Anda di halaman 1dari 16

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

NAMA : IZZATUL ARHAMY MALAKA

NIM : 19010105055

KELAS : PIAUD B

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

IAIN KENDARI
2020

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
karunianya sehinga penyusun dapat meneyelesaikan laporan hasil observasi yang
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan dan
penyuluhan.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan observasi ini, maka dari itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan
saran dari pembaca. penyusun berharap laporan hasil observasi ini dapat
bermanfaat dalam penambahan wawasan bagi pembacanya.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

ii Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................1
Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Permasalahan Anak...........................................................2
Jenis-Jenis Permasalahan Anak..........................................................2
Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum......................................2
Langkah-Langkah Dan Teknik Penanganan Masalah............................5
Permainan Untuk Menangani Permasalah Anak..................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...........................................................................................13
Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah
laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat
anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan
perkembangan anak idak hanya menghambat perkembangan emosi dan
sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual,
kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam
menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek
saja. Akan tetapi setiap permasalahan anak harus di analisis latar
belakang atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh yang
mempertimbangkan aspek biologis, sosio emosional serta aspek
kognitifnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja permasalahan-permasalahan anak usia dini?
2. Bagaimana solusi terhadap masalah yang dihadapi anak usia dini ?
3. Apa teknik penanganan permasalahan anak usia dini?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan anak usia dini.
2. Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi anak usia dini.
3. Untuk mengetahui teknik penanganan permasalahan anak usia dini.

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. PENGERTIAN PERMASALAHAN ANAK
Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan
anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim,
2006:9). Pada anak-anak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai
normal untuk usia tertentu juga sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah.
Perilaku bermasalah mungkin digunakan untuk mengidentifikasikan
membesarnya frekuensi atau intensitas perilaku tertentu sampai pada
tingkatan yang mengkhawatirkan (Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005).
Ada tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilaku itu
normatif atau bermasalah, yaitu kriteria statistik ratarata, kriteria sosial dan
kriteria penyesuaian diri.

B. JENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK


Dari beberapa jenis permasalahan psikis anak usia dini/ taman
kanakkanak pada kesempatan kali ini penulis mengungkapkan 4 psiko-sosial
antara lain permasalahan sosio-emosional, masalah agresivitas, masalah
kecemasan dan masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak usia dini/
taman kanak-kanak secara umum sebagian persoalan fisik dan psiko-sosial dll.

C. Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum


Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang biasanya
muncul pada anak usia dini/ taman kanak-kanak yaitu: 1. Gagap ( Stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar.
Wajar disini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak
tersendatsendat. Gejala yang sering diperlihatkan dengan gagap adalah
sering mengulang atau memperpanjang suara suku kata atau kata-kata, dan
sering terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu arus
irama bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena adanya pemaksaan
menggunakan tangan kanan pada anak kidal, nervous (gugup) biasanya
anak-anak yang cenderung introvert dan anak-anak yang kurang mampu

2
mengadakan hubungan intrepersonal dan sosial serta tidak percaya diri,
Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengan kecepatan berpikir.
2. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan para
orang tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhidar dari
hukuman, peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan
dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong, karena ingin dipuji,
karena imajinasinya
3. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar
maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan,
serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan,
sekolah, angin topan, dll.
a. Penyebab anak memiliki rasa takut :
1) Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi
cenderung punya rasa takut yang sama dengan anak yang berusia lebih
tua, demikian pula sebaliknya).
2) Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki
karena lingkungan sosial lebih menerima rasa takut perempuan). 3)
Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar
atau kurang sehat).
4) Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena
perlindungan yang berlebihan).
5) Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman
cenderung lebih penakut).
6) Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau
ibu yang takut.
7) Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil,
angina topan, bencana alam, dll.
8) pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti
; paksaan, hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar
batas.

3
b. Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik
1) Mendengarkan cerita anak
2) Lindungi dan hibur anak
3) Ajari kenyataan
4) Memberi hadiah
5) Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
6) Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa
takut namun ia harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara
dengan bicara pada diri sendiri).
7) Mendongeng

4. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul
pada seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
a. Penyebab anak pemalu
1) Keadaan fisik
2) Kesulitan dalam bicara
3) Kurang terampil berteman
4) Harapan orang tua yang terlalu tinggi 5) Pola asuh yang mencela

b. Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :


1) Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
2) Belajar bergabung melalui permainan
3) Mengajar cara mulai berteman
4) Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok

5. Hiperaktif

Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada


seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak
bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.. Sani

4
Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah
gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis
dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.

D. Langkah-langkah dan Teknik Penanganan Masalah

1. Langkah-Langkah Penanganan Masalah


Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan mengikuti
langkahlangkah sebagai berikut.
a. Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang
diperkirakan mengalami masalah.
b. Identifikasi masalah, yakni upaya mengetahui inti permasalahan
yang dihadapi anak.
c. Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik
serta faktor penyebab masalah yang dialami anak.
d. Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya
bantuan sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dialami.
e. Treatment, merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f. Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya
pemberian bantuan yang telah dilakukan serta kemungkinan
penggunaan langkah-langkah berikutnya.
2. Teknik Penanganan Masalah
Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untuk
menangani permasalahan anak yang berbeda-beda. Penggunaan suatu
teknik akan bergantung kepada karakteristik anak, jenis permasalahan,
kemampuan serta keterampilan pemberi bantuan, serta faktor
feasibilitasnya. Di antara berbagai teknik yang dapat dilakukan orang
tua dan guru untuk membantu menangani permasalahan anak adalah
sebagai berikut.
a. Latihan Permainan
b. Saran dan nasihat
c. Pengkondisian (conditioning)
d. Model dan peniruan (modeling and imitation)
e. Konseling

E. Permainan Untuk Menangani Permasalah Anak


1. Berlari dalam Ruangan

5
4-5 anak berlari membentuk lingkaran dan guru kemudian
memberi tanda akustik dengan memakai gendang, rebana atau tepuk
tangan berirama untuk menghentikan gerakan anak secara tiba-tiba,
kemudian anak secepat mungkin harus tengkurap.
Variasi Permainan:
a. Anak-anak kemudian dapat berlari mundur, lalu
dihentikan tiba-tiba juga dengan alat musik atau bunyi-bunyian.
b. Anak-anak dapat berkeliling dengan melompat atau
merayapdiiringi musik kaset atau bunyi-bunyian lain, kemudian
dihentikan tiba-tiba.
b. Materi permainan: Kaset, alat musik, gendang, rebana atau
alat musik lain atau segitiga pengaman.

Keterangan Mengenai Metode Pengajaran :


Pada awal permainan anak-anak masih akan mengalami
kesulitankesulitan untuk menghentikan gerakan mereka secara
mendadak waktu tanda akustik diperdengarkan dan sebagian anak
masih tetap berlari terus, tetapi lama kelamaan mereka bisa mengontrol
tubuh mereka dengan baik dan memusatkan perhatian mereka pada
tanda/aba-aba akustik yang diberikan.

2. Pengenalan Berbagai Bunyi


Macam-macam bunyi seperti anjing menggonggong, ayam
berkokok, burung berkicau, suara klakson mobil dll direkam kedalam
kaset dan kemudian diperdengarkan kepada sekelompok kecil anak dan
setiap anak bergiliran harus menebak bunyi apakah itu.
c. Variasi Permainan:
Suara dari guru-guru dan anak-anak dalam kelompok atau dari kelas
lain direkam dan kemudian diperdengarkan, lalu anak-anak menebak
suara siapakah itu?
d. Materi/Alat Permainan:Sebuah tape recorder , alat perekam
dan kaset

6
c. Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Permainan ini menyenangkan, bila dimainkan tidak terlalu lama,
karena bila kelamaan anak cepat menjadi bosan dan konsentrasinya bisa
terganggu.

3. Bermain dengan Menirukan Tingkah Laku dan Suara Binatang


Sekitar 4-5 anak berkumpul membentuk lingkaran dan duduk diatas
matras. Seorang guru berdiri di tengah dengan memakai topi penyihir dan
memegang tongkat sihir yang dihias sebelumnya. Satu persatu anak ditutup
dengan selimut dan sambil membentangkan tangannya dan tongkat
menyentuh kepala anak tsb, sambil berkata „Bim salabim, jadilah gajah“,
kemudian selimut diangkat, anak tsb menirukan tingkah laku gajah dan
bersuara seperti gajah. Kemudian pindah ke anak lain, melakukan hal yang
sama dan berkata:“Bim salabim, jadilah ayam“ dan anak tsb bertingkah
laku seperti ayam, sambil memperdengarkan suara ayam berkokok dstnya.
* Variasi Permainan:
Anak-anak juga bisa mengusulkan untuk menjadi binatang kesayangannya
seperti anjing, kuda ,burung, kucing dsbnya.
* Materi/Alat Permainan:
Matras. Sehelai selimut, topi penyihir dan tongkat sihir yang bisa dibuat
sendiri dengan hiasan kertas crep warna-warni.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Anak-anak yang menjadi berbagai binatang harus bergerak dan
mengeluarkan suara-suara sedemikian rupa menurut kemampuan
masingmasing anak dalam menirukannya. Dorongan untuk satu variasi
mengenai penampilan meniru tingkah laku dan suara satu jenis binatang
bagi seorang anak bisa didapat dengan memperhatikan gerak dan gaya
anak-anak sebelumnya ataupun gurunya, sebelum tiba gilirannya. Guru
wajib menuntun konsentrasi anak agar memperhatikan kelakuan
temannya itu, agar dia juga bisa menirukan dengan baik tingkah laku dan
suara binatang yang jadi pilihannya.

7
4. Memperdengarkan Suara Keras dan Suara Lembut
Sekelompok kecil anak terdiri dari 5 atau 6 anak duduk di lantai
sambil mengetuk-ngetuk kakinya ke lantai dengan keras, lebih keras dan
lebih keras lagi, kemudian beralih ke suara yang lembut, lebih lembut
dan lebih lembut lagi, sehingga hampir tidak kedengaran.
* Variasi Permainan:
- Lakukan seperti diatas , bertepuk tangan atau menepuk-nepuk lantai -
Berteriak keras, kemudian lembut, lalu lebih keras dan lebih lembut -
Memukul meja dengan keras dan lembut, lebih keras dan lebih lembut -
Dengan memainkan alat musik, lebih keras dan lebih lembut dstnya *
Materi/Alat Permainan: Meja, kursi, alat musik dan alat bunyi-bunyian
lain
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Anak-anak yang pemalu atau takut biasanya susah untuk berteriak
atau membuat ribut. Latihan ini justru baik untuk mereka, dan guru
tolong membujuk dan memotivasi mereka untuk mau ikut bermain.
Permainan ini juga sangat baik dilakukan sebelum menjalankan program
mewarnai, menggunting, menempel atau mengenal bentuk-bentuk dll
yang memerlukan konsentrasi dan ketenangan. Juga baik dilakukan pada
saat kebanyakan anak kelihatan kesal atau susah berkonsentrasi, terutama
pada hari Senin setelah berakhir minggu, anak sering kelelahan dan tidak
“mood” di Taman Bermain. Anak dapat berteriak keras dan lebih keras
lagi untuk menyalurkan agresifitasnya dan kemudian akan terlihat lebih
santai.
* Variasi Permainan Lain:
Guru membisikkan sesuatu ke telinga anak dan bertanya, apa anak
itu mengerti dengan mengulang kalimat yang dibisikkan itu. Kemudian
sebaliknya anak membisikkan satu kalimat kepada guru dan bertanya apa
yang baru saja dia bisikkan.

5. Permainan Akustik (Membuat Suara-Suara)

8
Berbagai macam alat yang mengeluarkan bunyi-bunyian yang
berbeda diberikan kepada sekelompok kecil anak yang terdiri dari 4-6
anak. Pastikan bahwa setiap anak mendapatkan instrument yang berbeda,
misalnya gendang, rebana, bel, satu ikatan kunci-kunci, klakson mobil,
satu ikatan kaleng-kaleng bekas, tutup panci dengan sendoknya dll.
Kemudian masing-masing anak mencoba sendiri suara-suara apa saja yang
bisa diperdengarkan dengan memainkan alat yang dipegangnya itu dan
kemudian alat itu ditukar dengan alat yang dipegang temannya dan dicoba
membuat nada-nada dengan alat musik yang dipegangnya tsb, demikian
seterusnya sampai mereka mencoba semua alat yang ada dan
bereksperimen membuat nada-nada.
* Variasi Permainan:
Dengan aba-aba yang diberikan guru semua anak bersama-sama
mencoba memainkan alat yang dipegangnya dan mengusahakan untuk
membuat bunyi-bunyian berirama membentuk satu konser. Pantunpantun
dan lagu-lagu pendek dapat pula diajarkan untuk dinyanyikan dengan
iringan musik dan instrument mereka. Cobalah terus berulangulang
dalam beberapa minggu sampai satu waktu bisa menjadi satu konser
sungguhan.
* Materi/Alat Permainan:
Semua instrument yang mengeluarkan buny-bunyian seperti
gendang, rebana, xylophon, segitiga pengaman, bel, satu bundel
kuncikunci, kincringan, klakson mobil, kaleng-kaleng kosong, tutup
panci dll. * Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Untuk mencoba alat-alat yang ada sampai bisa membentuk irama
tertentu, anak-anak memerlukan beberapa hari dan ini harus dijadwalkan
dalam susunan pelajaran harian.Barulah sesudah anak-anak menguasai
alat tsb dengan baik variasi permainan dengan membentuk konser dengan
membawakan lagu tertentu dapat dilaksanakan. Dalam hal ini peran guru
dalam membimbing anak sangat penting.

9
6. Menebak Bunyi-Bunyian
Bunyi-bunyian atau suara-suara yang sebelumnya telah diperkenalkan
kepada anak-anak akan dimainkan oleh guru dibelakang punggungnya
atau dibalik gorden. Anak-anak harus menebak nama alat yang
dibunyikan tsb. Atau bisa juga mata anak ditutup dengan sehelai kain dan
satu alat musik dimainkan, kemudian dia menebak alat apa itu. * Variasi
Permainan:
1. Satu anak bersembunyi dan memperdengarkan bunyi dari alat
musiktertentu yang dipegangnya dan
anak lain menebaknya.
2. Jam weker disembunyikan di bawah bantal dan anak-anak mencariasal
suaranya.
* Materi/Alat Permainan:
Semua alat yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian seperti pada
permainan sebelumnya dan sapu tangan.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Instrument seperti misalnya gendang dapat dibunyikan untuk digunakan
sebagai daya tarik anak, mengajak mereka bermain di ruang terbuka atau
memotivasi mereka untuk melompati rintangan-rintangan yang dipasang
misalnya.

7. Bermain: Dimana Rumahku?


Setiap anak berdiri di dalam rumahnya masing-masing, di tengah sebuah
ban bekas, atau ditengah tali berwarna yang membentuk lingkaran atau di
tengah hola-hop. Dengan mengikuti suara gendang atau rebana yang
dimainkan guru atau suara kaset anak-anak mulai keluar dari rumahnya
itu dan berlarian mengelilingi ruangan. Melalui aba-aba dari guru atau
pada waktu musik distop, anak-anak mencari rumahnya dan duduk
kembali di tengah-tengah rumahnya masing-masing. Anak-anak harus
benar-benar mengenali rumahnya , apakah melalui warna atau bentuknya.
Untuk memudahkan pengenalan rumahnya kembali, anak bisa

10
meletakkan barang kesayangannya seperti boneka, dompet dll di
rumahnya itu.
* Variasi Permainan:
Berkunjung ke rumah teman: Bermain peran dengan mengetahui
caracara berkunjung ke rumah teman.
* Materi/Alat Permainan:Ban bekas, tali berwarna, hola hop.Permainan-
permainan tsb diatas tidak hanya digunakan dalam menterapi anak-
anak ADD/ADHD saja, tetapi juga dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan konsentrasi anak pada umumnya dan
mengarahkan perhatian anak pada satu tugas tertentu melalui bermain
dengan suara-suara atau bunyi-bunyian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak usia dini sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang- orang
disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak
usia dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar
tidak menganggu perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses
bimbingan dan arahan saat anak usia dini/ taman kanak-kanak mengalami
masalah bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam
menjalani kehidupan selanjutnya.
B. Saran
Diharapkan orang tua atau lingkungan yang terdekat terus melatih
perkembangan dan mengawasi permasalahan yang terjadi pada anak agar
anak merasa terlatih dan terawasi. Di utamakan kebiasaan yang dilakukan
anak selalu dalam pengawasan orang tua.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Dra. Rosmala Dewi, M.Pd. Berbagai Masalah Anak Taman


Kanak-kanak. Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. Jakarta
2005
2. Dr. Martini Jamaris, M.Sc. Ed. Perkembangan dan Pengembangan
Anak Usia Taman Kanak-kanak. Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005
3. Rini, Nurmaidah.2012. “Tahapan Perkembangan Bahasa Anak”
[Online] Tersedia : http://nurmaidahrini.blogspot.com/2012/08/tahap-
perkembangan-bahasaanak.html
diakses tanggal 25 September 2017 jam 10.45

12
13

Anda mungkin juga menyukai