Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

KEBIJAKAN MONETER DAN


KEBIJAKAN FISKAL

MATA KULIAH : PENGANTAR EKONOMI MAKRO


NAMA DOSEN : Yayu Sri Rahayu S.E.M.M

PROGRAM STUDI : S1 MANAJEMEN


DISUSUN OLEH : RIKA YUNIAR
NIM : 66213019
KELAS : MJ 1.C

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
BANDUNG 2021
A. KEBIJAKAN MONETER
a. Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah
dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang
berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat.
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan
ketersediaan uang suatu negara. Karena persediaan uang negara
mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi, seperti inflasi, suku bunga
bank, dan sebagainya.
b. Tujuan kebijakan moneter
Dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank
Indonesia, tujuan kebijakan moneter yang utama yakni menjaga
kestabilan nilai rupiah. Demi mewujudkan hal tersebut, banyak aspek
yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter
Bank Indonesia.
1. Menjamin Stabilitas Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara harus berjalan dengan
terkontrol dan berkelanjutan. Hal ini dapat diwujudkan melalui
keseimbangan arus barang/jasa dengan peredaran uang.
2. Mengendalikan Inflasi
Agar inflasi dapat ditekan, maka Bank Indonesia menetapkan
kebijakan bertujuan mengurangi uang yang beredar di masyarakat
dan menjaga ketersediaan uang di bank. Sehingga, salah satu
tujuan kebijakan moneter adalah mengendalikan inflasi.
3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Tujuan kebijakan moneter Bank Indonesia berikutnya yaitu
meningkatkan lapangan pekerjaan. Kestabilan peredaran uang
membuat aktivitas produksi meningkat. Dengan naiknya kegiatan
produksi, maka diperlukan sumber daya manusia dalam
pengelolaannya. Sehingga hal ini mampu menyerap tenaga kerja
dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
4. Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar
Tujuan kebijakan moneter diharapkan mampu melindungi
stabilitas harga pasar. Ketika harga stabil maka menumbuhkan
rasa percaya masyarakat terhadap tingkat harga sekarang dan di
masa mendatang. Sehingga tingkat daya beli antar periode tetap
sama. Kestabilan harga ini bisa diatur melalui keseimbangan
peredaran uang, permintaan barang, dan produksi barang.
5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan moneter tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas
ekonomi dalam negeri saja, namun juga luar negeri. Salah satu
tujuan kebijakan moneter adalah menjaga keseimbangan neraca
pembayaran Internasional. Hal ini dapat diwujudkan melalui
kestabilan jumlah barang ekspor dan impor sama besarnya.
6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Seluruh dampak atas kebijakan moneter diharapkan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab demi mencapai tujuan
tersebut, diperlukan berbagai kesuksesan tiap komponen.
Misalnya seperti, tersedia lapangan pekerjaan, kontrol tingkat
inflasi, aktivitas produksi dan permintaan barang, dan lainnya.
c. Jenis jenis kebijakan moneter
1. Kebijakan Moneter Ekspansif
Jenis kebijakan moneter yang melakukan pengelolaan dan
pengaturan peredaran uang dalam aktivitas ekonomi disebut
sebagai kebijakan moneter ekspansif. Kebijakan moneter ini
melalui peningkatan pembelian sekuritas pemerintah oleh Bank
Indonesia, penurunan suku bunga, menurunkan persyaratan
cadangan untuk bank. Dampak kebijakan ini tak hanya
merangsang kegiatan bisnis atau daya beli konsumen, tetapi juga
mengurangi tingkat pengangguran.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Berikutnya, jenis kebijakan moneter adalah kebijakan moneter
kontraktif dimana kebijakan diambil sebagai langkah mengurangi
peredaran uang di masyarakat saat terjadi inflasi. Hal ini
diwujudkan melalui penjualan obligasi pemerintah, peningkatan
suku bunga bank, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk
bank.
d. Instumen kebijakan moneter
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang
mengukur melalui tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-
bank umum meminjamkan dana kepada bank Indonesia selaku
bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur.
Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia
menurunkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit
bank akan dinaikkan ketika peredaran uang harus dikurangi.
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan
atau pembelian surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang
dijadikan instrumen kebijakan moneter adalah operasi terbuka.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan
wajib. Saat Bank Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang
bank, maka uang diedarkan di masyarakat melalui pinjaman.
Sementara, bila cadangan kas uang bank harus ditambah, uang
yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku
bunga tabungan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia
memiliki wewenang dalam mengendalikan peredaran uang
melalui suku bunga. Besaran suku bunga yang ditetapkan oleh
bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh
Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu,
instrumen kebijakan moneter adalah penetapan suku bunga
acuan.
5. Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral.
Dalam hal ini, Bank Indonesia selaku bank sentral menghimbau
seluruh bank umum untuk menjalankan kebijakan penurunan atau
peningkatan suku bunga pinjaman
e. Contoh kebijakan moneter
1. Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia
Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek
yang memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat
meningkatkan jumlah uang yang beredar karena harus membiayai
kegiatan dengan segera.
2. Penyediaan Fasilitas Overdraft
Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami
kesulitan likuiditas jangka pendek, maka hal ini termasuk contoh
kebijakan moneter di Indonesia melalui fasilitas overdraft.
Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka pendek dengan
suku bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol
peredaran uang agar tetap stabil.
3. Penerbitan Surat Utang Negara
Selanjutnya, contoh kebijakan moneter adalah menerbitkan surat
utang negara. Dalam hal ini, pemerintah berusaha menghimpun
dana dari masyarakat agar uang yang beredar di masyarakat
mengalami penurunan.
4. Program Intervensi Rupiah
5. Program intervensi rupiah merupakan contoh kebijakan moneter
di Indonesia yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara
proses pinjam meminjam dana secara langsung di Pasar Uang
Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai upaya
mendukung instrumen kegiatan operasi pasar terbuka.
f. Dampak kebijakan moneter
Dampak positif dari kebijakan ini adalah mampu untuk mengatur
dalam pembuatan dan juga pengedaran Rupiah di seluruh Indonesia.
Sedangkan untuk dampak negative yang bisa didapatkan adalah
apabila nantinya uang yang diedarkan ini jumlahnya sedikit, maka
akan terjadi krisis ekonomi.
g. Indikator yang mempengaruhi kebijakan moneter
1. Uang Beredar
Memiliki tujuan untuk menetapkan pertumbuhan dari jumlah
uang beredar yang ada di masyarakat yang digunakan sebagai
salah satu sasaran penengah. Sehingga bank sentral juga mampu
berfokus pada pengendalian inflasi yang akan terjadi.
2. Penargetan Nilai Tukar.
Memiliki tujuan untuk menetapkan serta menyesuaikan sejumlah
nilai mata uang khususnya nilai mata uang domestik terhadap
sejumlah mata uang dari berbagai negara.
3. Target Inflasi.
Memiliki tujuan untuk menetapkan sejumlah target inflasi yang
akan dilakukan dalam jangka menengah serta komitmen yang
digunakan untuk mencapai batas stabilitas harga sebagai tujuan
utama yaitu pada jangka panjang.
h. Fungsi kebijakan moneter
 Memiliki fungsi untuk menjaga adanya iklim investasi yang
terjadi di dalam negara.
 Memiliki fungsi untuk meningkatkan stabilitas dari
pertumbuhan ekonomi yang ada di dalam suatu negara
 Memiliki fungsi untuk mengatasi tingginya tingkat
pengangguran dan membuka sejumlah lapangan pekerjaan
yang luas.
 Dapat membantu untuk meningkatkan sejumlah neraca
pembayaran.
 Digunakan untuk menjaga stabilitas dari nilai tukar mata uang
yang ada.
 Mampu menjaga sejumlah kestabilan dari harga barang yang
ada di pasaran.
 Mampu digunakan untuk mengendalikan sejumlah laju inflasi
yang ada di sejumlah negara termasuk juga di Indonesia.
B. KEBIJAKAN FISKAL
a. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan
oleh John Maynard Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia
sejak peristiwa Depresiasi Besar (Great Depression) terjadi pasca
Perang Dunia I tahun 1929. Menurut Keynes, pemerintah suatu
negara sebenarnya punya hak mengatur pengeluaran dan pemasukan
sebuah negara dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan
demi ekonomi makro negara.

