Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGERTIAN, MODEL DAN KATEGORI KEBIJAKAN PUBLIK

Sebagai tugas Terstruktur Mata Kuliah Kebijakan Publik

Dari Bapak Drs. Florianus Aser

Disusun oleh :

Kelas G-3

1. Andi Alfian Salehuddin


2. Farhan Maulana Alfarizi
3. Mutiara Azizah
4. Yuniar Nathania

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Jatinangor, 2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengertian, model dan kategori kebijakan publik” dengan baik.

Makalah ini telah saya selesaikan berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab
itu dengan segala kerendahan hat , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pembaca dalam mengetahui dan memahami apa
pengertian, model dan kategori kebijakan publik

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Jatinangor, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1

1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

2.1 Definisi Kebijakan Publik ..................................................................................................... 2

2.2 Model Kebijakan Publik ....................................................................................................... 7

2.3 Kategori Kebijakan Publik .................................................................................................. 12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 16

3.2 Saran .................................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Studi kebijakan publik berusaha untuk meninjau berbagi teori dan proses yang terjadi
dalam kebijakan publik. Dapat dikatakan bahwa kebijakan publik tidak lepas dari proses
pembentukan kebijakan itu sendiri. Dengan demikian, salah satu tujuan studi kebijakan publik
adalah untuk menganalisis bagaimana tahapan demi tahapan proses pembentukan kebijakan
publik tersebut sehingga terwujudlah suatu kebijakan publik tertentu.
Makalah ini mencoba menguraikan pengertian, model serta kategori-kategori
kebijakan publik. Tujuannya adalah untuk memahami apa itu kebijakan publik sehingga
kedepannya mempermudah untuk mangatasi masalah-masalah yang kompleks sehingga dapat
dirumuskan ke dalam suatu kebijakan publik tertentu

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian kebijakan publik?


2. Apa saja model kebijakan publik?
3. Apa saja kategori kebijakan publik?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memahami apa pengertian kebijakan publik


2. Mengetahui dan memahami apa saja model kebijakan publik
3. Mengetahui dan memahami apa saja kategori kebijakan publik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kebijakan Publik


Dalam konsep yang sederhana, pada intinya pengertian kebijakan publik adalah konsep yang
mendasari rencana organisasi publik atau rencana pemerintah dalam mengatur kepentingan orang
banyak atau kepentingan umum.Selain konsep yang sederhana mengenai kebijakan publik, ada
juga pengertian dari kebijakan publik secara umum, yaitu segala hal yang dikerjakan maupun yang
tidak dikerjakan oleh pemerintah untuk kepentingan orang banyak atau umum.Dalam hal ini, kata
segala hal mengacu pada setiap aturan yang ada dalam kehidupan bersama dalam hubungan warga
dengan warga maupun hubungan warga dengan pemerintah.Beberapa bentuk dari kebijakan publik
yang telah dituangkan ke dalam peraturan perundang-undangan adalah seperti peraturan presiden
serta peraturan daerah.

Sedangkan menurut para ahli ialah:


1. W.N.Dunn: Suatu daftar pilihan tindakan yang saling berhubungan yang disusun oleh instansi
atau pejabat pemerintah antara lain dalam bidang pertahanan, kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan, pengenda-lian kriminalitas, dan pembangunan perkotaan.
2. Woll (1966): Kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan
masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
3. Irfan Islami: kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanaka
atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan
tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat. Ditegaskan lagi bahwa kebijakan publik dibuat
benar-benar atas nama kepentingan pubik, untuk mengatasi masalah dan memenuhi keinginan
dan tuntutan seluruh anggota masyarakat.
4. Aminullah dalam Muhammadi (2001: 371 – 372): Untuk memahami kedudukan dan peran
yang strategis dari pemerintah sebagai public actor, terkait dengan kebijakan publik maka
diperlukan pemahaman bahwa untuk mengaktualisasinya diperlukan suatu kebijakan yang
berorientasi kepada kepentingan rakyat.

