Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN TEMATIK UNTUK ANAK USIA DINI

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pembelajaran yang


Dibimbing Oleh Bapak Achmad Sya’dullah,S.Psi,M.Pd

Oleh:
Azizah 0131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


INSTITUT ILMU KEISLAMAN ZAINAL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah

yang berjudul “Pendidikan Tematik untuk Anak Usia Dini” dengan lancar dan sebagaimana

adanya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi

Pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dan harapan penulis

semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi almamater dan semua pihak.

Probolinggo ,............................

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pembelajaran Tematik............................................................................................. 3
2.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini ................................................ 4
2.3 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini ................................ 5
2.4 Kelebihan dan Kekurangan dalam Pembelajaran Tematik ...................................... 7
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 9
3.2 Saran ...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini sebagai jenjang yang paling dasar menjadi pondasi kuat
untuk memaksimalkan tumbuh-kembang anak supaya mampu hidup mandiri serta
bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Melihat demikian penting peranan PAUD, maka
sudah seharusnya setiap guru menyadari tugas utamanya yaitu mendidik dan mengasuh
anak usia dini serta membekali diri dengan kecakapan sebagai pendidik. Guru harus
meyakini bahwa hakikatnya semua anak kreatif dan menjadi tugas guru untuk menjaga dan
mengembangkan kreativitas tersebut.
Sedangkan, model pembelajaran merupakan suatu desain yang menggambarkan
proses secara rinci dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak
berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri
anak itu. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud No 137 Tahun 2014
dalam Bab I tentang Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 13 menyatakan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antar-anak, antara anak dan pendidik atau guru dengan melibatkan
orangtua, serta sumber belajar pada suasana belajar dan bermain di satuan program
seperti PAUD.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu (learning by doing). Dalam model pembelajaran ini, seorang guru perlu
mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan
belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antarmata-pelajaran akan
membentuk skema, sehingga anak akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik akan sangat membantu anak
dalam memahami nilai dan dapat membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan
tahap perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik).
Menurut Diyenti dan Suryana (2013), pembelajaran tematik merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi
sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai
konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga
peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema
yang tersedia.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, maka kita sebagai guru perlu memahami hal
yang sangat dibutuhkan oleh sang anak dan kita sangat perlu tahu bagaimanakah
pendekatan tematik dalam proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pembelajaran tematik?

2. Apa saja karakteristik pembelajaran tematik anak usia dini?

3. Bagaimana prosedur pelaksanaan pembelajaran tematik anak usia dini?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tematik?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis
dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah
model pembelajaran terpadu menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas,
2006; 5). Menurut Sutirjo dan Malik (2004:6), menyatakan bahwa pembelajaran tematik
merupakan suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau
sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada beberapa hal yang perlu
dilaksanakan yang meliputi tahap perencanaan, yakni : pemetaan standar kompetensi yang
mencakup penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar, menentukan tema,
identifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator, menetapkan jaringan
tema, penyusunan silabus, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok
mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi kompetensi dasar,
materi pokok pembelajaran kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2007 : 25).
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam
membangun kompetensi peserta didik, antara lain: 1) Pembelajaran tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman
langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya. Teori pembelajaran ini
dimotori para tokoh psikologi Gestalt, termasuk piaget yang menekankan bahwa
pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan
anak. 2) Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau
merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi kebermaknaan belajar siswa.
Pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif.
Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan
dengan maksud sebagai uaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan,
terutama untuk mengimbangi padatnya kurikulum. Disamping itu, pembelajaran tematik
akan member peluang pembajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/
keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pelajaran ini dapat dilihat dari aspek
proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

2.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini


Hendrick (dalam Aisyah 2008:2.5) mengemukakan bahwa pembelajaran melalui
tema membantu anak-anak mengembangkan semua pemikirannya secara langsung dalam
proses belajar mereka. Pembelajaran terpadu atau pembelajaran tema bagi anak usia dini
umumnya dan anak usia taman kanak-kanak khususnya, memiliki karakteristik yang khas
dibandingkan dengan pembelajaran lainnya. Menurut Depdiknas (2006:6), pendekatan
tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia dini
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertolak
dari minat dan kebutuhan peserta didik
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehinggah
hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik
e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya
f. Mengembangkan keterampilan social siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi,
dang tanggap terhadap gagasan orang lain.
Selain itu, sebagai bentuk pembelajaran untuk anak usia dini, pembelajaran dengan
pendekatan tematik memiliki karakteristik-karakteristik antara lain:

1. Berpusat pada siswa


Pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu
memberikan kemudahan- kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung.
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan manusia.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-
konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana siswa
berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai
dengan minat dan kebutuhannya.
Pembelajaran yang paling efektif untuk anak usia TK adalah melalui suatu kegiatan
yang konkrit dan pendekatan yang berorientasi bermain. Bermain dibutuhkan anak untuk
perkembangan berpikirnya. Patmonodewo (2003) mengatakan guru perlu menciptakan
lingkungan belajar yang memungkinkan anak dapat belajar sambil bermain atau bermain
sambil belajar secara efektif. Kegiatan pembelajaran sebaiknya berpusat pada anak.

2.3 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini


Prosedur pembelajaran tematik pada dasarnya mengikuti langkah-langkah
pembelajaran terpadu. Secara umum langkah-langkah tersebut mengikuti tahap-tahap
yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu :
a. Tahap perencanaan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap evaluasi
Berkaitan dengan itu maka prosedur model pembelajaran tematik dapat direduksi
dari berbagai model pembelajaran seperti model pembelajaran langsung, model
pembelajran kooperatif, maupun model pembelajaran berdasarkan masalah. Berikut ini
adalah langkah-langkah pembelajaran tematik :
1. Tahap perencanaan
1. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis ketempilan yang dipadukan.
Karasteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal, seperti contoh
yang diberikan oleh Fogarty (1991 : 28), untuk jenis mata pelajaran social dan
bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan social,
sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
1.1. Memilih kajian materi, standar komptensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan
dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu
unit pembelajaran
1.2. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi
keterampilan berpikir, keterampilan soasial, dan keterampilan
mengorganisir, yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
1.3. Merumuskan indikator hasil belajar
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang telah dipilih
dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah
penulisan : audience ( peserta didik ), behavior (perilaku yang diharapkan),
condition (media/alat), dan degree( jengjang/jumlah).
1.4. Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan
setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah
pembelajaran.
2. Tahap pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, meliputi:
1.1. Guru hendaknya tidak single actor yang mendominasi kegiatan
pembelajaran
1.2. Pemberian tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.
1.3. Guru perlu mengakomoditif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali
tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran.
Apabila pembelajaran tematik ini diimplementasikan di sekolah, aka nada beberapa
implikasi, baik bagi guru, sarana dan prasarana, dan pengaturan ruangan.
1. Guru akan dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan materi pembelajaran,
memilih kompetensi dari berbagai pelajaran, serta mengemas dan menyuguhkan mata
pelajaran jadi menarik, menyenangkan dan membuat siswa gembira
2. Siswa mesti mengikuti proses pembelajaran yang bisa memungkinkan bekerja secara
individu atau kelompok atau bahkan cara- cara klasik. Semua itu tergantung pada sejauh
mana kemampuan guru untuk mencari pilihan yang terbaik bagi siswa dalam mencari
metode pembelajaran. Yang terpenting bagi siswa bisa mengikuti pembelajaran secara
variatif.
3. Pelajaran tematik memerlukan sarana dan prasarana yang lebih kompleks.
Pembelajaran ini kadang memerlukan desain khusus maupun sumber belajar yang ada di
lingkungan yang siap di manfaatkan secara praktis. Pembelajaran ini memerlukan media
pembelajaran bervariasi untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep- konsep
yang abstak.
4. Pembelajaran tematik juga membutuhkan pengaturan ruangan. Pengaturan ruangan
itu meliputi, penyesuaian pengukuran ruangan dengan tema yang disajikan, pengaturan
bangku peserta didik yang sesuai dengan tema, kegiatan tak melulu di dalam ruangan,
tetapi juga bisa dilakukan di luar ruangan.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan dalam Pembelajaran Tematik


Menurut Kusnandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu sebagai
berikut :
1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan siswa
2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan pesrta didik.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan persoalan yang
dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan social melalui kerja sama.
6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Pembelajaran tematik disamping memiliki kelebihan sebagaimana dipaparkan diat
as, juga terdapat kekurangan-kekurangan yang ditimbulkan, yaitu :
1. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas
tinggi,keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani
untuk mengemas dan mengembangkan materi
2. Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa
yang baik dalam aspek intelegensi. Hal tersebut karena model pembelajaran
tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik (menjiwai),
kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan) dan kemampuan eksploratif dan
elaboratif (menemukan dan menggali).
3. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup
banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang
diperlukan.
4. Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek,
indikator, dan prosedur ) yang terpadu.
5. Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran
dalam proses pembelajarannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik
dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran Tematik ini
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajaran lebih
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat, dan kebutuhan siswa, Pembelajarn tematik agar berhasil dengan baik
dilakukan dengan menempuh tahapan perencanaan, penerapan, dan evaluasi.

3.2 Saran
Guru dan orang tua sebagai perancang, pelaksana, dan evaluator dalam proses
belajar anak memiliki peran yang sangat penting. Guru dan orang tua harus mampu
merancang pembelajaran yang dapat menarik minat belajar anak, dan melaksanakan
pembelajaran dengan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi anak untuk memperoleh
pengetahuan yang dibutuhkan. Misalnya dalam pelaksanaan puncak tema, guru dan orang
tua dapat memanfaatkannya sebagai kegiatan belajar bersama anak dengan kegiatan yang
menarik seperti, orang tua dan anak melakukan berkebun bersama, mengolah hasi kebun
menjadi kreasi atau olahan makanan yang mereka ciptakan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.(2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMEN) No. 58 Tahun 2006.


Jakarta: Depdiknas

Diyenti, Adella Kharisma dan Suryana, Dadan. 2013. Model Pembelajaran Tematik Anak
Usia Dini dalam Kurikulum 2013. Universitas Negeri Padang.
Fogarty, Robin (1991). The Mindfull School How to Integrate the Curricula. United States
Of America: IRI Skylight Training and Publishing, Inc. 1991
Kusnandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) da Persiapan Menghadapi Sertifikat Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai