Anda di halaman 1dari 13

TUGAS EKONOMI BISNIS

DISUSUN OLEH:
Nama:Jul Ferdiansyah
Nim:S1B121081
Kelas:B

ADMINIDTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
SOAL
KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL SERTA HUBUNGANNYA
DENGAN EKSPOR DAN IMPOR

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka
menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah
peredaran uang di masyarakat.
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ketersediaan uang suatu
negara. Karena persediaan uang negara mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi, seperti
inflasi, suku bunga bank, dan sebagainya.

Tujuan Kebijakan Moneter


Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank
Indonesia, tujuan kebijakan moneter yang utama yakni menjaga kestabilan nilai rupiah. Demi
mewujudkan hal tersebut, banyak aspek yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
kebijakan moneter Bank Indonesia. Di bawah ini berbagai tujuan kebijakan moneter adalah
berikut ini.
1. Menjamin Stabilitas Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara harus berjalan dengan terkontrol dan
berkelanjutan. Hal ini dapat diwujudkan melalui keseimbangan arus barang/jasa
dengan peredaran uang. Oleh karena itu, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga
stabilitas ekonomi melalui pengaturan dan penetapan terkait peredaran uang di
masyarakat.
2. Mengendalikan Inflasi
Agar inflasi dapat ditekan, maka Bank Indonesia menetapkan kebijakan bertujuan
mengurangi uang yang beredar di masyarakat dan menjaga ketersediaan uang di bank.
Sehingga, salah satu tujuan kebijakan moneter adalah mengendalikan inflasi.
3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Tujuan kebijakan moneter Bank Indonesia berikutnya yaitu meningkatkan lapangan
pekerjaan. Kestabilan peredaran uang membuat aktivitas produksi meningkat. Dengan
naiknya kegiatan produksi, maka diperlukan sumber daya manusia dalam
pengelolaannya. Sehingga hal ini mampu menyerap tenaga kerja dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan.
4. Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar
Tujuan kebijakan moneter diharapkan mampu melindungi stabilitas harga pasar.
Ketika harga stabil maka menumbuhkan rasa percaya masyarakat terhadap tingkat
harga sekarang dan di masa mendatang. Sehingga tingkat daya beli antar periode tetap
sama. Kestabilan harga ini bisa diatur melalui keseimbangan peredaran uang,
permintaan barang, dan produksi barang.
5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan moneter tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri
saja, namun juga luar negeri. Salah satu tujuan kebijakan moneter adalah menjaga
keseimbangan neraca pembayaran Internasional. Hal ini dapat diwujudkan melalui
kestabilan jumlah barang ekspor dan impor sama besarnya. Oleh sebab itu, tak heran
pemerintah sering melakukan devaluasi dalam hal ini.
6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Seluruh dampak atas kebijakan moneter diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi. Sebab demi mencapai tujuan tersebut, diperlukan berbagai kesuksesan tiap
komponen. Misalnya seperti, tersedia lapangan pekerjaan, kontrol tingkat inflasi,
aktivitas produksi dan permintaan barang, dan lainnya.

Jenis Jenis Kebijakan Moneter


Dalam mengambil keputusan terkait peredaran uang, Bank Indonesia menggunakan dua jenis
kebijakan moneter. Uraian penjelasannya sebagai berikut.
1. Kebijakan Moneter Ekspansif
Jenis kebijakan moneter yang melakukan pengelolaan dan pengaturan peredaran uang
dalam aktivitas ekonomi disebut sebagai kebijakan moneter ekspansif. Dalam hal ini,
tujuan utamanya meningkatkan peredaran uang di masyarakat sehingga roda
perekonomian meningkat.
Wujud dari jenis kebijakan moneter ini melalui peningkatan pembelian sekuritas
pemerintah oleh Bank Indonesia, penurunan suku bunga, menurunkan persyaratan
cadangan untuk bank. Dampak kebijakan ini tak hanya merangsang kegiatan bisnis
atau daya beli konsumen, tetapi juga mengurangi tingkat pengangguran.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Berikutnya, jenis kebijakan moneter adalah kebijakan moneter kontraktif dimana
kebijakan diambil sebagai langkah mengurangi peredaran uang di masyarakat saat
terjadi inflasi. Hal ini diwujudkan melalui penjualan obligasi pemerintah, peningkatan
suku bunga bank, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank.

