Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H Nur Syam, M.Si

NAMA:

Nita Nuriyah Ali (B02219028)

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah
kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa
shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.

Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Pada isi


makalah akan diuraikan adalah mengenai Kebijakan Publik disusun guna
memenuhi tugas Mata Kuliah analisis kebijakan publik. Kami menantikan kritik dan
saran yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 26 oktober 2020


1. Definisi dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik

Menurut N. Dunn, menyatakan bahwa kebijakan publik (Public policy) adalah


“Pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling
tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk bertindak yang dibuat oleh badan
atau kantor pemerintah” (Dunn, 2000:132). Kebijakan publik merupakan semacam
jawaban terhadap suatu masalah karena merupakan upaya memecahkan,
mengurangi dan mencegah suatu keburukan serta Sebaliknya menjadi penganjur
inovasi dan pemuka terjadinya kebaikan dengan cara terbaik dan tindakan terarah.
Dapat dirumuskan pula bahwa pengetahuan tentang kebijakan publik adalah
pengetahuan tentang sebab-sebab, konsekuensi, dan kinerja kebijakan dan program
publik (Kencana, 1999:106).
Menelusuri pengertian kebijakan, pertama kebijakan dalam bahasa Indonesia
berasal dari kata bijaksana yang artinya: (1) selalu menggunakan akal budinya
(pengalaman dan pengetahuan), arif, tajam pikirannya; (2) pandai dan ingat-ingat
dalam menghadapi kesulitan (cermat; teliti). Pengertian kebijakan sendiri adalah; (1)
kepandaian, kemahiran; (2) rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara
bertindak (tentang pemerintahan dan organisasi); penyertaan cita-cita, tujuan,
prinsip dan maksud. Sementara itu pengertian publik yang berasal dari bahasa
Inggris yang berarti negara atau pemerintah. Serangkaian pengertian tersebut
diambil makna bahwa pengertian kebijakan publik menurut Santosaadalah
“Serangkaian keputusan yang dibuat oleh suatu pemerintah untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dan juga petunjuk-petunjuk yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut terutama dalam bentuk peraturan-peraturan atau dekrit-dekrit pemerintah”
Ahli-ahli ini selanjutnya memandang kebijakan publik sebagai keputusan-keputusan
pemerintah yang mempunyai tujuan atau maksud-maksud tertentu, dan mereka
yang menganggap kebijakan publik memiliki akibat-akibat yang bisa diramalkan.
Mewakili kelompok tersebut Nakamura dan Smallwood dalam bukunya yang
berjudul The Politics of Policy Implementation,melihat kebijakan publik dalam ketiga
lingkungannya yaitu :
1. Yaitu lingkungan perumusan kebijakan (Formulation),
2. Lingkungan penerapan (Implementation), dan
3. Lingkungan penilaian (Evaluation) kebijakan.
Bagi mereka suatu kebijakan melingkupi ketiga lingkungan tadi ini berarti kebijakan
publik adalah :“Serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada
pelaksana kebijakan yang mengupayakan baik tujuan-tujuan dan cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut (A set of instruction from policy makers to policy
implementers that spell out both goals and the mean for achieving those goals).
Beberapa lingkungan kebijakan dalam proses kelembagaan terdiri dari lingkungan
pembuatan; lingkungan implementasi dan lingkungan evaluasi”Para pakar dalam
memberi definisi kebijakan publik sering berbeda sesuai dengan pendekatan
masing-masing, bahkan cenderung berselisih pendapat satu sama lain. Thomas R
Dye sebagaimana dikutip oleh Islamy (2000:18) mendefinisikan kebijakan publik
sebagai “ is whatever government choose to do or not to do” ( apapaun yang dipilih
pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan). Selanjutnya Dye
mengatakan bahwa apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka
harus ada tujuannya. Dan kebijakan publik harus meliputi semua tindakan
pemerintah jadi bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah
atau pejabat pemerintah saja. Hal yang tidak dilakukan pemerintah juga merupakan
kebijakan publik karena mempunyai dampak yang sama besar dengan sesuatu yang
dilakukan. (Islamy, 2000:18)Kaitannya dengan hal tersebut, kebijakan publik
tentunya mempunyai suatu kepentingan yang bersifat publik dimana menurut
Schubert Jrmengungkapkan bahwa kepentingan publik itu ternyata paling tidak
sedikitnya ada tiga pandangan yaitu :
1. Pandangan rasionalis yang mengatakan kepentingan publik adalah
kepentingan Terbanyak dari total penduduk yang ada.
2. Pandangan idealis mengatakan kepentingan publik itu adalah hal yang luhur,
Sehingga tidak boleh direka-reka oleh manusia.Pandangan realis memandang
bahwa kepentingan publik adalah hasil kompromi Dari pertarungan berbagai
kelompok kepentingan.
Menurut James E. Anderson memberikan definisi tentang kebijakan publik sebagai
Kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, Di
mana implikasi dari kebijakan tersebut adalah:Bahwa kebijakan selalu mempunyai tujuan
tertentu atau merupakan tindakan Yang berorientasi pada tujuan.Bahwa kebijakan itu berisi
tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-Pejabat pemerintah.Bahwa kebijakan
merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah.Bahwa kebijakan bisa bersifat
positif dalam arti merupakan beberapa bentuk Tindakan pemerintah mengenai suatu
masalah tertentu atau bersifat negatif Dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah
untuk tidak melakukan Sesuatu.Bahwa kebijakan, dalam arti positif, didasarkan pada
peraturan perundang-Undangan dan bersifat memaksa (otoritatif).

2.Sistem Kebijakan

Sistem kebijakan publik, menurut Mustopadidjaja AR (Bintoro Tjokromidjojo


dan Mustopadidjaja AR, 1988), adalah:
keseluruhan pola kelembagaan dalam pembuatan ebijakan publik yang
melibatkan hubungan di antara 4 elemen (unsur), yaitu masalah kebijakan publik,
pembuatan kebijakan publik, kebijakan publik dan dampaknya terhadap kelompok
sasaran (target groups).
Sistem kebijakan publik dikenal adanya unsur-unsur : Input -> Proses ->
Ouput.
A.Input : Masalah Kebijakan Publik
Masalah kebijakan publik ini timbul karena adanya faktor lingkungan
kebijakan publik yaitu suatu keadaan yang melatar belakangi atau perisiwa yang
menyebabkan timbulnya “ masalah kebijakan publik” tersebut, yang berupa tuntutan-
tuntutan, keinginan-keinginan masyarakat atau tantangan dan peluang, yang
diharapkan segera diatasi melalui suatu kebijakan publik. Masalah itu dapat juga
timbul justru karena dikeluarkannya suatu kebijakan publik baru
B. Process (proses) : Pembuatan Kebijakan Publik
proses pembuatan kebijakan publik itu bersifat politis, di mana dalam proses
tersebut terlibat berbagai kelompok kepentingan yang berbeda-beda, bahkan ada
yang saling bertentangan.
C. Output :
Kebijakan Publik, yang berupa serangkaian tindakan yang dimaksudkan
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu seperti yang diinginkan
oleh kebijakan publik.
D. Impact (dampak), yaitu dampaknya terhadap kelompok sasaran (target groups)
kelompok sasaran (target groups) adalah orang-orang, kelompok-kelompok
orang, atau organisasi-organisasi, yang perilaku atau keadaaanya ingin dipengaruhi
atau diubah oleh kebijakan publik tersebut.

3.Jenis Kebijakan
James E. Anderson (1970) mengelompokkan jenis-jenis kebijakan publik sebagai
berikut: Substantive and Procedural Policies.Substantive Policy.Suatu kebijakan
dilihatdari substansi masalahyangdihadapi oleh pemerintah.Misalnya: kebijakan
pendidikan, kebijakan ekonomi, dan Iain-lain.Procedural Policy.Suatu kebijakan
dilihatdari pihak-pihak yang terlibatdalam perumusannya (Policy Stakeholders).
Sebagai contoh: dalam pembuatan suatu kebijakan publik, meskipun ada
Instansi/Organisasi Pemerintah yang secara fungsional berwenang membuatnya,
misalnya Undang-undang tentang Pendidikan, yang berwenang membuat adalah
Departemen Pendidikan Nasional, tetapi dalam pelaksanaan pembuatannya, banyak
instansi/organisasi lain yang terlibat, baik instansi/organisasi pemerintah maupun
organisasi bukan pemerintah, yaitu antara lain DPR, Departemen Kehakiman,
Departemen Tenaga Kerja, Pecsatuan Guru Indonesia (PGRI), dan Presiden yang
mengesyahkan Undang-undang tersebut. Instansi-instansi/ organisasi-organisasi
yang terlibat tersebut disebut policy stakeholders. Distributive, Redistributive, and
Regulatory Policies.Distributive Policy. SuatuSuatu kebijakan yang mengatur tentang
pemberian pelayanan/keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok,
atau perusahaan-perusahaan.ContohContoh: kebijakan tentang “Tax Holiday”
Redistributive Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi kekayaan,
pemilikan, atau hak-hak.Contoh: kebijakan tentang pembebasan tanah untuk
kepentingan umum.
Regulatory Policy.
SuatuSuatu kebijakan yang memgatur tentang pembatasan/ pelarangan terhadap
perbuatan/tindakan.Contoh: kebijakan tentang larangan memiliki dan menggunakan
senjata api.
Material Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/Penyediaan sumber-sumber
material yang nyata bagi Penerimanya. ContohContoh: kebijakan pembuatan rumah
sederhana.
Public Goods and Private Goods Policies.PublicPublic Goods Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayanan
pelayanan oleh pemerintah, untuk kepentingan orang banyak Contoh: kebijakan
tentang perlindungan keamanan, penyediaan jalan umum.
Private Goods Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayanan
oleh pihak swasta, untuk kepentingan individu-individu (perorangan) di pasar bebas,
dengan imbalan biaya tertentu.Contoh: kebijakan pengadaan barang-
barang/pelayanan untuk keperluan perorangan, misalnya tempat hiburan, ho¬tel,
dan Iain-lain.
Tingkat-tingkat Kebijakan Publik.
MengenaiMengenai tingkat-tingkat kebijakan publik ini, Lembaga Administrasi
Negara (1997), mengemukakan sebagai berikut:
a. LingkupNasional
1) KebijakanNasional
Kebijakan Nasional adalah adalah kebijakan negara yang bersifat fundamental dan
strategis dalam pencapaian tujuan nasional/negara sebagaimana tertera dalam
Pembukaan UUD 1945.Yang berwenang menetapkan kebijakan nasional adalah
MPR, Presiden, dan DPR.Kebijakan nasional yang dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan dapat berbentuk: UUD, Ketetapan MPR, Undang-undang
(UU), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU).
2) Kebijakan Umum
Kebijakan umum adalah kebijakan Presiden sebagai pelaksanaan UUD, TAP MPR,
UU,-untuk mencapai tujuan nasional.
Yang berwenang menetapkan kebijakan umum adalah Presiden.
Kebijakan umum yang tertulis dapat berbentuk: Peraturan Pemerintah (PP),
Keputusan Presiden (KEPPRES), Instruksi Presiden (INPRES).
3) Kebijakan Pelaksanaan.
Kebijaksanaan pelaksanaan adalah merupakan penjabaran dari kebijakan
umumsebagai strategi pelaksanaan tugas di bidang tertentu.
Yang berwenang menetapkan kebijakan pelaksanaan adalah menteri/pejabat
setingkat menteri dan pimpinan LPND.Kebijakan pelaksanaan yang tertulis dapat
berbentuk Peraturan, Keputusan, Instruksi pejabat tersebut di atas.
b. Lingkup Wilayah Daerah.
1) Kebijakan Umum.
Kebijakan umum pada lingkup Daerah adalah kebijakan pemerintah daerah
sebagai pelaksanaan azas desentralisasi dalam rangka mengatur urusan Rumah
Tangga Daerah.Yang berwenang menetapkan kebijakan umum di Daerah Provinsi
adalah Gubernur dan DPRD Provinsi. Pada Daerah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh
BupatiAValikota dan DPRD Kabupaten/Kota.Kebijakan umum pada tingkat Daerah
dapat berbentuk Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi dan PERDA Kabupaten/Kota.
2) Kebijakan Pelaksanaan
Kebijakan pelaksanaan pada lingkup Wilayah/Daerah ada tiga macam:
Kebijakan pelaksanaan dalam rangka desentralisasi merupakan realisasi
pelaksanaan PERDA;Kebijakan pelaksanaan dalam rangka dekonsentrasi
merupakan pelaksanaan kebijakan nasional di Daerah;
Kebijakan pelaksanaan dalam rangka tugas pembantuan (medebewind)
merupakan pelaksanaan tugas Pemerintah Pusat di Daerah yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah. YangYang berwenang menetapkan kebijakan pelaksanaan
Adalah: Dalam rangka desentralisasi adaiah Gubernur/ Bupati/Walikota; Dalam
rangka dekonsentrasi adalah Gubernur/ Bupati/Walikota; Dalam rangka tugas
pembantuan adalah Gubernur/ Bupati/Walikota. Dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi dan tugas pembantuan berupa Keputusan-keputusan dan
Instruksi Gubernur/Bupati/Walikota, Dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi
berbentuk Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.

4.Proses Kebijakan Publik


a. Perumusan Kebijakan Publik
Tahap ini mulai dari perumusan masalah sampai dengan dipilihnya alternatif
untuk direkomendasikan dan disahkan oleh pejabat yang berwberwenan
b.Implementasi Kebijakan Publik
Setelah kebijakan publik disahkan oleh pejabat yang berwenang maka kemudian
kebijakan publik tersebut diimplementasikan (dilaksanakan)
Mengenai implementasi kebijakan publik, Mustopadidjaja AR (Bintoro Tjokromidjojo
dan Mustopadidjaja AR, 1988), mengemukakan bahwa dilihat dari implementasinya,
ada tiga bentuk kebijakan publik, yaitu :

1)Kebijakan langsung
yaitu kebijakan yang pelaksanaannya dilakukan olehpemerintah sendiri.
Misalnya : INPRES SD
2) Kebijakan tidak langsung
yaitu kebijakan yang pelaksanannya tidak dilakukan oleh pemerintah. Dengan
demikian, dalam hal ini pemerintah hanya mengatur saja.misalnya : kebijakan
pemerintah tentang Investasi Asing.
3) Kebijakan campuran
yaitu kebijakan yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah dan bukan
pemerintah (swasta).
c.Monitoring Kebijakan Publik
Monitoring kebijakan publik adalah proses kegiatan pengawasan terhadap
implementasi kebijakan, yaitu untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh
tujuan kebijakan itu tercapai. (Hogwood and Gunn, 1989).
d. Evaluasi Kebijakan Publik.
Evaluasi kebijakan publik itu bertujuan untuk menilai apakah perbedaan
sebelum dan setelah kebijakan itu diimplementasikan, yaitu perbandingan antara
sebelum dan sesudah diberlakukannya suatu kebijakan.
5. Pengembalian Keputusan dalam Kebijakan Publik

merupakan suatu hasil atau outcome proses


berpikir dalammendapatkan pilihan tindakan dari
serangkaian alternatif yang ada

Pilihan berupa tindakan atau


pendapat pasti sebagai output

Arti pengembalian Keputusan


Tindakan memecahkan masalah berakhir ketika pemecahan masalah telah
didapatkan melalui proses melibatkan “rasa”, nalar ataupun tidak nalar, berdasarkan
asumsi ataupun realitas.
Inti pengembalian keputusan
berarti memilih alternatif, yg jelas harus alternatif yg terbaik (the best alternative)
terletak dlm perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dg yg sedang dlm
perhatian & dlm pemilihan alternatif yg tepat, setelah suatu evaluasi/penilaian
mengenai efektifitasnya dlm mencapai tujuan yg dikehendaki pengambil keputusan
Lingkungan situasi keputusan
lingkungan eksternal:
- sosial
- budaya
- ekonomi
- politik
- alam
- pembatasan-pembatasan suatu negara berupa “quota”
lingkungan internal;
- mutu barang rendah
- kurangnya promosi
- pelayanan konsumen tdk memuaskan
- sales/agen tdk bergairah

Faktor yang mempengaruhi pengembalian keputusan


1.Tergantung daya nalar (kognitif) seseorang
2.Budaya
3. Bangsa
4.Ras
Dimensi Myers-Brigss Type Indicator (MBTI)
1. Thinking – Feeling
2. Extroversion – Introversion
3. Judgement- Perception
4 . Sensing – Intuition

KEPUTUSAN DALAM UNCERTAINTY (KETIDAKPASTIAN)


Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian menunjukkan suasana keputusan
dimana probabilitas hasil-hasil potensial tidak diketahui (tak diperkirakan). Dalam
suasana ketidakpastian pengambil keputusan sadar akan hasil-hasil alternatif dalam
bermacam-macam peristiwa, namun pengambil keputusan tidak dapat menetapkan
probabilitas peristiwa.
GAME THEORY
(Pengambilan Keputusan Dalam Suasana Konflik)
Adalah memusatkan analisis keputusan dalam suasana konflik dimana
pengambil keputusan menghadapi berbagai peristiwa yang aktif untuk bersaing
dengan pengambil keputusan lainnya, yang rasional, tanggap dan bertujuan
memenangkan persaingan/kompetisi.

6. Tantangan Kebijakan Publik

Tantangan Inovasi Antara Memerangi Keterbelakangan dan Stabilisasi Ekonomi


Hal mendasar yang harus diiaksanakan adalah melakukan Kreativitas dan inovasi
cialam membangun bangsa Indonesia’ itu Menjadi tugas bersama antara seluruh
rakyat komponen bangsa Indonesia bersama penyelenggara pemerintahan saat ini
ialah Bersama sama bahu membahu menjadikan negara besar dengan
Jurnlahpendudukyangbetul.betul besar dalam mewujudkan Rnutu sumber daya
manusia yaitu handal’ kompetitif dan Berkualitas. Meningkatkan mutu SDM lewat
pendidikan menjadi Sesuatu yang bersifat keniscayaan’ Bangsa ini mau tidak mau
Harus melakukan perbaikan dan pembaruan di segala sektor yang Berkaitan dengan
bidang pendidikan.
Upaya pemerintah yang Akan menaikkan anggaran belanja bidang pendidikan
sebesar 20 Persen, haruslah meniadi kenyataan’ )anganlah hal itu hanya Sekedar
isapan jempol atau hanya digunakan sebagai pemanis Bibir ketika sedang
berbicara.Jika itu baru pada tataran Wacana.Dalam arti belum sanggup untuk
dilaksanakan dalam waktu Dekat, hendaknya jangan dulu diumumkan’ Tantangan
lain yang Perlu dicermati oleh pemerintah saat ini’ terutama yang berhubungan
dengan programAFTA2003 atau kecenderungan global umumnya, yaitu bagaimana
meningkatkan atau mengembalikan posisi perekonomian seperti tahun’tahun B0-an’
tetapi dengan landasan perekonomian yang lebih kokoh’ Dalam menghadapi AFTA
2003 dan WTO 2020’ Azahari melihat tantangan yang perlu dicermati oleh
pemerintah Indonesia ialah berusaha memp ertahankan suatu tingkat pertumbuhan
ekonomi yang mantap dan berkelanjutan’ Azahari meramalkan Pertemuan sekitar 9
persen dengan skenario tinggi dan 6’5 dengan skenario pertumbuhan rendahi.
Daftar Pustaka

http://eprints.unm.ac.id/12324/
http://blog.ub.ac.id/nutes/2013/12/23/pengertian-jenis-jenis-dan-tingkat-
tingkat-kebijakan-publik/#:~:text=Ada%20beberapa%20jenis
%20kebijakan%20publik,Goods%20and%20Private%20Goods
%20Policies
https://rfriendanu.files.wordpress.com/2016/04/bagian-iv-sistem-proses-
siklus-kebijakan-publik.ppt#:~:text=Sistem%20Kebijakan
%20Publik&text=keseluruhan%20pola%20kelembagaan%20dalam
%20pembuatan,kelompok%20sasaran%20(target%20groups)
https://www.academia.edu/5356904/PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_KE
BIJAKAN_PUBLIK
repository.uin-suska.ac.id

Anda mungkin juga menyukai