Anda di halaman 1dari 3

Nama : Izzatul Arhamy Malaka

Nim : 19010105055

Kelas : PIAUD B

Jawaban soal UAS

1. Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha
pemberian informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih
menekankan pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang
dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala
sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga
yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus
bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
2. 1.Faktor siswa yang memiliki masalah pada prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran
humanistik, reasoning yang tidak lengkap, intuisi yang salah, perkembangan kognitif,
kemampuan siswa dan minat belajarnya
2.      Faktor pengajar yang tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari bidang ilmu tertentu,
tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, dan relasi guru dengan siswa yang
tidak baik
3.      Faktor buku teks. Terdapat banyak buku yang penjelasannya salah, salah tulis terutama
dalam rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi untuk siswa, buku fiksi dan kartun sains
yang sering salah konsep karena alasan menariknya yang perlu.

3. Pengembangan profesionalitas guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan


meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan
pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.
4. Karena pada usia 3-6 tahun adalah masa dimana anak-anak mengalami periode sensitif maka
orang tua perlu memberikan rangsangan kepada anak, seperti kemampuan berbicara,
apabila anak tidak dirangsang dan dibantu maka mereka akan mengalami kesulitan pada
masa yang akan datang, mereka akan terlambat berbicara dari teman-teman mereka yang
lain. Tidak hanya rangsangan saja yang perlu orang tua lakukan kepada anak, orang tua juga
perlu memberikan motivasi kepada anak dan juga latihan yang dilakukan perlahan kepada
anak.
Menurut Maria Montessori kepekaan anak atau masa sensitif mereka tidak hanya mencakup
keteraturan lingkungan, objek-objek kecil,  tetapi juga aspek-aspek sosial yang turut
mempengaruhi. Jadi apabila lingkungan tidak memberikan dukungan kepada anak untuk
mengekspror hal-hal yang baru maka di dalam jiwa anak akan tertanam atau tidak ingin
mencobanya lagi, mereka sangat berbuat salah. Masa peka biasanya hanya muncul satu kali
dalam seumur hidup. Dan biasanya masa peka terjadi dimasa Usia TK (Prasekolah), dimana
pada masa ini anak-anak sedang sangat aktif-aktifnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.
Pada usia ini anak biasanya akan peka terhadap berhitung, menulis dan juga membaca. Dan
kepekaan tersebut muncul pada usia 3-6 tahun . tidak hanya peka terhadap berhitung,
membaca, dan menulis saja yang dirasakan anak, anak juga peka terhadapan nasehat yang
diberikan orang tua dan juga guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa masa peka anak adalah
masa yang perlu mendapatkan perhatian orang tua dan pendidik karena pada masa-masa
tersebut anak-anak mengalami tingkat keingin tahuan yang sangat tinggi akan segala
sesuatu.
5. 5. Alasan Pentingnya Mendampingi Anak Saat Menonton TV
1. Anak-Anak Mudah Meniru
Anak-anak merupakan peniru yang paling baik. Mereka dengan sangat mudah menyerap
kata-kata atau perbuatan yang didengar dan dilihatnya, serta kemudian ditirunya. Tak ada
masalah jika yang didengar, dilihat, lalu ditiru adalah hal-hal yang mendidik dan positif
terhadap tumbuh kembang anak. Menjadi persoalan dan berbahaya kalau yang ditiru adalah
hal-hal yang buruk.
Televisi sebagai media yang menggabungkan suara dan visual tentunya memikat hati anak-
anak untuk menontonnya. Padahal, tayangan-tayangan di televisi banyak yang tidak cocok
ditonton oleh anak-anak. Sebab itu, di sinilah letak pentingnya kehadiran orang tua
mendampingi anaknya ketika sedang menonton televisi.
Orang tua hendaknya memilih tayangan-tayangan yang sesuai dengan usia anak-anak. Selain
itu, sertakan alasan mengapa anak seusia mereka tidak boleh menonton tayangan tertentu,
karena anak kalau dilarang-larang, biasanya malah semakin mendekati dan penasaran.
2. Menjelaskan Program yang Sedang Ditonton Anak
Mendampingi anak saat sedang menonton televisi berisi sudah siap ditanya-tanya oleh anak-
anak Anda perihal tayangan yang sedang ditonton. Karena, ketika anak fokus menonton,
bukan berarti dia mengerti dan memahami alur cerita atau maksud isi dari sebuah tayangan
televisi. Anak-anak hanya tertarik dengan suara dan visual dari tayangan televisi, akan tapi
belum tentu mereka mengerti pesan moral yang ada dalam tayangan tersebut.
3. Anda Dapat Mengarahkan Anak Pada Tontonan Alternatif yang Mendidik
Dengan mendampingi sang anak saat menonton, berarti Anda sedang mengarahkan anak
pada hal-hal yang positif yang terdapat pada sebuah tayangan televisi.  Pendampingan ini
secara tidak langsung memberikan contoh ilmu yang positif pada sang anak melalui
tayangan televisi. Sehingga, yang terjadi anak tidak hanya menyerap informasi dari tayangan
televisi, melainkan mendapat penjelasan positif dari Anda sebagai orang tua.
6. Pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut perlu difasilitasi agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Salah satu layanan yang perlu dilakukan dalam membantu
perkembangan anak tersebut adalah kegiatan bimbingan dan konseling. Sebagai sebuah
layanan yang sifatnya membantu, bimbingan dan konseling merupakan bagian dari
keseluruhan kegiatan pendidikan selain kegiatan pengajaran dan pelatihan.
Kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak usia dini diarahkan untuk membantu anak
agar dapat bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah (Play Group, TK, TPA).
Misalnya, pada saat awal masuk sekolah umumnya anak-anak mengalami kesulitan
bersosialisasi maka dengan bantuan guru/pembimbing anak dikenalkan dengan teman-
temannya yang lain dalam
suasana yang menyenangkan, menggembirakan dan mengasyikkan. Kegiatan bimbingan dan
konseling untuk anak usia dini juga dilaksanakan sebagai upaya membantu anak-anak agar
dapat mengembangkan dan mengelola aspek afeksi anak. Misalnya, menumbuhkan
kecintaan terhadap lingkungan alam sekitar sekolah. Dalam kegiatan ini guru/pembimbing
bersama anak-anak menanam bunga bersama, memupuk tanaman, berwisata ke sawah dan
kebun untuk mengidentifikasi hewan hewan kecil, seperti semut, capung, jangkrik, ulat,
kupu-kupu. Upaya mengembangkan afeksi anak juga dapat dilakukan guru/pembimbing
dengan cara membiasakan berbagi kasih sayang dengan teman-teman. Seperti menjenguk
temannya yang sakit dan memberikan hadiah apabila ada temannya yang ulang tahun.
7. Adanya layanan bimbingan dan konseling  pada anak usia dini dilakukan untuk membantu
anak agar;Lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan
kesenangannya.Mengembangkan potensi yang dimiliki anakMengatasi kesulitan-kesulitan
yang di hadapi oleh anakMenyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk
kelembaga pendidikan pada jenjang  selanjutnya. bimbingan konseling yang dilakukan dapat
memberikan pandangan  maupun pengertian terhadap orangtua untuk;Membantu orangtua
agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individuMembantu orangtua dalam
mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga di
rumahMembantu orangtua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi anaknya
sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik, dan indranya.Memberikan informasi
kepada orangtua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.
8. faktor internal yang mempengaruhi kedisiplinan anak adalah faktor bawaan dan faktor
eksternalnya selain terlihat dari pola asuh orang tua, juga terlihat dari urutan kelahiran anak,
status ekonomi orang tua dan lingkungan sekitar anak.Kemudian faktor dominan dari kedua
faktor tersebut ialah faktor eksternal, dimana pola asuh orang tua sangat mempengaruhi
anak menjadi disiplin dan tidak disiplin.
9. untuk mengidentifikasi suatu masalah.
Menemukan dan masalah yang ada (Problem)Mengidentifikasi sumber permasalahan (Root
cause)Menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan (Problem Statement) yang
menjelaskan permasalahan yang sudah diidentifikasi Berikut ini adalah penjelasan yang lebih
mendalam mengenai ketiga proses identifikasi masalah yang sudah kita bahas secara singkat
diatas.Menemukan bahwa terdapat Masalah Proses paling penting dan yang pertama harus
dilakukan dalam identifikasi masalah adalah untuk menentukan apakah terdapat masalah di
suatu lokasi/fenomena. Jika ternyata terdapat suatu permasalahan, langkah selanjutnya
adalah menemukan semua masalah yang ada. Mengidentifikasi Sumber Permasalahan
Setelah mengetahui apa-apa saja yang menjadi masalah di suatu lokasi, kalian perlu untuk
mengidentifikasi sumber permasalahannya. Tahapan ini berguna untuk menentukan apa apa
saja yang menjadi akar masalah dari masalah yang sudah kalian temukan.
Menciptakan Kalimat Isu
Setelah kalian menentukan masalah apa saja yang ada di suatu wilayah beserta akar
masalahnya, kalian harus merangkainya menjadi kalimat identifikasi permasalahan yang
runut atau sering disebut sebagai kalimat isu.
Contoh Idenfitikasi Masalah
Pada kesempatan ini, kita akan mencoba mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada
daerah Subang. Perhatikan pola pikir dan langkah-langkah mengidentifikasi masalahnya ya.
Contoh ini diambil dari studio proses perencanaan program studi Perencanaan Wilayah
dan Kota ITB tahun 2018-2019.
Akuisisi Informasi
Langkah pertama yang dilakukan adalah akuisisi informasi untuk menentukan apa saja
permasalahan yang ada pada Subang. Disini, tim studio menggunakan studi-studi terdahulu,
dokumen perencanaan, dokumen pemerintahan (rkpd, lakip, dsb), serta media populer dan
media sosial untuk memetakan masalah apa saja yang ada di Subang.
10. Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu klien memilih kegiatan, atau program apa
dalam memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga.

Anda mungkin juga menyukai