Instrumen Kebijakan Moneter


Seperti diketahui, kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol peredaran
uang dan pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel makroekonomi yaitu tingkat
pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih ada instrumen kebijakan moneter
lainnya, diantaranya sebagai berikut.
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui
tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana
kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur.
Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan suku
bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran
uang harus dikurangi.
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian
surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan
moneter adalah operasi terbuka.
Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, maka pemerintah menjual
surat berharga. Sebaliknya, ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka
pemerintah membeli surat berharga.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank
Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di
masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus
ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga
tabungan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki wewenang
dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku bunga yang
ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh Indonesia
dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen kebijakan moneter adalah
penetapan suku bunga acuan.
5. Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank
Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman

Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia


Dalam praktiknya, banyak sekali aturan yang terselenggara akibat dari kebijakan moneter di
Indonesia. Di bawah ini merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia.
1. Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia
Pertama, contoh kebijakan moneter adalah Bank Indonesia mengadakan kredit
langsung. Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek yang
memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah uang yang
beredar karena harus membiayai kegiatan dengan segera.
2. Penyediaan Fasilitas Overdraft
Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami kesulitan likuiditas
jangka pendek, maka hal ini termasuk contoh kebijakan moneter di Indonesia melalui
fasilitas overdraft. Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka pendek dengan
suku bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran uang agar tetap
stabil.
3. Penerbitan Surat Utang Negara
Selanjutnya, contoh kebijakan moneter adalah menerbitkan surat utang negara. Dalam
hal ini, pemerintah berusaha menghimpun dana dari masyarakat agar uang yang
beredar di masyarakat mengalami penurunan.
4. Program Intervensi Rupiah
Program intervensi rupiah merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara proses pinjam meminjam dana secara
langsung di Pasar Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai
upaya mendukung instrumen kegiatan operasi pasar terbuka.

KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal adalah konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan oleh John Maynard
Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia sejak peristiwa Depresiasi Besar (Great
Depression) terjadi pasca Perang Dunia I tahun 1929. Menurut Keynes, pemerintah suatu
negara sebenarnya punya hak mengatur pengeluaran dan pemasukan sebuah negara dengan
menetapkan pajak dan membuat kebijakan demi ekonomi makro negara.
Dari segi definisinya, pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diambil pemerintah
demi menjaga pemasukan dan pengeluaran negara tetap stabil sehingga perekonomian negara
bisa bertumbuh baik. Lebih spesifik lagi, menurut OJK pengertian kebijakan fiskal adalah
kebijakan tentang perpajakan, penerimaan, utang piutang, dan belanja pemerintah dengan
tujuan ekonomi tertentu.
Penerapan kebijakan fiskal di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, melalui
Indische Comptabiliteitswet tahun 1944. Undang-undang tersebut kemudian diadaptasi
pemerintah guna menyusun kebijakan fiskal di Indonesia mulai Proklamasi sampai tahun
1997 - 2003.

Tujuan Kebijakan Fiskal


Setelah membahas pengertian kebijakan fiskal, kali ini kita akan membahas beberapa tujuan
kebijakan fiskal diciptakan. Selengkapnya tentang tujuan kebijakan fiskal adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
Poin pertama tujuan kebijakan fiskal adalah demi menjaga stabilitas sekaligus
mengembangkan kondisi ekonomi negara. Penerapan kebijakan fiskal diharapkan
mampu mempengaruhi seluruh sektor ekonomi negara dan memperbaiki masalah di
dalamnya, mulai dari sektor korporat, perbankan, hingga usaha mikro.
2. Meningkatkan Kualitas SDM
Tujuan kebijakan fiskal salah satunya adalah meningkatkan kualitas SDM
masyarakat, terutama dari segi teknologi dan perekonomian. Apabila kualitas SDM
meningkat, harapannya SDM tersebut punya kapabilitas bersaing di dunia kerja
nasional dan internasional, sehingga bisa meningkat kesejahteraan hidupnya.
3. Menjaga Stabilitas Harga Barang
Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dalam pasar, mulai dari faktor
positif seperti meningkatnya demand sampai faktor negatif seperti terjadinya
penimbunan dan monopoli. Salah satu tujuan kebijakan fiskal di Indonesia adalah
demi menjaga harga barang tetap terjangkau bagi masyarakat dan terhindar dari
fluktuasi karena pihak tidak bertanggungjawab.
4. Mendorong Investasi
Tujuan kebijakan fiskal yang terakhir adalah untuk menciptakan iklim investasi lebih
baik bagi pelaku pasar modal, utamanya investor. Sehingga negara bisa memperoleh
lebih banyak pendapatan dari pajak usaha.

