NIM : 19010105055
KELAS : PIAUD B
IAIN KENDARI
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam (6) tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Perilaku anak usia dini atau usia Taman Kanak-Kanak saat ini sangat
beragam. Ada anak yang sangat mudah untuk diajari dan diberikan arahan, ada
anak yang sangat susah diatur, dan ada pula yang mengalami kesulitan dalam
belajar, suka mengganggu teman pada saat belajar bahkan takut dengan orang
dewasa. Mereka dapat dikategorikan sebagai kelompok yang menuntut layanan
bimbingan yang khusus.
2
1. Apa permasalahan yang dialami peserta didik ?
2. Apa dampak yang ditiimbulkan dari permasalahan yang dialami anak
didik tersebut ?
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang dialami anak didik
tersebut ?
Observasi ini bertujuan untuk melihat atau mengamati seefektif dan sejauh
mana layanan pada anak usia dini serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi
anak peserta didik tersebut.
Sesuai dengan tuntutan zaman serta kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi,
menghadapi tantangan untuk memeprsiapkan peserta didik yang bukan hanya
mengutamakan pengembangan kecerdasan intelektual saja tetapi juga menyadari
pentingnya aspek kecerdasan emosional dan kecerdasan moral yang harus
dipupuk sejak dini.
Selain itu, Observasi ini juga untuk memenuhi tugas mata kuliah BK AUD
dan mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di TK Kanisius.
BAB II
3
PEMBAHASAN
4
4. Visi :
Dengan semangat yang tinggi melalui proses pembelajaran bermain
sambil belajar dapat menumbuhkembangkan insan yang cerria, cerdas,
mandiri dan kreatif serta memiliki budi pekerti yang luhur dan
berwawasan nasional.
5. Misi :
5
(Gambar Uraian Tugas)
6
Fasilitas dan media pendukung proses pembelajaran TK Kanisius cukup
menunjang. Beberapa sarana dan prasarana yang ada di TK Kasih Ibu
antara lain :
1. Meja
2. Kursi
3. Papan tulis
4. Ayunan
5. Luncuran
6. TV
7. Lemari buku
8. Buku-buku ajaran
9. Gambar-gambar hewan dan tumbuhan
10. Contoh-contoh huruf
7
Foto profil sekolah
8
9
1.2. GAMBARAN MASALAH
10
g. Di benci teman
h. Tidak menyukai gurunya
i. Tidak sopan kepada gurunya
j. Sering berkelahi
k. Suka melanggar tata tertib sekolah
l. Suka membolos
m. Sering terlambat masuk kelas
n. Kurang minat mengikuti pelajaran
o. Sering tidak mengerjakan tugas
p. Tidak konsentrasi
q. Kurang mampu membaca,menghitung dan mengambar
r. Pendiam
s. Sulit berteman
t. Suka berbohong
u. Suka membantah perintah guru
11
LATAR DEPAN MASALAH
Latar depan ini sangat perlu di analisis untuk memperoleh gambaran apa
yang akan terjadi jika masalah yang di alami oleh peserta didik tidak segera
memperoleh bantuan. Akan timbul berbagai masalah seperti:
12
Beberapa usaha yang dapat di lakukan pihak sekolah kepada peserta didik agar
dapat terhindar dari maslah antara lain.
Menciptakan kondisi sekolah yang menyenangkan
Menciptakan iklim belajar mengajar yang menyenangkan
Menumbuhkan motivasi belajar yang kuat pada peserta didik
Menyediakan alat dan fasilitas yang memadai
Mengunakan media yang menarik dalam proses belajar mengajar
13
BAB III
ANALISIS
Data ini saya dapatkan dari wawancara saya dengan si wali kelas anak, ini
bersifat objektif sebab wali kelas anak juga membantu saya mewawancarai
orangtua wali sehingga saya tidak perlu mewawancarai lagi si orangtua anak,
berikut data-data si anak:
a. Gambaran Masalah
Keterangan tentang identitas Anak
No Induk :154617
Nama peserta didik
a. Nama lengkap : Fabio Patricio
b. Nama panggilan : Fabio
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Pontianak, 17 Maret 2010
Agama : Khatolik
14
Anak Ke : 1 (satu)
Tinggal Bersama : Orang Tua
2. Identitas Ibu
a. Nama : Susana Natalia
b. Tempat Dan Tanggal Lahir:Pontianak, 27 Desember 1975
c. Agama : Khatolik
d. Pendidikan Terakhhir : SMA
e. Pekerjaan : Rumah Tangga
f. Alamat
1. Jalan : Jl. Khatulistiwa No. 19
2. Desa /Kelurahan : Siantan Hilir
3. Kecamatan : Pontianak Utara
4. Kabupaten/ Kota : Kota Pontianak
5. Provinsi : Kalimantan Barat
g. No. Telphone / Hp : 089665319817
15
b. Tingkah Laku Bermasalah: Mempunyai sifat hiperaktif yang destruktif,
ingin menang sendiri, suka membuat keributan dikelas, suka memukul
teman-temannya atau bersikap kasar, kurang memperhatikan guru pada
saat menjelasankan materi yang di sampaikan, kurang berkonsentrasi.
