuk mengharapkan bahwa ada pemerintahan yang bisa memuaskan seluruh

masyarakat setiap saat, tetapi adalah otoriter suatu pemerintahan yang tidak memperhatikan
dengan

Sunggun-sunggun aspirasi dan berusana mengomunikasikan kebijakan yang berjalan maupun yang

akan dijalankannya. Dalam pendekatan yang lain, kebija kan pubiik dapat dipahami dengan cara

memilah dua konsepsi besarnya, yakni kebijakan dan publik. Terminologi Kebija kan dapat diartikan
sebagai pilihan tindakan di antara sejumlah alternatif yang tersedia. Artinya kebijakan merupakan
hasil

menimbang untuk selanjutnya memilih yang terbaik dari pilihan-pilihan yang ada. Dalam konteks

makro, hal ini kemudian diangkat dalam porsi pengambilan keputusan. Blakelley (1997) adalah

akademisi yang menyatakan bahwa kebija kan berkaitan erat dengan pengambilan keputusan.
Karena

pada nakiKatnya Sama-sama memnn a antara opsiyang tersea. deuangEAn, ernolog pudIK

memperlihatkan keluasan yang luar biasa untuk didehnisi kan. Akan tetapi dalam hal ini, setidaknya

kita bisa mengatakan bahwa publik berkaitan erat dengan state, market, dan civil society. Merekalab

yang kemudian menjadi aktor dalam arena publik sehing8a publik dapat dipahami sebagal sebuah
ruang

dimensi yang menampakkan intera ksi antarketiga aktor tersebut.

Pelaksanaan Kebijakan Publik

Dalam pelaksanaannya, kebija kan publik ini harus diturunkan dalam serangkaian petunjuk
pelaksanaan

dan petunjuk teknis yang berlaku internal dalam birokrasi. Sedangkan, dari sisi masyarakat, yang
penting

adalah adanya suatu standar pelayanan publik, yang menjabarkan pada masyarakat apa pelayanan
yang

menjadi haknya, siapa yang bisa mendapatkannya, apa persyaratannnya, juga bagaimana bentuk
layanan

tersebut. Hal iní akan mengikat pemerintah (negara) sebagai pemberi layanan dan masyarakat
sebagai

penerima layanan. Fokus politik pada kebijakan publik mendekatkan kajian politik pada administrasi

negara, karena satuan analisisnya adalah proses pengambilan keputusan sampai dengan evaluasi
dan

pengawasan termasuk pelaksanaannya. Dengan mengambil fokus ini tidak menutup kemungkinan

untuk menjadikan kekuatan politik atau budaya politik sebagai variabel bebas dalam upaya
menjelaskan

kebijakan publik tertentu sebagai variabel terikat.

PROGRAMKEBIJAKAN DANMANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATANDALAM

PROPENAS

Untuk penyelenggaraan upaya kesehatan sesuai dengan tujuan, kebijakan, dan strategt yang telah

ditetapkan dibutuhkan kebijakan dan manajemen sumber daya yang efektil dan eisien didukung
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sehingBga dapat tercapat pelayanan kesehatan
yang

merata dan berkualitas. Sumber daya tersebut terdiri atas sumber daya tenaga, Pembiayaan,
Tasifitas,

ilmu pengetahuan, teknologi, serta informasi. Sumber daya yang mendukung tercapainya tujuan,

kebijakan, dan strategi tersebut berasal dari pemerintah dan masyarakat termasuk Swasta. Sasaran
yang

akan dicapai oleh program ini adalah sebagai berikut.

Terciptanya kebijakan kesehatan yang menjamin tercapainya sistem kesehatan yang ehsien,

etektit, berkualitas, dan berkesinambungan.

Terciptanya kebijakan kesehatan yang mendukung reformasi bidang kesehatan

Tersedianya sumber daya manusia di bidang kesehatan yang mampu melakukan berbagai kajtan

kebijakan kesehatan.

Berjalannya sistem perencanaan kesehatan melalui pendekatan wilayah dan sektoral dalam

mendukung desentralisasi.

138

Keperawatan Kesehatan Komunitas

Terciptanya organisasi dan tata laksana di berbagai tingkat administrasi sesuai dengan asas

esentrallsaSi dan penyeienggaraan pemerintanan yng oaik.

Tertatanya administrasi keuangan dan periengkapan yang efisien dan fleksibel di seluruh jajaran

Terciptanya mekanisme pengawasan pengendalian di seluruh jajaran kesehatan.

Tersusunnya berbagai perangkat hukum di bidang kesehatan secara menyełluruh.

Terlaksananya inventarisasi, kajian, dan analisis secara akademis seluruh perangkat hukum yang

kesehatan.

berkaitan dengan penyelenggaraan upaya kesehatan.

Tersedianya perangkathukum guna dilaksanakannya proses legislasi dan mitigasi dalam

Penyeiesaan Konlik hukum bidang keschatan.

Tersedianya informasi kesehatan yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sebagai bahan dalam

proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan pembangunan kesehatan, serta menyediakan

informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan, dan

meningkatkan kewaspadaan di semua tingkat administrasi.

Tersusunnya kebijakan dan konsep pengelolaan program kesehatan untuk mendukung


desentralisasi.

Kegiatan pokok yang tercakup dalam program kebijakan dan manajemen kesehatan adalah

sebagai berikut.

Mengembangkan kebijakan program kesehatan.

Mengembangkan manajemen pembangunan kesehatan.

Mengembangkan hukum kesehatan.

Mengembangkan sistem informasi kesehatan.

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keschatan.

ADVOKASI

Istilah advokasi sangat lekat dengan profesi hukum. Menurut bahasa Belanda, advocaat atau
advocater

berarti pengacara atau pembela. Karenanya, tidak heran jika advokasi sering diartikan scbagai

kegiatan pembelaan kasus atau beracara di pengadilan. Dalam bahasa Inggris, to advocate tidak
hanya

berarti to defend (membela), melainkan pula to promote (mengemukakan atau memajukan), to


create

(menciptakan), dan to change (melakukan perubahan) ( lopatimasang dkk, 2000).

Dalam konteks pemberdayaan orang miskin, advokasi tidak hanya berarti membela atau

mendampingi orang miskin, melainkan pula bersama-sama dengan mereka melakukan upaya-upaya

perubahan sosial secara sistematis dan strategis. Berpijak pada pera perawat kesehatan komunitas,

advokasi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu advokasi kasus (case advocacy) dan advokasi

kelas (class advocacy).

Advokasi Kasus

Merupakan kegiatan yang dilakukan seorang perawat kesehatan komunitas untuk membantu kien
agar

mampu menjangkau Sumber atau pelayanarn kesehatan yang telah menjadi ha knya. Alasannya,
teryadi

diskriminasi atau ketidakadilan yang dilakukan oleh lembaga, dunia bisnis, atau kelompok
profesional

terhadap klien di mana klien sendiri tidak mampu merespons situasi tersebut dengan baik. Perawat

Kesehatan komunitas berbicara, berargumen, dan bernegosiası atas nama klien individual.
Narenanya,

Bahan derngan hak op


Instrunen dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas

139

advokasi ini sering disebut pula sebagai advokasi klien (client advocacy). Sebagai contoh, hal ini
dapat

dilakukan jika perawat kesehatan komunitas menemukan kasus kusta atau tuberkulosis paru yang
tidak

mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya.

Advokasi kelas

Menunjuk pada kegiatan-kegiatan atas nama kelas atau sekelompok orang untuk menjamin
terpenuhinya

uangKRu sumber atau memperoleh kesempatan-kesempatan. Fokus advokasi

memengaruhi atau melakukan perubahan-perubahan hukum dan kebijakan publik pada

tingkat lokal maupun nasional. Advokasi kelas melibatkan proses-proses politik yang ditujukan untuk

memengaruhi keputusan-keputusan pemerintah yang berkuasa. Perawat kesehatan komunitas


biasanya

bertindak sebagai perwaki lan sebuah organisası, buKan sebagal seorang Praktist mandiri. AdvoKast
Kelas

umumnya dilakukan melalui koalisi dengan kelompok dan organisasi lain yang memiliki agenda yang

sejalan. FHal ini dapat dicontohkan oleh keterlibatan perawat kesehatan komunitas di suatu LsM HIV

AIDS yang membela kepentingan klien atas nama L.SM tersebut.