Jenis Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terbagi menjadi beberapa kategori.
Selengkapnya tentang jenis kebijakan fiskal adalah sebagai berikut:
1. Dari Segi Teoretis
Dari segi teoretis, jenis kebijakan fiskal di Indonesia terbagi 3, yaitu kebijakan fiskal
fungsional, terencana, dan insidental.
a. Kebijakan Fiskal Fungsional
Pengertian kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan yang diambil demi
meningkatkan kualitas ekonomi secara makro, dengan dampak yang baru
terlihat dalam jangka panjang. Contoh kebijakan fiskal fungsional misalnya
pemberian beasiswa kuliah, bantuan pendanaan start-up, dan sebagainya.
b. Kebijakan Fiskal Disengaja/Terencana
Kebijakan fiskal disengaja adalah kebijakan manipulasi anggaran negara.
Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah untuk menghadapi masalah tertentu,
misalnya pandemi dan krisis ekonomi. Contoh kebijakan fiskal disengaja
adalah alokasi APBN bagi sektor kesehatan di masa pandemi dan relaksasi
pajak usaha.
c. Kebijakan Fiskal Tak Disengaja/Insidental
Kebijakan fiskal tak disengaja yaitu kebijakan berupa penetapan
keputusan/aturan untuk melindung stabilitas ekonomi sektor non-pemerintah,
contohnya penetapan harga eceran tertinggi.
2. Dari Segi Penerapan
Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu kebijakan fiskal
ekspansif dan kontraktif.
a. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Pengertian kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang diambil
pemerintah saat ekonomi melemah dengan menaikkan anggaran belanja serta
menurunkan atau meniadakan pajak bagi sektor tertentu. Fungsi kebijakan
fiskal ekspansif adalah demi meningkatkan daya beli barang, sehingga
perusahaan tetap bisa melakukan produksi tanpa memecat pekerja.
b. Kebijakan Fiskal Kontraktif
Jenis kebijakan fiskal dari segi penerapan berikutnya adalah kebijakan fiskal
kontraktif, kebijakan menurunkan belanja pemerintah dan menaikkan pajak.
Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah untuk mencegah inflasi dan
mengurangi rasio gini.

3. Dari Segi Neraca Pembayaran


Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan fiskal seimbang,
surplus, defisit, dan dinamis.
a. Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal satu ini diambil untuk menjaga keseimbangan pemasukan
dan pengeluaran negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah agar negara
tidak punya terlalu banyak hutang. Meski terdengar positif, regulasi fiskal
seimbang memiliki risiko besar, karena tidak semua negara punya kemampuan
memenuhi seluruh kebutuhan warganya.
b. Kebijakan Fiskal Surplus
Pengertian kebijakan fiskal surplus adalah jenis kebijakan fiskal yang diambil
ketika pemasukan lebih banyak dari pengeluaran. Fungsi kebijakan fiskal
surplus adalah demi mencegah terjadinya inflasi.
c. Kebijakan Fiskal Defisit
Kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus, kebijakan fiskal defisit adalah
regulasi fiskal guna mengatasi kekurangan pemasukan dibanding pengeluaran.
Salah satu contoh kebijakan fiskal defisit adalah utang luar negeri.
d. Kebijakan Fiskal Dinamis
Jenis kebijakan fiskal terakhir dari segi penerapan adalah regulasi fiskal
dinamis, yaitu kebijakan ekonomi yang diambil sewaktu-waktu saat negara
membutuhkan.
Instrumen Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna menjaga
stabilitas ekonomi makro negara. Lebih detail tentang instrumen kebijakan fiskal di Indonesia
di antaranya:
1. Pajak
Poin pertama instrumen kebijakan fiskal adalah pajak dari seluruh sektor domestik
dan luar negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan fiskal, pemerintah dapat
memanipulasi pajak dalam bentuk pengurangan, penambahan, penundaan, sampai
peniadaan.
2. Pengeluaran Belanja
Instrumen kebijakan fiskal berikutnya adalah pengeluaran belanja negara, yang juga
bisa dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca pembayaran negara
defisit, maka pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu,
misalnya penundaan pembayaran THR bagi PNS.
3. Obligasi Publik
Instrumen kebijakan fiskal yang ketiga adalah penerbitan obligasi atau surat utang
bagi warga negara. Berbeda dengan utang luar negeri, obligasi publik memiliki
coupon rate atau bonus komisi saat pemerintah mengembalikan pinjamannya ke
masyarakat.