Fabio merupakan putra pertama dari bapak Niko dan ibu Natali. Dan
Fabio sangat dimanjakan oleh orang tuanya sehingga apapun yang
dilakukannya dibiarkan dan segala apapun yang dipintanya dituruti. Hal
ini membuat Fabio menjadi bersikap semaunya seperti suka memukul
teman-temannya, membuat keributan, bersifat hiperaktif dan kurang
memperhatikan guru dan akhirnya sulit berkonsentrasi.
Seandainya anak ini tidak segera diatasi, akibatnya hingga dewasa nanti
anak ini akan sering bersikap kasar kepada siapapun, suka semaunya, dan
menjadi seorang profokator yang membuat keributan terus menerus.
d. Usaha pencegahan
Agar Fabio tidak terus-menerus bersikap kasar kepada siapapun, suka
semaunya, dan bersifat hiperaktif , saya mencoba menggunakan teknik
model konseling behavioral.
16
sepotong kue dari wali kelas. Jika dia tidak tertarik dengan tawaran kue,
maka guru atau wali kelas menaikkan kadar penghargaan. Jika masih tetap
tidak mau, maka guru wali kelas boleh bernegosiasi dengannya, apa yang
dimaunya akan dituruti, asalkan mau mengubah perilakunya.
Kedua: belajar mencontoh. Pada tahap ini guru contoh perilaku yang
bersikap lemah lembut (boleh secara langsung atau boleh mencontoh
teman-temannya yang lemah lembut) dan memintanya untuk
mempraktikkannya. Ketika Fabio telah menunjukkan perubahan perilaku
baru dari hasil mencontoh perilaku yang lemah lembut, maka guru
memberikan respons terapiutik agar perilaku tersebut bertahan dan
dilakukan terus menerus.
Ketiga: belajar kognitif: pada tahap ini, guru/wali kelas harus aktif dalam
memberikan instruksi-instruksi sederhana agar ia selalu berpikir untuk
memperbaiki perilakunya.
Keempat: belajar emosi: pada tahap ini, guru/wali kelasnya harus bisa
“menyentuh” sensitivitas emosional si Fabio. Sehingga ia bisa menyadari
secara emosi bahwa perilakunya selama ini adalah kasar, dan suka
semaunya, dan oleh sebab karenanya harus diubah menjadi perilaku yang
lemah lembut dan bisa menerima pendapat orang lain dan tidak semaunya.
17
3.2. ANALISIS ANAK KE-2
a. Gambaran Masalah
Keterangan tentang identitas Anak
No Induk : 154611
Nama Peserta Didik
a. Nama Lengkap : Clarenz Frisco Verhersio
b. Nama Panggilan : Frisco
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Dan Tanggal Lahir : Pontianak, 07 November 2010
Agama : Budha
Anak Ke : 2 (Dua)
Tinggal Bersama : Orang Tua
18
c. Agama : Budha
d. Pendidikan Terakhir : SMA
e. Pekerjaan : Swasta
f. Alamat
1. Jalan : Jl. Khatulistiwa No.19
2. Desa/Kelurahan : Siantan Hilir
3. Kecamatan : Pontianak Utara
4. Kabupaten/ Kota : Kota Pontianak
5. Provinsi : Kalimantan Barat
g. No. Telphone / Hp : 081257166998
2. Identitas Ibu
a. Nama : Verawati
b. Tempat Dan Tanggal Lahir:Pontianak, 07 November
c. Agama : Budha
d. Pendidikan Terakhhir : SMA
e. Pekerjaan : Rumah Tangga
f. Alamat
1. Jalan : Jl. Khatulistiwa No. 19
2. Desa /Kelurahan : Siantan Hilir
3. Kecamatan : Pontianak Utara
4. Kabupaten/ Kota : Kota Pontianak
5. Provinsi : Kalimantan Barat
g. No. Telphone / Hp : 081257166998 / 0561-883958
19
Frisko merupakan anak kedua dari bapak Herman dan ibu Vera. Karena
Frisco anak bungsu dari dua bersaudara, Frisco sangat manja terhadap
orang tuanya, dan jarang berkomunikasi dengan orang dewasa seperti guru
dan orang yang baru dikenalnya seperti saya. Dan Frisco merupakan anak
yang tidak suka dipaksa atau kerasi jika dikerasi Frisco tidak mau
melakukan apapun yang diperintahkan oleh guru, seperti berdo’a, belajar
mewarnai dan sebagainya.
Seandai anak ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan ia hingga
dewasa menjadi orang yang penakut, dan tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain seperti guru, dan keluarga yang jarang dilihatnya. Orang akan
beranggapan anak ini sombong pada hal tidak dan untuk mengajar anak
seperti ini harus lembut dan sabar agar bisa diterimanya.
e. Usaha pencegahan
Agar Frisko tidak terus menerus takut dengan orang dewasa, pendiam dan
pemalu, saya mencoba menggunakan teknik model konseling realitas.
20
Ketiga, guru/ wali kelas harus menolak alasan-alasan masa lalu yang di
kemukakan oleh Frisko. Sebab pengalaman masa lalu tidak dapat diubah.
Yang terpenting adalah memperbaiki perilaku saat ini dan yang akan
datang.
Keempat, meminta Frisko menilai apakah perilakunya rasional,
bertanggung jawab, dan realitas atau justru sebaliknya. Dan memastikan ia
menyimpulkan bahwa penolakan terhadap realitas adalah perilaku yang
tidak rasional, tidak bertanggung jawab, dan sebaliknya.
Kelima, setelah menyadari bahwa ia pemalu, pendiam dan takut kepada
orang dewasa dan meminta Frisko untuk merencanakan perubahan
perilaku, dari yang sebelumnya ia pemalu, pendiam dan takut kepada
orang dewasa menjadi tidak pemalu, tidak pendiam lagi dan berani
berbicara dengan orang dewasa selayaknya ia berbicara dengan ibu dan
ayahnya.
Keenam, setelah selesai perencanaan perubahan perilaku tersebut, maka
guru/wali kelas memintanya untuk mempraktikkan rencananya tersebut
secara riil dilapangan. Misalnya guru/wali kelas meminta Frisko
untukberpendapat tentang gambar yang di papan tulis dan menyapa orang
guru lain atau orang tua dari teman-temannya.
Ketujuh, jika dalam proses mempraktekkan rencana kan tersebut dan
Frisko mencari berbagai alasan, maka guru/wali kelas harus menolak
alasannya tersebut.
Kedelapan, walaupun Frisko gagal dalam rencana perubahan tingkah
lakunya, guru kelas tidak boleh menghukumnya karena dengan
menghukumnya, ia akan semakin takut kepada orang dewasa dan semakin
pendian dan pemalu.
21
TTL : 28 September 1959
Jabatan : Wali Kelas Si Anak
Jenis Kelamin : Perempuan
Mulai Bertugas: 14 Juli 2005
BAB IV
22
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setiap permasalahan pasti ada pemecahan permasalahannya termasuk pada
perilaku seperti permasalahan yang dialami oleh Fabio (hiperaktif yang
destruktif), dan Frisko (pendiam, pemalu dan takut dengan orang dewasa).
Karena jika sikap ini dibiarkan akan menyebabkan penyimpangan perilaku
berupa bersikap kasar kepada siapapun, suka semaunya, dan menjadi seorang
profokator yang membuat keributan terus menerus. Dan menjadi orang yang
penakut, dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain seperti guru, dan
keluarga yang jarang dilihatnya.
Anak seperti ini harus diatasi oleh konselor atau guru BK dengan teknik-
teknik tertentu sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik,
seperti model konseling behavioral dan model konseling realitas.
4.2. Saran
Dalam menangani anak yang mempunyai masalah seperti, suka memukul
teman, bersikap kasar, pendiam, pemalu dan takut kepada orang dewasa
hendaknya jangan menggunakan kekerasan dan melontarkan kata-kata yang
tidak tepat untuk anak usia TK, karena akan mengakibatkan penyimpangan
perilaku kedepannya. Tegur mereka dengan pelan (lemah lembut) dan beri ia
kepercayaan untuk melakukan sesuatu. Tangkap basah saat ia berbuat baik,
puji ia saat itu juga. Dan sebaiknya setiap TK memiliki minimal satu konselor
guru BK agar bisa menelusuri bakat, minat dan potensi anak sejak dini,
Menjaga keoriginalan anak (sifat unik), menyiapkan mental anak memasuki
SD, dan mengidentifikasi kemungkinan munculnya gangguan mental
dikemudian hari.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
23
(Saat Berdo’a)
24
(Proses belajar mengajar)
25
(Fabio mengikuti les)
26
(Frisko dan teman-teman memilih pensil warna)
27
( Saya bersama dengan kepala sekolah )
28