OLEH:
A1A017105
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
BAB 13
DILEMA ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
Menurut Rondinelli dan Cheema (1983), ada empat faktor yang dapat
memengaruhi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi bebas, yaitu
environmental conditions interorganizational relationship, available resources, and
characteristic of implementing agencies.
Signifikansi hubungan pengaruh antara variabel yang satu dan variabel yang
lain dalam memengaruhi pelaksananaan otonomi daerah sangat bervariasi dalam
situasi yang satu dengan yang lain.
a. Faktor Environmental Conditions
Menurut Rondinelli dan Cheema (1983), faktor ini mencakup struktur politik
nasional, proses perumusan kebijakan, infrastruktur politik, dan berbagai organisasi
kepentingan, serta tersedianya sarana dan prasarana fisik.
Suatu kebijakan timbul dari suatu kondisi lingkungan sosialekonomi dan
politik yang khusus dan kompleks. Hal ini tidak hanya mewarnai substansi kebijakan
itu, tetapi juga mewarnai hubungan antarorganisasi dan karakteristik badanbadan
pelaksana di lapangan, serta potensi sumber daya, baik jumlah maupun macamnya.
Struktur politik nasional, ideologi, dan proses perumusan kebijakan ikut
memengaruhi tingkat dan arah pelaksanaan otonomi daerah. Selain itu, karakteristik
struktur lokal, kelompok sosialbudaya yang terlibat dalam perumusan kebijakan, dan
kondisi infrastruktur juga memainkan peranan penting dalam pelaksanaan otonomi
daerah.
b. Faktor Inter-Organizationships
Penganut paham ini percaya bahwa sebagian besar masalah sosial adalah sangat
kompleks sehingga mereka menentang solusi yang mutlak. Masyarakat mengetahui
bahwa para perencana, pembuat keputusan, dan administrator jarang memperoleh
informasi yang tepat dalam merumuskan masalah atau memahami secara lengkap tentang
kondisi sosial dan ekonomi yang nyata.
Perubahan secara cepat dalam masyarakat dan ketidakpastian yang dinamis dari
interaksi politik menyebabkan sistematika teori sosial yang lama berubah sebelum
dirumuskan. Beberapa teori tentang masalah sosial dan pelajaran tindakan menentukan
pemecahan masalah merupakan suatu kesatuan dari rangkaian sementara yang tetap untuk
dicoba. Apabila kemampuan para perencana dan administrator untuk memahami masalah
sosial yang kompleks masih terbatas, parsial, dan bersifat sementara, pemecahan masalah
yang diambil tidak dapat direncanakan secara terpadu karena pengetahuan tidak akan
lengkap dan hubungan antara tindakan yang diambil pembuat keputusan dan perubahan
dalam kondisi sosial akan melemah. Oleh karena itu, banyaknya masalah sosial yang
kompleks tidak pernah terpecahkan, tetapi akan menjadi mudah dipecahkan jika menjadi
prioritas utama.
Persepsi tentang dinamika masalah sosial dan perubahan sosial berbeda dengan
pendekatan dalam perencanaan pembangunan dan administrasi yang biasanya mendirikan
struktur dan prosedur birokrasi pemerintah dan organisasi internasional. Karena kondisi
ketidakpastian dan pengetahuan yang tidak lengkap, perencana dan administrator
menawarkan kesimpulan sementara tentang kebenaran tindakan, keberhasilan solusi
tersebut dapat diuji melalui eksperimen, interaksi sosial, dan pembelajaran sosial.
4. Mengelola Pengembangan Program dan Proyek Pembangunan
Esman dan Montgomery (1987) berpendapat bahwa sumber daya manusia dalam
program pembangunan memerlukan susunan organisasi yang melibatkan partisipasi
masyarakat. Selain itu, pengelolaan keuangan yang terpusat dalam manajemen birokrasi
perlu diubah. Karena kompleksitas dan ketidakpastian, program dan proyek tidak dapat
dikelola terpusat, tetapi harus didesentralisasi. Dalam arti, desentralisasi kewenangan,
tanggung jawab, dan sumber daya dalam unit lokal administratif mendelegasikan fungsi
kepada pemerintah daerah.
b. Pentingnya Perencanaan Strategis
Salah satu kesulitan membuat perubahan dalam birokrasi, menurut Augustin Rina
Herawati (2011), adalah perilaku administrator yang mengganggap “kesalahan” sebagai
sesuatu yang tidak wajar.
Padahal, dalam konsep pembuatan kebijakan pembangunan sebagai eksperimen
sosial, “kesalahan” yang kemudian diperbaiki merupakan bagian dari proses penyelesaian
program. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua proyek pembangunan
didasarkan pada eksperimen, sedangkan insentif dan penghargaan diberikan untuk
meningkatkan inovasi, eksperimen, dan kreativitas. Hanya “kesalahan” yang tidak
dikoreksi merupakan fakta dari kebodohan manajemen.
1. Kemampuan Manajer dan Administrator