EKSPOR
ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke luar negeri. Seseorang atau lembaga yang
melakukan ekspor disebut dengan eksportir.
Eksportir sendiri merupakan kegiatan badan hukum atau perseorangan yang melakukan
kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor yang dilakukan dalam skala besar tentunya akan melibatkan
Bea Cukai sebagai pengawas lalu lintas suatu negara.
Aktivitas ekspor biasanya terjadi ketika suatu negara sudah mampu memproduksi barang atau
jasa dengan jumlah yang besar dan kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi.
Hal ini mengakibatkan terjadinya kelebihan produksi barang tersebut untuk selanjutnya dapat
dikirim untuk dijual di luar negeri. Saat melakukan kegiatan ekspor, maka negara tersebut
akan menerima pemasukan yang biasa disebut sebagai devisa.
Semakin sering suatu negara melakukan ekspor, maka akan semakin besar pula keuntungan
devisa yang diperoleh.

Jenis Ekspor
Di Indonesia, terdapat 2 jenis ekspor, yaitu ekspor migas dan ekspor non-migas. Komoditas
migas yaitu seperti minyak bumi dan gas. Sedangkan ekspor non-migas yaitu seperti hasil-
hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kerajinan, barang industri, dan mineral
hasil tambang.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor:
 Keadaan pasar di luar negeri
 Keahlian eksportir dalam merebut pasar luar negeri
 Iklim usaha yang diciptakan pemerintah
 Ketentuan perjanjian Internasional
 Komoditas ekspor untuk Indonesia yaitu karet, minyak sawit, gas alam, batu bara,
hasil hutan, hingga produsen garmen dan tekstil
Setiap barang yang akan diekspor memiliki ketentuannya sendiri tergantung dari jenis barang
tersebut. Tidak semua individu atau masyarakat mampu melakukan kegiatan ekspor. Hal ini
dikarenakan kegiatan ekspor ada beberapa prosedur yang harus diikuti.
Kegiatan ekspor mampu menciptakan permintaan efektif baru yang membuat barang-barang
di pasar dalam negeri mencari inovasi untuk menaikkan produktivitas. Kegiatan ekspor juga
bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas pasar di seberang lautan bagi
barang-barang tertentu.
Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam kegiatan ekspor, yakni ekspor biasa dan ekspor
tanpa L/C. Perbedaan diantara keduanya yaitu terletak pada penggunaan letter of
credit sebagai alat pembayaran.
Kegiatan ekspor biasa akan melakukan penjualan ke luar negeri dengan segala ketentuan
yang berlaku. Kemudian kegiatan ekspor biasa ditujukan kepada pembeli menggunakan L/C.
Sedangkan kegiatan ekspor tanpa L/C dapat dilakukan jika departemen perdagangan sudah
mengeluarkan izin khusus.

Tujuan Ekspor
Kegiatan ekspor mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Mengendalikan Harga Produk
Sebuah negara yang melakukan kegiatan ekspor mampu memanfaatkan kapasitas yang
berlebih pada suatu produk. Dengan begitu, negara tersebut dinilai mampu mengendalikan
harga produk ekspor yang terjadi di negaranya.
Hal ini dikarenakan produk dalam negeri tersebut akan memiliki harga yang lebih murah saat
bis diproduksi dengan mudah dan melimpah. Agar negara tersebut mampu mengendalikan
harga di pasar, ia harus melakukan kegiatan ekspor ke negara lain yang membutuhkan produk
tersebut.
2. Menambah Devisa Negara
Nilai kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara dalam bentuk mata uang asing disebut dengan
devisa. Adanya kegiatan ekspor bermanfaat untuk membuka peluang baru di luar negeri.
Peluang tersebut akan menumbuhkan perluasan pasar domestik, investasi, dan devisa pada
suatu negara.
3. Memperbanyak Lapangan Kerja
Secara tidak langsung, kegiatan ekspor yang dilakukan akan membuat adanya lapangan
pekerjaan baru. Dengan begitu, kegiatan ekspor juga urut menekan angka pengangguran.
Selain itu, pertumbuhan ekspor di suatu negara akan memunculkan lapangan pekerjaan yang
menyebabkan turunnya angka kemiskinan.

IMPOR
Impor merupakan kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Pemasukan barang
atau jasa dari luar negeri atau daerah pabean bertujuan untuk diedarkan ke dalam negeri atau
daerah lalu lintas bebas.
Dalam bentuk jasa yang diterima dari luar negeri yaitu seperti asuransi, transportasi, tenaga
asing juga diperhitungkan sebagai impor.
Pada umumnya, pembelian barang impor merupakan barang-barang yang tidak dapat
diproduksi di dalam negeri.
Orang atau lembaga yang mendatangkan barang impor disebut dengan importir. Kegiatan
impor barang dilakukan guna mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh yaitu
harga barang impor yang dijual bisa lebih murah daripada barang atau jasa yang sama dengan
barang yang diproduksi dalam negeri.

