Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EKONOMI MONETER II

KEBIJAKAN MONETER KONTRAKTIF

Anggota Kelompok 08:

1. Neni Dwi
2. Nur Intan Mardiyatussholihah (A1A017101)
3. Rafanuri Ramdhani
4. Rio fahrianto
5. Shafwan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur tingkat


pertumbuhan dan peredaran uang di dalam suatu negara. Variabel makroekonomi
utama yang diatur oleh kebijakan moneter adalah inflasi dan pengangguran. Cara-cara
yang menjadi ciri khas kebijakan moneter adalah pengaturan suku bunga, transaksi
jual dan beli sekuritas pemerintah, dan pengubahan jumlah uang tunai yang beredar di
pasar.
Bank sentral atau badan negara pengatur keuangan seperti kementerian
keuangan bertanggung jawab atas perumusan kebijakan moneter. Tujuan utama dari
kebijakan ini adalah manajemen inflasi, manajemen pengangguran, dan penjaga nilai
tukar mata uang. Kebijakan monetetr bisa membuat target tentang tingkat inflasi, suku
bunga, dan nilai mata uang.
Bank sentral adalah aktor utama dalam pelakasanaan kebijakan moneter secara
langsung dan tidak langsung. Contoh dari kebijakan moneter langsung adalah
mencetak uang baru, membekukan saldo perusahaan swasta/negara, merombak
sisterm perbankan, mengambil alih urusan perbank/perkreditan, dan masih banyak
lagi.
Bank sentral ikut serta dalam peredaran uang dan lalu lintas kredit perbankan.
Sedangkan contoh kebijakan politik moneter tidak langsung adalah memberikan
pengaruh kepada pemmberian kredit oleh mengurangi jumlah uang yang beredar.

2.2 Pengertian Kebijakan Moneter Kontraktif


Contractionary monetary policy atau kebijakan moneter kontraktif adalah
jenis kebijakan moneter yang dimaksudkan untuk mengurangi laju pertumbuhan
jumlah uang beredar untuk melawan inflasi. Merupakan sebuah kebijakan dengan
tujuan bisa menambah uang yang beredar. Setiap negara membuat kebijakan seperti
ini agar bisa mengatasi pengangguran serta bisa meningkatkan daya beli dari
masyarakat (permintaan masyarakat) Bank sentral dapat mmenggunakan beberapa
instrumen untuk mengkontraksi perekonomian, yakni kenaikan suku bunga, operasi
pasar terbuka melalui penjualan surat utang pemerintah, atau menaikkan cadangan
wajib. Kebijakan ini juga disebut dengan kebijakan moneter ketat atau kebijakan
moneter reskriktif.
Peningkatan inflasi adalah indikator utama dari ekonomi yang terlalu panas,
yang dapat merupakan hasil dari periode ekspansi ekonomi yang panjang. Dalam
siklus ekonomi, ini biasanya terjadi menjelang fase puncak siklus. Untuk menghindari
ekonomi terlalu panas (inflasi tinggi), bank sentral akan mengadopsi kebijakan
moneter kontraktif.
Kebijakan moneter kontraktif mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Salah satu tujuannya adalah untuk mencegah spekulasi yang
berlebihan dan investasi modal yang tidak berkelanjutan. Dan secara keseluruhan,
kebijakan ini berusaha meredam laju permintaan agregat dalam perekonomian.
Kebijakan moneter kontrakif umumnya dilakukan oleh bank sentral atau
otoritas moneter serupa. Bank sentral biasanya menetapkan target tingkat inflasi dan
menggunakan kebijakan moneter kontraktif untuk memenuhi target tersebut.
Ketika perekonomian sedang mengalami resesi atau depresi. Kebijakan
longgar (easy money policy) adalah sebutan lain dari kebijakan moneter.

2.3 Implementasi Kebijakan Moneter Kontraktiif

Setiap kebijakan moneter menggunakan perangkat yang sama. Alat utama kebijakan
moneter adalah suku bunga acuan, operasi pasar terbuka, dan cadangan wajib.