Strategi Advokasi

Advokasi yang dilakukan perawat kesehatan komunitas dalam membantu masyara kat miskin sangat

berkaitan crat dengan konsep manajemen sumber (resource management). Strategi advokasi dapat

difokuskan ke dalam tiga aras (tingkat) atau setting (mikro, mezzo, serta makro) dan mengkajinya
dari

empat aspek (tipe advokasi, sasaran/klien, peran perawat kesehatan komunitas, dan teknik utama).

Tabel 6-3. Fokus Strategi Advokasi

ARAS

ASPEK

MAKRO

MIKRO

MEZZO

Advokasi eas
TIpe Advokas

Advokasi Kasus

Advokasi kelas

AeO

Masyarakat kokal oan nascna

Individu dan keluarga

Sasaranyk

Peran perawat

kesehatan komunitas

Aktivis

Analis kebijakan

Aksi sosial

Analis kebigakan

Pialang (broker)

Mediator

Teknik utama

Jejaring

sus

Sumber: dikembangkan dari DuBois dan Miley (2005).

Advokasi yang dilakukan perawat kesehatan komunitas dalam memberdayakan masyarakat

miskin biasanya dilakukan dengan membantu klien untuk mengakses sumber-sumber,

mengoordinasikan distribusi pelayanan sosial, atau merancang-kembangkan kebijakan-kebijakan dan

program-program Kesenatan di masyaraKat. Negiatan-kegtatan tersebut merupakan bagian dari


tungsi

manajemen sumber. Dengan demikian, manajemen sumber mencakup pengoordinastan,


pengaturan

sistem (sistematis), serta pembauran (integrasi) sumber-sumber dan pelayanan-pelayanan


kesehatan

yang dibutuhkan klien baik secara individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. aripada

memberi bantuan barang atau uang secara langsung, perawat kesehatan komunitas lebih baik

berkolaborasi dengan beragam pemangku kepentingan (stake holders) dan berupaya


menghubungkan
klien dengan sumber-sumber dan pelayanan-pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan

kepercayaan diri, kapasitas pemecahan masalah, dan kemampuan memenuhi kebutuhan klien.

ahan dengan has Cp

140

Keperawatan Kesehatan Komunitas

Aras mikro

Peran utama perawat kesehatan komunitas adalah sebagai pialang (broker) kesehatan yang

menghubungkan klien dengan Sumber-sumber yang tersedia di hngkungan sekitar. Sebagai pialang

kesehatan, teknik utama yang dilakukan perawat kesehatan komunitas adalah manajemen Kasus
(case

management) yang mengoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan yang disediakan oleh beragan

penyedia. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.

Melakukan pengkajian terhadap situasi dan kebutuhan Khusus klicn.

Memfasilitasi pilihan-pilihan kien dengan berbagai informasi darn sumber alternatif.

Membangun kontak antara klien dan lembaga-lembaga pelayanan kesehatan.

Menghimpun informasi mengenai berbagai jenis dan lokasi pelayanan kesehatan, parameter

pelayanan, dan kriteria kelayakan (eligibility).

Mempelajari berbagai kebijakan, syarat, prosedur, dan proses pemanfaatan sumber-sumber

kemasyarakatan.

Menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai profesi kunci.

Memonitor

dan mengevaluasi distribusi pelayanan.

Aras mezzo

Sebagai mediator, perawat kesehatan komunitas mewakili dan mendampingi kelompok-kelompok

formal atau organisasi dalam mengidentifikasi masalah keschatan yang dihadapi bersama,
merumuskan

tujuan, mendiskusi kan solusi -solusi potensial, memobilisasi sumber, serta menerapkan, memonitor,
dan

mengevaluasi rencana aksi. Teknik advokasi yang dilakukan adalah membangun jejaring
(nefworking)

guna mengoordinasikan dan mengembangkan pelayanan-pelayanan keschatan, membangun koalist

dengan berbagai kelompok, organisasi, lembaga bisnis dan industri, serta tokoh-tokoh berpengaruh
dalam masyarakat yang memiliki kepentingan sama. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat
kesehatan

komunitas sebagal mediator di antaranya setbagal berikut.

Mengakomodasi pandangan dan kepentingan- kepentingan khusus dari masing-masingB

pihak.

Menggali kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.

Membantu pihak-pihak agar dapat bekerja sama dengan berbagai kelompok atau golongan.

Mendefinisikan, mengonfrontasi kan, dan menangani berbagai hambatan komunikasi.

Mengidentifikasi berbagai manfaat yang ditimbulkan dari sebuah koalisi atau kerja sama.

Memfasilitasi pertukaran informasi secara terbuka di antara berbagai pihak yang terlibat.

Bersikap netral, tidak memihak, dan pada saat yang sama tetap percaya diri, yakin, dan optimis

terhadap mantaat kerja sama dan perdamalan.

Aras makro

Peran perawat kesehatan komunitas pada tataran makro ađalah menjadi aktivis dan analis
kebijakan.

Sebagai aktivis, perawat kesehatan komunitas terlibat langsung dalam gerakan perubahan dan aksi

sosial bersama masyarakat. Meningkatkan kesadaran publik terhadap masalah sosial dan
ketidakacilan,

memobilisasi sumber untuk mengubah kondisi- kondisi yang buruk dan tidak adil, melaku kan
negosiasi

agar tercapai perubahan di bidang hukum, termasuk melakukan class action.

Instrumen dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas

I 141

Peran analis kebijakan lebih bersifat tidak langsung dalam melakukan reformasi sosial. Perawat

kesehatan komunitas melakukan identiikasi masalah dan kebutuhan masyarakat, mengevaluasi

bagaimana respons pemerintah terhadap masa lah, mengaju kan opst-opsi kebijakan, dan
memantau

penerapan kebijakan. Analisis kebijakan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan

prospektif, retrospektif, dan integratif.

Pendekatan prospektif. Anaisis dilakukan terhadap kondisi kesehatan masyarakat

sebelum kebija kan diterapkan. Mengajukan opsi kebijakan baru kepada pemerintah untuk

merespons kondisi atau masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat karena belum ada

kebijakan untuk itu.


Pendekatan retrospektif. Analisis dilakukan terhadap kebijakan yang sudah ada, artinya

menganalisis dampak-dampak yang ditimbulkan akibat diterapkannya sebuah kebijakan.

Contohnya, setelah kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat ()amkesmas) diterapkan di

masyarakat, analisis dilakukan untuk mengetahui apakah Jamkesmas mampu mengakomodasi

layanan kesehatan pada masyara kat miskin, bagaimana penyalurannya, apakah terjadi error

of targeting yang meliputi error of inclusion (yang kaya' dan 'tidak berhak turut menerima

Jamkesmas) atau error of exclusion (yang miskin dan berhak malah tersisihkan dan tidak

menerima Jamkesmas).

Pendekatan integratif. Perpaduan dari kedua pendekatan di atas. Analisis dilakukan baik

sebelum maupun sesudah kebijakan diterapkan.

Prinsip-prinsip Advokasi

Tujuan advokasi adalah melakukan perubahan, maka akan sclalu ada resistensi, oposisi, dan konflik.

Tidak ada faktor tunggal yang menjamin keberhasilan advokasi. Beberapa prinsip di bawah ini dapat

dijadikan pedoman dalam merancang advokasi yang sukses.

Realistis

Advokasi yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifnk, jelas, dan terukur
(measurable).

Karena manusia tidak mungkin melakukan segala hal, nmaka pilihan-pilihan tersebut harus diseleksi
dan

dibuat skala prioritas untuk memutuskan pilihan. Pilihlah isu dan agenda yang realistis dan
karenanya

dapat dicapai (achievable) dalam kurun waktu tertentu (time-bound). Jangan buang energi dan
waktu

dengan pilihan yang tidak mungkin dicapai. Gagas kemenangan-kemanangan kecil namun konsisten.

Sekecil apapun, keberhasilan senantiasa memberi motivasi. Kegagalan yang terus- menerus bisa
berujung

pada frustasi dan ketidakpercayaan masyarakat.

Sistematis

Advokasi adalah seni, tetapi bukan lukisan abstrak. Advokasi memerlukan perencanaan yang akurat

fwe fail to plan, we plan to fail, artinya jika kita gagal merencanakan, maka itu berarti kita sedang

merencanakan kegagalan. Kemas informasi semenarik mungkin. Libatkan media secara efektit.
Seperti

ditunjukkan Gambar 6-3, proses advokasi dapat dimulai dengan memilih dan mendelinisikan isu
strategis, membangun opini dan mendukungnya dengan fakta, memahami sistem kebijakan pubik,

membangun koalisi, merancang sasaran dan taktik, memengaruhi pembuat kebijakan, dan
memantau

serta menilai gerakan atau program yang dilakukan.

Bahan dergan hak op

142

Keperawatan Kesehatan Komunitas

Memahami

Membangun

pin dan Fakta

Membangun

Koalisi

Sistem Kebijakan

Publik

Memilih Isu

Strategis

Merancang

Memantau dan

Menilai Gerakan

Memengaruhi

emt

Sasaran dah

Taktik

ehi

NEDydkd

Gambar 6-3. Proses advokasi perawat kesehatan komunitas.

Satu contoh yang patut ditiru adalah kabupaten Lumajang yang mendapatkan penghargaan

dalam bidang inovasi kesehatan 2008 oleh Jawa Pos dalam otonomi daerah. Di Lumajang, hampir
setiap

gapura, tembok pinggir jalan, gang besar dan gang kecil dari kabupaten sampai ke pelosok dapat
dijumpai

iusan oERbANGMAS yang nerupakan singkatan dari oerakan remangunan asyarakat san
Tersebur telan mampu menguban opini pubik masyarakat Lumajang banwa asyaraKat Lumajang

sehat, maka Lumajang kuat. dehingga tak salah jika berbagal kegiatan kesehatan yang beroasiskan

masyarakat menjadi hidup dan menjadi bagian yang tak terpisah kan. Di sinilah arti penting
kebijakan

yang terencana dalam mengubah hajat hidup orang banyak.

Taktis

Ingat, advokasi tidak mungkin dilakukan secara sendiri. Perawat kesehatan komunitas harus
membangun

koalisi, aliansi, atau sekutu dengan pihak lain. Sekutu dibangun berdasarkan kesamaan kepentingan
dan

saling percaya (trust). Sekutu terdiri atas sekutu dekat dan sekutu jauh. Sekutu dekat biasanya
dinamakan

ingkar inti, yakni kumpulan orang atau organisast yang menjadi penBEagas, pemrakarsa. petnggerak,

dan pengendali utama seluruh kegiatan advokasi (lopatimasang dkKk, 2000). Sekutu jauh adalah
pihak

pihak lain yang mendukung, namun tidak terlibat dalam gerakan advokasi secara langsung. Lingkar
inti

biasanya disatukan atau bersatu atas dasar kesamaan visi dan ideologis. Salah satu contoh dari
sekutu

dekat perawat adalah organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ataupun
Ikatan

Perawat Kesehatan Komunitas lndonesia (PKKI). Organisasi lingkar inti bisa dibagi menjadi tiga

berdasarkan tungsinya (dapat dilihat pada Ciambar 6-4).

Divisi kerja garis depan (frontine unit) yang melaksanakan fungsi juru bicara, perunding. pelobi,

Divisi kerja pendukung (supporting unit) yang menyediakan dukungan dana, logistik, informasi,

Divisi kerja basis (ground atau underground work unit) yang merupakan dapur gerakan advokasi:

terlibat dalam proses legislasi dan menggalang sekutu.

data, dan akses.

membangun basis massa, pendidikan politik kader, dan memobilisasi aksi.

Strategis

Advokasi melibatkan penggunaan kekuasaan (power) dengan berbagai tipenya. Adalah penting
untuk

mempelajari diri sendiri dan lembaga beserta anggotanya untuk mengetahui jenis kekuasaan yang

dimiliki. Kekuasaan intinya menyangkut kemampuan untuk memengaruhi dan membuat seseorang
berperilaku seperti yang kita harapkan. Kita tidak mungkin memiliki semua kekuasaan seperti yang

diinginkan, tetapi tidak perlu meremehkan ke kuasaan yang kita miiki.

Instrumen dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas

143

Divisi Kerja

Pendukun

Divisi Kerja

Garis Depan

Divisi Kerja

Basis

Gambar 6-4. Pembagian organisasi ingkar inti berdasarkan fungsinya.

Sadari bahwa advokasi dapat membuat perbedaan. Kita dapat melakukan perubahan-perubahan

dalam hukum, kebijakan, dan program yang bernmanfaat bagi masyarakat. Melakukan perubahan
tidaklah

mudah, tetapi bukan hal yang mustahil. Yang terpenting adalah dapał memetakan dan
mengidentifikasi

kekuatan diri sendiri maupun kekuatan "lawan' atau pihak oposisi secara strategis. Kesalahan dalam

mengukur kekuatan lawan atau meremehkan, dapat berakibat fatal.

Salah satu hal yang pernah dilakukan mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur),

adalah salah mengukur kekuatan lawan, sehingga Cus Dur berhasil dilengserkan dalam Sidang
lstimewa

MPR. Gambar 6-5 mengilustrasikan pemetaan para pemangku kepentingan (stake holders mapping)

berdasarkan karakteristik, jenis, dan tingkat kekuatan yang dimilikinya, serta posisinya (mendukung

atau tidak mendukung). Kemas informasi semenarik mungkin.

Korban

pa

Kekuatannya?

Yang Membela

Yang Dihadapi

Yang Mendukung

pa dan Bagaimana

Kekuatann
Gambar 6-. Pemetaan para pemangku kepentingan.

Berani

Advokasi menyentuh perubahan dan rekayasa sosial secara bertahap. Jangan tergesa-gesa. Tidak
peru

menakut-nakuti pihak lawan, tetapi tidak perlu pula menjadi penakut. lrust your hopes, not jear.
Jadikan

isu dan strategi yang telah dilakukan sebagai motor gerakan dan tetaplah berpijak pada agenda
bersama.

Pragmatis tanpa harus menjadi oportunis.

Dengan memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip kebijakan publik dan advakasi,

diharapkan perawat kesehatan komunitas selalu menjadi garda terdepan dalam membefa
kepentingan

masyarakat di bidang kesehatan. Keterbatasan dan ketidakmampuan mengakses sumber-sumber

kesehatan, lemahnya kaum marginal, serta kesehatan masyarakat umum yang masih terabaikan

merupakan tantangan tersendiri bagi perawat kesehatan komunitas untuk selalu menjadi seorang

perencana dan advokat.

DAFTAR PUSTAKA

Australian and New Zealand Third Sector Research Conference on Social Cohesion. Justice and

Citizenship: The Role of Voluntary Sector. Wellington: Victoria University.

Blakelley, Roger dan Diana Suggate. 1997. "Public Policy Development" Dalam Robinson, David (ed.).

1997. Social Capital dan Policy Development. Wellington: 1he Institute of Policy Studies.

Bridgman, Peter dan Glyn Davis. 2004. The Australian Policy Handbook. Crows Nest: Allen and
Unwin.

Cox, E. 1995, "Background Material and Boyer Lecture. http://www.leta.edu.au/coap.ht.

DuBois, Brenda dan Karla Krogsrud Miley. 2005. Social Work: An Ermpowering Profession. Boston:
Allyn

and Bacon.

Fukuyama, Francis. 1995. Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity. New York: The
Free

ress

Jorgensen, James D. dan Santos H. Hernandez. 1994. The Integration of Social Work Practice.
California:

Pacihc Grove.
Onyx, J. 1996. "The Measure of Social Capital, paper presented to Parsons, Ruth.

Putnam, R.D. 1993. The Prosperous Community: Social Capital and Public Life. The American
Prospect.

Volume 13. Hlm. 35-42.

1995. "Bowling Alone: Americas Decining Social Capital. Journal of Democracy. Volume 6.

Nomor 1. Hlm. 65-78.

Rakhmat, Jalaluddin. 1991. Islam Aktual: Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim. Bandung:

Sheafor, W, Charles R. Horejsi Bradford dan Gloria A. Horejsi. 2000. Techniques and Guidelines for

Spellerberg. Anne. 1997. "Towards a Framework for the Measurement of Social Capital" Dalam
Robinson,

Suharto, Edi. 2005b. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis


Pembangunan

Mizan.

Social Work Practice. Boston: Alyn and Bacon.

David (ed.). Social Capital dan Policy Development. Wellington: The Institute of Policy Studies.

Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.

2005a. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial.

Bandung: Alflabeta.

Topatimasang, Roem, Mansour Fakih, dan Toto Rahardjo. 2000. Merubah Kebijakan Pubiik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Efendi, Ferry

Makhfudi

erawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan/Ferry Efendi

eperay

dan Makhfudli

-Jakarta: Salemba Medika, 2009

1 jil., 378 hlm., 19 x 26 cm

Anda mungkin juga menyukai