Alasan Negara Melakukan Impor


 Negara pengimpor bisa saja memproduksi barang tersebut, namun biaya yang
dikeluarkan akan lebih mahal yang nantinya akan membuat harga barang dijual lebih
mahal
 Negara pengimpor sudah bisa menghasilkan sendiri, namun tidak cukup untuk
memenuhi permintaan dalam negeri
 Negara yang mengimpor tidak bisa memproduksi barang tersebut karena kurangnya
bahan baku, keterampilan, dan lain sebagainya

Manfaat Kegiatan Impor


 Mendapatkan teknologi yang lebih modern dari barang yang diimpor
 Suatu negara dapat fokus memproduksi barang atau jasa tertentu
 Mengendalikan inflasi karena barang impor lebih murah
 Mendapatkan barang atau jasa yang tidak bisa dihasilkan di dalam negeri
 Mendapatkan pasokan bahan baku untuk industri di dalam negeri
Hingga saat ini, belum ada negara yang bisa benar-benar mandiri tanpa membutuhkan barang
atau jasa dari negara lain. Hal ini berarti kegiatan impor merupakan perdagangan antar-
negara yang tidak mungkin dapat dihindari.
Perlu diketahui, bahwa tidak semua produk atau barang bisa masuk sebagai barang impor.
Pihak Direktorat Bea Cukai sudah menetapkan peraturan apa saja yang memperbolehkan dan
melarang barang impor.
Barang impor yang tidak diperbolehkan masuk yaitu seperti barang yang memiliki unsur
pornografi, obat-obatan terlarang, hewan, dan senjata api juga dilarang untuk masuk.

Tujuan Impor
Tujuan adanya kegiatan impor tentunya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kegiatan
impor juga merupakan bentuk komunikasi atau kerja sama pada tiap negara.
Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kegiatan impor dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan neraca pembayaran dan mengurangi adanya pengeluaran devisa pada negara
lain. Kegiatan impor juga bermanfaat untuk meningkatkan potensi pada suatu negara.
Kegiatan impor juga bermanfaat untuk memperoleh bahan baku dan teknologi modern. Hal
ini membuat kegiatan impor secara tidak langsung mendukung stabilitas suatu negara.
Berikut ini beberapa tujuan kegiatan impor:
 Memenuhi kegiatan dalam negeri
 Memperkuat posisi neraca pembayaran
 Mengurangi pengeluaran devisa ke luar negeri
HUBUMGAN
Kegiatan ekspor adalah salah satu bentuk dari kegiatan perdagangan internasional yang
dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam negeri dengan menjual dan menawarkan barang atau
jasanya ke luar negeri. Dengan adanya kegiatan ekspor ini, suatu negara akan mendapatkan
keuntungan sehingga kegiatan ekspor adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kekuatan
ekonomi di suatu negara.
Selain meningkatkan pendapatan negara, berikut adalah beberapa manfaat dari kegiatan
ekspor:
 Meluaskan pasar dari produk dalam negeri.
 Meningkatan produktivitas dari industri dalam negeri.
 Mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
 Membantu perwujudan pembangunan nasional.
Kegiatan impor juga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan perdagangan internasional
yang dilakukan oleh pelaku ekonomi di dalam negeri dengan cara membeli dan
mendatangkan barang atau jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Tujuan dari melakukan
kegiatan impor adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak bisa dipenuhi
oleh hasil produksi yang ada di dalam negeri.
Berikut adalah beberapa manfaat dari melakukan kegiatan impor:
 Mempercepat alih teknologi dan penguasaan teknologi di dalam negeri.
 Memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sangat beragam dan tidak terbatas.
 Mencegah terjadinya inflasi atau kenaikan harga barang di dalam negeri.

Menambah Devisa Negara

Untuk perkembangan ekonomi suatu negara, aktivitas atau kegiatan ekspor akan memberikan
dampak yang positif. Adanya kegiatan ekspor bermanfaat untuk membuka peluang pasar baru
di luar negeri. Peluang tersebut akan menumbuhkan perluasan pasar domestik, investasi, dan
devisa pada suatu negara.
Dalam dekade terakhir ini sudah banyak studi menyatakan
bahwa ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi karena menghasilkan devisa yang dapat
digunakan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai pembangunan sektor dalam negeri
serta dapat digunakan untuk membiayai impor.
Apabila barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri meningkat maka akan mendorong
peningkatan kegiatan perekonomian dalam negeri baik produksi, konsumsi dan distribusi.
Jika kegiatan perekonomian berjalan dengan baik maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai