Kalimah Thayyibah
Asmaul Khusna
1. Al Muhyi
Al Muhyi artinya Yang Maha Menghidupkan.
Allah memberi kehidupan pada bumi. Bumi yang semula kering dan tandus menjadi
subur dan ditumbuhi pepohonan.
Allah SWT berfirman dalam QS Al Fussilat/41 : 39 yang artinya
“dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya engkau melihat bumi itu kering dan
tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan diatasnya, niscaya ia bergerak dan
subur. Sesungguhnya (Allah) yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan
yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Jika kita meyakini sifat Al Muhyi, kita harus memelihara kelangsungan hidup
manusia. Kita berdosa besar jika menghilangkan hak hidup sesame manusia.
Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia berarti telah memelihara
kehidupan manusia seluruhnya.
2. Al Mumitu
Al Mumitu artinya Yang Maha Mematikan.
Rahasia kematian hanyalah milik Allah. Allah adalah satu-satunya zat Yang Maha
Mematikan. Allah mengetahui kapan kita mati, apa sebabnya, dimana dan kemana
setelah mati.
Ketika tiba kematian seseorang, tidak ada seorangpun yang dapat menghalanginya.
Saat Malaikat Izrail mencabut nyawa seseorang tidak ada seorangpun yang dapat
bersembunyi darinya.
3. Al Baqi
Al Baqi artinya Yang Maha Kekal.
Allah adalah zat yang kekal wujud-Nya.
Firman Allah QS Al Qasas/28: 28 yang artinya “ dan janganlah (pula) engkau
sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah..”
4. Al Basir
Al Basir artinya Yang Maha Melihat
Allah melihat semua amal yang kita kerjakan, walaupun tidak ada orang yang
melihat perbuatan kita, tetapi ingatlah bahwa Allah melihat apa yang kita kerjakan.
Firman Allah QS Al Hasyr/59: 18 yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan”.
1. Teguh Pendirian
Teguh pendirian berarti teguh apa yang menjadi pendapatnya.
Orang yang mempunyai sifat teguh pendirian tidak akan mudah terpengaruh oleh
orang lain. Orang seperti ini tidak suka mencari muka, atau mengorbankan
pendapatnya hanya menyenangkan orang lain.
Kebalikan dari sifat teguh pendirian yaitu niasa disebut plinpan.
Orang plinplan akan mudah merasa bimbang, orang seperti ini tidak yakin dengan
pendiriannya, bahkan ia akan mudah mengubah pendiriannya demi orang lain.
2. Dermawan
Dermawan yaitu orang yang dengan suka rela atau ikhlas memberikan bantuan.
Sifat dermawan merupakan sifat suka memberikan hak miliknya kepada orang lain
agar dapat dimanfaatkan tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
Manusia sebagai makhluk social selalu membutuhkan pertolongan orang lain karena
mereka hidup bertetangga.
a) Hidup bertetangga
Hadits Nabi yang artinya “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
maka hendaklah memuliakan tetangga”. (HR Muslim 67)
Orang-orang yang tinggal di sekitar rumah kita disebut Tetangga.
Kita harus menjunjung tinggi sikap tenggang rasa dengan tetangga. Tolong
menolong dalam kebaikan itu wajib hukumnya, apalagi tolong menolong dengan
tetangga.
Sabda Nabi “Tidaklah disebut mukmin orang yang kenyang sedangkan tetangganya
kelaparan.”(HR AL Bukhari).
b) Hidup Bermasyarakat
Kehidupan social dimulai dari yang paling kecil yaitu keluarga, tetangga,
masyarakat, bangsa dan Negara. Hidup bermasyarakat tidak dapat dihindari.
Adab dalam bermasyarakat antara lain
- Mengembangkan sikap toleransi dengan semua anggota masyarakat
- Menjaga hubungan baik dengan rajin bersilaturrahmi
- Mengikuti secara aktif dalam kegiatan social dilngkungan masyarakat tempat tinggal
kita.
- Menghindari perilaku-perilaku yang dapat menimbulkan permusuhan.
- Menunjukkan kemuliaan akhlak seorang muslim.
JIka kita mampu dan dapat menjaga hubungan baik dengan mansuia berrati kita
juga mampu menjaga hubungan baik dengan Allah.
MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
A. KIKIR
Kikir kebalikan dari dermawan.
Kikir atau bakhil yaitu enggan mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya kepada
yang berhak menerimanya. Padahal di dalam harta itu ada hak bagi orang fakir
miskin dan anak yatim. Maka orang yang bersifat kikir telah berkhianat kepada Allah,
karena ia tidak mau menunaikan amanat yang diberikan kepadanya; yaitu berupa
harta benda yang telah diterimanya.
Orang yang kikir atau bakhil hanya akan menemui kesukaran, dan terjerumus ke
dalam perbuatan dosa, menjadi sombong, congkak, serta cinta dunia yang
berlebihan
Menghindari sifat kikir
1. Mengingat-ingat bahwa harta yang kita miliki adalah titipan Allah
2. Mengingat akibat buruk yang timbul dari sifat kikir
3. Membiasakan diri member kepada orang lain walaupun sedikit
4. Melihat kehidupan orang miskin yang serba kekurangan
5. Mengingat pahala yang di dapat apabila kita bersifat dermawan
6. Sadar bahwa harta benda tidak akan kekal dan dibawa mati.
B. Serakah
SERAKAH yaitu sikap tidak puas dengan yang menjadi hak atau miliknya, sehingga
berupaya meraih yang bukan haknya. Setiap orang berpotensi bersikap serakah.
Ciri-ciri orang serakah antara lain :
Tidak mau berbagi atau pelit, selalu menginginkan bagian paling banyak, rakus
terhadap dunia, tidak peduli terhadap kepentingan dan penderitaan orang lain.
Agar terhindar dari sifat serakah antara lain
1. Membiasakan diri mensyukuri setiap pemberian dari Allah swt dan mansuia
2. Menanamkan dalam hati sifat qonaah
3. Tidak membanding-bandingkan nikmat yang dimiliki orang lain dengan diri sendiri
4. Mengingat azab Allah swt.
5. Tidak melupakan kehidupan akhirat yang lebih kekal atau abadi.
C. Kisah Qorun
Qorun bersifat kikir dan serakah. Ia tidak mau berzakat dan sedekah. Allah
membenamkan dirinya dan seluruh hartanya.