Dari segi definisinya, pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan


yang diambil pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran
negara tetap stabil sehingga perekonomian negara bisa bertumbuh
baik. Lebih spesifik lagi, menurut OJK pengertian kebijakan fiskal
adalah kebijakan tentang perpajakan, penerimaan, utang piutang,
dan belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu.

Penerapan kebijakan fiskal di Indonesia sudah ada sejak zaman


penjajahan Belanda, melalui Indische Comptabiliteitswet tahun 1944.
Undang-undang tersebut kemudian diadaptasi pemerintah guna
menyusun kebijakan fiskal di Indonesia mulai Proklamasi sampai
tahun 1997 – 2003.
Pasca tahun 2003 hingga saat ini, kebijakan fiskal di Indonesia sudah
tidak disadur lagi dari ICW 1944, melainkan berdasarkan pada analisa
perekonomian negara dengan berlandaskan pada UUD 1945. Pihak
yang memiliki wewenang membuat kebijakan fiskal di Indonesia
adalah Kementerian Keuangan RI bersama-sama dengan Presiden.
b. Tujuan kebijakan fiskal
1. Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
Poin pertama tujuan kebijakan fiskal adalah demi menjaga
stabilitas sekaligus mengembangkan kondisi ekonomi negara.
Penerapan kebijakan fiskal diharapkan mampu mempengaruhi
seluruh sektor ekonomi negara dan memperbaiki masalah di
dalamnya, mulai dari sektor korporat, perbankan, hingga usaha
mikro.
2. Meningkatkan Kualitas SDM
Tujuan kebijakan fiskal salah satunya adalah meningkatkan
kualitas SDM masyarakat, terutama dari segi teknologi dan
perekonomian. Apabila kualitas SDM meningkat, harapannya SDM
tersebut punya kapabilitas bersaing di dunia kerja nasional dan
internasional, sehingga bisa meningkat kesejahteraan hidupnya.
3. Menjaga Stabilitas Harga Barang
Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dalam pasar,
mulai dari faktor positif seperti meningkatnya demand sampai
faktor negatif seperti terjadinya penimbunan dan monopoli. Salah
satu tujuan kebijakan fiskal di Indonesia adalah demi menjaga
harga barang tetap terjangkau bagi masyarakat dan terhindar dari
fluktuasi karena pihak tidak bertanggungjawab.
4. Mendorong Investasi
5. Tujuan kebijakan fiskal yang terakhir adalah untuk menciptakan
iklim investasi lebih baik bagi pelaku pasar modal, utamanya
investor. Sehingga negara bisa memperoleh lebih banyak
pendapatan dari pajak usaha.
c. Jenis jenis kebijakan fiskal
1. Dari Segi Teoretis
Dari segi teoretis, jenis kebijakan fiskal di Indonesia terbagi 3,
yaitu kebijakan fiskal fungsional, terencana, dan insidental.
a. Kebijakan Fiskal Fungsional
Pengertian kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan yang
diambil demi meningkatkan kualitas ekonomi secara makro,
dengan dampak yang baru terlihat dalam jangka panjang.
Contoh kebijakan fiskal fungsional misalnya pemberian
beasiswa kuliah, bantuan pendanaan start-up, dan sebagainya.
b. Kebijakan Fiskal Disengaja/Terencana
Kebijakan fiskal disengaja adalah kebijakan manipulasi
anggaran negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah untuk
menghadapi masalah tertentu, misalnya pandemi dan krisis
ekonomi. Contoh kebijakan fiskal disengaja adalah alokasi
APBN bagi sektor kesehatan di masa pandemi dan relaksasi
pajak usaha.
c. Kebijakan Fiskal Tak Disengaja/Insidental
Kebijakan fiskal tak disengaja yaitu kebijakan berupa
penetapan keputusan/aturan untuk melindung stabilitas
ekonomi sektor non-pemerintah, contohnya penetapan harga
eceran tertinggi.
2. Dari Segi Penerapan
Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu
kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif.
a. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Pengertian kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang
diambil pemerintah saat ekonomi melemah dengan menaikkan
anggaran belanja serta menurunkan atau meniadakan pajak
bagi sektor tertentu. Fungsi kebijakan fiskal ekspansif adalah
demi meningkatkan daya beli barang, sehingga perusahaan
tetap bisa melakukan produksi tanpa memecat pekerja.
b. Kebijakan Fiskal Kontraktif
Jenis kebijakan fiskal dari segi penerapan berikutnya adalah
kebijakan fiskal kontraktif, kebijakan menurunkan belanja
pemerintah dan menaikkan pajak. Fungsi kebijakan fiskal satu
ini adalah untuk mencegah inflasi dan mengurangi rasio gini.
3. Dari Segi Neraca Pembayaran
Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan
fiskal seimbang, surplus, defisit, dan dinamis.
a. Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal satu ini diambil untuk menjaga keseimbangan
pemasukan dan pengeluaran negara. Fungsi kebijakan fiskal
satu ini adalah agar negara tidak punya terlalu banyak hutang.
Meski terdengar positif, regulasi fiskal seimbang memiliki risiko
besar, karena tidak semua negara punya kemampuan
memenuhi seluruh kebutuhan warganya.
b. Kebijakan Fiskal Surplus
Pengertian kebijakan fiskal surplus adalah jenis kebijakan fiskal
yang diambil ketika pemasukan lebih banyak dari pengeluaran.
Fungsi kebijakan fiskal surplus adalah demi mencegah
terjadinya inflasi.
c. Kebijakan Fiskal Defisit
Kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus, kebijakan fiskal
defisit adalah regulasi fiskal guna mengatasi kekurangan
pemasukan dibanding pengeluaran. Salah satu contoh
kebijakan fiskal defisit adalah utang luar negeri.
d. Kebijakan Fiskal Dinamis
Jenis kebijakan fiskal terakhir dari segi penerapan adalah
regulasi fiskal dinamis, yaitu kebijakan ekonomi yang diambil
sewaktu-waktu saat negara membutuhkan.
C. Instrumen kebijakan fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan
pemerintah guna menjaga stabilitas ekonomi makro negara. Lebih detail
tentang instrumen kebijakan fiskal di Indonesia di antaranya:
a. Pajak
Poin pertama instrumen kebijakan fiskal adalah pajak dari seluruh sektor
domestik dan luar negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan fiskal,
pemerintah dapat memanipulasi pajak dalam bentuk pengurangan,
penambahan, penundaan, sampai peniadaan.
b. Pengeluaran Belanja
Instrumen kebijakan fiskal berikutnya adalah pengeluaran belanja
negara, yang juga bisa dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan.
Apabila neraca pembayaran negara defisit, maka pemerintah bisa
mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu, misalnya
penundaan pembayaran THR bagi PNS.
c. Obligasi Publik
Instrumen kebijakan fiskal yang ketiga adalah penerbitan obligasi atau
surat utang bagi warga negara. Berbeda dengan utang luar negeri,
obligasi publik memiliki coupon rate atau bonus komisi saat pemerintah
mengembalikan pinjamannya ke masyarakat.
d. Alokasi Anggaran
Instrumen kebijakan fiskal terakhir adalah alokasi anggaran. Agar tujuan
kebijakan fiskal dalam periode tertentu berhasil, pemerintah punya
wewenang memindahkan alokasi anggaran dari satu sektor ke sektor
lainnya. Misalnya di masa pandemi, pemerintah dapat memprioritaskan
anggaran untuk fasilitas kesehatan.
D. Contoh kebijakan fiskal
a. Tax Amnesty
Contoh kebijakan fiskal di Indonesia pertama yaitu tax amnesty,
pembebasan pajak berupa pengurangan atau peniadaan dalam kurun
waktu tertentu bagi masyarakat yang mau melaporkan seluruh
kekayaannya.
b. Subsidi BBM dan Gas
Contoh kebijakan fiskal yang kedua adalah subsidi BBM dan gas.
Tujuan kebijakan fiskal di bidang bahan bakar ini adalah
memperlancar mobilitas dan transaksi ekonomi masyarakat.
c. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Contoh terakhir kebijakan fiskal adalah penetapan harga jual
maksimum untuk barang tertentu, yang disebut dengan kebijakan
HET. Barang dengan HET umumnya adalah obat-obatan dan
sembako.
E. Dampak kebijakan fiskal
Dampak kebijakan fiskal terhadap output dan inflasi serta melihat
apakah terdapat diskresi kebijakan fiskal dan bagaimana dampaknya
terhadap volatilitas output dan inflasi. Hasil empiris menunjukkan bahwa
terdapat hubungan kointegrasi antara pengeluaran pemerintah dan
pajak terhadap output dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang
pengenaan pajak berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi
sementara pengeluaran pemerintah tidak. Penyesuaian jangka pendek
menunjukkan bahwa shock kenaikan pengeluaran pemerintah
berdampak positif terhadap output sementara shock kenaikan pajak
berdampak negatif.
PERBEDAAN KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL
Perbedaan kebijakan fiskal dan moneter yang pertama adalah dari segi
pengambilan keputusan. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
diputuskan dan dikelola Kementerian Keuangan, sedangkan wewenang
kebijakan moneter sepenuhnya ada pada Bank Indonesia.

Selanjutnya, perbedaan kebijakan fiskal dan moneter adalah dari segi


tujuan. Kebijakan moneter bertujuan menjaga jumlah uang beredar di
masyarakat. Sementara itu, tujuan kebijakan fiskal adalah mengelola dan
menjaga kesejahteraan sektor-sektor pelaku perputaran uang, mulai dari
konsumen, pekerja, sampai pelaku usaha.

REFERENSI :
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-
adalah
https://cerdika.com/kebijakan-moneter/
#Indikator_yang_Mempengaruhi_Kebijakan_Moneter
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/12/kebijakan-fiskal-
adalah
https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/view/365

Anda mungkin juga menyukai