Kebijakan moneter kontaksional menggunakan satu atau kombinasi berikut:

1) Kenaikan suku bunga acuan.

Suku bunnga jangka pendek adalah alat kebijakan moneter utama dari
bank sentral. Di Indonesia, suku bunga acuan disini adalah BI 7-Day Reverse
Repo Rate.

Bank umum biasanya dapat mengambil pinjaman jangka pendek dari bank
sentral untuk memenuhi kekurangan likuiditas jangka pendek. Sebagai imbalan
atas pinjaman, bank sentral mebebankan suku bunga jangka pendek.

Untuk mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral dapat memilih untuk
menaikkan suku bunga jangka pendek untuk meniingkatkan biaya pinjaman
jangka pendek. Peningkatan suku bunga juga akan mempengaruhi konsumen dan
bisnis dalam perekonomian karena bank komersial akan menaikkan suku bunga
yang mereka kenakan kepada klien mereka.

2) Operasi pasar terbuka dengan menjual surat berharga pemerintah.

Operasi pasar terbuka dijalankan dengan menjual dan pembeli surat


berharga yang diterbitkan pemerintah.

Bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dalam


perekonomian dengan menjual surat berharga kepada investor, biasanya bank.
Dengan begitu, sekarang, bank sentral memperoleh uang dan bank memegang
surat berharga.

3) Menaikkan rasio cadangan wajib.

Bank komersial wajib memiliki jumlah minum cadangan, baik yang


disimpan di bank sentral dan atau dalam brankas mereka sendiri. Ketika bank
sentral menaikkan cadangan wajib, ini berarti bank memiliki lebih sedikit uang
untuk dipinjamkan. Dengan begitu, jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian berkurang.

2.4 Dampak Kebijakan Moneter Kontraktif

Kebijakan moneter konttraktif dapat mengakibatkan beberapa dampak luas


pada perekonomian, terutama inflasi, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran.
Ketika jumlah uang beredar dalam perekonomian, pinjaman menjadi lebih mahal
untuk didapat dan likuiditas lebih ketat. Untuk alasan ini, kebijakan moneter
kontraktif dinamakan juga kebijakan moneter ketat karena jumlah pasokan uang
menjadi lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Tujuan dari kebijakan moneter
kontraktif adalah untuk mengurangi jumlah uang beredar dalam perekonomian. Ini
dapat dicapai dengan menaikkan suku bunga, menjual obligasi pemerintah, dan
meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan kontraksi digunakan
ketka pemerintah ingin mengendalika tingkat inflasi.

1) Pertumbuhan Ekonomi Lebih Lambat

Kebijakan moneter kontraktif biasanya memperlambat pertumbuhan


ekonomi. Ketika jumlah uang beredar dalam perekonomian menurun, individu
dan bisnis pada umumnya menghentikan konsumsi barang tahan lama, investasi
besar dan perngeluaran modal. Akibatnya, pertumbuhan permintaan agregat
melambat. Karena permintaan lebih lemah, bisnis akan berusaha memperlambat
produksi mereka.

2) Laju Inflasi Lebih Moderat

Permintaan agregat yang lebih lambat mengurangi laju inflasi, khsusnya


inflasi, khususnya inflasi tarikan permintaan. Dengan mengurangi jumlah uang
beredar dalam perekonomian, pembuat kebijakan bertujuan untuk menjaga inflasi
pada tingkat yang berkelanjutan dan menstabilkan harga dalam perekonomian.

3) Pengangguran Meningkat

Efek samping lain dari kebijakan moneter kontraktif adalah angka


pengangguran mulai bergerak naik. Pengangguran mulai bergerak naik.
Perlambatan ekonomi dan produksi yang lebih rendah menyebabkan perusahaan
memperkerjakan lebih sedikit karyawan. Oleh karena itu, pengangguran dalam

Anda mungkin juga menyukai