2
5. Easton (1969): Kebijakan publik diartikan sebagai pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk
seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam hal ini hanya pemerintah yang
dapat melakukan suatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk
dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-
nilai kepada masyarakat. Definisi kebijakan publik menurut Easton ini dapat diklasifikasikan
sebagai suatu proses management, yang merupakan fase dari serangkaian kerja pejabat publik.
Dalam hal ini hanya pemerintah yang mempunyai andil untuk melakukan tindakan kepada
masyarakat untuk menyelesaikan masalah publik, sehingga definisi ini juga dapat
diklasifikasikan dalam bentuk intervensi pemerintah.
6. Heclo (1972): istilah kebijakan secara luas, yakni sebagai rangkaian tindakan pemerintah atau
tidak bertindaknya pemerintah atas sesuatu masalah. Definisi ini dapat diklasifikasikan
sebagai decision making yaitu apa yang dipilih oleh pemerintah untuk mengatasi suatu
masalah publik, baik dengan cara melakukan suatu tindakan maupun untuk tidak melakukan
suatu tindakan.
7. Michael Hill: A set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors
concerning the selection of goals and the means of achieving them within a specified situation
where these decisions should, in principle, be within the power of these actors to achieve.
8. Richard Rose: Kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit
banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan
daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan ini dipahami sebagai arah atau pola
kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu. Definisi ini dapat
diklasifikasikan sebagai intervensi negara dengan rakyatnya dalam rangka mengatasi
persoalan publik, karena melalui hal tersebut akan terjadi perdebatan antara yang setuju dan
tidak setuju terhadap suatu hasil kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
9. Chandler dan Plano (1988): Kebijkan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap
sumber daya-sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau
pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus
menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam
masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas.
Pengertian kebijakan publik menurut Chandler dan Plano dapat diklasifikasikan kebijakan

3
sebagai intervensi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah mendayagunakan berbagai
instrumen yang dimiliki untuk mengatasi persoalan publik.
10. Richard Rose: Kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit
banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka ya ngbersangkutan
daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan ini dipahami sebagai arah atau pola
kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu. Definisi ini dapat
diklasifikasikan sebagai intervensi negara dengan rakyatnya dalam rangka mengatasi
persoalan publik, karena melalui hal tersebut akan terjadi perdebatan antara yang setuju dan
tidak setuju terhadap suatu hasil kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
11. Robert Eyestone: Secara luas kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan suatu
unit pemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai democratic
governance, dimana didalamnya terdapat interaksi negara dengan rakyatnya dalam rangka
mengatasi persoalan publik.
12. Talidzuhu Ndraha: kebijakan berasal dari terjemahan kata policy, yang mempunyai arti
sebagai pilihan terbaik dalam batas-batas kompetensi actor dan lembaga yang bersangkutan
dan secara formal mengikat. William N. Dunn: Analisis Kebijakan (Policy Analysis) dalam
arti historis yang paling luas merupakan suatu pendekatan terhadap pemecahan masalah sosial
dimulai pada satu tonggak sejarah ketika pengetahuan secara sadar digali untuk dimungkinkan
dilakukannya pengujian secara eksplisit dan reflektif kemungkinan menghubungkan
pengetahuan dan tindakan.
13. Carl Friedrich: “Public policy is a proposed course of action of a person, group, or
government within a given environment providing obstacles and opportunities which the
policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or realize an objective
or purpose”. Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang,
kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-
hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan tersebut dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.Suatu usulan arah tindakan atau kebijakan yang diajukan oleh
seseorang, kelompok, atau peme-rintah guna mengatasi hambatan atau untuk me-manfaatkan
kesempatan pada suatu lingkungan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan atau
merealisasikan suatu sasaran.

4
14. Henz Eulau dan Kenneth Previt ( 1973 ): Merumuskan kebijakan sebagai keputusan yang
tetap, ditandai oleh kelakuan yang berkesinambungan dan berulang-ulang pada mereka yang
membuat kebijakan dan yang melaksanakannya.
15. Robert Eyestone: Secara luas kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan suatu
unitpemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai democratic
governance, dimana didalamnya terdapat interaksi negara dengan rakyatnya dalam rangka
mengatasi persoalan publik.
16. Sulaiman (1998 : 24): kebijakan publik itu adalah sebagai suatu proses yang mengandung
berbagai pola aktivitas tertentu dan merupakan seperangkat keputusan yang bersangkutan
dengan tindakan untuk mencapai tujuan dalam beberapa cara yang khusus. dengan demikian,
maka konsep kebijakan publik berhubungan dengan tujuan dengan pola aktivitas
pemerintahan mengenai sejumlah masalah serta mengandung tujuan.
17. Suradinata (1993 : 19): mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan
negara/pemerintah adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan atau lembaga dan
pejabat pemerintah. kebijakan negara dalam pelaksanaannya meliputi beberapa aspek,
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, berorientasi pada kepentingan umum dan masa
depan, serta strategi pemecahan masalah yang terbaik.
18. Said Zainal Abidin: Kebijakan secara umum menurut dapat dibedakan dalam tiga tingkatan:
a) Kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk pelaksanaan baik
yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang meliputi keseluruhan wilayah atau
instansi yang bersangkutan.
b) pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum. Untuk tingkat pusat,
peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu undang-undang.
c) Kebijakan teknis, kebijakan operasional yang berada di bawah kebijakan pelaksanaan.
19. Thomas R. Dye (1981) “Public policy is whatever governments choose to do or not to
do”. kebijakan publik sebagai apa saja yang telah dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan
maupun untuk tidak dilakukan. Dalam hal ini, pokok kajiannya adalah negara. Yang dipilih
oleh pemerintah untuk dilakukan maupun tidak dilakukan akan memiliki pengaruh atau
dampak yang sama besarnya. Kebijakan publik ini bukan hanya keinginan pemerintah semata-
mata tetapi ketika pemerintah melakukan suatu tindakan harus ada tujuan. Pengertian yang
dikemukakan oleh Thomas R. Dye ini bisa dikelompokkan ke dalam pembuatan keputusan

5
atau decision making. Dalam hal ini, mereka memiliki wewenang menggunakan keputusan
seperti halnya membiarkan sesuatu terjadi dalam mengatasi persoalan publik. Pada
perkembangannya, pengertian kebijakan publik ini diperbarui serta dikembangkan oleh
ilmuwan-ilmuwan lain dalam ilmu yang sama.
20. James E. Anderson(1975): “Public policies are those policies developed by governmental
bodies and officials”.Kebijakan publik adalah pengertian kebijakan publik adalah penentuan
banyaknya nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang mana keberadaannya mengikat.
Hanya pemerintahlah yang bisa melakukan tindakan kepada masyarakat. Tindakan yang
dilakukan tersebut adalah bentuk dari apa yang dipilih oleh pemerintah sebagai hasil
pengalokasian nilai kepada masyarakat tersebut. Pengertian yang dikemukakan oleh Easton
ini dikelompokkan ke dalam proses manajemen yang merupakan tahapan dari rangkaian kerja
pejabat publik. Definisi tersebut juga termasuk bentuk intervensi pemerintah, sebab hanya
pemerintah saja yang bisa melakukan tindakan kepada masyarakat dalam menyelesaikan
masalah publik
Selanjutnya, Anderson (1975) mengemukakan definisi lain dari kebijakan publik. Ia
mengemukakan bahwa pengertian kebijakan publik adalah bentuk-bentuk kebijakan yang
dibangun oleh para pejabat dan badan-badan pemerintah. Kebijakan-kebijakan tersebut
mempunyai beberapa implikasi.Yang pertama, kebijakan publik selalu memiliki tindakan
yang mengarah pada tujuan tertentu.Yang kedua, kebijakan yang berisi tindakan pemerintah
adalah sesuatu yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah.Kebijakan publik juga memiliki
makna yang positif maupun negatif.Dalam makna yang bersifat positif, pemerintah
memutuskan bertindak untuk masalah tertentu setidaknya berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.Sedangkan dalam makna yang bersifat negatif, pemerintah
memutuskan untuk tidak melakukan sesuatu.
Lebih lanjut dikatakan Anderson ada elemen-elemen penting yang terkandung dalam
kebijakan publik antara lain mencakup:
a) Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu.
b) Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.
c) Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan bukan apayang
bermaksud akan dilakukan.

6
d) Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah mengenai
suatumasalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat pemerintah untuk
tidakmelakukan sesuatu).
e) Kebijakan publik (positif) selalu berdasarkan pada peraturan perundangan tertentu yang
bersifat memaksa (otoritatif).

Sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik haruslah dibuat oleh otoritas
politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang banyak, umumnya melalui
suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak. Selanjutnya, kebijakan publik
akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di jalankan oleh birokrasi pemerintah. Fokus
utama kebijakan publik dalam negara modern adalah pelayanan publik, yang merupakan segala
sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas
kehidupan orang banyak. Menyeimbangkan peran negara yang mempunyai kewajiban
menyediakan pelayan publik dengan hak untuk menarik pajak dan retribusi; dan pada sisi lain
menyeimbangkan berbagai kelompok dalam masyarakat dengan berbagai kepentingan serta
mencapai amanat konstitusi.

Kebijakan Publik/Kebijakan Pemerintah adalah semua tindakan pemerintah yang digunakan


untuk memenuhi kebutuhan yang diperintah secara adil, tepat, cepat, merata dan tersedia saat
dibutuhkan.

2.2 Model Kebijakan Publik


Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang dipilih dari suatu
kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu. Model kebijakan merupakan
penyederhanaan sistem masalah dengan membantu mengurangi kompleksitas dan menjadikannya
dapat dikelola oleh para analis kebijakan. Model-model kebijakan publik sebagai berikut:
1. Model kelembagaan
2. Model kelompok
3. Model elit
4. Model rasional
5. Model incremental
6. Model sistem

7
Penjelasan
1. Model Kelembagaan

Dalam proses pembuatan kebijakan model ini masih merupajan model tradisional, dimana fokus
model ini terletak pada struktur organisasi pemerintahan. Jadi yang sangat berpengaruh di dalam
model ini hanyalah lembaga-lembaga pemerintah dari tingkat pusat atau daerah, sedang. Adapun
aktor eksternal pada model ini seperti media massa, kelompok think-thank (LSM, Kelompok
budayawan, kelompok mahasiswa, cendikiawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain,)
serta masyarakat hanya berfungsi memberikan pengaruh dalam batas kewenangannya. Jadi
kebijakan yang telah dibuat akan dijalankan dahulu oleh aktor internal, yaitu lembaga-lembaga
pemerintahan tersebut.

Contoh kasus :

Di kota salatiga, belasan pedagang ayam yang biasa mangkal di jalan taman pahlawan sekitar eks
pertokoan hasil, mendatangi komisi II DPRD kota salatiga, pertemuan tersebut dalam rangka
audiensi dan dihadiri Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM yang mana dinas
tersebutlah yang mengurusi aktivitas pedagang di pasar. Para pedagang mengungkapkan keluh
kesahnya kegiatan berjualan di tempat mereka mangkal dengan menangantongi perizinan usaha,
sementara aktivitas mereka tidak diakui secara sah oleh dinas terkait. Para pedagang tersebut
meminta agar tetap dapat berjualan di pinggir jalan Taman Pahlawan dekat eks pertokoan hasil,
karena memiliki izin usaha. Namun permintaan pedagang tersebut tidak disetujui oleh
Disperindagkop, sebab pasar sudah ditata berdasarkan lokasi jenis dagangan, yang mana kebijakan
pemerintah setempat telah membangun pasar – pasar tersebut untuk pedagang ayam, daging, dan
lain sebagainya, di daerah pasar raya.

2. Model Kelompok

Pada model ini pemerintah membuat kebijakan karena adanya tekanan dari berbagai kelompok.
Kebijakan publik merupakan hasil perimbangan (equilibrium) dari berbagai tekanan kepada

8
pemerintah, dari berbagai kelompok kepentngan. Besar kecil tingkat pengaruh dari suatu
kelompok kepentingan ditentukan oleh jumla anggotanya, harta kekayaannya, kekuatan, dan
kebaikan organisasi, kepemimpinan, hubungannya yang erat dengan pembuat keputusan, kohesi
intern para anggotanya.

Contoh kasus :

Pemerintah kabupaten kebumen, melalui bupati KH. M.Nashirudin Al Mansyur menyatakan status
“qou”, yakni kembali pada keadaan semula atas permasalahan tanah dinas penelitian
pengembangan (Dislitbang) TNI AD dengan Masyarakat wilayah Urut Sewu Kebumen. Artinya
penggunaan lahan untuk kegiatan dilaksanakan seperti sebelum ada permasalahan.”TNI dapat
melaksanakan latihan seperti sedia kala. Sedangkan para petani melaksanakan kegiatan bercocok
tanam,” selanjutnya penyelesaian permasalahan tanah selanjutnya akan diadakan peninjauan
dilapangan oleh TNI, Pemerintah Daerah, serta masyarakat. Hal itu dalam rangka penentuan batas
kepemilikan tanah (suara merdeka).

3. Model Elit

Model ini menggambarkan pembuatan kebijakan publik dalam bentuk piramida, dimana
masyarakat berada pada tingkat paling bawah, elit pada ujung piramida dan aktor internal birokrasi
pembuat kebijakan publik (dalam hal ini pemerintah) berada ditengah – tengah antara masyarakat
dan elit.

Masyarakat tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini tentang isu
kebijakan yang seharusnya menjadi agenda politik di tingkat atas. Sementara
birokrat/administrator hanya menjadi mediator bagi jalannya informasi yang mengalir dari atas ke
bawah. Elit politik selalu ingin mempertahankan status quo, maka kebijakannya menjadi
konservatif. Perubahan kebijakan bersifat trial and error yang hanya mengubah atau memperbaiki
kebijakan sebelumnya.

9
Contoh kasus :

Salah satu kasus dari model elit yaitu kebijakan yang di buat oleh pemerintah untuk mengetas atau
mengurangi kemiskinan, yang di sebut Bantuan Langsung Tunai atau BLT. Kebijakan ini bisa
dikatakan kebijakan yang trial & eror, karena dalam kenyataan penerapannya kebijakan ini tidak
mempengaruhi apa – apa. Uang yang harusnya diterima oleh masyarakat yang kurang mampu
justru dipotong di sana – sini oleh berbagai oknum dan berbagai alasan. Oleh karena itu kelanjutan
kebijakan ini tidak diteruskan.

4. Model Rasional

Model rasional adalah model yang mana di dalam pengambilan keputusan melalui prosedurnya
akan mengajak pada pilihan alternatif yang paling efisien dari pencapaian tujuan kebijakan, yang
ditekankan pada penerapan rasionalisme dan positifisme.

Contoh kasus :

Pada saat bulan puasa tahun 2009 kemarin harga gula pasir di pasar jawa tengah, khususnya di
semarang melambung tinggi, dengan melihat kondisi tersebut maka pemerintah provinsi jawa
tengah melakukan kebijakan untuk melakukan “operasi pasar”, sehingga memberikan alternatif
kepada masyarakat yang merasa dirugikan atas kenaikan harga tersebut untuk membeli gula pasir
di pasar yang disediakan pemprov tersebut, tentu saja masyarakat sangat merasakan dampak dari
kebijakan tersebut,karena perbedaan yang signifikan antara harga gula pasir di pasar milik
pemprov dan di pasar – pasar.

5. Model Incremental

Model incremental adalah pembuatan kebijakan yang melalui proses politisi dimana didalamnya
ada tawar menawar dan kompromi untuk kepentingan para pembuat keputusan sendiri.

Incrementalism :

 Menilai alternatif secara tidak komprehensif tapi memusatkan perhatian hanya pada kebijakan
yang berbeda secara inkremental.

10
 Hanya sejumlah kecil alternatif kebijakan yang dipertimbangkan.
 Setiap alternatif kebijakan, hanya sejumlah kecil konsekuensi akibat – akibat kebijakan yang
terbatas saja yang dinilai.
 Setiap masalah yang menantang pembuat kebijakan secara terus menerus diredenifisikan.
Contoh kasus :

Pemerintah berencana menaikkan gaji presiden, menteri, dan para pejabat negara pada tahun 2001.
Kebijakan ini diberlakukan untuk menyesuaikan kebutuhan dan kinerja para pejabat negara.
Melalui Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara instrumen yang akan dijadikan dasar
untuk mengatur kenaikan gaji tersebut telah disiapkan. Namun penentuan besarnya nominal gaji
akan ditentukan oleh Departemen Keuangan, adapun beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar
kenaikan gaji presiden, menteri, dan para pejabat negara yakni, kenaikan gaji berkala yang sudah
sejak lama tidak diberikan kepada presiden dan pejabat negara. Sejak lima tahun lalu, gaji presiden
dan pejabat negara tidak pernah mengalami kenaikan padahal kebutuhan semakin meningkat,
selain itu kenaikan juga dipertimbangkan dari kinerja masing – msing pejabat negara. Karena itu
kemneg telah menyusun pedoman berdasarkan kinerja.

6. Model Sistem

Pendekatan sistem diperkenalkan oleh David Easton yang melakukan analogi dengan sistem
biologi. Pada dasarnya sistem biologi merupakan proses interaksi antara organisme dengan
lingkungannya, yang akhirnya menciptakan kelangsungan dan perubahan hidup yang relatif stabil.
Ini kemudian dianalogikan dengan kehidupan sistem politik.

Model ini didasarkan pada konsep – konsep kekuatan – kekuatan lingkungan, sosial, politik,
ekonomi, kebudayaan, geografis, dan sebagainya yang ada disekitarnya. Kebijakan publik
merupakan hasil (output) dari sistem politik. Kebijakan model ini juga melihat dari tuntutan –
tuntutan, dukungan, masukan yang selanjutnya diubah menjadi kebijakan punlik yang otoritatif
bagi seluruh anggota masyarakat. Intinya sistem politik berfungsi mengubah inputs menjadi
outputs.

11
Contoh kasus :

Setelah batik mendapat sertifikat dari UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, kini
pemerintah membuat kebijakan untuk mendaftarkan angklung ke UNESCO agar alat musik khas
daerah tersebut tidak diklaim oleh pihak lain. Melalui tahap verifikasi akan terbukti bahwa
angklung sangat berperan dalam kelangsungan suku bangsa khususnya di Indonesia, jika lolos
verifikasi, UNESCO akan mengeluarkan sertifikat dan angklung akan diakui sebagai warisan asli
budaya asli Indonesia. Kesenian dan kebudayaan jawa barat yang berbahan dasar bambu tengah
dihadapkan pada percepatan dunia industri yang membutuhkan inovasi dan kreativitas. Sepanjang
2008, angklung juga berfungsi sebagai alat promosi budaya dengan berbagai inovasi dalam seni
pertunjukkan. Angklung telah menjadi salah satu kekuatan diplomasi budaya serta komunikasi
nonverbal lintas sektoral yang cukup efektif. Bermain musik bambu juga bermain dengan
menggunakan rasa, yang menimbulkan kepekaan dan solidaritas yang menciptakan harmoni
sehingga perlu ditanamkan di kalangan generasi pelajar Indonesia. Dengan begitu sangat pantaslah
pemerintah mengambil kebijakan untuk mendaftarkan angklung sebagai salah satu warisan budaya
asli Indonesia, yang mana bangsa ini memiliki solidaritas dan kepekaan yang tinggi.

2.3 Kategori Kebijakan Publik


Ada banyak sekali pengkategorian kebijakan publik berikut ini kategori kebijakan publik menurut
beberapa ahli:

James E. Anderson sebagaimana dikutip Suharno (2010: 24-25) menyampaikan kategori


kebijakan publik sebagai berikut:

1. Kebijakan substantif dan kebijakan prosedural Kebijakan substantif yaitu kebijakan yang
menyangkut apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan prosedural
adalah bagaimana kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan.
2. Kebijakan distributif dan kebijakan regulatori versus kebijakan redistributif
Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat
atau individu. Kebijakan regulatori merupakan kebijakan yang berupa pembatasan atau
pelarangan terhadap perilaku individu atau kelompok masyarakat. Sedangkan, kebijakan

12
redistributif merupakan kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan
atau hak-hak diantara berbagai kelompok dalam masyarakat.
3. Kebijakan materal dan kebijakan simbolik Kebijakan materal adalah kebijakan yang
memberikan keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran. Sedangkan,
kebijakan simbolis adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok
sasaran.
4. Kebijakan yang barhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang privat
(privat goods). Kebijakan public goods adalah kebijakan yang mengatur pemberian barang
atau pelayanan publik. Sedangkan, kebijakan privat goods adalah kebijakan yang mengatur
penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas

Sholichin Abdul Wahab sebagaimana dikutipSuharno (2010: 25-27)


mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat kebijakan publik sebagai
tindakan yang mengarah pada tujuan, ketika kita dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam
beberapa kategori, yaitu:

1. Tuntutan kebijakan (policy demands) Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada
pejabat-pejabat pemerintah yang dilakukan oleh aktor-aktor lain, baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan tindakan tertentu atau
sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan pada suatu masalah tertentu. Tuntutan ini dapat
bervariasi, mulai dari desakan umum, agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang terjadi di dalam
masyarakat.
2. Keputusan kebijakan (policy decisions) Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat
pemerintah yang dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik. Dalam hal ini, termasuk didalamnya keputusan-keputusan untuk menciptakan
statuta (ketentuan-ketentuan dasar), ketetapan-ketetapan, ataupun membuat penafsiran
terhadap undang-undang.
3. Pernyataan kebijakan (policy statements) Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai
kebijakan publik tertentu. Misalnya; ketetapan MPR, Keputusan Presiden atau Dekrit
Presiden, keputusan peradialn, pernyataan ataupun pidato pejabat pemerintah yang

13
menunjukkan hasrat,tujuan pemerintah, dan apa yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
tersebut.
4. Keluaran kebijakan (policy outputs) Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling
dapat dilihat dan dirasakan, karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan guna
merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan pernyataan kebijakan.
Secara singkat keluaran kebijakan ini menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh
pemerintah.
5. Hasil akhir kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-
benar dirasakan oleh masyarakat, baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah dalam bidang-
bidang atau masalah-masalah tertentu yang ada dalam masyarakat.

Riant Nugroho D membagi jenis-jenis kebijakan publik berdasarkan 3 kategori. Pembagian jenis
kebijakan publik

1. Berdasarkan pada makna dari kebijakan publik

Berdasarkan maknanya, maka kebijakan publik adalah hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk
dikerjakan dan hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan.
Kebijakan publik berdasar makna kebijakan publik dengan demikian terdiri dua jenis, yakni:
kebijakan hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk dikerjakan dan kebijakan atau hal-hal yang
diputuskan pemerintah untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan.

2. Pembagian publik tertinggi. Hal ini mendasarkan teori Politica yang diajarkan oleh
Montesquieu pada abad pencerahan di Perancis abad 7. Demokrasi adalah sebuah suasana
dimana seorang penguasa dipilih buka atas dasar kelahiran atau kekerasan, namun atas dasa
sebuah kontrak yang dibuat bersama melalui mekanisme pemilihan umum baik langsung
atau tidak langsung dan siapa pun yang berkuasa harus membuat kontrak sosial dengan
rakyatnya. Kebijakan publik adalah kontrak sosial itu sendiri. Kedua kebijakan publik yang
dibuat dalam bentuk kerjasama antara legislatif dengan eksekutif.
3. Kebijakan publik yang dibuar oleh eksekutif saja. Di dalam perkembangannya, peran
eksekutif tidak cukup hanya melaksanakan kebijakan yang dibuat legislatif, karena dengan

14
semakin meningkatnya kompleksitas permasalahan kehidupan bersama sehingga
diperlukan kebijakan-kebijakan publik pelaksanaan yang berfungsi sebagai turunan dari
kebijakan publik di atasnya. Di Indonesia ragam kebijakan publik yang ditangani eksekutif
bertingkat sebagi berikut:
1) Peraturan Pemerintah,
2) Keputusan Presidin (keppres),
3) Keputusan Menteri (Kepmen) atau Lembaga Pemerintah Nondepartemen,
4) dan seterusnya, misalanya Instruksi menteri.

Sedangkan di tingkat daerah terdapat:

1) Keputusan Gubernur dan bertingkat keputusan Dinas-Dinas di bawahnya,


2) Keputusan Bupati,
3) Keputusan walikota dan bertingkat keputusan dinas-dinas di bawahnya. Pembagian
jenis kebijakan publik kategori ketiga didasarkan pada karakter dari kebijakan publik yang
sebenarnya merupakan bagian dari kebijakan publik yang sebenarnya merupakan bagian
dari kebijakan publik tertulis forma.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah seluruh tindakan pemerintah
dengan memenuhi seluruh kebutuhan yang diperintah secara adil, tepat, cepat, merata dan
sesuai dengan kebutuhan. Terdapat banyak model kebijakan publik, tetapi tentu tidak semua
model sesuai dengan negera kita. Model sesuai dan banyak digunakan saat ini adalah model
inchremental. Model ini menggunakan sistem dengan cara mengisi yang kosong atau membuat
suatu kebijakan sesuai dengan kebutuhan.

Kebijakan publik tidak lepas dari proses pembentukan kebijakan itu sendiri. Dengan
memahami apa itu kebijakan, model dan kategori, kita dapat memudahkan dalam membuat
tahapan selanjutnya yaitu menganalisis bagaimana tahapan demi tahapan proses pembentukan
kebijakan publik tersebut sehingga terwujudlah suatu kebijakan publik tertentu.

3.2 Saran
Kebijakan publik harus dirancang dengan baik agar hasilnya dapat menguntungkan
bagi pemerintah dan masyarakat. Seluruh model dan kategori kebijakan publik harus dipilih
mana yang sesuai dengan bangsa Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai