Anda di halaman 1dari 21

STUDI KASUS

KESULITAN BAHASA PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

DI SEKOLAH PAUD

(Disusun untuk memenuhi Salah satu Tugas UAS Mata Kuliah Penngembangan

Kemampuan Bahasa)

Dosen Pengampu : Cucu Susianti, M.Pd.

Disusun Oleh:

Resty Hasby Laelillah 0106.1801.023

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

egala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Makalah Studi Kasus untuk mata kuliah Pengembangan Kemampuan Bahasa.

Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW

yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk

keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu Tugas Ujian Akhir Semester untuk

memenuhi nilai Mata Kuliah Pengembangan Kemampuan Bahasa di program

studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini pada STAI DR. KHEZ. Muttaqien.

Selanjutnya, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu

Cucu Susianti, M.Pd. Selaku dosen pengampu untuk Mata Kuliah Pengembangan

Kemampuan Bahasa. Dalam Makalah kali ini, penulis akan membahas Tentang

“Studi Kasus Kesulitan Bahasa Pada Anak Usia 4-6 Tahun di Sekolah PAUD”.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

Makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan Makalah ini.

Purwakarta, 21 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah..................................................................................2

C. Rumusan Masalah.....................................................................................2

D. Tujuan Penulisan ......................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bahasa.....................................................................................4

B. Perkembangan Bahasa...............................................................................4

C. Kesulitan Bahasa.......................................................................................7

BAB III STUDI KASUS ANAK YANG KESULITAN BAHASA

A. Identifikasi Kasus......................................................................................10

B. Layanan yang telah di berikan...................................................................

C. Solusi.........................................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................13

B. Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

LAMPIRAN.........................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini berguna untuk persiapan segala aspek

perkembangan anak usia dini sehingga dia mampu beradaptasi dengan cepat dan

berani tampil ditengah-tengah masyarakat.1 National Association for the

Education Young Children (NAEYC) Anak usia dini adalah anak berusia nol

sampai delapan tahun yang merupakan mode pertumbuhan serta perkembangan

dalam berbagai aspek tahapan kehidupan manusia. Yang paling penting

diperhatiakan adalah karakteristik yang dimiliki anak untuk proses pembelajaran

yang cocok untuk anak-anak.

Anak usia dini harus diberikan stimulasi yang membuat neuron-neuron

berfungsi secara optimal, yang akan mengembangkan aspek perkembangan

sepertiti kognitif, bahasa dan lain sebagainya. Salah satu aspek yang

dikembangkan untuk anak adalah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat

komunikasi menyampaikan pikiran dan perasaan kepada oranglain seperti tulisan,

ekspresi muka, isyarat, dan bicara.2 “Bicara merupakan salah satu kompetensi

yaitu dengan mengguanakan kata-kata dalam menyampaikan sesuatu kepada

oranglain.” Bicara juga sebagai alat komunikasi yang paling efektif karena pada

saat ingin menjadi bagian dari kelompok sosial anak sebagian besar berbicara

untuk berkomunikasi dengan oranglain.”

1
Susanto Ahmad, “Teori Belajar & pembelajaran”, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2017),
hal. 1.
2
Elizabeth B Hurlock Harlock, “Perkembangan Anak”, (Jakarta : Erlangga, 1978), hal.
176.
Penulis menyusun makalah ini untuk mengetahui apakah di sekolah ini

masih ada anak yang kesulitan dalam berbahasa, jika memang ada anak yang

kesulitan dalam berbahasa, maka anak tersebut belum mencapai tingkat

perkembangan anak dalam aspek bahasa. Karena jika usia 4-6 tahun sudah

mencapai Standar Tingkat Perkembangan Anak (STPA), maka anak tersebut akan

bisa berbahasa dan tidak akan kesulitan dalam membenahi kata saat berbicara.3

B. Identifikasi Masalah

1. Perlu adanya kajian literasi tentang Perkembangan Anak dalam Aspek

Bahasa

2. Keterlambatan dalam berbicara merupakan salah satu kesulitan anak

dalam berbahasa

3. Kesulitan berbahasa salah satu dari pencapaiian perkembangan bahasa

anak yang kurang optimal.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, rumusan

masalah dalam makalah ini:

1. Apa itu Perkembangan Bahasa ?

2. Bagaimana Perkembangan Aspek bahasa anak usia 4-6 tahun menjadi

acuan perkembangan anak dalam berbahasa?

3. Mengapa anak yang kurang optimal di berikan stimulus bahasa nya,

anak tersebut akan mengalami kesulitan berbahasa/ bicara di masa yang

akan datang?

D. Tujuan Penulisan
3
Menurut pribadi.
Penulis ini memiliki tujuan untuk mengetahui kasus kasus terhadap anak

usia 4-6 tahun yang mengalami kesulitan berbahasa sehingga menimbulkan

dampak tidak baik kepada anak di masa yang akan datang. Penulis selaku

mahasiswa jurusan PIAUD harus tau bagaimana memberikan stimulus bahasa

yang baik kepada anak agar perkembangan aspek bahasa anak bisa berkembang

secara optimal sesuai dengan usianya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi atau penghubung antara individu satu

dengan individu yang lain untuk pikiran, perasaan dan keinginannya. Anak yang

dalam masa suka bermain berada dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa

sebagai satu kesatuan, ketika anak bermain dengan temannya mereka saling

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa anak dan itu berarti secara tidak

langsung anak belajar bahasa. Menurut Suhartono (2005), menyatakan bahwa

dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi

didalam kelompok. Pribadi itu berpikir, merasa, bersikap, berbuat serta

memandang dunia dan kehidupan seperti masyarakat disekitarnya. Oleh sebah itu,

bahasa merupakan alat perantara untuk berkomunikasi dengan orang lain

menggunakan suatu sistem simbol dalam menyatakan pikiran, perasaan, serta

keinginan yang diharapkan.

B. Perkembangan Bahasa

Pada anak usia 4-6 tahun, kemampuan bahasa yang harus dikuasai salah

satunya adalah anak mampu menggunakan bahasa sebagai pemahaman bahasa

pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan

belajar dengan baik.

Pengembangan bahasa pada anak usia 4-6 tahun menekankan pada

perkembangan mendengar, berbicara, dan awal membaca/membaca awal.

Perkembangan bahasa anak seperti yang telah dijelaskan oleh Vygotsky (dalam
Masitoh 2003) yang menyatakan bahwa anak belajar bahasa dari orang dewasa

secara kolaboratif, setelah itu diinternalisasikan dan secara sadar digunakan

sebagai alat berfikir dan alat kontrol.

Menurut Vygotsky fase perkembangan bahasa dan pikiran itu mendukung

satu sama lain. Karna pikira ada sebelum bahasa, dan pada awalnya terdapat

pemisah antara keduanya : namun, bersamaan dengan fase akuisisi bahasa,

perbedaan fungsi keduanya menjadi jelas

a. Fase pertama : sebelum usia dua tahun, pemikiran pra-linguistik

(skema aksi dan gambar) menjadi terhubung dengan bahasa pra-

intelektual dalam bentuk ocehan (babbling). Pemikiran menjadi verbal

dan cara bicara rasional.

b. Fase kedua : mulai usia dua hingga tujuh tahun, anak belum dapat

membedakan dengan jelas antara pemikiran pribadi dan percakapan

umum. Keduanya di ekspresikan secara eksternal dalam egocentric

speech. Cara bicara ini berarti menekankan pola- pola di atas

pemikiran.

c. Fase ketiga : usia di atas tujuh tahun, pemikiran menjadi

terinternalisasi. Pemikiran yang muncul pada fase sebelumnya

berlanjut dalam bentuk internal speech. Suara- suara di kepala

memberi peran dalam membaca, menulis, dan melatih ulang

(rehearsal) aitem-aitem yang perlu di ingat.4

Kemampuan berbahasa anak usia dini akan mempengaruhi beberapa

kemampuan yang lain. Seperti dalam aktifitas sehari-hari, Anak dalam bermain,
4
Iriani Indri Hapsari, “Psikologi Perkembangan Anak”, (Jakarta : Indeks, 2017), hal. 61-61
mereka akan berinteraksi dengan teman-temannya atau orang-orang yang ada

dilingkungan sekitarnya, secara otomatis mereka harus memiliki kemampuan

berbahasa yang baik. Anak yang kemampuan bahasanya kurang baik akan

kesulitan untuk mengungkapkan pemikiran dan keinginan kepada orang lain.

Berikut adalah Standar Tingkat Pencapaiian Perkembangan Anak dalam

bahasa :

1. Pada Anak Usia 4-5 Tahun

1. Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa


lainnya)
2. Mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan
3. Memahami cerita yang dibacakan
Memahami bahasa 4. Mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat (nakal,
pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb)
5. Mendengar dan membedakan bunyi-bunyian dalam Bahasa
Indonesia (contoh, bunyi dan ucapan harus sama)
1. Mengulang kalimat sederhana
2. Bertanya dengan kalimat yang benar
3. Menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan
4. Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang,
nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb)
Mengungkapkan 5. Menyebutkan kata-kata yang dikenal
Bahasa 6. Mengutarakan pendapat kepada orang lain
7. Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau
ketidaksetujuan
8. Menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
9. Memperkaya perbendaharaan kata
10.Berpartisipasi dalam percakapan
1. Mengenal simbol-simbol
Keaksaraan 2. Mengenal suara–suara hewan/benda yang ada di sekitarnya
3. Membuat coretan yang bermakna
4. Meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf A-Z

2. Pada Anak Usia 5-6 Tahun


1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
Memahami bahasa 2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks
3. Memahami aturan dalam suatu permainan
4. Senang dan menghargai bacaan
1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
Mengungkapkan 2. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang
Bahasa sama
3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata,
serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,
menulis dan berhitung
4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok
kalimat-predikat-keterangan)
5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide
pada orang lain
6. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah
diperdengarkan
7. Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita
Keaksaraan 1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada
di sekitarnya
3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf
awal yang sama.
4. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
5. Membaca nama sendiri
6. Menuliskan nama sendiri
7. Memahami arti kata dalam cerita

C. Kesulitan Bahasa

Kesulitan bahasa merupakan gangguan atau kesulitan yang di alami anak

dalam memperoleh kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis, yang

mencangkup penguasaan tentang bentuk, isi serta penggunaan bahasa. Anak anak

yang tingkat intelegensinya di bawah rata rata salah satu indikatornya bisa terlihat

dari bahasanya. Anak-anak tersebut biasanya mengalami hambatan dalam bahasa

sehingga kesulitan untuk mengungkapkan bahasanya secara reseptif ataupun

ekspresif. Namun, ada juga anak-anak yang intelegensinya rata-rata ke atas tapi

mengalami hambatan bahasa. Menurut Plomin et al (dalam paplia et al, 2008)

anak laki laki lebih cenderung mengalami terlambat bicara (Late talker).

Penyebab dari hambatan bahasa belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hal
yang dapat di indikasikan menjadi penyebab kesulitan bahasa/ keterlambatan

bicara di antaranya adalah :

1. Kurangnya Stimulasi

2. Ada yang stimulasi baik tapi mengalami hambatan secara kognitif dalam

memproses bahasa.

3. Faktor penyakit seperti otitis media yaitu peradangan di bagian telinga

tengah yang membuat kemampuan mendengar kurang dan kesulitan

belajar bahasa, namun bila penyakit ini bisa di atasi maka kemampuan

mendengar dan bicara akan berkembang lebih baik.

4. Faktor keturunan5

5. Faktor lingkungan 6

Perkembangan bahasa yang terhambat bisa mempengaruhi aspek

perkembangan lainnya pada anak-anak, anak kesulitan untuk memproduksi bahasa

dan kosa kata, anak mengalami hambatan dalam belajar yang membutuhkan

kemampuan bahasa, anak kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya

dan anak mengalami masalah emosi karena kesulitan untuk mengungkapkan apa

yang di inginkan sehingga mereka jadi kesal dan meluapkan emosinya dengan

tindakan agresif dan menangis.

Penanganan anak yang mengalami kesulitan berbahasa ada beberapa cara

diantaranya : terapi bicara dan bahasa salah satunya dengan teknik dialog reading

yaitu anak dan orang tua membaca dan berdialog dengan buku bergambar. Hal ini

efektif untuk mengembangkan kosa kata pada anak, anak akan lebih merespon

5
Ibid.,, hal. 222-223
6
Menurut pribadi.
dan bertanya tentang gambar, menyenangkan untuk anak dan dapat menguatkan

ikatan emosional antara anak dan orang tua.


BAB III

STUDI KASUS ANAK YANG KESULITAN BAHASA

A. Identifikasi Kasus

Penulis mengadakan studi kasus kepada dua orang anak dengan usia

berbeda, melalui metode menganalisis data khusus dua orang anak tersebut.

Ternyata masih ada murid yang mengalami kesulitan berbahasa di sekolah,

tetntunya kesulitan berbahasa ini diakibatkan oleh beberapa faktor. Namun, pada

kesempatan kali ini penulis hanya akan mencoba mengambil sampel pada anak

yang berusia 4-5 tahun dan usia 5-6 tahun. Dimana murid ini memiliki masalah

kesulitan berbahasa.

Adapun sebab penulis menyimpulkan dua orang anak ini memiliki kesulitan

dalam berbahasa setelah penulis melakukan analisis sepertiyang di jelaskan

sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Dalam Pengumpulan data penulis memperoleh data tentang kesulitan bahasa

tersebut menggunakan metode observasi dan wawancara dengan wali kelas ke

sekolahnya langsung. Penulis hanya mengambil dua kasus yang kesulitan

bahasa di usia 4-5 tahun dan 5-6 tahun.

Data anak yang di observasi :

a. Usia 4-5 Tahun

Nama Nazla
Tempat, Taanggal Lahir Purwakarta,
Kelas A
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Alamat Raharja
b. Usia 5-6 Tahun

Nama Fahira
Tempat, Taanggal Lahir Purwakarta,
Kelas B
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Alamat Cikubang
2. Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.

Penulis sudah memahami bahwa kedua anak tersebut mengalami kesulitan

bahasa. Seperti yang di samppaikan wali kelas, penulis menyimpulkan bahwa :

Nazla itu mengalami kesulitan bahasa, karna saat Nazla berbicara ia bicara

dengan tidak jelas dan terlalu cepat dalam pengucapan kosa katanya.

Sedangkan Fahira mengalami kesulitan bahasa, karna Fahira anaknya

pendiam dan mamahnya pun tidak banyak bicara, sehingga Fahira jika

ingin sesuatu hanya bisa menarik narik mamahnya.

3. Diagnosis

Setelah menyimpulkan masalah yang di alami kedua anak tersebut.

timbulnya masalah yang di hadapi oleh Nazla di sebabkan oleh faktor yaitu:

a. Nazla di rumah tidak di perhatikan, dan tentang perkembangan bahasa

Nazla pun tidak terlalu di perhatikan, sehingga dampaknya di rasakan

ibunya sekarang.

b. Nazla ketika berbicara tidak jelas dan cepat, ibunya tidak memperbaiki

agar berbicar untuk pelan pelan, sehingga Nazla terbiasa seperti itu ketika

berbicara.
Dan timbulnya masalah yang di hadapi oleh Fahira di sebabkan oleh faktor

yaitu:

a. Kurangnya input bahasa kepada Fahira karna ia selalu diam, dan ibunya

pun memiliki sikap pendiam atau tidak banyak bicara kepada anak.

b. Kurangnya waktu intraksi verbal antara anak / orang tua, karna Fahira

memiliki adik kecil sehingga perhatian ibunya lebih kepada adiknya.

c. Kesalahan metode pengenalan stimulant.

d. Dan pengaruh media audio visual modern saat ini.

4. Pronogsis

Langkah awal yang harus dilakukakn mengatasi permasalahan kesulitan

bahasa yang di alami Nazla dalam adalah :

a. Selalu berikan stimulasi yang benar dan baik

b. Berikan stimulus melalui kosakata sehari-hari secara verbal atau ajak

bicara dengan nada yang baik, sesering mungkin. Dengan menggunakan

metode yang baik, sehingga kosakata yang terserap do memori sang anak

semakin banyak.

c. Nazla harus sering di ajak bicara, Bernyanyi, Membuat beragam suara,

Meniup Lilin, Menghitung angka, Membaca tulisan.

d. Menjulurkan lidah

e. Dapat di gunakan juga metode “Talk Out Loud” memberi stimulus

dengan kata kata sederhana, singkat dan diucapkan dengan tempo yang

pelan tapi lantang dan jelas.


Langkah awal yang harus dilakukakn mengatasi permasalahan kesulitan

bahasa yang di alami Fahira dalam adalah :

a. Fahira butuh perhatian ibunya

b. mungkin jika ibunya lebih sering berbicara dengan Fahira walau hanya

sebentar, Fahira akan mendapatkan stimulus kosakata baru setiap ibunya

mengajak ngobrol.

c. Selalu berikan stimulasi yang benar dan baik.

d. Sekali kali bacakan Fahira dongeng di buku, agar anak mendapatkan

kosakata baru ketika mendengarkan dongeng.

5. Evaluasi dan Follow Up

Setelah memberikan beberapa macam layanan kepada kedua anak yang

mengalami kesulitan bahasa ini. Pihak sekolah melakukan evaluasi bahwa

kedua anak tersebut harus mendapatkan perhatian yang penuh dari kedua orang

tuanya, agar anak pada saat ingin berbicara lebih baik, orang tua bisa

membimbingnya. Dan pihak sekolah selalu memberikan informasi kepada

orang tua kedua anak ini dengan masing – masing informasi terkait ada atau

tidaknya perkembangan hasil dari langkah awal penanganan kedua anak

tersebut.

B. Layanan yang telah di berikan

Dalam memberikan pemahaman demi kelancaran dan keberhasilan kedua

anak ini di sekolah, pihak sekolah telah memberikan beberapa layanan, yaitu :
1. Layanan Orientasi, layanan ini diberikan kepada pemulaan awal masuk

sekolah. Isinya tentang apa saja yang akan di pelajari anak selama di

sekolah ini.

2. Layanan Informasi, layanan ini diberikan untuk membekali anak

dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana

berbicara dengan baik dan benar.

3. Layanan Penempatan Penyaluran, layanan ini telah dilakukan dengan

menempatkan posisi tempat belajar anak yang sesuai dengan

kebutuhannya.

4. Layanan Pembelajaran, layanan ini di berikan agar anak mampu

melaksanakan kegiatan belajar berbahasa dengan baik dan seoptimal

mungkin, baik di sekolah maupun di rumah.

5. Layanan Bimbingan Kelompok, layanan ini dilakukan oleh wali kelas

Nazla dan Fahira. Hal ini bertujuan agar anak anak yang mengalami

kesulitan bahasa bisa memahami dengan maksimal tentang bahasa yang

ia ucapkan dan bisa langsung di perbaiki oleh wali kelasnya jika terjadi

salah ucap atau kata.

6. Bimbingan Pribadi, bimbingan pribadi ini dilakukan pihak sekolah

kepada kedua anak ini yang mengalami kesulitan bahasa. Bimbingan ini

bertujuan untuk memberikan pemahaman atau arahan kepada Nazla dan

Fahira tentang masalah yang mereka alami dan saran saran untuk

penyelesaian masalah kesulitan bahasanya.

C. Solusi
Setelah penulis melakukan tahap untuk menyimpulkan permasalahan

tentang kesulitan bahasa pada kedua anak ini, maka penulis menyarankan solusi

kepada orang tua kedua anak ini yaitu dengan :

1. Metode pendekatan, agar Fahira bisa mulai berbaur sedikit demi sedikit,

dan mulai mau berbicara dengan orang lain. Sehingga jika Fahira

memiliki keinginan ia akan mampu membicarakannya dan tidak lagi

menangis sambil menarik narik mamahnya.

2. Metode pembiasaan, beri Nazla pijakan ketika berbicara. Agar Nazla

terbiasa saat guru/ orangtuanya berbicara perlahan dan jelas, ia pun akan

meniru berbicara perlahan dan jelas.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesulitan bahasa merupakan gangguan atau kesulitan yang di alami anak

salah satu penyebab terhambatnya tumbuh kembang anak yang sering di temui.

Adapun gangguan yang sering di keluhkan orang tua yaitu anak nya yang

pendiam terus gamau bicara/ anaknya yang bicaranya tidak jelas dan sangat cepat

saat bicara sehingga yang mendengar belum tentu memahami.

Penyebab kesulitan anak dalam bahasa atau keterlambatan bicara sangat

luas dan banyak. Karna penyebabnya ada yang ringan ada yang berat, mulai yang

bisa membaik hingga yang sulit dikoreksi.

B. Saran

Yang pasti, semakin dini mendeteksi keterlambatan bahasa anak atau bicara

anak, maka semakin baik kemungkinan pemulihan kesulitan anak dalam

berbahasa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Susanto. (2017). Teori Belajar & pembelajaran. Jakarta : Prenada Media

Grup.

Harlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Hapsari, Iriani Indri. (2017). Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta : Indeks.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai