A. Topik
B. Definisi
1
Dalam dimensi lingkungan, pengertian publik sebagai masyarakat,
contohnya kebijakan publik tentang ekspor impor yang berdampak
kepada pelaku dunia usaha.
C. ISI
Menurut Huglo diuraikan oleh Jones dengan beberapa isi dari kebijakan
itu :
2
D. Konteks
Pengertian kebijakan publik dan criteria yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan kebijakan publik diantaranya adanya saran atau
masukan dari masyarakat dan peran serta dari masyarakat dalam
pengambilan kebijakan oleh pemerintah.
E. KRITIK
Kebijakan yang dibuat saat ini harus lebih transparan prosesnya
karena menyangkut kepentingan umum.harus benar-benar memahami
permasalahan yang ada di masyrakat terutama bagi pemangku jabatan
yang sarat akan kepentingan politik.
F. KESIMPULAN
Kebijakan adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah atau
lembaga yang berwenang untuk memecahkan masalah dan mencapai
tujuan yang diinginkan oleh masyarakat, untuk itu meskipun pemerintah
terdiri politik, kebijakan yang diambil harus netral sesuai dengan
kebutuhan yang ada di masyarkat.
3
BAB 2
A. Topik
B. Definisi
Pengertian kebijakan
Secara harafiah, ilmu kebijakan merupakan terjemahan langsung
dari kata policy scinece (Yehezkel,1968: 6-8). Beberapa penulis besar
dalam ilmu ini. Seperti wiliam dunn. Charles Jones, dan Lee Friedman
menggunakan istilah public policy dan public policy analisis dalam
pengertian yang tidak berbeda. Istilah kebijaksanaan dan kebijakan yang
di terjemahkan dari kata policy memang biasanya di kaitkan dengan
keputisan pemerintah karna pemerintah yang mempunyai wewenang
atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakatdan vertanggung jawab
untuk melayani kepentingan umum. Hal ini sejalan dengan pengertian
4
public dalam bahasa indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat,
atau umum.
Kata policy secara etimologi berasal dari kata polis dalam bahasa
yunani (Greek) yang berarti negara-kota. Dalam bahasa Latin kata ini
berubah menjadi politia yang berarti negara. Masuk dalam bahasa ingris
lama ( the middle english ) kata tersebut menjadi policie yang
pengertianya berkaitan dengan urusan pemerintah dan administrasi
pemerintah.
Menurut Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan
pemerintah unruk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Kebijakan menurut H. Hugh Helgo menyebutkan kebijakan
sebagai suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian publik
Pengertian publik dalam rangkaian kata public policy memiliki tiga
konotasi, yaitu pemerintah masyaraakat, dan umum. Hal ini dapat di lihat
dalam dimensi subjek, objek, dan lingkungan dari kebijakan. Dalam
dimensi subjek, kebijakan publik adalah kebijakan dari pemerintah.
Strata kebijakan :
5
C. Konten
D. Konteks
E. Kritik
6
mempengaruhi kebijakan pemerintah. Sebagai contoh, dapat dilihat pada
setiap kali ada pengumuman pemberlakuan kebijakan pemerintah baik di
bidang sosial, ekonomi, maupun politik, selalu ada tanggapan dari publik
dalam bentuk demonstrasi penolakan.
Proses dialog stakeholders telah mendorong pemerintahan agar
lebih terbuka terhadap masukan stakeholders lain dan lebih responsif
terhadap tuntutan masyarakat. Berbagai praktik partnership
menunjukkan bahwa kerja sama yang baik hanya dapat berlangsung
apabila komunikasi yang sehat antara pemerintah dan masyarakat
terbangun.
F. Konklusif
1. Kebijakan adalah keputusan yang di buat oleh pemerintah atau
lembaga yang berwenang untuk memecahkan masalah atau
mewujudkan tujuan yang di inginkan masyarakat.
2. Tujuan ini baru dapat di wujudkan manakala terdapat faktor- faktor
pendukung yangvsecara sepintas dapat disamakan dengan faktor
input dalam pendekatan bisnis.
3. Meskipun kebijakan bersifat teknis, kebijakan tetap berada pada strata
strategis yang dapat di bedakab dengan sekadar suatu petinjuk
pelaksanaan atau petunjuk teknis.
4. Dalam era modern sekarang ini, partisipasi masyarakat menjadi
bertambah penting sejalan dengan perkembangan teknologi dalam
bidang informasi dan transportasi. Masyarakat semakin menyadari
bahwa kebijakan semakin mempengaruhi kehidupan masyarakat dan
masyarakat juga dapat mempengaruhi keseluruhan proses kebijakan.
5. Dalam lingkup birokrasi pemerintah, kandungan unsur kebijakan
berbanding lurus dengan jenjang jabatan yang ada.
7
BAB 3
A. Topik
Pendekatan Kebijakan Publik
B. Definisi
Setiap disiplin ilmu mempunyai gaya pendekatan tersendiri
yang umumnya berbeda dengan gaya pendekatan disiplin ilmu lain.
Namun, semua pendekatan ilmu tersebut adalah pendekatan ilmiah
yang berbeda dengan pendekatan yang bersifat common sense.
Pendekatan ilmiah memiliki dua ciri pokok yaitu terkontrol dan
sistematis. Pendekatan kebijakan juga merupakan pendekatan ilmiah
yang harus memiliki ciri-ciri yang dimaksud. Namun sebagai ilmu
sosial terapan pendekatan ini lebih bersifat multidimensi yang tidak
hanya berbicara tentang fakta dan nilai tetapi juga tentang aksi atau
tindakan.
C. Content
Analisis kebijakan dimaksudkan untuk menghasilkan informasi
yang relevan yang bersifat :
1. Designatif
Informasi yang bersifat designative adalah gambaran keadaan
sebagaimana adanya yang diolah dari fakta dan data objektif.
2. Evaluatif
Informasi yang bersifat evaluatif adalah informasi yang mempunyai
nilai-nilai yang berguna bagi kita untuk membuat keputusan.
3. Advokatif
8
Informasi yang bersifat advokatif berkaitan dengan aksi atau
tindakan yang harus dilakukan berdasarkan perhitungan nilai-nilai
informasi evaluatif.
D. Konteks
Bentuk Dan Teknik Pendekatan Kebijakan
Ketiga jenis informasi (yang bersifat designatif, evaluatif,
advokatif )yang dihasilkan oleh pendekatan (empiris, evaluatif, dan
normatif) memberikan gambaran tindakan yang berbeda dalam
masing-masing kurun waktu masa lampau dan masa depan.
Dalam kurun waktu masa lampau, gambaran tindakan dari
informasi tersebut dapat berupa deskripsi ataupun evaluasi. Deskripsi
memberi jawaban atas pertanyaan tentang keberadaan dan keadaan
suatu kebijakan sedangkan evaluasi memberi jawaban tentang
kepatutan nilai dari suatu kebijakan.
Dalam kurun waktu masa depan, gambaran tindakan informasi
berbentuk prediksi, preskripsi dan evaluasi. Prediksi merupakan
informasi tentang kecenderungan perkembangan masa depan tanpa
ada intervensi atau pengaruh dari suatu kebijakan. Preskripsi adalah
informasi tentang dampak yang muncul pada masa yang akan datang
sebagai konsekuensi dari implementasi suatu kebijakan. Dan, Evaluasi
memberikan keterangan tentang kepatutan suatu kebijakan untuk
diterapkan pada waktu yang akan datang.
9
ARUS INFORMASI KEBIJAKAN
Masalah kebijakan
Strukturisasi Prakiraan
Masalah
Aksi Kebijaksanaan
10
E. KRITIK :
Pendekatan kajian kebijakan lanjutan
Sebagai ilmu sosial terapan dalam teknologi modern sekarang ini,
pendekatan kebijakan yang multidisiplin berhadapan dengan kondisi
lingkungan yang serba kompleks dan dinamis yang menimbulkan
tuntutan perubahan focus dan perluasan wawasan yang cukup
signifikan dari kebijakan itu sendiri. Sehingga akan muncul perubahan
sebagai berikut :
1. Landasan filosofis
2. Ultrarasional
3. Globalisasi
4. Perspektif ke depan Yang berjangka panjang dan berwawasan luas
5. Kecenderungan perubahan focus kebijakan
F. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Disamping perbedaan yang jelas antara pendekatan ilmiah dengan
pendekatan yang bersifat commonsense, pada masing-masing ilmu
terdapat pula gaya pendekatan yang tidak sama satu dengan yang
lain.
2. Dalam perkembangannya sekarang, kajian kebijakan publik perlu
mengindahkan berbagai perkembangan dalam bidang teknologi
yang mempengaruhi proses perumusan kebijakan, implementasi
dan evaluasinya.
3. Adanya kecenderungan perubahan focus dari yang bersifat ad hoc
dan makro pada hal-hal yang institusional dan realistis. Sejalan
dengan hal tersebut, muncul system pemerintahan yang lebih
demokratis dan otonom.
11
BAB 4
A. Topik
B. Definisi
C. Konten
1. Kompleksitas
12
Gambar aspek-aspek yang terdapat di UU no 14 tahun 1992
Aspek - Ekonomi
- Keamanan/ketertiban
- Budaya/Disiplin
- Hukum
- Administrasi
- Pendidikan
13
- Kedua Masing-masing pihak memiliki kekuasaan yang berbeda dalam
mempengaruhi perumusan, pelaksanaan, ataupun menghalangi
berlakunya suatu kebijakan, sangat jelas bahwa polisi memiliki kekuasaan
yang berbeda dibandingkan dengan sopir, begitu pula dengan jaksa yang
memiliki kewenangan yang tidak sama dengan penumpang kendaraan
umumdan dengan ABRI/TNI, dll. Tarik menarik diantara berbagai
kepentingan dan kekuasaan yang berbeda ini selalu terjadi dalam
masyarakat, sekalipun hal ini tidak terlihat secara terbuka, ini adalah wujud
dari kehidupan bermasyarakat.
14
dari segi perimbangan kekuatan yang mendukung ataupun yang menentang
proses kebijakan pada setiap tahap UU tersebut yang langsung berhubungan
denga kepentingan sopir karena di DPR RI tidak ada yang secara resmi
mewakili sopir karena profesi sopir yang kurang jelas (ambivalence) yang
susah terhimpun dalam suatu kepentingan.
.
2. Dinamis
Dinamis adalah perubahan, hal ini berhubungan dengan keadaan keadaan
masyarakat yang oleh kebijakan yang bersifat dinamis, selain ALLOH dalam
masyarakat segala sesuatu berubah kecuali perubahan itu sendiri.
15
tidak hanya berkenaan dengan pemilihan yang terbaik diantara berbagai
alternative tetapi juga berhubungan dengan aksi kebijakan atau aplikasi
dari keputusan itu, pengambilan keputusan publik perlu menggunakan
kriteria yang sama berat antara pertimbangan yang bersifat konseptional
dangan pertimbangan yang bersifat operasional, pertimbangan yang
bersifat operasional cenderung memperhatikan nilai-nilai dalam
masyarakat yang mempengaruhi ataupun yang akan dipengaruhi oleh
suatu kebijakan.
D. KONTEKS
- Tahap ketiga adalah pemilihan salah satu strategi yang paling tepat,
pada tahap ini diperlukan penilaian secara objektif atas dasar satu
atau beberapa kriteria.
16
E. Kritik
Suatu keputusan berada dalam wawasan pencapaian tujuan yang
lebih besar dari organisasi misalnya seperti kebijakan public dalam
bidang pendidikan tidak boleh bertentangan dengan tujuan Negara
untuk mencerdaskan bangsa
F. Kesimpulan
1. Sekalipun suatu kebijakan terlihat sederhana, suatu kebijakan tetap
kompleks, dinamis, dan melalui proses yang serupa dengan proses
pengambilan keputusan ilmiah.
2. Kompleksitasnya suatu kebijakan mengharuskan proses perumusan,
implementasi, dan evaluasi kebijakan dengan melibatkan banyak
pihak dalam masyarakat.
3. Dalam situasi yang dinamis dan terdapat kecenderungan pada
banyak orang untuk berfikir dalam lingkup “batasan yang bersifat
semu” diperlukan adanya upaya untuk berfikir bebas dan terbuka
terhadap hal-hal yang baru dan belum pernah ada, karena kemajuan
adalah sesuatu yang baru dan belum pernah ada sebelumnya.
17
BAB 5
KAJIAN DAN ORIENTASI
A. Topik :
Peran pemerintah terhadap kebijakan publik dalam kajian dan orientasi.
B. Definisi :
Sebagai ilmu sosial yang bersifat terapan ,studi tentang kebijakan
publik banyak melibatkan dimensi ilmu. Setiap tentang kebijakan,sekalipun
kelihatanya cukup sempit,pada umumnya terkait dengan banyak aspek dan
banyak melibatkan banyak pihak dalam masyarakat.
C. Konten
Melalui kebijakan publik berhubungan dengan tiga alasan pokokyang
mendorong munculnya keperluan yang semakin meningkat terhadap
kajian kebijakan publik.
1.Variabel bebasa dan variabel terikat
Variabel bebas adalah variabel yang mempenggaruhi, sedAngkan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi.
2. Alasan profesional, dalam hubungan sebab akibat diharapkan dapat
ditemukan berbagai alternatif kebijakan untuk memecahkan masalah –
masalah publik.
3. Alasan politik negara atau pemerintah. Artinya, kajian kebijakan publik
perlu ditunjukan untuk menjamin terwujudnya pemerintahan yang
melaksanakan kebijakan untuk kepentingan rakyat.
Analisis kebijakan publik menunjukan ada tiga bentuk analisis kebijakan :
1. Analisis kebijkan yang prospektif
2. Analisis kebijakan yang retrospektif
3. Integrasi antara analisis prospektif dan retrospektif
18
D. Konteks :
Wujud Analisis dan bentuk kebijakan publik, aksi kebijakan mengarah
pada peraturan untuk kepentingan masyarakat. Sebagai pengaturan
kepentingan masyarakat, kebijakan merupakan praktik sosial, bukan
urusan perorangan atau pengaturan yang hanya meliputi lingkungan
tertentu saja.
Kebijakan publik dapat dibedakan dalam beberapa bentuk sebagai
berikut:
1. Berupa aturan atau ketentuan yang mengatur kehidupan masyarakat
(regulasi)
2. Distribusi atau alokasi sumber daya
3. Redistribusi atau re-lokasi
4. Pembekalan atau pemberdayaan
5. Etika
E. Kritik:
Dalam penentuan kebijakan publik: kajian dan orientasi harus
memperhatikan perumusan kebijakan jangan sampai kebijakan yang
diambil oleh pemerintah akan merugikan masyarakat pada akhirnya.
Sebagai contoh kebijakan penentuan harga beras dimana petani sebagai
masyarakat golongan terbesar menghendaki adanya harga beras yang
cukup tinggi, namun pada kenyataanya harga dipasaran tidak pernah
mampu untuk mensejahterakan petani.
F. Conclusi
Sebagai ilmu terapan,kajian kebijakanpublik,disuatu pihak semakin
lebih dibutuhkan oleh masyarakat dalam analisis keterkaitan hubungan
yang semakin bervariasi antara masyarakat dengan pemerintah. Di lain
pihak, kajian ini dihadapkan pada keperluan untuk menjadi lebih realistis.
19
Informasi yang dihasilkan oleh kajian kebijakan sesuai dengan
jenis kebijakan yang pada giliranya menuntut informasi – masukan yang
relevan dengan jenis kajian yang digunakan.
Kebijakan dalam segala bentuknya tidak boleh lepas dari nilai- nilai
tradisonal yang dianut jika kebijaksanaan diharapkan menjadi aturan
yang hidup dalam masyarakat
20
BAB 6
MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK
A. Topik
21
3. Verbal model: presentasi dengan cara verbal ini lebih bersifat uraian
dengan kata-kata dari pada simbol-simbol.
4. Simbolic model: model ini menggunakan persamaan matematis untuk
menunjukkan hubungan antar variabel.
22
2. Model proses, yaitu melihat kebijakan sebagai subyek dari proses
yang berurutan. Proses ini dimulai dari identifikasi masalah,
pengaturan agenda kebijakan, perumusan kebijakan, legitiamasi,
implementasi, sampai evaluasi.
3. Model rasional, yaitumodel yang berorientasi pada pendekatan
ekonomi. Model ini melihat kebijakan publik sebagai upaya untuk
mendapatkan manfaat sebesar-besarnya. Nilai manfaat yang
diharapkan tidak boleh bersifat picik hingga merugikan aspek lain.
Misalnya kebijakan dapat menghasilkan keuntungan bagi kenaikan
pendapatan, tetapi merugikan dilihat dari kesempatan kerja yang
menjadi sempit. Begitu pula kebijakan dengan meningkatkan
keuntungan dari segi ekspor hasil bumi, tetapi merugikan dilihat dari
lingkungan hidup dan sumber daya di masa depan.
4. Model inkremental, yaitu model yang muncul dengan menyandarkan
diri pada masa lampau. Dalam model ini mula-mula dipelajari apa yang
sudah dilakukan dan apa hasil yang dipeoleh. Kemudian dilihat apa
yang menyebabkan kegagalan atau kelemahannya. Setleah itu baru
dianalisis apa yang perlu diperbaiki. Jadi model inkremental lebih
melihat pada strategi tambahan (increments) atau perubahan yang
perlu dilakukan terhadap kebijakan yang ada.
5. Model kelompok, yaitu hasil pergumulan anatarkelompok dalam
masyarakat atau sebagai kompromi dari persaingan yang tidak
selesai. Oleh karena itu kebijakan publik seringkali merupakan
keputusan akhir yang belum tetap. Selama pergumulan antar
kelompok masih berlangsung, kebijakan dapat berubah sewaktu-
waktu.Maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
a. Menciptakan aturan main dalam penyaluran kepentingan dan
aspirasi masyarakat
23
b. Mewujudkan kompromi antarklompok, terutama yang
menyangkut kepentingan yang berbeda
c. Menampung kesepakan tersebut dalam bentuk kebijakan publik
d. Mengimplementasikan kebijakan publik tersebut melalui sistem
administrasi negara yang objektif dan efektif.
6. Model elit, yaitu merupakan puncak dari model kelompok. Dalam hal
ini elit merupakan individu-individu yang dominan dalam masyarakat.
Karena kelebihannya mereka memegang kendali dalam masyarakat,
membuat keputusan, menetapkan pelaksanaan keputusan, dan
mengawasinya. Mereka berkuasa karena kelebihan tertentu yang
dimilikinya, misalnya karena keturunan dari dinasti pengusa, pemilik
kekayaan yang sangat besar, pemegang kekuasaaan bersenjata, dsb.
C. Isi
Membahas berbagai macam model kebijakan publik yang ada di
masyarakat
D. Konteks
Melihat dari berbagai sisi kebijakan publik, mulai dari sumber
awalnya, proses hingga hasil dari kebijakan tersebut yang akan kembali
menjadi umpan balik menjadi sebuah sumber dari kebijakan yang baru.
E. Kritik
Sampai saat ini masyarakat kita pada umumnya tidak memahami
bahwa kebijakan publik yang dihasilkan dan diberlakukan kepada
masyarakat adalah berawal/bersumber dari sebuah keputusan politik,
dalam hal ini adalah Pemilu dalam semua jenjang (pilkada, pilpres, pileg).
Masyarakat masih abai dan mudah tergoda dengan kepentingan sesaat
24
tanpa mempertimbangkan akibat panjang dari pilihan yang mereka
tentukan dalam setiap pemilu tersebut.
F. Kesimpulan:
Masyarakat sudah saatnya berperan aktif dalam setiap proses
pengambilan keputusan, bukan hanya menjadi objek, namun seharusnya
memberikan masukan yang merupakan aspirasi mereka dan
memperjuangkannya melalui sebuah keputusan yang cerdas dalam
setiap pemilu untuk mendapatkan wakil-wakil rakyat yang terpercaya.
25